Lukas
|
Pasal 1. Sedangkan banyak orang sudah mencoba mengarang hikayat dari hal segala perkara yang menjadi yakin di antara kita, sebagaimana yang diserahkan kepada kita oleh orang, yang dari mulanya melihat dengan matanya sendiri dan menjadi pengajar Injil itu, maka tampaknya baik kepadaku pun, yang telah menyelidiki segala perkara itu dengan betul-betul dari asalnya, menyuratkan bagimu dengan peraturannya, hai Teopilus yang mulia, supaya engkau dapat mengetahui kesungguhan segala sesuatu yang diajarkan kepadamu. Pada zaman Herodes, raja negeri Yudea, adalah seorang imam, namanya Zakaria, yaitu daripada bahagian Abia; dan ia ada seorang isteri keturunan Harun, namanya Elisabet. Adapun keduanya itu taat kepada Allah, serta menurut segala firman dan hukum-hukum Tuhan dengan tiada bercela. Tetapi mereka itu tiada beranak, karena Elisabet itu mandul, dan keduanya pun sudah sangat lanjut umurnya. Maka berlakulah tatkala ia memegang pekerjaan imam di hadapan Allah menurut peraturan gilirannya, bahwa ia terkena undi, menurut pekerjaan imam, akan masuk ke dalam Bait Allah membakar kemenyan. Maka segenap perhimpunan kaum itu ada sembahyang di luar pada ketika membakar kemenyan itu. Maka kelihatanlah kepada Zakaria seorang malaekat Tuhan terdiri di sebelah kanan tempat persembahan membakar kemenyan itu. Lalu Zakaria pun terkejut memandang dia, serta datang ketakutan atasnya. Tetapi berkatalah malaekat itu kepadanya, "Janganlah takut, hai Zakaria, karena permohonanmu sudah diluluskan, dan isterimu Elisabet itu akan beranakkan bagimu seorang anak laki-laki, maka hendaklah engkau menamai dia Yahya. Dan akan jadi kesukaan dengan sukaria bagimu, serta banyak orang akan menyukakan kelahirannya. Karena ia akan menjadi besar kepada pemandangan Tuhan, dan tiada ia akan minum air anggur atau minuman yang keras; dan ia akan penuh dengan Rohulkudus daripada rahim ibunya. Maka ia akan mengembalikan banyak orang bani Israel kepada Allah, Tuhannya itu. Dan ialah yang akan berjalan di hadapan Tuhan dengan roh dan kuasa Elias, akan membalikkan hati segala bapa kepada anak-anaknya dan orang ingkar kepada perasaan hati orang yang benar; dan akan menyediakan suatu kaum yang lengkap bagi Tuhan." Maka kata Zakaria kepada malaekat itu, "Bagaimanakah hamba hendak mengerti perkara ini? Karena hamba sudah tua, dan isteri hamba pun sudah sangat lanjut umurnya." Maka malaekat itu menjawab, serta berkata kepadanya, "Aku inilah Jibrail, yang berdiri di hadapan Allah, dan Aku disuruhkan mengatakan kepadamu, serta menyampaikan kabar kesukaan ini. Ingatlah, engkau akan menjadi kelu dan sekali-kali tiada dapat berkata-kata sehingga sampai kepada hari hal ini berlaku kelak, oleh sebab engkau tiada percaya akan perkataanku, yang akan disampaikan pada ketikanya." Maka orang banyak itu pun ternanti-nantilah akan Zakaria, serta sangat heran sebab ia lambat di dalam Bait Allah itu. Maka tatkala ia keluar, tiadalah ia dapat berkata-kata lagi dengan mereka itu; maka sudahlah mereka itu mengetahui bahwa Zakaria telah terpandang suatu penglihatan di dalam Bait Allah; lalu ia berisyarat berulang-ulang kepada mereka itu, langsunglah kelu. Setelah genap hari pekerjaannya itu, pulanglah ia ke rumahnya. Kemudian daripada itu hamillah Elisabet, isterinya itu, lalu menyembunyikan dirinya lima bulan lamanya, serta berkata, "Sedemikian inilah perbuatan Tuhan kepadaku pada masa Ia menilik aku, hendak menghilangkan maluku kepada orang-orang." Pada bulan yang keenam, maka malaekat Jibrail itu disuruhkan Allah ke sebuah negeri di Galilea, yang bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang laki-laki bernama Yusuf, keturunan Daud; maka nama perawan itu Maryam. Maka malaekat itu pun datanglah kepadanya, serta berkata, "Sejahteralah engkau, yang sudah beroleh anugerah! Tuhanlah beserta dengan engkau." Maka terkejutlah ia sebab katanya demikian, serta berpikir akan pengertian salam ini. Maka kata malaekat itu kepada Maryam, "Janganlah takut, hai Maryam! Karena engkau sudah beroleh anugerah Allah. Sesungguhnya engkau akan hamil, dan beranakkan seorang anak laki-laki, maka hendaklah engkau namakan Dia Yesus. Maka Ia akan menjadi besar, dan Ia akan dikatakan Anak Allah Yang Mahatinggi; maka Allah, Tuhan kita, akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, nenek moyang-Nya itu. Maka Ia pun akan menjadi raja atas benih Yakub selama-lamanya, dan kerajaan-Nya itu tiada berkesudahan." Lalu kata Maryam kepada malaekat itu, "Bagaimanakah perkara ini boleh jadi, karena hamba belum mengetahui laki-laki?" Maka jawab malaekat itu serta berkata kepadanya, "Bahwa Rohulkudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau. Sebab itu juga Yang Kudus yang akan diperanakkan itu, kelak dikatakan Anak Allah. Sesungguhnya keluargamu, Elisabet, itu pun mengandung seorang anak laki-laki pada masa tuanya; maka sekarang ini sudah masuk bulannya yang keenam, yang dahulunya dikatakan mandul; karena tiap-tiap firman Allah, satu pun tiada yang mustahil." Maka kata Maryam, "Sesungguhnya, hamba ini hamba Tuhan; jadilah kiranya pada hamba sebagaimana katamu." Maka gaiblah malaekat itu daripadanya. Pada masa itu juga berangkatlah Maryam, serta pergi dengan segeranya ke pegunungan, ke sebuah negeri di tanah Yehuda; lalu masuklah ia ke dalam rumah Zakaria, serta memberi salam kepada Elisabet. Maka berlakulah tatkala Elisabet mendengar salam Maryam itu, meloncatlah kanak-kanak yang di dalam rahimnya itu, dan Elisabet pun penuh dengan Rohulkudus. Lalu ia pun berseru dengan nyaring suaranya, katanya, "Engkaulah yang berbahagia di antara sekalian perempuan, dan berbahagialah juga kandunganmu. Dari manakah jadi padaku, bahwa ibu Tuhanku datang berjumpa dengan aku? Karena sesungguhnya ketika tiba salammu itu ke telingaku, meloncatlah kanak-kanak itu di dalam rahimku dari sebab sukacitanya. Maka berbahagialah perempuan yang sudah percaya ini; karena barang yang dikatakan kepadanya daripada Tuhan akan disampaikan kelak." Maka kata Maryam, "Jiwaku megahkan Tuhan, dan rohku bersukaria akan Allah Juruselamatku. Karena Ia telah menilik akan kerendahan hamba-Nya; bahwa sesungguhnya daripada sekarang ini, sekalian bangsa akan mengatakan aku berbahagia. Karena Yang Mahakuasa telah mengadakan kepadaku perbuatan yang besar; maka kuduslah nama-Nya. Maka rahmat-Nya tetap turun-temurun atas segala orang yang takut akan Dia. Maka Ia menunjukkan perbuatan yang berkuasa dengan tangan-Nya; dan mencerai-beraikan orang yang berhati sombong. Ia menurunkan raja dari atas takhtanya, dan meninggikan orang yang rendah. Maka orang yang lapar dikenyangkan dengan kebajikan; dan orang yang kaya disuruh-Nya pergi dengan kosong. Ia menolong bani Israel hamba-Nya, mengenangkan rahmat-Nya, sebagaimana yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, yaitu Ibrahim dan benihnya selama-lamanya." Maka tinggallah Maryam bersama-sama dengan Elisabet sekira-kira tiga bulan lamanya, lalu ia pulang ke rumahnya. Maka Elisabet pun genaplah bulannya akan bersalin, lalu ia beranakkan seorang anak laki-laki. Maka orang sekampungnya dan kaum keluarganya mendengar, bahwa Tuhan sudah mengembangkan rahmat-Nya kepadanya; maka mereka itu pun bersukacitalah dengan dia. Maka pada hari yang kedelapannya datanglah orang menyunatkan kanak-kanak itu, serta hendak menamakan dia Zakaria menurut nama bapanya. Maka sahut ibunya serta berkata kepadanya, "Bukan begitu, melainkan ia akan dinamakan Yahya." Maka kata mereka itu kepadanya, "Tiada seorang pun dari antara kaum keluargamu yang bernama ini." Lalu mereka itu bertanya kepada bapanya dengan isyarat, apa namanya yang ia suka kanak-kanak itu dinamakan. Maka dipintanya suatu papan tulis, lalu dituliskannya demikian, "Yahyalah namanya." Maka mereka itu sekalian pun heranlah. Dengan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan memuji Allah. Maka datanglah ketakutan atas sekalian orang yang diam sekelilingnya, maka segala perkataan ini disiarkan orang pada seluruh pegunungan Yudea. Maka segala orang mendengar itu pun menyimpan di dalam hatinya, serta berkata, "Apakah kelak derajatnya kanak-kanak itu?" Karena tangan Tuhan ada beserta dengan dia. Maka Zakaria bapanya pun penuhlah dengan Rohulkudus, lalu bernubuat, katanya, "Segala puji bagi Allah, Tuhan orang Israel; karena Ia telah melawat kaum-Nya serta memberi penebusannya, dan membangunkan bagi kita suatu tanduk selamat di dalam isi rumah Daud hamba-Nya itu (seperti yang difirmankan-Nya dengan lidah segala nabi-Nya yang kudus, daripada permulaan dunia), yaitu kelepasan daripada musuh kita, dan dari dalam tangan segala orang yang membenci kita. Supaya Ia menunjukkan kasihan-Nya kepada nenek moyang kita, serta mengenang perjanjian-Nya yang kudus, yaitu sumpahan yang disumpahkan-Nya kepada Ibrahim, nenek moyang kita, meluluskan kita sehingga kita, terlepas daripada tangan musuh, beribadat kepada-Nya dengan tiada takut, dengan kesucian dan keadilan di hadapan-Nya seumur hidup kita. Adapun engkau ini, hai anakku, engkau akan dikatakan seorang nabi Allah Yang Mahatinggi, karena engkau berjalan di hadapan Allah menyediakan jalan-Nya, akan memberi pengetahuan akan hal selamat kepada kaum-Nya di dalam keampunan dosanya, sebab kemurahan rahmat daripada Tuhan kita, maka cahaya dari atas pun datang melawat kita, akan memberi terang kepada orang yang diam di dalam gelap dan bayang-bayang maut, akan menujukan kaki kita kepada jalan sejahtera." Maka kanak-kanak itu pun makin besarlah dan bertambah-tambah kuat rohnya; maka ia tinggal di padang belantara, sehingga sampai kepada masa ia menyatakan dirinya kepada orang Israel.
Pasal 2. Pada masa itu juga keluarlah suatu titah Kaisar Augustus, menyuruhkan menghitung segala manusia di seluruh kerajaan itu. Inilah pertama kali perhitungan manusia yang diperbuat tatkala Kirenius menjadi wakil pemerintah di benua Syam. Maka segala orang yang hendak dihitung itu pun masing-masing kembalilah ke negerinya sendiri. Demikian juga Yusuf keluar dari negeri Nazaret di jajahan Galilea ke negeri Daud yang bernama Betlehem, di jajahan Yudea, karena ia daripada suku dan keturunan Daud, supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maryam tunangannya yang sedang hamil itu. Tatkala mereka itu di sana, Maryam pun genaplah bulannya akan bersalin. Lalu bersalinlah ia akan seorang anak laki-laki, yaitu anak yang sulung; maka dibedunginya dengan kain lampin, dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tiada tempat bagi mereka itu di dalam rumah persinggahan. Maka di jajahan itu pun ada beberapa orang gembala, yang tinggal di padang menjaga kawan binatangnya pada waktu malam. Maka tiba-tiba terdirilah seorang malaekat Tuhan di sisinya, dan kemuliaan Tuhan pun bercahaya sekeliling mereka itu; lalu sangatlah takut sekaliannya. Maka kata malaekat itu kepada mereka itu, "Janganlah takut, karena sesungguhnya Aku memberitakan kepadamu suatu kesukaan besar yang akan jadi bagi segenap kaum; sebab pada hari ini sudah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus Tuhan itu, di dalam negeri Daud. Maka inilah tandanya bagimu: Kamu akan jumpa seorang kanak-kanak berbedung dengan kain lampin dan berbaring di dalam palungan." Maka sekonyong-konyong adalah beserta dengan malaekat itu beberapa banyak bala tentara surga, yang memuji Allah serta katanya, "Segala kemuliaan bagi Allah di tempat Yang Mahatinggi, dan sejahtera di atas bumi di antara orang yang diperkenan-Nya." Apabila segala malaekat itu kembali dari mereka itu ke surga, berkatalah gembala itu sama sendirinya, "Marilah kita pergi ke Betlehem melihat perkara yang sudah jadi itu, yang dinyatakan oleh Tuhan kepada kita." Maka mereka itu pun pergilah dengan segeranya, lalu dijumpainya Maryam dan Yusuf, dan kanak-kanak itu terbaring di dalam palungan. Apabila dilihatnya, lalu dimasyhurkannya firman yang disabdakan kepadanya dari hal kanak-kanak itu. Maka sekalian orang yang mendengar itu pun heranlah akan segala perkara yang dikatakan oleh gembala itu kepadanya. Tetapi Maryam menyimpan sekalian perkataan ini, sambil berpikir di dalam hatinya. Maka gembala itu pun kembalilah serta memuji dan memuliakan Allah, sebab segala perkara yang didengar dan dilihatnya, sebagaimana yang dikatakan kepadanya. Apabila genap delapan hari Ia bersunat, lalu disebut namanya Yesus, seperti yang dikatakan oleh malaekat, sebelum Ia dikandungkan di dalam rahim. Setelah sudah lepas pantang menurut Taurat Musa, maka dibawanya kanak-kanak itu ke Yeruzalem hendak menyerahkan Dia kepada Tuhan, seperti yang tersurat di dalam hukum Allah: Bahwa tiap-tiap anak sulung laki-laki yang mula-mula membuka rahim ibunya akan terserah kepada Allah, dan lagi hendak mempersembahkan korban, sebagaimana yang tersebut di dalam hukum Allah, yaitu: Burung tekukur sepasang, atau anak merpati dua ekor. Maka adalah seorang di Yeruzalem yang bernama Simeon. Adapun orang itu benar lagi takut akan Allah, serta menantikan penghiburan bagi bani Israel, maka Rohulkudus pun ada di atasnya. Maka sudahlah diturunkan wahyu kepadanya oleh Rohulkudus, bahwa tiadalah ia merasai mati sebelum dipandangnya Kristus Tuhan itu. Dengan kuasa Roh itu masuklah ia ke dalam Bait Allah, maka tatkala Yesus, kanak-kanak itu, dibawa masuk oleh ibu bapa-Nya hendak membuatkan Dia menurut hukum Taurat, lalu Simeon pun memangku Dia, serta memuji Allah, katanya, "Ya Tuhan, sekarang biarlah hambamu kembali dengan sejahtera menurut sebagaimana firman-Mu. Karena mataku telah melihat selamat yang daripada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan sekalian bangsa; yaitu suatu terang-menerang bercahaya kepada orang kafir, dan kemuliaan bagi kaum-Mu Israel." Maka bapa-Nya dan ibu-Nya pun heran akan barang yang dikatakan dari hal Dia; maka Simeon pun memberkati keduanya itu, serta berkata kepada Maryam, ibu-Nya, "Tengoklah, kanak-kanak ini ditentukan akan menjatuhkan dan membangunkan beberapa banyak orang Israel, dan akan menjadi suatu alamat yang dibantah. Maka suatu pedang akan menembuskan jiwamu sendiri, -- supaya ketara pikiran hati orang banyak." Maka ada pula seorang nabiah bernama Hanna, anak Panuil, daripada suku bangsa Asyir; maka ia sangat lanjut umurnya, dan ia bersuami tujuh tahun lamanya kemudian daripada masa ia menjadi perawan, dan ia sudah janda sehingga umurnya delapan puluh empat tahun; maka tiada ia meninggalkan Bait Allah, melainkan sembahyang dan puasa serta berdoa siang malam. Pada ketika itu juga datanglah ia mengucap syukur kepada Allah, serta mengatakan dari hal kanak-kanak itu kepada sekalian orang yang menantikan penebusan Yeruzalem. Setelah digenapkannya segala sesuatu yang wajib menurut hukum Tuhan, maka kembalilah mereka itu ke Galilea, yaitu negerinya sendiri Nazaret. Maka kanak-kanak itu pun makin besar dan bertambah kuat, dan penuhlah Ia dengan hikmat, dan anugerah Allah ada di atas-Nya. Maka tiap-tiap tahunlah ibu bapa-Nya pergi ke Yeruzalem pada masa raya Pasah. Tatkala umur-Nya dua belas tahun, naiklah mereka itu beraya menurut adat masa raya; serta lepas masa raya itu, tatkala keduanya berjalan pulang, maka tertinggallah Yesus, kanak-kanak itu, di Yeruzalem dengan tiada setahu ibu bapa-Nya; melainkan disangkanya Ia ada di antara orang yang berjalan sertanya, sehingga sampai sejauh sehari perjalanan, lalu dicarinya Dia di antara kaum keluarga dan kenal-kenalannya; tetapi sebab tiada dijumpainya, berbaliklah keduanya ke Yeruzalem mencari Dia. Lepas tiga hari, dijumpainya Dia di dalam Bait Allah sedang duduk di tengah-tengah guru-guru di situ, mendengar mereka itu bersoal jawab. Maka sekalian orang yang mendengar Dia itu pun tercengang-cenganglah akan pengetahuan dan jawab-Nya. Maka tercenganglah ibu bapa-Nya melihat Dia; lalu kata ibu-Nya kepada-Nya, "Hai anakku, apakah sebabnya Engkau berbuat demikian kepada kami? Tengoklah, bapa-Mu dengan aku mencari Engkau dengan bersusah payah." Maka berkatalah Ia kepada mereka itu, "Apakah sebabnya kamu mencari Aku? Tiadakah kamu ketahui, bahwa Aku wajib ada di dalam pekerjaan Bapa-Ku?" Tetapi ibu bapa-Nya tiada paham akan perkataan yang dikatakan-Nya itu. Maka pulanglah Ia sertanya, lalu tibalah di Nazaret; dan diturut-Nya perintahnya. Maka ibu-Nya menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya. Maka Yesus pun makin bertambah-tambah hikmat dan besar-Nya, dan makin diperkenan Allah dan manusia.
Pasal 3. Maka pada tahun yang kelima belas pada zaman Kaisar Tiberius tatkala Pontius Pilatus menjadi wakil pemerintah Yudea, dan Herodes menjadi raja Galilea, dan Pilipus, saudara Herodes, raja di jajahan Ituria serta Terakhonitis, dan Lisanias raja Abilene, pada zaman Hannas dan Kayafas menjadi Imam Besar, turunlah firman Allah kepada Yahya, anak Zakaria, di padang belantara; lalu datanglah ia ke seluruh jajahan keliling Sungai Yarden mengabarkan baptisan tobat, jalan keampunan dosa, seperti yang tersurat di dalam kitab Nabi Yesaya, bunyinya, "Suara orang yang berseru-seru di padang belantara: Sediakanlah jalan Tuhan, dan luruskanlah lorong-lorong-Nya. Tiap-tiap lembah akan ditimbun, dan tiap-tiap gunung dan bukit pun akan direndahkan; dan yang bengkok akan diluruskan, dan yang lekuk-lekak akan diratakan; dan sekalian manusia akan melihat selamat yang daripada Allah." Maka kata Yahya kepada orang banyak yang datang dengan maksud dibaptiskannya itu, "Hai benih ular, siapakah menunjukkan kepadamu jalan melarikan dirimu daripada kemurkaan yang akan datang kelak? Keluarkanlah olehmu buah-buahan yang berpadan dengan tobat, dan janganlah kamu mulai berkata di dalam hatimu sendiri: Bahwa Ibrahimlah bapa kita. Karena aku berkata kepadamu, bahwa Allah berkuasa menjadikan anak-anak Ibrahim daripada batu-batu ini. Sekarangpun sudah sedia kapak di akar pohon kayu; maka tiap-tiap pohon kayu yang tiada berbuah yang baik, ia itu akan ditebang dan dibuang ke dalam api." Maka orang banyak itu pun menanya dia, katanya, "Apakah juga wajib kami perbuat?" Maka ia menjawab serta berkata kepada mereka itu, "Orang yang menaruh dua helai baju, hendaklah memberi sehelai kepada orang yang tiada; dan orang yang menaruh makanan, hendaklah ia berbuat demikian juga." Maka datanglah juga orang pemungut cukai minta dibaptiskan serta berkata kepadanya, "Ya Guru, apakah yang wajib kami perbuat?" Maka katanya kepada mereka itu, "Janganlah kamu menuntut lebih daripada barang yang ditetapkan kepadamu." Maka ada beberapa laskar pula menanya dia, katanya, "Apakah yang wajib kami ini perbuat?" Maka katanya kepada mereka itu, "Jangan kamu merampas, dan jangan kamu membawa aduan yang palsu ke atas barang seorang pun; melainkan padalah kamu dengan gajimu." Tatkala kaum itu sedang menanti, serta berbicara di dalam hatinya tentang Yahya kalau-kalau ia ini Kristus, maka jawab Yahya serta berkata kepada sekalian orang itu, "Aku ini membaptiskan kamu dengan air, tetapi adalah kelak datang seorang yang lebih berkuasa daripadaku, maka menguraikan tali kasut-Nya pun aku ini tiada berlayak, Ialah akan membaptiskan kamu dengan Rohulkudus dan api. Nyirunya ada di dalam tangan-Nya; maka Ia akan membersihkan segenap tempat pengirik-Nya, lalu Ia mengumpulkan gandum-Nya masuk ke dalam lumbung, tetapi sekamnya akan habis dibakar-Nya dengan api yang tiada dapat dipadamkan." Maka dengan beberapa nasehat yang lain pula diberitakannya kabar kesukaan kepada kaum itu. Tetapi Herodes, raja seperempat negeri itu, yang dihardik oleh Yahya karena sebab Herodiah, isteri saudaranya, dan karena segala kejahatan yang diperbuat oleh Herodes itu, maka ditambahinya pula sekalian ini dengan menutup Yahya di dalam penjara. Maka berlakulah, tatkala segenap kaum itu dibaptiskan dan Yesus juga dibaptiskan sambil Ia berdoa, bahwa langit pun terbukalah; lalu Rohulkudus turun ke atas-Nya berlembaga seperti seekor burung merpati, maka suatu suara dari langit mengatakan, "Engkau inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mu juga Aku berkenan." Maka Yesus sendiri tatkala Ia mulai mengajar, umur-Nya sekira-kira tiga puluh tahun; maka pada sangka orang Ia itu anak Yusuf, anak Heli, anak Matat, anak Lewi, anak Malkhi, anak Yanna, anak Yusuf, anak Matatias, anak Amos, anak Nahun, anak Esli, anak Naggai, anak Maat, anak Matatias, anak Simai, anak Yusikh, anak Yuda, anak Yuana, anak Resa, anak Zorubabil, anak Syaaltiel, anak Neri, anak Malkhi, anak Adi, anak Kosam, anak Elmodam, anak Er, anak Yusa, anak Eliazar, anak Yorim, anak Matat, anak Lewi, anak Simeon, anak Yehuda, anak Yusuf, anak Yonan, anak Elyakim, anak Malia, anak Minna, anak Matata, anak Natan, anak Daud, anak Isai, anak Obed, anak Boaz, anak Sala, anak Nahsyun, anak Aminadab, anak Admin, anak Arni, anak Ezrom, anak Paris, anak Yehuda, anak Yakub, anak Ishak, anak Ibrahim, anak Tarah, anak Nahor, anak Sarukh, anak Ragau, anak Palik, anak Abir, anak Sala, anak Kainan, anak Arpaksad, anak Sem, anak Nuh, anak Lamekh, anak Metusalah, anak Enokh, anak Yarid, anak Mahlalel, anak Kainan, anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah.
Pasal 4. Maka Yesus pun, penuhlah dengan Rohulkudus, balik dari Yarden, lalu Roh itu membawa Dia ke padang belantara empat puluh hari lamanya, dicobai oleh Iblis. Selama itu suatu apa pun tiada dimakan-Nya. Setelah genap hari itu, Ia berasa lapar. Maka kata Iblis itu kepada-Nya, "Jikalau Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti!" Maka jawab Yesus kepadanya, "Adalah tersurat: Bahwa bukannya dengan roti sahaja manusia akan hidup." Maka Iblis pun membawa Dia ke kemuncak gunung, lalu memperlihatkan kepada-Nya segala kerajaan dunia ini sekejap ketika lamanya. Maka kata Iblis itu kepada-Nya, "Kepada Engkaulah hendak kuberikan kesemua kuasa ini dan kemuliaannya; karena semua itu terserah kepadaku, dan kepada barangsiapa yang kukehendaki, aku berikan. Sebab itu jikalau Engkau sujud menyembah aku, maka sekalian itu milik Engkaulah." Maka jawab Yesus serta berkata kepadanya, "Adalah tersurat: Bahwa wajiblah engkau sujud menyembah Allah Tuhanmu, dan beribadat hanya kepada-Nya sahaja." Maka dibawanya Dia ke Yeruzalem, lalu ditaruhnya di atas bubungan Bait Allah serta berkata kepada-Nya, "Jikalau Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah; karena telah tersurat: Bahwa Ia akan berfirman kepada malaekat-Nya dari hal-Mu, akan memeliharakan Dikau; dan malaekat itu akan menatang Engkau di tangannya, supaya jangan terantuk kaki-Mu pada batu." Maka jawab Yesus serta berkata kepadanya, "Adalah tersebut: Janganlah engkau mencobai Allah Tuhanmu." Setelah Iblis itu menggenapi segala pencobaan ke atas-Nya, lalu undurlah ia dari Yesus seketika lamanya. Kemudian baliklah Yesus ke Galilea dengan kuasa Roh; maka masyhurlah kabar-Nya di seluruh jajahan itu. Lalu Ia mengajar di dalam segala rumah sembahyang mereka itu, dan sekalian orang pun memuji Dia. Maka tibalah Ia di Nazaret, tempat Ia dididik; maka pada hari Sabbat masuklah Ia ke rumah sembahyang seperti biasanya, lalu berdiri hendak membacakan. Maka diunjukkan orang kepada-Nya kitab Nabi Yesaya. Setelah dibuka-Nya kitab itu, lalu dijumpai-Nya nas yang ada tersurat: Roh Tuhan ada di atas-Ku, sebab Ia sudah mengurapi Aku, akan memberitakan kabar kesukaan kepada orang miskin, dan menyuruhkan Aku mengabarkan kebebasan bagi orang yang tertawan, dan menyembuhkan penglihatan orang buta, melepaskan orang yang tertindih, dan mengabarkan tahun karunia Tuhan. Setelah ditutup-Nya kita itu, maka dipulangkan-Nya kepada khadim, lalu duduk; maka mata sekalian orang yang di dalam rumah sembahyang itu pun terlekatlah kepada-Nya. Maka mulailah Ia mengatakan kepada mereka itu demikian, "Pada hari ini isi kitab yang kamu dengar itu sudah sampai." Maka sekalian orang itu pun menyungguhkan Dia, serta heran akan perkataan yang elok keluar daripada mulut-Nya, sambil katanya, "Bukankah Ia ini anak Yusuf?" Maka kata Yesus kepada mereka itu, "Tak dapat tiada kamu akan mengatakan perumpamaan ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah dirimu sendiri; barang yang kami dengar Engkau perbuat di Kapernaum itu, perbuatlah juga di sini di dalam negeri-Mu sendiri." Dan lagi kata-Nya, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Tiadalah seorang nabi diindahkan di dalam negerinya sendiri. Tetapi Aku berkata kepadamu dengan sebenarnya, bahwa pada zaman Elias ada banyak janda di antara orang Israel, tatkala langit tertutup tiga tahun enam bulan lamanya sehingga datang bala kelaparan besar di seluruh tanah itu; tetapi Elias itu tiada disuruhkan kepada seorang jua pun, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarepta di tanah Sidon. Dan pada zaman Nabi Elisa ada banyak orang yang kena bala zaraat di antara orang Israel, dan tiadalah seorang pun ditahirkan, melainkan Naaman orang Syam itu sahaja." Maka sekalian orang itu pun sangatlah marahnya di dalam rumah sembahyang tatkala didengarnya perkataan yang demikian ini. Lalu berbangkitlah mereka itu menolakkan Yesus ke luar negeri serta membawa Dia ke kemuncak gunung di mana negerinya dibangunkan, hendak menjatuhkan Dia ke bawah. Tetapi lalulah Ia dari tengah-tengah mereka itu serta berjalan pergi. Langsung Ia turun ke Kapernaum, sebuah negeri di Galilea. Di situlah Ia mengajar orang pada hari Sabbat. Maka sangat heranlah mereka itu akan pengajaran-Nya itu, karena perkataan-Nya itu dengan kuasa. Adalah di dalam rumah sembahyang itu seorang yang dirasuk setan, maka berteriaklah ia dengan nyaring suaranya, katanya, "Ah, apakah kena-mengena kami dengan Engkau, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang mau membinasakan kamikah? Aku tahu siapa Engkau ini, yaitu Yang Kudus datang daripada Allah." Lalu Yesus menengking dia, kata-Nya, "Diam, keluarlah engkau daripada orang ini!" Maka setan itu pun menghempaskan orang itu di tengah-tengah orang banyak, lalu keluarlah setan itu dari dalamnya dengan tiada menyakiti dia. Maka tercengang-cenganglah mereka itu sekalian serta bertutur-tutur sama sendirinya, katanya, "Wah! Perkataan apakah ini? Karena dengan kuat kuasa diperintah-Nya setan itu sehingga keluar!" Maka masyhurlah kabar dari hal Yesus itu pada segala daerah jajahan itu. Maka bangkitlah Ia keluar dari dalam rumah sembahyang itu masuk ke dalam rumah Simon. Maka mak mentua Simon itu tengah demam sangat, lalu orang meminta Yesus menolong dia. Maka berdirilah Ia di sisinya melarangkan demam itu, lalu demam itu pun hilanglah; maka sekejap itu juga ia bangkit melayani mereka itu. Apabila matahari masuk, maka segala orang, yang ada padanya orang sakit dengan berbagai-bagai penyakit, membawa orang sakit itu kepada-Nya; maka Ia pun meletakkan tangan ke atas tiap-tiap orang itu, serta menyembuhkan dia. Maka setan-setan pun keluarlah daripada banyak orang itu, sambil berteriak, katanya, "Engkau inilah Anak Allah." Lalu Yesus melarangkan setan-setan itu berkata-kata, sebab diketahui oleh setan itu bahwa Ialah Kristus. Setelah hari siang, keluarlah Ia pergi kepada suatu tempat yang sunyi; maka orang banyak itu pun mencari Dia, lalu datang kepada-Nya, hendak menahan supaya jangan meninggalkan mereka itu. Tetapi kata Yesus kepada mereka itu, "Wajiblah juga kepada negeri lain pun Aku memberitakan kabar kesukaan dari hal kerajaan Allah; maka itulah sebabnya Aku disuruhkan." Maka Ia pun mengajarlah di dalam sekalian rumah sembahyang di Yudea.
Pasal 5. Tatkala orang banyak mengasak Yesus hendak mendengar firman Allah, sedang Ia berdiri di pantai Tasik Genesaret, maka dilihat-Nyalah dua buah perahu tertambat di tepi tasik itu; tetapi orang pemukat sudah turun dari perahu itu membasuh pukatnya. Maka naiklah Yesus ke dalam perahu yang sebuah, yaitu perahu Simon, lalu meminta dia tolakkan jauh sedikit dari darat. Maka duduklah Ia, lalu mengajar orang banyak dari perahu itu. Setelah sudah Ia berhenti bertutur, maka kata-Nya kepada Simon, "Bertolaklah ke tempat yang dalam, dan labuhkanlah pukatmu akan menangkap ikan." Maka sahut Simon, katanya, "Ya Rabbi, semalam-malaman kami berlelah, suatu pun tiada dapat; tetapi sebab perkataan Rabbi hamba melabuhkan pukat itu." Setelah dilabuhkan, dilengkungnya ikan terlalu banyak, sehingga koyaklah pukatnya itu. Maka mereka itu pun menggamit kawan-kawannya, yang di dalam perahu lain itu, supaya datang membantu; maka datanglah mereka itu, lalu diisinya sarat kedua buah perahu itu, sehingga hampir tenggelam. Apabila Petrus melihat hal itu, sujudlah ia pada lutut Yesus, katanya, "Ya Tuhan, tinggalkanlah kiranya hamba, karena hamba ini orang yang penuh dosa." Sebab tercengang-cenganglah ia beserta dengan orang-orang yang ada bersama-sama dengan dia, karena perolehan ikan yang didapatinya itu; demikian juga Yakub dan Yahya, anak-anak Zabdi, yang sepencarian dengan Simon. Maka kata Yesus kepada Simon, "Jangan takut, daripada sekarang ini engkau menjadi pemukat orang." Setelah perahu itu disadaikannya ke darat, maka mereka itu pun meninggalkan semuanya, lalu mengikut Yesus. Maka berlakulah tatkala Ia di dalam sebuah negeri, bahwa adalah seorang yang kena bala zaraat dengan dahsyatnya; apabila dilihatnya Yesus, maka sujudlah orang itu serta memohonkan kepada-Nya, katanya, "Ya Tuhan, jikalau kiranya Tuhan kehendaki, niscaya Tuhan dapat mentahirkan hamba." Lalu Yesus pun mengulurkan tangan-Nya serta menjamah dia, kata-Nya, "Aku kehendaki, tahirlah engkau!" Seketika itu juga bala zaraat itu pun lenyaplah. Maka berpesanlah Yesus kepadanya, "Jangan mengatakan kepada seorang jua pun, melainkan pergilah menunjukkan dirimu kepada imam, dan persembahkanlah persembahan karena ketahiranmu, seperti yang dipesankan oleh Musa, yaitu akan menjadi suatu tanda kepada mereka itu." Tetapi makin masyhurlah kabar-Nya; lalu berkerumunlah sekalian orang banyak itu, hendak mendengar Dia, dan meminta sembuhkan penyakit mereka itu. Tetapi Yesus menarik diri-Nya ke tempat yang sunyi, lalu berdoa. Tatkala Yesus mengajar pada suatu hari, adalah orang Parisi dan ahli Taurat duduk di situ, yang datang dari tiap-tiap kampung di tanah Galilea dan Yudea, dan dari Yeruzalem; maka kuasa daripada Tuhan telah ada kepada-Nya sehingga Ia menyembuhkan orang. Maka ada pula orang mengusung seorang yang sakit tepok di atas usungan; maka dicarinya jalan hendak membawa masuk dan meletakkan dia di hadapan Yesus. Tetapi sebab mereka itu tiada lulus membawa orang itu masuk karena orang bersesak, naiklah mereka itu ke atas atap rumah, lalu diulurkannya ke bawah usungan dari celah atap genting itu ke tengah-tengah di hadapan Yesus. Setelah Yesus nampak percaya mereka itu, berkatalah Ia, "Hai manusia, dosamu sudah diampuni." Maka ahli Taurat dan orang Parisi mulai berbicara, katanya, "Siapakah orang ini yang mengatakan hujat itu? Siapakah dapat mengampuni dosa kecuali Satu sahaja, yaitu Allah?" Tetapi sebab Yesus mengetahui pikiran mereka itu, maka Ia pun menjawablah serta berkata kepada mereka itu, "Apakah kamu berbicara di dalam hatimu? Yang manakah lebih mudah mengatakan: Dosamu sudah diampunikah, atau mengatakan: Bangunlah berjalan? Tetapi supaya kamu mengetahui, bahwa Anak manusia ada kuasa di dalam dunia ini mengampuni dosa," maka kata-Nya kepada orang yang sakit tepok itu, "Aku berkata kepadamu, bangunlah engkau, angkat tempat tidurmu, pulanglah ke rumahmu." Seketika itu juga bangunlah ia di hadapan mereka itu, lalu diangkatnya tempat tidur yang di atasnya ia berbaring itu, langsung berjalan pulang ke rumahnya serta memuliakan Allah. Maka tercengang-cenganglah mereka itu sekalian, lalu memuliakan Allah, dan menaruh ketakutan yang amat sangat, katanya, "Pada hari ini kami nampak suatu perkara yang ajaib." Kemudian daripada itu keluarlah Yesus pergi, lalu nampak seorang pemungut cukai bernama Lewi, sedang duduk di rumah pencukaian, maka kata-Nya kepada orang itu, "Ikutlah Aku." Maka ditinggalkannya semua, lalu bangun mengikut Yesus. Maka Lewi pun memberi Yesus suatu perjamuan besar di dalam rumahnya sendiri. Di sana ada amat banyak orang pemungut cukai dan lain-lain, yang duduk makan serta-Nya. Maka bersungut-sungutlah orang Parisi dan ahli Tauratnya kepada murid-murid Yesus, katanya, "Apakah sebabnya kamu makan minum dengan orang pemungut cukai dan orang berdosa?" Maka Yesus pun menjawab serta berkata kepada mereka itu, "Orang yang sehat itu tiada perlukan tabib, hanyalah orang yang sakit. Bukannya Aku datang memanggil orang yang benar, melainkan orang yang berdosa, supaya bertobat." Maka kata mereka itu kepada-Nya, "Murid-murid Yahya kerap kali puasa dan berdoa, sedemikian itu juga orang Parisi; tetapi murid-murid-Mu sendiri makan minum sahaja." Maka kata Yesus kepada mereka itu, "Bolehkah sahabat-sahabat mempelai itu disuruh puasa olehmu, selagi ada mempelai itu sertanya? Tetapi ada harinya kelak, yang mempelai itu diambil daripadanya, pada masa itu baharulah mereka itu akan puasa." Maka dikatakan-Nya pula suatu perumpamaan kepada mereka itu, "Bahwa seorang pun tiada yang mengoyakkan secarik kain daripada pakaian yang baharu, ditampalkan pada pakaian yang lama; jikalau sedemikian, yang baharu itu pun koyaklah, dan secarik yang baharu itu juga tiada berpadan dengan yang lama. Dan seorang pun tiada yang membubuh air anggur yang baharu ke dalam kerbat kulit yang lama; jikalau sedemikian, air anggur yang baharu itu kelak meletupkan kerbat itu, lalu air anggurnya itu pun tumpahlah, dan kerbat itu juga binasalah; melainkan air anggur yang baharu patutlah dibubuhkan ke dalam kerbat yang baharu. Maka tiada seorang pun yang minum air anggur yang lama, ingin akan air anggur yang baharu, karena katanya: Yang lama itulah sedap rasanya."
Pasal 6. Adalah pada suatu hari Sabbat sambil Yesus berjalan melalui ladang-ladang gandum, murid-murid-Nya pun memetik mayang-mayang gandum, digisarnya dengan tangan, lalu dimakannya. Tetapi berkatalah beberapa orang Parisi, "Apakah sebabnya kamu perbuat barang yang tiada halal pada hari Sabbat?" Maka jawab Yesus serta berkata kepada mereka itu, "Belumkah lagi kamu membaca barang yang diperbuat oleh Daud tatkala ia lapar dan segala orang yang beserta dengan dia? Di dalam hal ia sudah masuk ke dalam Rumah Allah, serta mengambil roti persembahan, lalu dimakannya, dan diberikannya juga kepada orang yang beserta dengan dia, yang tiada halal dimakan, melainkan oleh imam sahaja?" Maka berkatalah Yesus lagi kepada mereka itu, "Anak manusia itulah Tuhan atas hari Sabbat juga." Pada suatu hari Sabbat yang lain, masuklah Yesus ke dalam rumah sembahyang, serta mengajar; maka adalah di sana seorang yang mati tangan kanannya. Maka ahli Taurat dan orang Parisi pun mengintai, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabbat, supaya dapat menyalahkan Dia. Tetapi Ia sendiri mengetahui pikiran mereka itu, lalu berkatalah Ia kepada orang yang mati tangan itu, "Bangunlah engkau berdiri di tengah-tengah." Maka bangkitlah ia berdiri di tengah. Maka berkata pula Yesus kepada mereka itu, "Aku hendak bertanya kepadamu: Halalkah pada hari Sabbat berbuat baik atau berbuat jahat menyelamatkan nyawa atau membunuh?" Maka Yesus memandang sekeliling kepada mereka itu, lalu kata-Nya kepada orang itu, "Kedangkanlah tanganmu!" Maka dikedangkannya, lalu sembuhlah tangannya; maka mereka itu sekalian pun sangatlah geram, serta berunding sama sendirinya, apa yang patut mereka itu perbuat ke atas Yesus. Pada masa itu juga keluarlah Yesus pergi ke sebuah gunung akan berdoa; maka semalam-malaman itu berdoalah Ia kepada Allah. Setelah sudah hari siang, dipanggil-Nya murid-murid-Nya, dan dipilih-Nya dari antara mereka itu dua belas orang, yang digelarkan-Nya rasul, yaitu Simon, yang digelari-Nya Petrus, dan Andreas saudaranya, dan Yakub, dan Yahya, dan Pilipus, dan Bartolomius, dan Matius, dan Tomas, dan Yakub, anak Alpius, dan Simon yang digelar Zelotis, dan Yudas, anak Yakub, dan Yudas Iskariot, yang menjadi orang belot. Maka turunlah Yesus bersama-sama dengan mereka itu, lalu berdiri pada tempat yang rata, beserta dengan beberapa banyak murid-murid-Nya, dan terlalu banyak orang dari seluruh tanah Yudea dan dari Yeruzalem, dan dari pantai laut dekat Tsur dan Sidon, yang datang hendak mendengar Dia dan meminta sembuhkan penyakit mereka itu, dan orang yang dirasuk setan itu pun disembuhkan-Nya. Dan segala orang banyak pun bermaksud hendak menjamah Dia, sebab ada khasiat keluar daripada-Nya, sehingga disembuhkan-Nya mereka itu sekalian. Setelah sudah Ia mengangkat mata-Nya kepada murid-murid-Nya, lalu berkatalah Ia, "Berbahagialah kamu yang miskin; karena kamulah yang empunya kerajaan Allah. Berbahagialah kamu yang lapar sekarang ini; karena kamu akan dikenyangkan. Berbahagialah kamu yang menangis sekarang ini; karena kamu akan tertawa kelak. Berbahagialah kamu apabila orang membenci kamu, dan apabila orang mengasingkan kamu, dan mencela serta menghinakan nama kamu seolah-olah jahat, oleh sebab Anak manusia. Hendaklah kamu bersukacita melompat-lompat pada hari itu; karena sesungguhnya besar pahalamu di surga; sebab sedemikian itu juga diperbuat oleh orang tua-tuamu ke atas nabi-nabi. Tetapi, wai bagi kamu yang kaya, karena sudahlah dengan itu penghiburanmu. Wai bagi kamu, hai orang yang kenyang sekarang ini; karena kamu akan lapar kelak. Wai bagimu, yang tertawa sekarang ini; karena kamu akan berdukacita dan menangis. Wai bagimu, apabila kamu dipuji oleh sekalian orang, karena sedemikian itu juga telah diperbuat oleh orang tua-tuanya kepada segala nabi palsu. Tetapi kepada kamu ini yang mendengar, Aku berkata demikian: Kasihilah seterumu, dan perbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuki kamu; dan doakan orang yang mencercai kamu. Kepada orang yang menampar pipimu sebelah, berilah juga kepadanya pipi yang sebelah lagi; dan orang yang mengambil jubahmu, jangan ditegahkan mengambil bajumu lagi. Berilah kepada tiap-tiap orang yang meminta kepadamu; dan daripada orang yang mengambil barang-barangmu, jangan dituntut kembali. Maka sama seperti kamu suka orang akan berbuat padamu sedemikian itu juga hendaklah kamu berbuat kepadanya. Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah pahalamu? Karena orang yang berdosa pun mengasihi orang yang mengasihi dia. Dan jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepadamu, apakah juga pahalamu? Karena orang berdosa pun berbuat sedemikian itu juga. Dan jikalau kamu meminjamkan kepada orang yang kamu berharap akan menerima kembali daripadanya, apakah pula pahalamu? Karena orang yang berdosa itu pun meminjamkan kepada orang berdosa, akan menerima kembali sebanyak itu juga. Tetapi hendaklah kamu mengasihi seterumu, dan berbuat baik, dan memberi pinjam dengan tiada berharap akan menerima balik; maka berpahala besarlah kamu kelak, dan kamu akan menjadi anak-anak Yang Mahatinggi, karena Ialah murah kepada orang yang tiada syukur dan yang jahat. Hendaklah kamu berpengasihan sama seperti Bapamu juga berpengasihan. Dan janganlah kamu menuduh orang, niscaya kamu pun tiada akan dituduh; dan jangan menyalahkan orang, niscaya kamu pun tiada akan disalahkan; lepaskanlah, niscaya kamu pun akan dilepaskan. Berilah, niscaya kepada kamu pun akan diberi: Suatu sukatan yang betul, ditekan-tekan, dan digoncang-goncang sehingga melembak, akan diberi orang kepada ribaanmu, karena dengan sukatan yang kamu menyukat, akan disukatkan pula kepada kamu." Maka dikatakan-Nya pula kepada mereka itu suatu perumpamaan, kata-Nya, "Dapatkah orang buta memimpin orang buta? Tiadakah kedua-duanya pun akan jatuh ke dalam lubang? Seorang murid tiada lebih daripada gurunya; tetapi tiap-tiap murid yang sudah cukup pelajaran itu akan menjadi sama seperti gurunya. Apakah sebabnya engkau memandang selumbar yang di dalam mata saudaramu itu; tetapi balok yang di dalam matamu sendiri tiada engkau sadari? Bagaimana boleh engkau mengatakan kepada saudaramu itu: Hai Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang di dalam matamu itu, sedangkan engkau sendiri tiada nampak balok yang di dalam matamu? Hai munafik, keluarkanlah dahulu balok itu dari dalam matamu sendiri, kemudian baharulah engkau nampak terang akan mengeluarkan selumbar dari dalam mata saudaramu itu. Karena tiadalah pohon kayu yang baik, yang berbuahkan buah yang tiada baik, atau pohon kayu yang buruk, yang berbuahkan buah yang baik, sebab tiap-tiap pohon kayu dikenal daripada buahnya sendiri, karena daripada pokok duri tiada orang memetik buah ara, dan daripada semak duri tiada orang memetik buah anggur. Adapun orang yang baik, mengeluarkan barang yang baik daripada perbendaharaan hati yang baik; dan orang yang jahat, mengeluarkan barang yang jahat daripada perbendaharaan hati yang jahat; karena melimpah dari dalam hati melalui mulutnya. Apakah sebabnya kamu memanggil Aku: Tuhan, Tuhan! tetapi tiada kamu perbuat menurut perkataan-Ku? Tiap-tiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengar perkataan-Ku serta menurut, maka Aku hendak menyatakan kepadamu seumpama siapa ia, yaitu seumpama seorang yang mendirikan sebuah rumah, dan yang menggali sehingga dalam, lalu ditaruhnya alasan di atas batu; maka apabila tiba air bah serta arus menempuh rumah itu, tiadalah dapat menggerakkan dia, karena perbuatannya kukuh. Tetapi orang yang mendengar dengan tiada menurut, ialah seumpama seorang, yang mendirikan sebuah rumah di atas tanah dengan tiada beralasan; maka arus pun menempuh rumah itu, lalu segera robohlah, maka besarlah kerusakan rumah itu."
Pasal 7. Setelah Yesus menamatkan segala perkataan-Nya kepada pendengaran kaum itu, lalu masuklah Ia ke Kapernaum. Maka adalah seorang hamba penghulu laskar, yang amat disayangi oleh tuannya, sakit payah hampir mati. Setelah didengar oleh penghulu laskar itu dari hal Yesus, maka disuruhnya kepada-Nya orang tua-tua Yahudi, meminta Dia datang menyembuhkan hambanya. Apabila mereka itu sampai kepada Yesus, lalu dipintanya sangat-sangat kepada-Nya, serta berkata, "Layaklah ia ditolong Tuan, karena ia mengasihi bangsa kita, dan ialah yang mendirikan rumah sembahyang kita." Maka Yesus pun pergilah bersama-sama dengan mereka itu. Apabila mereka itu sudah dekat dengan rumah itu, maka disuruhkan oleh penghulu laskar beberapa sahabatnya pula kepada-Nya, mengatakan, "Ya Tuhan, janganlah bersusah, karena sahaya tiada layak dilawati oleh Tuhan ke dalam rumah sahaya; sebab itu rasanya, sahaya sendiri tiadalah berlayak datang kepada Tuhan, hanya katakanlah sepatah kata sahaja, niscaya hamba sahaya akan sembuh. Karena sahaya ini pun seorang yang di bawah perintah, dan di bawah perintah sahaya pula ada beberapa laskar; jikalau sahaya berkata kepada seorangnya: Pergilah, ia pun pergi; dan kepada yang lain pula: Marilah, ia pun datang; dan kepada hamba sahaya: Buatlah itu, maka dibuatnyalah." Apabila didengar oleh Yesus demikian, heranlah Ia akan dia; lalu berpaling kepada orang banyak yang mengikut Dia, kata-Nya, "Aku berkata kepadamu, di antara orang Israel sekalipun belum pernah Aku melihat iman yang sebegitu besar." Setelah pesuruh itu kembali ke rumah itu, lalu didapatinya hamba itu sudah sembuh. Kemudian daripada itu berjalanlah Yesus ke sebuah negeri yang bernama Nain; maka murid-murid-Nya dan sekalian orang banyak itu pun berjalanlah serta-Nya. Apabila Ia mendekati pintu negeri itu, adalah seorang mati diusung ke luar, yaitu anak maknya yang laki-laki tunggal; maka mak itu janda; dan ada pula banyak orang negeri itu beserta dengan dia. Serta Tuhan melihat perempuan itu, jatuhlah kasihan-Nya akan dia, lalu kata-Nya, "Janganlah engkau menangis." Maka dihampiri-Nya dan dijamah-Nya usungan itu, lalu orang yang mengusung itu pun berdirilah. Maka kata Yesus, "Hai orang muda! Aku berkata kepadamu: Bangkitlah!" Maka orang yang mati itu pun bangkitlah duduk, lalu mulai berkata-kata; kemudian diserahkannya kepada maknya. Maka ketakutanlah sekalian orang itu, lalu memuliakan Allah, katanya, "Seorang nabi yang besar telah terbit di antara kita, dan Allah telah melawat kaum-Nya." Maka masyhurlah kabar dari hal Yesus itu ke seluruh tanah Yudea dan segala jajahan sekeliling. Maka segala hal itu dikabarkanlah kepada Yahya oleh murid-muridnya. Maka Yahya pun memanggil dua muridnya, lalu menyuruh bertanya kepada Tuhan, "Engkau inikah yang akan datang itu, atau harus kami menantikan seorang lainkah?" Setelah sampai keduanya kepada Yesus, berkatalah mereka itu, "Yahya Pembaptis menyuruhkan kami kepada Tuhan, bertanya: Engkau inikah yang akan datang itu, atau harus kami menantikan seorang lainkah?" Pada ketika itu juga Yesus menyembuhkan banyak orang yang kena penyakit, dan bala dan setan, dan mengaruniakan penglihatan kepada banyak orang buta. Maka jawab Yesus serta berkata kepadanya, "Pergilah kamu, kabarkan kepada Yahya barang yang kamu tampak dan dengar; yaitu, orang buta celik matanya, orang timpang berjalan betul, orang yang kena bala zaraat ditahirkan, orang tuli sudah mendengar, orang mati dihidupkan, dan Injil diberitakan kepada orang miskin, maka berbahagialah orang yang tiada menaruh syak akan Daku." Setelah utusan Yahya itu pergi, maka mulailah Yesus bertutur kepada orang banyak akan hal Yahya, kata-Nya, "Apakah yang kamu pergi lihat ke padang belantara? Sebatang buluhkah yang digoyangkan oleh angin? Atau apakah yang kamu pergi lihat? Seorang yang memakai pakaian yang haluskah? Sesungguhnya orang yang berpakaian indah-indah dan hidup dengan lazatnya ada di dalam istana raja-raja. Atau apakah yang kamu pergi lihat? Seorang nabikah? Bahkan, Aku berkata kepadamu: Ada yang terlebih lagi daripada seorang nabi. Karena inilah dia yang tersebut halnya: Bahwa ketahuilah olehmu, Aku menyuruhkan utusan-Ku dahulu daripada-Mu, ialah menyediakan jalan di hadapan-Mu. Maka Aku berkata kepadamu, bahwa di antara segala orang yang dilahirkan oleh perempuan, tiadalah seorang pun yang lebih besar daripada Yahya; tetapi yang terkecil di dalam kerajaan Allah, itulah yang lebih besar daripadanya." Maka segenap kaum yang mendengar Dia, dan orang pemungut cukai itu pun menyungguhkan Allah di dalam hal mereka itu dibaptiskan dengan baptisan Yahya. Tetapi orang Parisi dan fakih menolakkan kehendak Allah atas dirinya sendiri, di dalam hal mereka itu tiada dibaptiskan oleh Yahya. "Dengan apakah gerangan hendak Aku umpamakan orang zaman ini, dan apakah hal yang seumpama mereka itu? Adalah mereka itu sama seperti budak-budak yang duduk di pasar, serta berseru seorang kepada seorang, katanya: Kami sudah meniup suling bagi kamu, tiada juga kamu menari; dan kami sudah meratap tetapi tiada juga kamu menangis. Karena Yahya Pembaptis sudah datang, tiada makan roti atau minum air anggur, maka katamu ia bersetan. Maka Anak manusia datang makan serta minum, maka katamu: Tengoklah seorang gelojoh dan peminum anggur sahabat orang pemungut cukai dan orang berdosa. Maka hikmat itu dibenarkan oleh sekalian anaknya." Adalah seorang Parisi menjemput Yesus makan bersama-sama dengan Dia. Maka masuklah Ia ke rumah orang Parisi itu, lalu duduk makan. Di dalam negeri itu adalah seorang perempuan berdosa; apabila diketahuinya bahwa Yesus tengah duduk makan di dalam rumah orang Parisi itu, maka dibawanya suatu buli-buli berisi minyak wangi. Maka berdirilah perempuan itu di belakang, dekat kaki Yesus sambil menangis, lalu mulailah ia membasahkan kaki-Nya dengan air matanya dan menyapu dengan rambutnya, lalu diciumnya kaki-Nya itu, serta diurapinya dengan minyak wangi. Tetapi apabila orang Parisi, yang menjemput Yesus, melihat hal itu, berkatalah ia di dalam hatinya, katanya, "Orang ini, jikalau Ia seorang nabi, niscaya diketahui-Nya siapa dan apa macamnya perempuan itu yang menjamah Dia, karena perempuan ini seorang berdosa." Maka Yesus sambil menjawab berkata kepadanya, "Hai Simon, ada satu perkara yang hendak Kukatakan kepadamu." Maka kata-Nya, "Ya Guru, katakanlah." "Adalah dua orang yang berutang kepada seorang yang meminjamkan uang; maka yang seorang berutang lima ratus dinar, dan yang lain lima puluh. Maka sebab pada mereka itu tiada pembayarnya, dilepaskannya kedua-duanya daripada utang. Sekarang yang manakah daripada dua orang itu akan terlebih mengasihi dia?" Maka sahut Simon, katanya, "Hamba sangka, orang yang dilepaskannya daripada utang yang terlebih banyak itu." Maka kata Yesus kepadanya, "Betullah sangkamu itu." Lalu berpalinglah Ia kepada perempuan itu serta berkata kepada Simon, "Engkau nampakkah perempuan ini? Bahwa Aku masuk ke rumahmu, tiada engkau memberi air akan pembasuh kaki-Ku, tetapi ia membasahkan kaki-Ku dengan air matanya, dan menyapu dengan rambutnya. Tiada engkau mencium Aku, tetapi perempuan ini semenjak Aku masuk tiada berhenti mencium kaki-Ku. Tiada engkau mengurapi kepala-Ku; tetapi perempuan ini mengurapi kaki-Ku dengan minyak wangi. Oleh sebab itu Aku berkata kepadamu, bahwa dosanya yang banyak itu diampunilah, karena kasihnya amat sangat; tetapi kepada orang yang diampuni sedikit, kasihnya juga sedikit." Lalu kata-Nya kepada perempuan itu, "Segala dosamu sudah diampuni." Maka orang yang duduk makan bersama-sama mulailah berkata di dalam hatinya, "Siapakah orang ini yang dapat juga mengampuni dosa?" Maka kata Yesus kepada perempuan itu, "Imanmu sudah menyelamatkan engkau, pulanglah engkau dengan sejahtera."
Pasal 8. Kemudian daripada itu, maka Yesus pun menjalani seluruh negeri dan kampung, serta memberitakan dan memasyhurkan kabar kesukaan dari hal kerajaan Allah, dan kedua belas murid itu ada bersama-sama dengan Dia, dan beberapa perempuan yang sudah disembuhkan-Nya daripada dirasuk setan dan berbagai-bagai kesakitan, yaitu Maryam yang disebut Magdalena, yang sudah keluar tujuh setan dari dalamnya, dan lagi Yohanna isteri Khuza, jurukunci Herodes, dan Susana, dan banyak perempuan lain-lain, yang membelanjakan hartanya sebab melayani Yesus serta murid-murid-Nya. Tatkala sekalian orang banyak berhimpun, dan dari tiap-tiap negeri pun orang datang kepada-Nya, lalu bertuturlah Ia dengan perumpamaan, "Adalah seorang penabur keluar hendak menabur benihnya; maka sedang ia menabur, ada separuh jatuh di tepi jalan, lalu dipijak-pijak orang, dan burung-burung dari udara pun makan sehingga habis benih itu. Ada separuh jatuh di atas batu; setelah tumbuh, layulah ia sebab tiada lembab. Ada juga separuh jatuh di tengah-tengah semak duri; maka duri itu pun tumbuh bersama-sama, serta membantutkan benih itu. Dan ada pula separuh jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh sehingga mengeluarkan buah seratus kali ganda." Sedang Ia berkata demikian ini, maka berserulah Ia, "Barangsiapa yang bertelinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar." Maka murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya apa arti perumpamaan ini. Maka Yesus pun berkatalah, "Bahwa kepada kamu diberi karunia mengetahui rahasia kerajaan Allah, tetapi kepada orang lain itu dengan perumpamaan, supaya dengan melihat jangan mereka itu nampak, dan dengan mendengar jangan mereka itu mengerti. Maka inilah arti perumpamaan itu: Adapun benih itulah Perkataan Allah. Maka yang di tepi jalan itu, ialah orang yang mendengar, kemudian datanglah Iblis mengambil Perkataan itu dari dalam hatinya, supaya jangan mereka itu percaya dan diselamatkan. Dan yang di atas batu itu, ialah orang, serta mendengar, menyambut Perkataan itu dengan sukacita; maka orang itu tiada berakar; mereka itu percaya untuk seketika sahaja, dan pada masa pencobaan undurlah mereka itu. Maka yang jatuh di tengah-tengah semak duri itu, ialah orang yang sudah mendengar, dan serta berjalan dibantutkan oleh kuatir dan kekayaan dan kesukaan dunia ini, maka tiadalah mengeluarkan buah dengan sempurnanya. Tetapi yang di tanah yang baik itu, ialah orang, yang sesudahnya mendengar Perkataan itu, berpegang teguh di dalam hati yang tulus dan baik, lalu mengeluarkan buah dengan bertekun. Tiadalah seorang pun memasang pelita, lalu menudung dengan suatu bekas, atau meletakkan di bawah katil; melainkan diletakkannya di atas kaki pelita, supaya orang yang masuk tampak terang itu. Karena suatu pun tiada yang tersembunyi, yang tiada dinyatakan kelak; atau tiadalah rahasia yang tiada akan diketahui, melainkan ketara kelak. Sebab itu beringatlah bagaimana kamu dengar; karena barangsiapa mempunyai sesuatu, kepadanya akan diberi lagi, dan barangsiapa yang tiada mempunyai sesuatu itu, daripadanya juga diambil barang yang disangkanya ada padanya." Maka datanglah kepada-Nya ibu dan saudara-saudara-Nya, tetapi mereka itu tiada dapat menghampiri Dia oleh sebab orang bersesak. Maka orang pun berkabar kepada-Nya dengan kata, "Ibu dan saudara Tuan berdiri di luar hendak berjumpa dengan Tuan." Tetapi jawab-Nya serta berkata kepada mereka itu, "Adapun ibu-Ku dan saudara-Ku, ialah, yang mendengar firman Allah serta menurut." Adalah pada suatu hari Yesus dengan murid-murid-Nya naik ke dalam sebuah perahu, lalu berkata kepada mereka itu, "Marilah kita menyeberang ke seberang tasik." Maka bertolaklah mereka itu. Tetapi sementara mereka itu berlayar, tertidurlah Ia, lalu turunlah angin ribut ke tasik itu, memenuhi perahu itu dengan air, sehingga nyaris bahaya. Maka datanglah mereka itu mendapatkan Yesus, serta membangunkan Dia, katanya, "Ya Rabbi, ya Rabbi, binasalah kita!" Maka bangunlah Ia sambil melarang angin dan gelombang itu; lalu berhentilah, menjadi teduh. Maka kata-Nya kepada mereka itu, "Di manakah imanmu?" Maka takutlah mereka itu serta heran sambil berkata seorang kepada seorang, "Siapakah Ia ini, yang memerintah angin dan air, sehingga menurut Dia?" Maka berlayarlah mereka itu sampai ke tanah orang Gerasa, yang berseberangan dengan Galilea. Setelah Ia naik ke darat, maka bertemulah dengan Dia seorang dari negeri itu, yang dirasuk setan; maka telah beberapa lama orang itu tiada berkain, dan tiada diam di dalam rumah, melainkan di kubur-kubur. Serta dilihatnya Yesus, maka berteriaklah ia serta sujud di hadapan-Nya sambil berkata dengan suara yang nyaring, "Apakah perkara aku kena-mengena dengan Engkau, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi; aku minta, janganlah Engkau menyiksakan aku." (Katanya begitu) sebab Yesus menyuruh setan itu keluar daripada orang itu; karena kerapkali setan itu mengharu dia; maka ia dirantai dan dibelenggu serta dikawal oranglah; tetapi segala rantai itu habis diputuskannya, lalu ia dihalaukan oleh setan itu ke tempat sunyi. Maka bertanyalah Yesus kepadanya, "Siapakah namamu?" Maka katanya, "Legion," karena banyaklah setan yang masuk ke dalamnya. Maka segala setan itu meminta Yesus supaya jangan disuruhkan-Nya masuk ke tempat yang tiada terduga dalamnya. Maka adalah di sana sekawan babi yang banyak sedang mencari makan di bukit; lalu setan itu pun meminta Yesus, supaya dibiarkannya masuk ke dalam babi itu; maka dibiarkan-Nyalah. Maka keluarlah setan itu daripada orang itu serta masuk ke dalam babi; maka terjunlah sekawan babi itu dari tempat yang curam ke dalam tasik, lalu mati lemas. Apabila penjaga babi itu pun melihat hal itu, berlarilah mereka itu, lalu dikabarkannya di dalam negeri dan di kampung. Maka keluarlah mereka itu pergi melihat barang yang berlaku itu, serta datang mendapatkan Yesus, lalu dijumpainya orang, yang setan sudah keluar dari dalamnya, duduk di kaki Yesus dan sudah berkain, dan dengan siumannya; maka takutlah mereka itu. Maka orang yang telah melihat hal itu menceriterakan kepada mereka itu, peri bagaimana orang yang dirasuk setan itu telah dipulihkan. Maka sekalian orang banyak dari seluruh jajahan Gerasa meminta Yesus undur daripada mereka itu, karena sangatlah besar ketakutan atasnya. Maka Yesus pun naik ke dalam perahu, lalu balik. Tetapi orang, yang daripadanya setan sudah keluar itu, meminta Yesus, supaya boleh bersama-sama dengan Dia; akan tetapi disuruh-Nya pulang, kata-Nya, "Pulanglah engkau ke rumahmu, lalu ceriterakanlah berapa besarnya hal yang diperbuat Allah bagimu." Maka orang itu pun pergilah, lalu memasyhurkan di seluruh negeri, berapa besar perbuatan Yesus kepadanya. Serta Yesus balik, maka Ia disambut oleh orang banyak, karena sekaliannya ada menantikan Dia datang. Maka datanglah seorang yang bernama Yairus, yaitu seorang penghulu rumah sembahyang; maka sujudlah ia pada kaki Yesus sambil memohonkan Dia datang ke rumahnya. Karena ada padanya seorang anak perempuan yang tunggal, kira-kira dua belas tahun umurnya, yang hampir mati. Sedang Yesus berjalan, maka orang banyak pun mendesak-desakkan Dia. Adalah seorang perempuan yang berpenyakit bulan sudah dua belas tahun lamanya, maka walaupun dihabiskannya hartanya kepada tabib, tetapi tiada dapat disembuhkan oleh seorang jua pun. Maka datanglah perempuan itu dari belakang menjamah kaki jubah Yesus; maka seketika itu juga terhentilah lelehan darahnya. Maka kata Yesus, "Siapakah yang menjamah Aku?" Setelah sekaliannya bersangkal, maka kata Petrus, "Rabbi, orang banyak mengimpit dan menyesak Rabbi." Maka kata Yesus, "Ada orang yang menjamah Aku, karena Kurasai suatu kekuatan sudah keluar daripada-Ku." Tetapi apabila perempuan itu tampak akan dirinya tiada dapat bersembunyi, datanglah ia dengan geletarnya, lalu sujud di hadapan Yesus sambil menyatakan di hadapan segenap kaum itu sebabnya ia menjamah Dia, dan peri bagaimana ia sembuh pada ketika itu juga. Maka kata Yesus kepadanya, "Hai anak-Ku, imanmu sudah menyembuhkan engkau, pergilah engkau dengan sejahtera." Di dalam Ia sedang berkata-kata, datanglah seorang dari rumah penghulu rumah sembahyang itu, katanya, "Anak Tuan sudah mati, janganlah menyusahkan Guru." Tetapi Yesus yang mendengar itu, menjawab kepadanya, "Jangan takut, percayalah sahaja, maka ia akan sembuh." Setelah Ia tiba di rumah itu, maka tiada diberi-Nya seorang pun masuk serta-Nya, melainkan Petrus dan Yahya dan Yakub dan bapa budak itu dengan ibunya. Maka orang-orang pun semuanya menangis dan meratapkan dia; tetapi kata Yesus, "Jangan menangis; bukannya ia mati, melainkan tidur." Maka mereka itu pun mentertawakan Dia, karena diketahuinya, bahwa ia sudah mati. Tetapi Yesus memegang tangan budak itu, lalu berseru, kata-Nya, "Hai anak perempuan, bangunlah!" Maka rohnya pun kembalilah pula, lalu bangunlah ia dengan segera; maka Yesus menyuruh memberi budak itu makan. Maka tercengang-cenganglah ibu bapanya; lalu Yesus berpesan kepada mereka itu jangan mengatakan hal itu kepada seorang jua pun.
Pasal 9. Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu diberi-Nya kuat kuasa atas segala setan, dan akan menyembuhkan berbagai-bagai penyakit. Maka disuruhkan-Nya mereka itu mengabarkan kerajaan Allah dan menyembuhkan orang sakit. Maka kata-Nya kepada mereka itu, "Jangan kamu bawa apa-apa pada perjalananmu; tongkat pun jangan, pundi-pundi pun jangan, roti pun jangan, uang pun jangan, berbaju dua pun jangan. Maka ke rumah mana jua pun kamu masuk, tinggallah di sana, dan dari situ pula kamu keluar. Maka seberapa banyak orang yang tiada menerima kamu, apabila kamu keluar dari negeri itu, kebaskanlah debu yang di tapak kakimu, akan menjadi suatu kesaksian pada mereka itu." Maka keluarlah mereka itu pergi ke seluruh kampung sambil memberitakan kabar kesukaan dan menyembuhkan orang sana sini. Maka kedengaranlah kepada Herodes, raja seperempat negeri, segala hal yang sudah jadi itu; maka bimbanglah ia sebab ada separuh orang mengatakan: Yahya sudah bangkit dari antara orang mati; dan ada juga separuh orang mengatakan: Elias sudah kelihatan; dan ada pula yang lain mengatakan, bahwa seorang dari antara nabi-nabi dahulu kala sudah bangkit. Maka kata Herodes, "Bahwa Yahya itu sudah kupancung kepalanya; tetapi siapakah gerangan orang ini, yang dari hal-Nya kudengar demikian?" Lalu dicarinya jalan hendak melihat Dia. Setelah kembali rasul-rasul itu, maka diceriterakannya kepada Yesus segala sesuatu yang diperbuatnya. Maka dibawa-Nya mereka itu serta-Nya undur berasing ke sebuah negeri yang bernama Baitsaida. Tetapi sedang orang banyak mengetahui akan hal itu, lalu mereka itu mengikut Dia; maka Yesus pun menyambut mereka itu, serta bertutur kepadanya dari hal kerajaan Allah sambil menyembuhkan orang yang berlayak disembuhkan. Maka hari pun hampir malam; lalu datanglah kedua belas murid itu berkata kepada-Nya, "Suruhkanlah orang banyak ini pulang, supaya mereka itu pergi ke kampung-kampung dan dusun-dusun yang sekeliling, akan menumpang dan mencari makanan, karena di sini kita di tempat yang sunyi." Tetapi kata Yesus kepada murid-murid itu, "Kamu berilah mereka itu makan." Maka kata murid-murid itu, "Tiadalah pada kami roti lebih daripada lima ketul, dan ikan dua ekor, kecuali kami pergi membeli makanan untuk kaum sebanyak ini." Karena ada kira-kira lima ribu orang laki-laki banyaknya. Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya, "Suruhlah mereka itu duduk bertumpuk-tumpuk, kira-kira lima puluh orang setumpuk." Maka diperbuat oleh murid-murid demikian, serta menyuruh duduk sekaliannya. Maka Yesus pun mengambil roti lima ketul, dan ikan dua ekor itu, lalu menengadah ke langit, serta memberkati dia, kemudian Ia memecahkan roti itu, dan memberikan kepada murid-murid-Nya, supaya mereka itu meletakkan di hadapan orang banyak itu. Maka makanlah sekaliannya sampai kenyang; lalu diangkat oranglah segala sisanya dua belas bakul penuh. Tatkala Yesus munajat, adalah murid-murid itu serta-Nya; maka bertanyalah Ia kepada mereka itu, kata-Nya, "Menurut kata orang banyak, siapakah Aku ini?" Maka sahut mereka itu, katanya, "Yahya Pembaptis"; tetapi ada yang mengatakan: "Elias"; ada pula yang mengatakan: "Bahwa seorang dari antara nabi-nabi dahulu kala sudah bangkit." Maka kata-Nya kepada mereka itu, "Tetapi kata kamu ini, siapakah Aku?" Maka sahut Petrus, katanya, "Kristus yang daripada Allah." Maka dipesankan-Nya amat sangat kepada mereka itu sambil melarang jangan mengatakan yang demikian kepada seorang jua pun, kata-Nya, "Bahwa wajib Anak manusia merasai banyak sengsara, dan ditolak oleh orang tua-tua dan kepala-kepala imam serta ahli Taurat, sehingga dibunuh, kemudian Ia bangkit pula pada hari yang ketiga." Maka kata-Nya kepada sekalian orang, "Jikalau barangsiapa hendak mengikut Aku, haruslah ia menyangkali dirinya serta menanggung salibnya tiap-tiap hari, lalu mengikut Aku. Karena barangsiapa yang hendak memeliharakan nyawanya, ia akan kehilangan nyawa; tetapi barangsiapa yang kehilangan nyawanya oleh karena Aku, ialah akan memeliharakan nyawa. Apakah untungnya kepada seorang, jikalau ia beroleh segenap dunia ini, tetapi dirinya sendiri hilang atau binasa? Karena barangsiapa yang malu mengaku Aku dan perkataan-Ku, maka Anak manusia itu pun malu mengaku dia, apabila Ia datang kelak dengan kemuliaan-Nya sendiri dan dengan kemuliaan Bapa-Nya dengan kemuliaan segala malaekat-Nya yang kudus. Dengan sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Ada beberapa orang yang berdiri di sini, yang tiada akan merasai mati sebelum dilihatnya kerajaan Allah." Sekira-kira delapan hari kemudian daripada perkataan itu, maka Yesus pun membawa serta-Nya Petrus dan Yahya dan Yakub, lalu naik gunung, hendak berdoa. Maka sedang Ia berdoa, berubahlah rupa muka-Nya, dan pakaian-Nya pun menjadi putih bersinar-sinar. Maka tiba-tiba adalah dua orang bertutur dengan Dia, yaitu Musa dan Elias, yang kelihatan dengan kemuliaan serta berkata-kata dari hal mati-Nya, yang akan digenapkan-Nya di Yeruzalem. Adapun Petrus dan orang yang sertanya itu pun mengantuklah amat sangat; tetapi setelah terjaga, dilihatnya kemuliaan Yesus dan kedua orang itu berdiri serta-Nya itu. Maka tatkala kedua orang itu hendak bercerai daripada-Nya, kata Petrus kepada Yesus, "Ya Rabbi, baiklah kita diam di sini; biarlah kami membuat pondok tiga buah, yaitu sebuah bagi Rabbi dan sebuah bagi Musa, dan sebuah bagi Elias"; tetapi tiadalah ia sadar akan apa yang dikatakannya itu. Maka sedang ia lagi berkata-kata demikian, datanglah sebuah awan menaungi mereka itu; maka takutlah mereka itu tatkala termasuk ke dalam awan itu. Lalu kedengaranlah suatu suara dari dalam awan itu mengatakan, "Inilah Anak-Ku yang terpilih. Dengarlah olehmu akan Dia." Serta kedengaran suara itu, maka ternampaklah Yesus seorang diri-Nya sahaja. Maka murid-murid pun diamlah, tiada diceriterakannya kepada seorang jua pun pada masa itu akan hal yang dilihatnya itu. Pada keesokan harinya tatkala mereka itu turun dari gunung itu, maka terlalulah banyak orang datang berjumpa dengan Yesus. Di antara orang banyak itu adalah seorang berseru, katanya, "Ya Guru, hamba mohonkanlah kiranya Tuan menengokkan anak hamba; karena ialah anak hamba yang tunggal. Ada suatu setan merasuk dia, tiba-tiba budak itu berteriak, dan setan itu menggoncang dia sehingga berbuih mulutnya, dan jarang ditinggalkannya dia, sehingga dirusakkannya belaka. Dan hamba sudah minta murid-murid Tuan membuangkan setan itu, tetapi tiada dapat." Maka jawab Yesus, kata-Nya, "Hai bangsa yang tiada percaya dan yang sesat ini, berapa lamakah lagi Aku beserta dengan kamu dan sabar akan kamu? Bawalah anakmu itu ke mari." Sementara ia lagi di jalan, maka ia dipontang-pantingkan oleh setan itu ke bawah, dan digoncangkannya amat sangat. Tetapi Yesus pun menengking setan itu, lalu memulihkan budak itu; maka diserahkan-Nya balik kepada bapanya. Maka tercenganglah sekaliannya akan kemuliaan Allah itu. Sementara orang sekalian lagi heran akan segala perkara yang diperbuat-Nya itu, berkatalah Ia kepada murid-murid-Nya, "Masukkanlah perkataan ini ke dalam telingamu, karena Anak manusia akan diserahkan ke tangan orang." Tetapi mereka itu tiada mengerti perkataan itu, karena ia itu tersembunyi daripada mereka itu, supaya arti perkataan itu jangan nyata kepada mereka itu; maka takutlah mereka itu menanya Dia atas perkataan itu. Maka timbullah suatu pikiran di dalam hati mereka itu: Siapakah yang terlebih besar di antara mereka itu. Tetapi sedang Yesus mengetahui akan pikiran hatinya itu, lalu diambil-Nya seorang kanak-kanak, didirikan-Nya di sisi-Nya, serta berkata kepada mereka itu, "Barangsiapa yang menyambut kanak-kanak ini atas nama-Ku, ialah menyambut Aku; dan barangsiapa yang menyambut Aku, ialah menyambut Dia yang menyuruh Aku; karena yang terlebih kecil di antara kamu sekalian, ialah yang besar." Maka sahut Yahya, katanya, "Ya Rabbi, kami sudah melihat seorang yang dengan nama Rabbi membuangkan setan; maka kami larangkan dia sebab tiada ia turut mengikut Rabbi." Tetapi kata Yesus kepadanya, "Jangan dilarangkan dia, karena barangsiapa yang tiada melawan kamu, ialah kawan kamu." Apabila hampir genap masanya Yesus dinaikkan ke surga, maka ditetapkan-Nya tujuan-Nya akan berjalan ke Yeruzalem, serta menyuruhkan beberapa pesuruh di hadapan-Nya. Maka pergilah mereka itu, lalu masuk ke dalam sebuah kampung orang Samaria akan menyediakan bagi-Nya tempat persinggahan. Tetapi tiadalah mereka itu menerima Dia, sebab perjalanan-Nya menuju ke Yeruzalem. Apabila murid-murid-Nya, yaitu Yakub dan Yahya, melihat hal itu, berkatalah mereka itu, "Maukah Tuhan, kami menyuruhkan api turun dari langit akan menghanguskan mereka itu?" Tetapi Yesus berpaling serta menghardik keduanya. Maka pergilah mereka itu ke sebuah kampung yang lain. Sedang mereka itu berjalan, berkatalah seorang kepada Yesus, "Hamba hendak mengikut barang ke mana Guru pergi." Maka kata Yesus kepadanya, "Bagi serigala ada lubangnya, dan bagi segala burung pun ada sarangnya, tetapi Anak manusia tiada bertempat hendak membaringkan kepala-Nya." Maka kata Yesus kepada seorang lain, "Ikutlah Aku." Tetapi kata orang itu, "Izinkanlah hamba pergi dahulu menguburkan bapa hamba." Tetapi kata Yesus kepadanya, "Biarlah orang mati menguburkan orangnya yang mati; tetapi engkau ini, pergilah memasyhurkan kerajaan Allah." Maka kata seorang yang lain pula, "Hamba hendak mengikut Tuhan; tetapi izinkanlah hamba pulang memberi selamat tinggal kepada seisi rumah hamba." Maka kata Yesus kepadanya, "Tiadalah seorang pun yang berpegang kepada tenggala serta menoleh ke belakang, berlayak bagi kerajaan Allah."
Pasal 10. Setelah itu, maka Tuhan pun menentukan tujuh puluh murid Maka kata-Nya kepada mereka itu, "Sungguhpun tuaiannya banyak, tetapi orang yang menuai itu sedikit sahaja; sebab itu pintalah kepada Tuhan yang empunya tuaiannya itu, supaya Ia menyuruh orang menuai ke tempat tuaiannya. Pergilah kamu! Ingat-ingat, Aku menyuruh kamu seperti anak domba di antara serigala. Jangan membawa pundi-pundi, atau tempat bekal, atau kasut; dan jangan memberi salam kepada barang seorang pun di jalan. Apabila kamu masuk ke rumah mana pun, hendaklah kamu berkata dahulu: Sejahteralah bagi rumah ini. Jikalau ada anak sejahtera di situ, maka sejahteramu itu pun akan tinggal tetap kepadanya; tetapi jikalau tiada, berbaliklah sejahtera itu kepada kamu. Di dalam rumah itulah kamu tinggal serta makan minumlah barang yang diberinya; karena tiap-tiap orang yang bekerja, niscaya mendapat upahnya. Janganlah kamu berpindah-pindah dari sebuah rumah ke sebuah rumah. Apabila kamu masuk ke negeri mana pun serta orang menerima kamu, makanlah barang yang dihidangkan bagimu, dan sembuhkanlah orang sakit di situ, serta katakan kepadanya: Kerajaan Allah sudah dekat dengan kamu. Apabila kamu masuk ke negeri mana pun, tetapi orangnya tiada menerima kamu, pergilah kamu ke luar ke jalan-jalannya, katakanlah: Debu negerimu yang lekat pada kaki kami itu pun, kami kebaskan kepadamu; akan tetapi ketahuilah olehmu, bahwa kerajaan Allah sudah dekat. Maka Aku berkata kepadamu, bahwa pada hari itu siksa negeri Sodom terlebih ringan daripada siksa negeri itu. Celakalah engkau, hai Khorazin! Celakalah engkau, hai Baitsaida! Karena jikalau di dalam Tsur dan Sidon sudah jadi segala mujizat seperti yang sudah berlaku di dalam kamu, tak dapat tiada sudah lama ia bertobat serta duduk berkainkan karung dan berabu. Tetapi siksa Tsur dan Sidon pada hari kiamat terlebih ringan daripada siksa kamu. Dan engkau, hai Kapernaum, engkau ditinggikan sampai ke langitkah? Sampai ke dalam alam maut engkau akan ditolakkan. Siapa yang mendengar kamu, ialah mendengar Aku, dan siapa yang menolak kamu, ialah menolak Aku; dan siapa yang menolak Aku, ialah menolak Dia, yang menyuruh Aku." Maka kembalilah ketujuh puluh murid itu dengan sukacitanya serta berkata, "Ya Tuhan, segala setan juga takluk kepada kami atas nama Tuhan." Maka kata Yesus kepada mereka itu, "Aku nampak Iblis jatuh seperti kilat dari langit. Ingatlah, Aku memberi kamu kuasa memijak ular dan kalajengking, dan kuasa atas segala kekuatan musuh; maka suatu pun tiada yang memberi bahaya kepadamu. Tetapi di dalam hal ini jangan kamu bersukacita, yaitu bahwa segala setan takluk kepadamu; melainkan bersukacitalah sebab namamu tersurat di dalam surga." Pada ketika itu juga bergemarlah Yesus di dalam Rohulkudus serta kata-Nya, "Ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, Aku memuji Engkau, sebab Engkau melindungkan perkara ini daripada orang budiman dan berpengetahuan dan menyatakan dia kepada anak-anak; ya Bapa, karena yang sedemikian itulah berkenan pada pemandangan-Mu. Segala sesuatu sudah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku, dan seorang pun tiada mengenal Anak itu, hanyalah Bapa sahaja, dan seorang pun tiada mengenal Bapa itu, hanyalah Anak sahaja, dan lagi orang, yang hendak dinyatakan kepadanya oleh Anak itu." Maka berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya sendiri, serta berkata, "Berbahagialah mata yang nampak barang yang kamu lihat. Karena Aku berkata kepadamu, bahwa banyaklah nabi dan raja ingin hendak melihat segala perkara yang kamu tampak ini, maka tiada mereka itu dapat melihatnya; dan hendak mendengar perkara yang kamu dengar ini, maka tiada mereka itu dapat mendengarnya." Adalah seorang fakih berdiri hendak mencobai Dia, katanya, "Ya Guru, apakah yang wajib sahaya perbuat, supaya menjadi waris hidup yang kekal?" Maka kata Yesus kepadanya, "Apakah yang tersurat di dalam kitab Taurat? Bagaimanakah engkau baca?" Maka jawabnya serta berkata, "Hendaklah engkau mengasihi Allah Tuhanmu dengan sebulat-bulat hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segala kuatmu, dan dengan sepenuh akal budimu, dan sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Maka kata Yesus kepadanya, "Betullah jawabmu itu. Perbuatlah demikian, niscaya engkau akan hidup." Tetapi orang itu hendak membenarkan dirinya, lalu katanya kepada Yesus, "Siapakah gerangan sesama manusia itu?" Maka ujar Yesus sambil kata-Nya, "Bahwa adalah seorang yang turun dari Yeruzalem ke Yerikho; maka jatuhlah ia ke tangan penyamun, yang merampas pakaiannya serta memukul dia, lalu pergi meninggalkan dia hampir mati. Kebetulan turunlah dengan jalan itu juga seorang imam; apabila dilihatnya dia, maka menyimpanglah ia melintas dia. Sedemikianpun seorang suku bangsa Lewi, apabila sampai ke tempat itu serta terpandang akan dia, maka menyimpanglah ia melintas dia. Tetapi seorang Samaria, yang sedang berjalan datang ke tempat ia terhantar; apabila terpandang akan dia, maka jatuhlah kasihannya, lalu ia menghampiri dia serta membebatkan lukanya, sambil menuang minyak dan air anggur ke atasnya; setelah itu ia pun menaikkan dia ke atas keledainya sendiri, lalu membawa dia ke rumah tumpangan, serta membela dia. Pada keesokan harinya dikeluarkannya dua dinar, diberikannya kepada tuan rumah tumpangan itu sambil katanya: Belakanlah dia, dan barang apa yang engkau belanjakan lebih daripada itu aku ganti, apabila aku datang kembali. Dari antara tiga orang itu yang manakah pada sangkamu, yang menjadi sesama manusia pada orang yang jatuh ke tangan penyamun?" Maka katanya, "Ialah yang menaruh belas kasihan kepadanya." Maka kata Yesus kepadanya, "Pergilah, dan engkau perbuatlah sedemikian itu juga." Maka sambil berjalan masuklah Yesus ke dalam sebuah kampung; maka adalah seorang perempuan bernama Marta menyambut Dia ke dalam rumahnya. Maka Marta itu ada seorang saudara perempuan bernama Maryam, yang duduk di ujung kaki Yesus, serta mendengar perkataan-Nya. Tetapi Marta itu bersibuk melayan, menghampiri Yesus serta berkata, "Ya Tuhan, tiadakah Tuhan hiraukan saudara sahaya membiarkan sahaya melayani seorang diri? Sebab itu suruhlah dia menolong sahaya." Maka Tuhan pun menjawab serta berkata kepadanya, "Marta, Marta, engkau bersusah-susah dan kuatir dari hal banyak; tetapi hanyalah satu sahaja yang perlu; karena Maryam sudah memilih bahagian yang baik, yang tiada akan diambil daripadanya."
Pasal 11. Adalah pada suatu tempat Yesus berdoa; apabila Ia berhenti, maka berkatalah seorang murid-Nya kepada-Nya, "Ya Tuhan, ajarlah kiranya kami berdoa, seperti Yahya juga mengajar murid-muridnya." Maka kata-Nya kepada mereka itu, "Apabila kamu berdoa, katakanlah: Ya Bapa, dipermuliakanlah kiranya nama-Mu; datanglah kerajaan-Mu; berilah kami tiap-tiap hari makanan kami yang secukupnya pada sehari; dan ampunilah kiranya segala dosa kami, karena kami pun mengampuni tiap-tiap orang yang berkesalahan kepada kami; dan janganlah membawa kami kepada pencobaan." Maka kata Yesus kepadanya, "Siapakah di antara kamu yang menaruh seorang sahabat, dan pergi kepadanya tengah-tengah malam sambil berkata kepadanya: Hai Sahabat, berilah aku meminjam roti tiga ketul, karena seorang sahabatku singgah dari perjalanannya kepadaku, maka suatu pun tiada padaku, yang hendak kujamukan dia. Maka sahabatnya itu pun akan menyahut dari dalam: Jangan menyusahkan aku, pintu itu sudah terkunci, dan anak-anakku ada bersama-sama dengan aku di tempat tidur, tiada boleh aku bangun, memberi engkau. Maka Aku berkata kepadamu, meskipun tiada ia bangun memberi dia sebab ia sahabatnya, tetapi oleh sebab ia meminta bertalu-talu, maka pada akhirnya ia bangun, lalu memberi dia seberapa banyak yang diperlukannya. Maka Aku ini berkata kepadamu pula: Pintalah, maka akan diberi kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah pintu, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena tiap-tiap orang yang meminta, ialah menerima; dan yang mencari, ialah mendapat, dan yang mengetuk pintu, baginyalah pintu akan dibukakan. Bapa yang manakah di antara kamu, jikalau anaknya meminta roti, memberi batu kepadanya? Atau jikalau ia meminta ikan, diberinya ular? Atau jikalau ia meminta telur, diberinya kalajengking? Sebab itu, jikalau kamu, yang jahat sekalipun, tahu juga memberi pemberian yang baik kepada anakmu, apatah lagi Bapamu yang di surga akan memberi Rohulkudus kepada orang yang memohonkan daripada-Nya." Pada suatu hari Yesus sedang membuangkan suatu setan yang kelu. Tatkala setan itu sudah keluar, maka orang kelu itu pun berkata-kata, lalu heranlah orang banyak. Tetapi adalah beberapa orang dari antara mereka itu mengatakan, "Bahwa orang ini membuangkan setan dengan pertolongan Baalzebul, penghulu setan itu." Ada pula lain orang mencobai Dia serta meminta kepada-Nya suatu tanda ajaib dari langit. Tetapi sebab Yesus mengetahui pikiran mereka itu, berkatalah Ia kepada mereka itu, "Bahwa tiap-tiap kerajaan yang berlawan-lawan sama sendiri, binasa kelak; dan tiap-tiap isi rumah yang berlawan-lawan sama sendiri itu tercampak. Dan jikalau Iblis berlawan-lawan sama sendiri, bagaimanakah gerangan kerajaannya berdiri? Karena katamu, dengan pertolongan Baalzebul Aku membuangkan setan. Tetapi jikalau Aku ini membuangkan setan dengan pertolongan Baalzebul itu, dengan pertolongan siapakah pula anak-anakmu itu dapat membuangkan dia? Sebab itu mereka itu juga akan menjadi hakimmu. Tetapi jikalau Aku dengan kuasa Allah membuangkan setan itu, niscaya kerajaan Allah telah datang kepadamu. Apabila seorang kuat, yang lengkap dengan senjatanya, menunggui istananya sendiri, maka miliknya pun selamatlah. Tetapi apabila seorang yang lebih kuat menyerangi serta mengalahkan dia, niscaya dirampasnya segala alat senjatanya yang diharapkannya itu, lalu dibahagi-bahaginya rampasan itu. Barangsiapa yang tiada masuk pihak Aku, ialah melawan Aku; dan barangsiapa yang tiada mengumpulkan beserta dengan Aku, ialah mencerai-beraikan. Apabila setan sudah keluar dari dalam orang itu, ia menjalani tempat yang tiada berair serta mencari perhentian, dan tiada didapatinya, lalu katanya: Aku hendak pulang ke rumahku, yaitu ke tempat yang aku sudah tinggalkan. Maka apabila ia tiba, didapatinya rumah itu bersapu serta terhias. Kemudian pergilah ia mengambil tujuh setan yang lain pula bersama-sama dengan dia sendiri, yaitu yang terlebih jahat daripadanya, lalu masuklah ia diam di situ; maka hal orang, yang dimasukinya itu, akhirnya menjadi terlebih jahat daripada awalnya." Tatkala Yesus lagi mengatakan perkara itu, datang seorang perempuan dari antara orang banyak bersuara sambil berkata kepada-Nya, "Berbahagialah rahim yang mengandungkan Engkau, dan tetek yang telah Engkau hisap." Tetapi kata Yesus, "Bahkan, berbahagialah orang yang mendengar firman Allah serta memegangnya." Apabila orang banyak datang berkerumun kepada-Nya, mulailah Yesus bertutur demikian, "Adapun bangsa ini, ialah suatu bangsa yang jahat; ia menuntut suatu tanda ajaib, tetapi tiadalah akan diberi tanda lain padanya, melainkan tanda ajaib Nabi Yunus. Karena sama seperti Yunus menjadi suatu tanda ajaib kepada orang Ninewe, sedemikian juga Anak manusia kepada bangsa ini. Maka raja perempuan dari tanah sebelah selatan akan berbangkit pada hari kiamat beserta dengan orang bangsa ini dan akan menyalahkan mereka itu; karena raja perempuan itu datang dari ujung bumi hendak mendengar hikmat Sulaiman, maka sesungguhnya di sini ada seorang yang lebih besar daripada Sulaiman. Maka orang Ninewe akan berbangkit pada hari kiamat beserta dengan bangsa itu dan akan menyalahkan dia; karena mereka itu sudah bertobat oleh sebab pengajaran Yunus, maka sesungguhnya di sini ada seorang yang lebih besar daripada Yunus. Apabila seorang memasang pelita, tiada pernah ia meletakkan di ceruk-ceruk, atau di bawah gantang, melainkan di atas kaki pelita, supaya orang yang masuk tampak terang itu. Adapun pelita tubuhmu, yaitu mata; jikalau matamu baik, tak dapat tiada seluruh tubuhmu pun bercahaya adanya; tetapi jikalau matamu jahat, niscaya tubuhmu pun gelap adanya. Sebab itu jaga baik-baik, supaya terang yang di dalammu itu, jangan menjadi gelap. Jikalau seluruh tubuhmu itu terang, sehingga tiada yang gelapnya, niscaya bercahayalah semuanya, sama seperti pelita menerangkan engkau dengan cahayanya." Sedang Yesus bertutur, maka datanglah seorang Parisi menjemput Dia makan sertanya; maka masuklah Ia ke rumahnya, lalu duduk makan. Tetapi heranlah orang Parisi itu apabila melihat, bahwa tiada Ia membasuh tangan dahulu daripada makan. Maka kata Tuhan kepadanya, "Hai kamu orang Parisi, yang membersihkan cawan dan pinggan di sebelah luarnya sahaja, tetapi hati kamu penuh dengan rampasan dan kejahatan. Hai kamu yang bodoh, bukankah Yang menjadikan di sebelah luar, itu juga menjadikan yang di sebelah dalam? Tetapi sedekahkanlah barang yang di dalamnya itu, maka semuanya itu bersihlah bagimu. Wai kamu, hai orang Parisi! Karena kamu membayar sepersepuluh dari selasih dan inggu dan sayur-sayuran, pada halnya kamu melalui hukum dan kasih Allah. Inilah yang patut diperbuat, dan yang lain itu pun jangan ditinggalkan. Wai kamu, hai orang Parisi! Karena kamu suka duduk di kursi yang kehormatan di dalam segala rumah sembahyang dan kamu suka diberi hormat di pasar. Wai kamu, yang seumpama kubur, yang tiada kelihatan lagi, dan orang yang berjalan di atasnya tiada mengetahuinya." Maka jawab seorang fakih serta berkata kepada-Nya, "Ya Guru, dengan kata yang sedemikian itu, Guru mencela kami juga." Maka kata Yesus, "Wai kamu juga, hai fakih! Karena kamu meletakkan ke atas orang tanggungan yang berat dan yang sukar dipikul, tetapi kamu sendiri dengan jarimu pun tiada menyentuh tanggungan itu. Wai kamu! Karena kamu memperbuat kubur nabi-nabi, tetapi orang tua-tuamu membunuh dia. Oleh yang demikian kamulah saksi yang memperkenankan perbuatan orang tua-tuamu itu, karena mereka itu yang membunuh dia, tetapi kamu yang memperbuat kuburnya. Sebab itu juga hikmat Allah telah berfirman: Bahwa Aku menyuruhkan kepada mereka itu beberapa nabi dan rasul, maka separuhnya akan dibunuh, dan separuhnya akan dianiaya oleh mereka itu. Supaya dituntut kembali darah sekalian nabi yang ditumpahkan semenjak awal kejadian alam daripada bangsa ini, yaitu mulai daripada darah Habel sampai kepada darah Zakaria yang telah dibunuh di antara tempat korban dengan Rumah Allah; bahkan, Aku berkata kepadamu, bahwa daripada bangsa ini akan dituntut kembali semuanya itu. Wai kamu, hai fakih! Karena anak kunci makrifat sudah kamu ambil; maka kamu sendiri tiada masuk, dan orang yang hendak masuk, kamu gendalakan." Setelah Yesus keluar dari sana, maka ahli Taurat dan orang Parisi itu pun mulailah menyusahkan Dia, dan mengusik di dalam beberapa hal; serta mengadang Dia hendak menangkap sesuatu yang keluar daripada mulut-Nya.
Pasal 12. Tatkala berkerumunlah beribu-ribu orang, sehingga orang-orang terpijak-pijak satu dengan yang lain, maka mulailah Ia bertutur kepada murid-murid-Nya dahulu, "Jagalah dirimu daripada ragi orang Parisi, yaitu munafik. Tetapi suatu pun tiada tersembunyi, yang tiada dinyatakan kelak, dan tiadalah rahasia, yang tiada dibukakan kelak. Sebab itu barang yang kamu katakan di dalam gelap, akan didengar di tengah terang; dan barang yang kamu bisikkan ke telinga orang di dalam bilik, akan diserukan dari atas sotoh rumah. Maka Aku berkata kepadamu, hai sahabat-Ku: Janganlah kamu takut akan orang yang membunuh tubuh, dan kemudian suatu pun tiada dapat diperbuatnya lagi. Tetapi Aku hendak menyatakan kepadamu akan siapa yang patut kamu takut, yaitu takutlah akan Dia, yang sesudah Ia membunuh, berkuasa membuangkan ke dalam neraka, bahkan, Aku berkata kepadamu: Hendaklah kamu takuti Dia. Bukankah burung pipit dijual orang lima ekor dua duit? Maka pada pemandangan Allah seekor pun tiada terlupa. Bahkan lagi rambut di kepalamu semuanya sudah terhitung. Janganlah kamu takut: Kamu terlebih indah daripada burung pipit yang banyak itu. Maka Aku berkata kepadamu: Tiap-tiap orang yang mengaku Aku di hadapan manusia, maka Anak manusia juga mengaku dia di hadapan malaekat Allah. Tetapi barangsiapa yang menyangkali Aku di hadapan manusia, maka ia pun akan disangkali di hadapan malaekat Allah. Dan barangsiapa yang mengatakan perkataan yang melawan Anak manusia, ia itu akan diampuni; tetapi kepada orang yang menghujat Rohulkudus, tiada akan diampuni. Apabila orang membawa kamu ke hadapan majelis di rumah-rumah sembahyang, dan ke hadapan raja dan pemerintah, janganlah kamu bimbang akan hal bagaimana atau apa yang hendak kamu jawabkan, atau apa yang hendak kamu katakan; karena Rohulkudus akan mengajar kamu pada saat itu juga, apa yang wajib kamu katakan." Adalah seorang dari antara orang banyak itu yang berkata kepada-Nya, "Ya Guru, suruhkanlah saudaraku berbahagi pusaka dengan hamba." Tetapi kata Yesus kepadanya, "Hai engkau, siapakah menjadikan Aku hakim atau pembahagi atas harta kamu?" Dan lagi kata-Nya kepada mereka itu, "Ingatlah baik-baik, jagalah dirimu daripada segala tamak, karena kehidupan orang bukannya bergantung kepada kelebihan hartanya." Lalu Ia bertutur kepada mereka itu dengan perumpamaan, kata-Nya, "Adalah tanah seorang yang kaya mengeluarkan perolehan banyak. Maka berpikirlah ia di dalam hatinya, katanya: Apakah patut kuperbuat? Karena aku tiada bertempat hendak menyimpan segala hasil ladangku. Maka katanya: Bahwa inilah kuperbuat; hendak kurombak segala lumbungku, lalu membangunkan yang lebih besar, di situ aku hendak menyimpan semua gandum dan hartaku. Maka aku akan berkata kepada jiwaku: Hai jiwaku, engkau ada banyak harta tersimpan untuk beberapa tahun, senangkanlah dirimu, makan minum dan bersukacitalah. Tetapi firman Allah kepadanya: Hai bodoh, bahwa malam ini juga nyawamu akan dituntut daripadamu; maka barang yang engkau sudah sediakan itu menjadi hak siapakah? Demikianlah hal orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, tetapi tiada ia kaya kepada Allah." Maka kata Yesus kepada murid-murid-Nya, "Sebab itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu kuatir akan hal nyawamu, yaitu apa yang hendak kamu makan; atau dari hal tubuhmu, apa yang hendak kamu pakai. Karena nyawa itu lebih daripada makanan, dan tubuh itu lebih daripada pakaian. Perhatikanlah hal burung gagak, tiada ia menabur benih atau menuai, dan tiada padanya tempat bekal atau lumbung, maka Allah juga memeliharakan dia, apatah lagi lebihnya kamu daripada burung-burung itu! Siapakah di antara kamu dengan kuatirnya dapat melanjutkan umurnya barang sedikit pun? Jikalau yang sedikit ini pun tiada dapat kamu perbuat, apakah sebabnya kamu kuatir akan lain-lain itu? Perhatikanlah hal bunga bakung, bagaimana tumbuhnya; tiada ia memintal benang, dan tiadalah pula ia bertenun; maka Aku berkata kepadamu: Meskipun Sulaiman dengan segala kemuliaannya, tiada ia dihiasi seperti salah satu daripada kuntum bunga itu. Jikalau sedemikian Allah menghiasi rumput di padang, yang ada pada hari ini dan esoknya dibuangkan ke dalam dapur api, apatah lagi Ia melebihkan kamu, hai orang yang kurang percaya. Demikian kamu ini, janganlah mencari barang apa yang hendak kamu makan, dan yang hendak kamu minum, janganlah kamu bimbang. Karena semuanya ini dituntut oleh orang kafir di dalam dunia ini; tetapi Bapamu terlebih mengetahui akan hal itu perlu bagi kamu. Tetapi carilah kerajaan-Nya, maka sekaliannya itu ditambahkan kepadamu. Janganlah takut, hai sekawan domba yang kecil ini, karena itulah kesukaan Bapamu mengaruniai kamu kerajaan itu. Jualkanlah barang yang ada padamu dan sedekahkanlah; perbuatlah akan dirimu pundi-pundi yang tiada akan buruk, suatu harta yang tiada berkesudahan di surga, yaitu di tempat pencuri tiada masuk, dan yang tiada gegat membinasakan. Karena barang di mana ada hartamu, di situlah juga hatimu." "Hendaklah pinggangmu berikat dan pelitamu menyala; dan hendaklah kamu seumpama orang, yang menunggu tuannya apabila ia kembali daripada perjamuan kawin; supaya apabila ia datang serta mengetuk pintu, mereka itu boleh dengan segeranya membukakan pintu baginya. Berbahagialah segala hamba, yang didapati oleh tuannya sedang berjaga ketika ia tiba; sesungguhnya Aku berkata kepadamu, bahwa tuan itu pun akan mengikat pinggangnya sendiri, serta mempersilakan mereka itu duduk makan, lalu datang melayani mereka itu. Jikalau ia tiba pada waktu jaga yang kedua atau yang ketiga, serta didapatinya mereka itu ada demikian juga, maka berbahagialah hamba-hamba itu. Tetapi ini kamu ketahui: Bahwa jikalau tuan rumah itu sudah mengetahui pada waktu yang mana pencuri datang, tak dapat tiada berjaga-jagalah ia, dan tiada dibiarkannya rumahnya dipecah. Oleh sebab itu hendaklah kamu juga bersedia; karena Anak manusia akan tiba pada suatu saat yang tiada kamu sangka-sangka." Maka kata Petrus, "Ya Tuhan, perumpamaan ini, Tuhan tujukan kepada kamikah, atau kepada orang sekaliankah?" Maka kata Tuhan, "Siapakah jurukunci yang setiawan dan budiman, yang ditetapkan oleh tuannya atas isi rumahnya, akan membahagikan makanan masing-masing pada waktu yang tertentu? Berbahagialah hamba, yang didapati oleh tuannya sedang berbuat demikian ketika ia tiba itu. Dengan sesungguhnya Aku berkata kepadamu, ia akan menetapkan dia atas segala sesuatu miliknya. Tetapi jikalau hamba itu akan berkata di dalam hatinya: Tuanku lambat lagi datang; lalu mulai memukul hamba laki-laki dan perempuan, serta makan dan minum sampai mabuk, maka tuan hamba itu akan tiba pada suatu hari yang tiada disangkakannya, dan pada saat yang tiada diketahuinya, lalu menyesah dia teramat sangat, sambil menetapkan bahagiannya bersama-sama dengan orang kafir. Adapun hamba yang sudah mengetahui kehendak tuannya, pada halnya tiada ia bersiap atau melakukan kehendak tuannya itu, ia akan disesah amat sangat. Tetapi yang tiada mengetahui itu, serta melakukan barang yang patut ia disesah, maka ia akan disesah sedikit sahaja. Karena kepada tiap-tiap orang yang dikaruniakan banyak, daripadanyalah akan dituntut banyak, dan kepada orang yang diamanatkan banyak, daripadanyalah akan dituntut balik terlebih banyak. Adapun kedatangan-Ku ini hendak melemparkan api ke atas bumi; dan betapakah sukanya Aku, kalau-kalau api itu sudah menyala! Tetapi haruslah Aku dibaptiskan dengan suatu baptisan, dan bagaimana susah hati-Ku selagi belum itu digenapi! Adakah kamu sangka kedatangan-Ku ini membawa keamanan di atas bumi? Aku berkata kepadamu: Tidak, melainkan perselisihan. Karena daripada ketika ini lima orang di dalam sebuah rumah akan berlawan-lawan sama sendiri, yaitu tiga orang melawan dua, dan dua melawan tiga, dan bapa melawan anaknya laki-laki, dan anak laki-laki melawan bapanya; ibu melawan anaknya yang perempuan, dan anak yang perempuan melawan ibunya; mak mentua melawan menantunya yang perempuan, dan menantu yang perempuan melawan mak mentua." Dan lagi pula berkata Yesus kepada orang banyak, "Apabila kamu nampak suatu awan naik di sebelah barat, dengan segera kamu berkata: Hujan akan turun; maka berlaku demikian. Dan apabila angin selatan bertiup, maka katamu: Hari akan panas terik; maka berlakulah demikian. Hai munafik, maka bumi dan langit kamu tahu menyatakan, dan bagaimanakah yang tiada kamu tahu menyatakan keadaan zaman ini? Apakah sebabnya tiada dapat kamu mengambil keputusan yang sungguh daripada dirimu sendiri? Karena jikalau engkau pergi bersama-sama dengan lawanmu menghadap hakim, perusahakanlah dirimu sementara berjalan itu, supaya engkau terlepas daripadanya; asal jangan ia membawa engkau kepada hakim, dan hakim pula menyerahkan engkau kepada pegawai, dan pegawai itu membuang engkau ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sekali-kali tiada engkau dapat keluar dari sana, selagi engkau belum menjelaskan utangmu sehabis-habisnya."
Pasal 13. Pada masa itu juga ada beberapa orang yang memberitahu kepada Yesus dari hal orang Galilea, yang darahnya dicampurkan oleh Pilatus dengan korban mereka itu. Maka jawab-Nya serta berkata kepada mereka itu, "Adakah kamu sangka, bahwa orang Galilea ini lebih besar dosanya daripada dosa sekalian orang Galilea yang lain itu, sebab merasai sengsara yang demikian itu? Aku berkata kepadamu: Bukannya begitu; tetapi jikalau tiada kamu bertobat, niscaya kamu sekalian pun akan binasa begitu juga. Atau pada sangkamu kedelapan belas orang yang mati ditimpa oleh menara di Siloam itu, lebih bersalahkah daripada sekalian orang yang diam di Yeruzalem? Aku berkata kepadamu: Bukannya begitu; tetapi jikalau tiada kamu bertobat, niscaya kamu sekalian pun akan binasa sedemikian itu juga." Maka dikatakan-Nya perumpamaan ini, "Adalah seorang mempunyai sepohon ara ditanam di dalam kebun anggurnya; maka datanglah ia mencari buahnya pada pohon itu, tetapi tiada didapatinya. Lalu katanya kepada penunggu kebun itu: Tengoklah, sudah tiga tahun lamanya aku datang mencari buah pada pohon ara ini, tiada dapat; tebanglah dia, apa gunanya lagi ia menyempitkan tanah itu? Maka ia pun menyahut sambil berkata kepadanya: Ya Tuan, biarkanlah dia lagi tahun ini, sehingga sahaya mencangkul kelilingnya dan membajakkan dia, jikalau ia berbuah lagi kemudian hari, baiklah; jikalau tiada, bolehlah Tuan menebang dia." Tatkala Yesus sedang mengajar di dalam sebuah rumah sembahyang pada hari Sabbat, maka kelihatanlah seorang perempuan yang dirasuk setan sehingga lemah sudah delapan belas tahun lamanya, sampai bungkuk belakangnya, dan tiada dapat lagi menegakkan dirinya. Apabila Yesus nampak dia, lalu Ia memanggil perempuan itu serta berkata kepadanya, "Hai perempuan, terlepaslah engkau daripada penyakit lemahmu itu." Lalu diletakkan-Nya tangan-Nya atas perempuan itu; maka sebentar itu juga betullah belakangnya itu, lalu ia memuliakan Allah. Maka gusarlah hati penghulu rumah sembahyang itu sebab Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabbat, lalu katanya kepada orang banyak, "Ada enam hari yang patut orang bekerja; sebab itu patut di dalam hari itulah orang datang akan disembuhkan, tetapi jangan pada hari Sabbat." Tetapi sahut Tuhan kepadanya, serta berkata, "Hai munafik, bukankah pada hari Sabbat kamu masing-masing melepaskan lembu atau keledainya daripada kandang, akan membawa pergi minum. Akan tetapi perempuan ini, seorang anak Ibrahim, yang diikat oleh setan, wah, sudah delapan belas tahun lamanya, tiadakah patut ia dilepaskan daripada pengikat ini pada hari Sabbat?" Tatkala Yesus berkata demikian, malulah sekalian lawan-Nya, tetapi segala orang banyak itu bersukacita karena segala perbuatan mulia-mulia yang telah diperbuat-Nya. Setelah itu kata Yesus, "Apakah yang seumpama kerajaan Allah, dan dengan apakah hendak Kuumpamakan dia? Yaitu seumpama sebiji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di dalam kebunnya sendiri; maka tumbuhlah benih itu, lalu menjadi pohon, dan burung-burung di udara pun bersarang di cabang-cabangnya." Maka kata-Nya pula, "Dengan apakah hendak Kuumpamakan kerajaan Allah? Yaitu seumpama ragi, yang diambil oleh seorang perempuan, dibubuhnya dalam tepung tiga sukatan, sampai khamir semuanya." Maka berjalanlah Yesus daripada sebuah negeri ke sebuah negeri dan kampung-kampung mengajar serta melangsungkan perjalanan-Nya ke Yeruzalem. Maka berkatalah seorang kepada-Nya, "Ya Tuhan, sedikitkah sahaja orang yang beroleh selamat?" Maka kata-Nya kepada mereka itu, "Usahakanlah dirimu masuk daripada pintu yang sempit; karena Aku berkata kepadamu: Banyaklah orang yang ingin masuk, tetapi tiada dapat. Apabila tuan rumah itu bangun menutup pintu, dan kemudian kamu datang berdiri di luar mengetuk pintu dengan kata: Ya Tuan, bukakanlah kami pintu! maka ia pun akan menjawab sambil berkata kepadamu: Aku tiada tahu, dari mana kamu datang; baharulah kamu akan mulai berkata-kata: Kami sudah makan minum di hadapan Tuan, dan Tuan mengajar di lorong-lorong negeri kami. Maka ia akan berkata kepadamu: Aku tiada tahu, dari mana kamu datang; undurlah daripada-Ku, kamu sekalian, yang mengerjakan kejahatan. Di sanalah kelak tangisan dan kertak gigi, ketika kamu memandang Ibrahim, dan Ishak, dan Yakub, dan segala nabi di dalam kerajaan Allah, tetapi kamu akan ditolakkan ke luar. Maka ada orang yang datang kelak dari sebelah timur dan barat, dari sebelah utara dan selatan, dan akan dijamu di dalam kerajaan Allah. Sesungguhnya ada orang yang terkemudian akan menjadi yang terdahulu; dan ada orang yang terdahulu akan menjadi yang terkemudian." Pada ketika itu juga datanglah beberapa orang Parisi, serta berkata kepada-Nya, "Keluarlah Tuan pergi dari sini, karena Herodes hendak membunuh Tuan." Maka kata Yesus kepada mereka itu, "Pergilah kamu katakan kepada si serigala itu: Sesungguhnya Aku membuang setan, dan menyembuhkan orang pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku menyudahkan pekerjaan-Ku. Tetapi haruslah Aku melangsungkan perjalanan-Ku pada hari ini dan besok dan lusa; karena tak boleh seorang nabi dibunuh di luar Yeruzalem. Hai Yeruzalem, Yeruzalem, yang membunuh nabi-nabi, dan yang merajam segala orang yang disuruhkan kepadamu! Berapa banyak kali sudah Aku berkehendak menghimpunkan anak-anakmu, seperti seekor ibu ayam menghimpunkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi tiada kamu mau. Sesungguhnya rumahmu kelak tertinggal sunyi senyap; maka Aku berkata kepadamu, bahwa tiada lagi kamu akan melihat Aku, sehingga datang ketikanya kamu berkata: Mubaraklah Ia yang datang dengan nama Tuhan!"
Pasal 14. Tatkala Yesus masuk ke rumah seorang penghulu orang Parisi pada suatu hari Sabbat makan roti, maka orang pun mengintai Dia. Maka adalah di hadapan-Nya seorang yang sakit basal air. Maka Yesus pun bertanyalah kepada orang fakih dan orang Parisi, kata-Nya, "Halalkah menyembuhkan orang pada hari Sabbat, atau tiada?" Tetapi mereka itu diam sahaja. Maka dipegang-Nya orang sakit itu, serta disembuhkan-Nya dia, lalu disuruh-Nya pulang. Maka kata-Nya kepada mereka itu, "Siapakah di antara kamu, yang tiada bersegera menarik keluar keledai atau lembunya yang jatuh ke dalam perigi pada hari Sabbat?" Maka tiadalah juga mereka itu dapat menjawab atas perkara itu. Maka Ia mengatakan suatu perumpamaan kepada orang yang dijemput itu, tatkala Ia nampak bagaimana mereka itu memilih tempat yang di atas, maka kata-Nya kepada mereka itu, "Apabila engkau dijemput orang kepada perjamuan kawin, jangan duduk pada tempat yang di atas, sebab barangkali ada dijemputnya orang yang lebih dihormati daripada engkau, lalu orang yang sudah menjemput engkau dan dia, datang sambil berkata kepada engkau: Berilah tempat itu kepada orang ini; lalu dengan malu sahaja engkau akan duduk pada tempat yang di bawah sekali. Melainkan apabila engkau dijemput orang, pergilah engkau duduk di tempat yang di bawah sekali, supaya apabila orang, yang menjemput engkau, datang, berkata kepada engkau: Hai Sahabat silakanlah naik ke atas lagi; baharulah engkau beroleh kemegahan di hadapan sekalian orang yang duduk makan bersama-sama dengan engkau. Karena tiap-tiap orang, yang meninggikan dirinya, ia itu akan direndahkan, dan barangsiapa yang merendahkan dirinya, ia itu akan ditinggikan." Maka berkatalah juga Yesus kepada orang yang menjemput Dia, "Apabila engkau membuat perjamuan tengah hari atau malam, jangan dipanggil sahabatmu atau saudaramu atau kaum keluargamu, atau orang sekampungmu yang kaya-kaya; supaya jangan mereka itu dapat membalas jemputanmu. Melainkan apabila engkau membuat perjamuan, jemputlah orang yang miskin, dan kudung, dan timpang, dan buta; maka berbahagialah engkau kelak, sebab tiada apa hendak dibalaskannya kepada engkau; karena engkau dibalas pada hari kebangkitan orang benar." Setelah didengar demikian oleh seorang dari antara mereka itu yang duduk makan serta-Nya, maka berkatalah ia kepada Yesus, "Berbahagialah orang yang akan dijamu di dalam kerajaan Allah." Maka kata Yesus kepadanya, "Adalah seorang yang membuat perjamuan yang besar, dan dijemputnya beberapa banyak orang; maka pada ketika orang hendak makan, disuruhkannya hambanya kepada orang jemputan itu mengatakan: Marilah, karena semuanya sudah sedia. Maka mereka itu sekalian dengan tiada berkecuali mulai berdalih-dalih. Maka kata yang pertama kepadanya: Aku sudah membeli ladang, dan aku perlu ke luar pergi melihat dia; mintalah aku dimaafkan. Maka kata yang lain: Aku sudah membeli lembu lima pasang, dan aku hendak pergi mencobai dia; mintalah aku dimaafkan. Maka kata yang lain pula: Aku baharu kawin, sebab itu aku tiada boleh datang. Maka kembalilah hamba itu, serta memberitahu hal itu kepada tuannya. Lalu marahlah tuan rumah itu sambil berkata kepada hambanya itu: Keluarlah engkau pergi dengan segera ke jalan-jalan dan lorong negeri, bawalah ke mari orang miskin, dan orang kudung, dan orang buta, dan orang timpang. Maka kata hamba itu: Ya Tuan, apalah yang Tuan suruh itu sudahlah diperbuat, tetapi tempat ada lagi. Maka kata tuan itu kepada hambanya: Keluarlah engkau pergi ke jalan-jalan raya dan tempat semak, dan ajaklah orang masuk, supaya rumahku penuh. Karena Aku berkata kepadamu: Bahwa seorang pun tiada dari antara segala orang jemputan itu akan merasai perjamuan-Ku itu." Maka teramatlah banyak orang berjalan mengiringkan Yesus; lalu Ia berpaling sambil berkata kepada mereka itu, "Jikalau barang seorang datang kepada-Ku dan tiada membenci bapanya, dan ibu, dan bini, dan anak, dan saudara laki-laki, dan saudara yang perempuan, bahkan, nyawanya sendiri pun, tiada dapat ia menjadi murid-Ku. Barangsiapa yang tiada menanggung salibnya serta mengikut Aku, tiada dapat ia menjadi murid-Ku. Karena siapakah di antara kamu, yang hendak membangunkan sebuah menara, tiada duduk dahulu menganggarkan belanjanya, kalau-kalau cukup akan melengkapkannya? Supaya jangan, setelah dibubuhnya alas, maka tiada dapat menyudahkan, lalu segala orang yang melihat hal itu mulai mengolok-olokkan dia, katanya: Orang ini sudah mulai membangunkan bangunan, tetapi tiada dapat menyudahkan. Atau raja manakah hendak pergi melanggar berperang dengan seorang raja lain, yang tiada duduk dahulu bermusyawarat kalau-kalau ia boleh tahan dengan sepuluh ribu orang menghadap dua puluh ribu musuh? Jikalau tiada, sedang raja lain itu berjauhan, maka disuruhkannyalah utusannya bertanyakan syarat perdamaian. Sedemikian juga barangsiapa di antara kamu, yang tiada meninggalkan segala sesuatu yang dipunyainya, tiada dapat menjadi murid-Ku. Adapun garam itu baik; tetapi jikalau garam itu menjadi tawar, dengan apakah dapat ia dimasinkan pula? Maka tiadalah ia berguna kepada tanah atau baja pun, melainkan akan dibuang sahaja. Siapa yang bertelinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar."
Pasal 15. Adalah segala orang pemungut cukai dan orang berdosa menghampiri Yesus, hendak mendengar perkataan-Nya. Maka bersungut-sungutlah orang Parisi dan ahli Taurat, serta berkata, "Orang ini menyambut orang berdosa, dan makan pula sertanya." Lalu dikatakan-Nya perumpamaan ini kepada mereka itu, kata-Nya, "Siapakah dari antara kamu, yang menaruh domba seratus ekor, lalu kehilangan seekor daripadanya itu, yang tiada meninggalkan sembilan puluh sembilan ekor itu di padang belantara, lalu pergi mencari yang hilang itu, sehingga dapat? Dan jikalau didapatinya, maka diangkatnya ke atas bahunya dengan sukacitanya. Setelah sampai ke rumahnya, maka dipanggilnya sahabat-sahabat dan orang sekampungnya, serta berkata kepada mereka itu: Bersukacitalah kamu beserta dengan aku, karena aku telah mendapat dombaku yang hilang itu. Maka Aku berkata kepadamu: Demikian juga kesukaan di surga kelak sebab satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sembilan puluh sembilan orang benar yang tak usah bertobat." "Atau perempuan manakah pula yang menaruh sepuluh keping uang perak, jikalau ia kehilangan sekeping, yang tiada memasang pelita serta menyapu rumah dan menyuluh dengan cermat sehingga dapat? Setelah didapatinya, maka dipanggilnya sahabatnya yang perempuan dan orang sekampungnya, katanya: Bersukacitalah kamu beserta dengan aku, karena aku telah mendapat uang perakku yang hilang itu. Maka Aku berkata kepadamu: Demikian juga jadi kesukaan di hadapan malaekat Allah sebab satu orang berdosa yang bertobat." Maka kata Yesus, "Adalah seorang yang mempunyai dua anak laki-laki. Maka kata yang bungsu itu kepada bapanya: Ya Bapa, berilah aku bahagian harta yang jatuh kepadaku. Maka dibahagikannya harta kepada kedua-duanya. Tiada berapa lama kemudian daripada itu, maka anak yang bungsu itu pun mengemaskan sekaliannya, lalu pergi ke negeri yang jauh; maka di sanalah diboroskannya hartanya itu dengan kelakuan yang jahat. Setelah dihabiskannya kesemuanya, jadilah suatu bala kelaparan yang dahsyat di dalam negeri itu; maka ia pun mulai merasa kekurangan. Lalu pergilah ia memperhambakan dirinya kepada seorang daripada anak negeri itu; maka orang itu pun menyuruhkan dia ke ladangnya menjaga babinya. Maka inginlah ia akan mengisi perutnya dengan hampas kulit, makanan babi, tetapi tiada seorang pun memberikan kepadanya. Lalu sadarlah ia akan dirinya serta berkata: Berapa banyak orang gaji bapaku yang beroleh makanan dengan berlimpah-limpah, tetapi aku di sini binasa dengan kelaparan! Aku hendak bangkit pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Ya Bapa, sahaya berbuat dosa terhadap surga dan Bapa; tiadalah lagi sahaya berlayak disebut anak Bapa; jadikanlah sahaya seperti seorang dari antara orang gaji Bapa. Maka bangkitlah ia, lalu pergi kepada bapanya. Tetapi sedang ia lagi jauh, bapanya sudah nampak dia, lalu jatuhlah kasihannya, serta berlarilah bapanya memeluk lehernya sambil mencium dia. Maka kata anaknya kepadanya: Ya Bapa, sahaya sudah berbuat dosa kepada surga dan Bapa, tiadalah lagi sahaya berlayak disebut anak Bapa. Tetapi berkatalah bapa itu kepada hambanya: Bawalah dengan segeranya jubah yang elok sekali, pakaikan kepadanya, dan kenakanlah sebentuk cincin ke jarinya, dan kasut di kakinya. Dan bawalah anak lembu yang tambun, sembelihkan, biar kita makan dan bersukaria, karena anakku ini sudah mati, dan hidup balik; ia sudah hilang, dan dapat balik. Maka mulailah mereka itu bersukaria. Maka anaknya yang sulung itu ada di ladang; sedang ia pulang serta dekat dengan rumah itu, didengarnya bunyi-bunyian dan tari-tarian. Lalu dipanggilnya seorang daripada hamba-hamba itu serta bertanya, apa barang yang berlaku itu. Maka kata hamba itu kepadanya: Adik Tuan sudah kembali, dan bapa Tuan sudah menyembelihkan anak lembu yang tambun itu, sebab ia dapat balik dia dengan selamatnya. Maka marahlah ia, tiada mau masuk rumah; lalu bapanya keluar membujuk dia masuk. Tetapi ia menyahut serta berkata kepada bapanya: Tengoklah, berapa tahun lamanya sahaya memperhambakan diri sahaya kepada Bapa, dan belum pernah Bapa memberi sahaya seekor anak kambing, supaya sahaya dapat bersukaria dengan handai-tolan sahaya. Tetapi tatkala anak Bapa ini balik yang sudah menelan harta bapa itu dengan perempuan sundal, maka bapa sembelihkan dia anak lembu yang tambun itu. Maka kata bapanya kepadanya: Hai anakku, engkau ini senantiasa bersama-sama dengan aku, dan segala sesuatu hak aku itulah hak engkau. Patutlah bersukaria dan bersukacita, karena adikmu ini sudah mati, dan hidup balik; ia sudah hilang, dan dapat balik."
Pasal 16. Dan lagi berkatalah Ia pula kepada murid-murid-Nya, "Adalah seorang kaya yang menaruh seorang jurukunci; maka orang itu diadukan orang kepada tuannya sebab memboroskan harta benda tuannya. Maka tuan itu pun memanggil dia, serta berkata kepadanya: Apakah ini yang kudengar dari halmu? Serahkanlah kira-kira dari hal jawatanmu; karena tiada boleh lagi engkau menjadi jurukunci. Maka kata jurukunci di dalam hatinya: Apakah hendak kuperbuat? Karena tuanku memecat aku daripada jawatan jurukunci ini? Bahwa mencangkul aku tiada kuat, meminta sedekah aku malu. Aku tahu juga apa yang hendak kuperbuat, apabila aku dipecat daripada jawatan jurukunci ini, supaya dapat aku diterima kelak di dalam rumah orang. Maka dipanggilnya tiap-tiap orang berutang kepada tuannya, serta berkata kepada yang pertama: Berapa banyak engkau berutang kepada tuanku? Maka katanya: Minyak seratus tong. Lalu katanya kepadanya: Terimalah surat utangmu ini, duduk lekas, tuliskan lima puluh. Setelah itu berkatalah ia kepada yang lain: Engkau ini, berapa banyak utangmu? Maka katanya: Gandum seratus pikul. Maka katanya kepadanya: Terimalah surat utangmu ini, tuliskan delapan puluh. Maka tuan itu pun memuji jurukunci yang tiada setia itu, sebab hal itu dilakukannya dengan cerdiknya; karena anak-anak dunia ini terlebih cerdik di dalam pergaulannya daripada anak-anak cahaya. Maka Aku berkata kepadamu: Carilah sahabat bagi dirimu dengan Mammon yang lekat lalim, supaya apabila Mammon kelak hilang daripadamu, sahabat itu pun kelak menerima kamu di dalam tempat kediaman yang kekal. Siapa yang setia dengan perkara yang terlebih kecil, ia setia juga dengan perkara yang besar, dan siapa yang tiada adil di dalam perkara yang terlebih kecil, ia tiada adil juga di dalam perkara yang besar. Sebab itu jikalau kamu tiada setia dengan Mammon yang lekat lalim itu, siapakah yang mempercayakan kamu di atas harta yang benar? Jikalau kamu tiada setia dengan hak orang lain, siapakah pula akan memberi kepadamu hak kamu sendiri? Tiada seorang hamba dapat bertuankan dua orang, karena tak dapat tiada seorang dibencinya dan yang lain itu dikasihinya kelak; atau ia berpegang pada seorang, dan meringankan yang lain. Tiadalah dapat kamu bertuhankan Allah bersama-sama dengan Mammon." Apabila orang Parisi, yang memang loba akan uang, mendengar segala perkataan itu, lalu diolok-olokkannya Yesus. Tetapi kata Yesus kepada mereka itu, "Kamulah, yang membenarkan dirimu sendiri di hadapan orang; tetapi Allah mengetahui hatimu; karena barang yang nampak tinggi pada pemandangan manusia, itulah kebencian kepada Allah. Adapun hukum Taurat dan surat segala nabi tetap sehingga sampai pada zaman Yahya; kemudian daripada itu dimasyhurkan kerajaan Allah, dan tiap-tiap orang berebut-rebut masuk ke dalamnya. Tetapi lebih mudah langit dan bumi ini lenyap daripada hilang satu noktah Taurat. Maka barangsiapa yang menceraikan bininya, lalu berbinikan lain orang, ialah berzinah; dan siapa yang berbinikan perempuan yang diceraikan oleh lakinya, maka ia pun berzinah juga." "Adalah seorang orang kaya; maka ia memakai pakaian ungu dan kain halus, serta hidup bersuka-suka dengan kemewahannya tiap-tiap hari. Tetapi ada pula seorang peminta sedekah, bernama Lazarus, terbaring di muka pintu orang kaya itu katup dengan pekung; dan sedang ingin hendak mengenyangkan dirinya dengan remah yang jatuh dari atas meja orang kaya itu. Maka anjing pun datang menjilat pekungnya. Maka tiada berapa lama matilah si peminta sedekah itu, lalu dibawa oleh malaekat ke atas pangku Ibrahim. Dan orang kaya itu pun matilah juga, lalu dikuburkan. Maka dengan sengsaranya di dalam alam maut, ia pun menengadahlah, lalu terpandanglah Ibrahim dari jauh dan Lazarus di atas pangkunya. Maka berserulah ia, katanya: Ya Bapaku Ibrahim, kasihankanlah hamba dan suruhlah kiranya Lazarus datang, supaya dicelupkannya ujung jarinya ke dalam air, dan menyejukkan lidah hamba; karena hamba merasa sengsara di dalam nyala api ini. Tetapi kata Ibrahim: Hai anakku, ingatlah, engkau sudah menerima kesenanganmu pada masa hidupmu, tetapi Lazarus itu sudah menerima kecelakaannya; sekarang di sini ia dihiburkan, tetapi engkau disengsarakan. Tambahan pula, di antara kamu dengan kami ada suatu selang yang besar, supaya orang yang dari sini hendak pergi ke sana tiada dapat, dan orang dari sana pun tiada dapat menyeberang kepada kami. Maka kata orang itu: Jikalau demikian, hamba sembahlah, kiranya Bapa menyuruhkan dia ke rumah bapa hamba; karena hamba ada lagi lima saudara laki-laki; kiranya ia menyatakan kepada mereka itu keadaan hamba, supaya jangan mereka itu juga termasuk ke tempat sengsara ini. Tetapi kata Ibrahim: Mereka itu ada kitab Musa dan nabi-nabi, hendaklah diturutnya. Maka katanya: Bukannya demikian, ya Bapaku Ibrahim, melainkan jikalau kiranya seorang daripada orang mati pergi kepada mereka itu, niscaya mereka itu akan bertobat. Tetapi kata Ibrahim: Jikalau mereka itu tiada mau mendengar akan Musa dan nabi-nabi itu, tiada juga mereka itu akan yakin, jikalau seorang bangkit dari antara orang mati sekalipun."
Pasal 17. Maka bertuturlah Tuhan kepada murid-murid-Nya, "Tak dapat tiada akan jadi beberapa perkara yang mendatangkan kesalahan; tetapi celakalah atas orang, yang menyebabkan kesalahan itu! Maka lebih beruntung baginya, jikalau sebuah batu kisaran dikenakan ke lehernya, lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut, daripada ia mendatangkan kesalahan kepada seorang daripada kanak-kanak ini. Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu bersalah, tegurkanlah dia; jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Jikalau ia bersalah kepadamu tujuh kali sehari, dan tujuh kali pula balik kepadamu dengan katanya: Aku menyesal, hendaklah engkau mengampuni dia!" Maka berkatalah rasul-rasul itu kepada Yesus, "Tambahilah iman kami!" Maka kata Yesus, "Jikalau kamu menaruh iman sebesar biji sesawi, maka kamu berani mengatakan pada pohon ara ini: Tercabutlah dan tertanam di laut, maka ia menurut perintahmu kelak. Siapakah di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang menenggala atau menggembala, yang berkata tatkala hamba itu balik dari bendang: Mari lekas duduk makan? Bukankah ia akan berkata kepadanya: Siapkan makananku, ikatlah pinggangmu melayani aku, sehingga sudah aku makan minum, baharulah engkau pula makan minum? Adakah diucapkannya syukur kepada hamba itu sebab diperbuatnya seperti yang disuruhnya itu? Demikianlah juga kamu, apabila kamu sudah berbuat segala perkara yang diperintahkan atasmu itu, berkatalah: Bahwa kami ini hamba yang tiada berguna; kami hanya berbuat barang yang wajib atas kami." Di dalam perjalanan-Nya ke Yeruzalem, dilalui-Nya tengah-tengah negeri Samaria dan Galilea. Serta masuk ke dalam sebuah kampung, Ia dijumpai oleh sepuluh orang yang kena bala zaraat, yang terdiri dari jauh. Maka mereka itu pun berteriak, katanya, "Ya Yesus, ya Rabbi, kasihankanlah kami!" Apabila Yesus nampak mereka itu, lalu berkatalah Ia kepada mereka itu, "Pergilah kamu tunjukkan dirimu kepada imam-imam." Maka sambil berjalan, mereka itu pun tahirlah. Maka seorang daripada mereka itu, tatkala ia nampak dirinya sembuh, berbaliklah ia sambil memuliakan Allah dengan nyaring suaranya; lalu sujud ke kaki Yesus, serta mengucap syukur kepada-Nya; maka orang itu, ialah seorang Samaria. Maka jawab Yesus serta berkata, "Bukankah sepuluh orang yang telah ditahirkan? Tetapi di manakah yang sembilan lagi? Tidakkah ada seorang pun yang balik ke mari memuliakan Allah, lain daripada orang keluaran ini?" Dan lagi kata-Nya kepada orang itu, "Bangunlah engkau pulang! Imanmu sudah menyelamatkan engkau." Tatkala Ia ditanya oleh orang Parisi, bilakah kerajaan Allah itu datang, lalu jawab-Nya kepada mereka itu, kata-Nya, "Adapun kedatangan kerajaan Allah itu bukannya nampak dengan lahir; tiada pula orang mengatakan: Tengoklah, ada di sini, atau ada di sana; karena kerajaan Allah itu adalah di antara kamu." Maka kata-Nya kepada murid-murid itu, "Bahwa ada harinya kelak apabila kamu ingin hendak memandang satu daripada hari Anak manusia itu, tetapi tiada kamu dapat. Maka orang akan berkata kepadamu: Tengoklah di situ! Tengoklah di sini! Janganlah kamu pergi atau mengikut! Karena seperti kilat yang berkilat daripada satu ujung langit kepada ujung yang lain, demikian juga keadaan Anak manusia pada hari-Nya itu. Tetapi dahulu daripada itu tak dapat tiada Ia merasai banyak sengsara, dan ditolak oleh bangsa ini. Dan sebagaimana yang berlaku pada zaman Nuh, demikian juga akan berlaku pada zaman Anak manusia. Orang makan minum, kawin dan dikawinkan sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu air pun bahlah membinasakan sekaliannya. Demikian juga seperti yang berlaku pada zaman Lut: Orang makan, minum, membeli, menjual, menanam, dan mendirikan bangunan; tetapi pada hari Lut keluar dari Sodom itu, turunlah hujan api dan belerang dari langit membinasakan sekaliannya; sebagai itu juga kelak berlaku pada hari Anak manusia dinyatakan. Pada hari itu barangsiapa yang di atas sotoh rumah dan hartanya di dalam rumah, janganlah ia turun ke bawah membawa ke luar harta itu, dan siapa yang ada di ladangnya pun janganlah pulang. Ingatlah akan bini Lut itu. Barangsiapa yang mencari jalan hendak memeliharakan nyawanya, ia akan kehilangan nyawa; dan siapa yang kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkan nyawa. Aku berkata kepadamu: Pada malam itu juga kelak ada dua orang di atas satu tempat tidur; maka seorang akan dibawa, dan seorang ditinggalkan. Dan lagi ada dua orang akan mengisar bersama-sama, itu pun seorang akan dibawa, dan seorang ditinggalkan. Dan ada dua orang di ladang, maka seorang akan dibawa, dan seorang ditinggalkan." Maka sahut mereka itu serta berkata kepada-Nya, "Di manakah, ya Tuhan?" Maka kata Yesus kepadanya, "Barang di mana ada bangkai, di situlah juga berkerumun burung nasar."
Pasal 18. Maka diceriterakan-Nya suatu perumpamaan kepada mereka itu, bahwa mereka itu wajib berdoa senantiasa dengan tiada putus harap, kata-Nya, "Bahwa di dalam sebuah negeri adalah seorang hakim yang tiada takut akan Allah, dan tiada mengindahkan manusia. Di dalam negeri itu juga adalah seorang janda, yang kerapkali datang kepadanya, serta berkata: Benarkanlah kiranya perkara hamba di hadapan lawan hamba. Maka beberapa lamanya hakim itu enggan; tetapi akhirnya berkatalah ia di dalam hatinya: Meskipun aku tiada takut akan Allah dan tiada mengindahkan manusia, tetapi sebab janda ini menyusahkan aku, biarlah aku membenarkan dia, supaya jangan lagi akhirnya ia mengaduhi aku." Maka kata Yesus, "Dengarlah apa yang dikatakan oleh hakim yang lalim itu! Tiadakah Allah kelak membenarkan hal orang-orang pilihan-Nya yang menyeru Dia siang malam, meskipun dengan lambatnya kepada mereka itu? Bahkan, Aku berkata kepadamu: Dengan segeranya Ia akan membenarkan hal mereka itu. Tetapi entahkan Anak manusia jumpa iman di atas bumi ini, apabila Ia datang kelak?" Maka dikatakan-Nya pula perumpamaan kepada beberapa orang yang menyangkakan dirinya benar, dan yang mempertiadakan orang lain, "Bahwa adalah dua orang naik masuk ke Bait Allah hendak berdoa, yaitu yang seorang, ialah orang Parisi, dan yang lain, seorang pemungut cukai. Maka berdirilah orang Parisi itu serta berdoa di dalam hatinya demikian: Ya Allah, aku ucapkan syukur kepadamu, sebab aku bukannya sama seperti orang lain, yaitu orang perampas, orang lalim, orang berzinah, atau seperti orang pemungut cukai ini. Aku puasa dua kali seminggu, dan aku membayar zakat sepersepuluh daripada segala kehasilanku. Akan tetapi orang pemungut cukai itu berdiri dari jauh, tiada berani ia menengadah ke langit, melainkan menepuk dadanya sahaja, serta berkata: Ya Allah, kasihankanlah hamba, orang berdosa ini! Maka Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya dibenarkan Allah, lain sekali daripada orang Parisi itu; karena tiap-tiap orang yang meninggikan dirinya akan direndahkan; tetapi yang merendahkan dirinya akan ditinggikan." Maka orang pun membawa juga kanak-kanak kepada Yesus, supaya dijamah-Nya; tetapi serta murid-murid-Nya melihat hal itu, lalu murid itu pun menengking mereka itu. Tetapi Yesus memanggil kanak-kanak itu datang kepada-Nya, sambil kata-Nya, "Biarkanlah kanak-kanak itu datang kepada-Ku, jangan dilarangkan mereka itu, karena orang yang sama seperti inilah yang empunya kerajaan Allah. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, barangsiapa yang tiada menyambut kerajaan Allah sama seperti kanak-kanak itu, tiadalah dapat masuk ke dalamnya." Adalah seorang penghulu bertanya kepada Yesus, katanya, "Ya Guru yang baik, apakah wajib hamba perbuat, supaya hamba menjadi waris hidup yang kekal?" Maka kata Yesus kepadanya, "Apakah sebabnya engkau katakan Aku ini baik? Seorang pun tiada yang baik, hanya Satu, yaitu Allah. Memang engkau tahu akan hukum Allah: Jangan engkau berzinah, jangan engkau membunuh, jangan engkau mencuri, jangan engkau menjadi saksi dusta, hormatkanlah ibu bapamu." Maka katanya, "Sekalian ini hamba sudah turut dari kecil." Setelah didengar oleh Yesus, berkatalah Ia kepadanya, "Hanya satu perkara lagi engkau kekurangan: Jualkan barang apa yang ada padamu, dan sedekahkanlah kepada orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga; dan marilah mengikut Aku." Setelah didengarnya demikian, maka sangatlah dukacita hatinya, karena ia amat kaya. Apabila Yesus nampak halnya itu, berkatalah Ia, "Alangkah sukarnya bagi orang yang kaya masuk ke dalam kerajaan Allah! Lebih mudahlah seekor unta masuk ke lubang jarum daripada seorang yang kaya masuk ke dalam kerajaan Allah." Maka orang yang mendengar itu pun berkatalah, "Kalau begitu, siapakah akan beroleh selamat?" Tetapi kata Yesus, "Barang yang mustahil kepada manusia, bukannya mustahil kepada Allah." Maka kata Petrus, "Tengoklah, kami ini sudah meninggalkan milik kami serta mengikut Rabbi." Maka kata Yesus kepada mereka itu, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, tiadalah seorang jua pun yang meninggalkan rumah, atau bini, atau sanak-saudara, atau ibu bapa, atau anak-anak sebab karena kerajaan Allah, yang tiada menerima pula banyak gandanya pada masa ini, dan di dalam akhirat hidup yang kekal." Maka dibawanya kedua belas murid itu, serta berkata kepada mereka itu, "Bahwa kita ini berjalan naik ke Yeruzalem, maka segala sesuatu yang disuratkan oleh nabi-nabi akan disampaikan atas Anak manusia. Karena Ia akan diserahkan ke tangan orang kafir, dan Ia diolok-olokkan, dan dinistakan, serta diludahi orang; dan mereka itu pun menyesah lalu membunuh Dia, maka pada hari yang ketiga Ia akan bangkit pula." Maka tiadalah mereka itu mengerti suatu apa pun; dan perkataan ini tersembunyilah daripadanya, tiada diketahuinya akan hal yang dikatakan itu. Tatkala Ia datang dekat Yerikho, adalah seorang buta duduk di tepi jalan meminta sedekah. Serta didengarnya orang banyak lalu, maka ia pun bertanya, "Apakah ini?" Maka jawab orang kepadanya, bahwa Yesus orang Nazaret lalu. Maka berseru-serulah ia, katanya, "Ya Yesus, Anak Daud, kasihankanlah hamba." Maka orang yang berjalan dahulu itu menengking dia, menyuruh diam, tetapi makin kuat ia berseru, "Ya Anak Daud, kasihankanlah hamba." Maka berdirilah Yesus serta menyuruh orang membawa dia kepada-Nya. Setelah ia datang dekat, lalu Yesus menanya dia, "Apakah yang engkau suka Aku perbuat padamu?" Maka ia pun berkata, "Ya Tuhan, mohonlah hamba dapat melihat." Maka kata Yesus kepadanya, "Melihatlah pula engkau! Imanmu sudah memulihkan engkau." Seketika itu juga nampak pula ia, lalu mengikut Dia sambil memuliakan Allah. Maka segenap kaum, yang melihat hal itu pun, memuji-muji Allah.
Pasal 19. Maka masuklah Yesus melalui negeri Yerikho. Maka adalah seorang bernama Zakheus, yaitu kepala pemungut cukai, lagi kaya. Maka dicarinya jalan hendak melihat siapa gerangan Yesus itu, tetapi tiada dapat oleh sebab orang banyak, lagi ia rendah. Maka berlarilah ia dahulu, lalu memanjat sepohon ara hendak melihat Yesus, karena dari situlah Ia akan lalu. Tatkala sampai ke tempat itu, maka Yesus pun memandang ke atas dan berkata kepadanya, "Hai Zakheus, turunlah engkau dengan segera, karena pada hari ini tak dapat tiada Aku menumpang di dalam rumahmu." Maka segeralah ia turun, menyambut Dia dengan sukacitanya. Maka sekalian orang yang melihat hal itu bersungut-sungutlah, serta berkata, "Bahwa kepada seorang yang berdosa Ia pergi menumpang!" Maka berdirilah Zakheus serta berkata kepada Tuhan, "Sesungguhnya setengah daripada harta hamba, ya Tuhan, hamba sedekahkan kepada orang miskin, dan jikalau hamba sudah memperdayakan harta orang, hamba mengembalikan empat kali ganda." Maka Yesus pun berkatalah kepadanya, "Pada hari ini datanglah selamat kepada seisi rumah ini, karena ia ini juga terhisab kepada anak Ibrahim. Karena Anak manusia datang hendak mencari dan menyelamatkan yang sesat." Setelah sudah orang mendengar segala perkara itu, Ia pun melanjutkan pertuturan-Nya dengan suatu perumpamaan, karena Ia sudah dekat dengan Yeruzalem, dan lagi sebab disangka orang kerajaan Allah akan kelihatan pada masa itu juga. Sebab itu kata Yesus, "Adalah seorang orang bangsawan hendak berangkat ke negeri yang jauh akan menerima kerajaan bagi dirinya, lalu kembali. Maka dipanggilnya sepuluh orang hambanya, lalu diberinya kepada mereka itu sepuluh kati perak, serta berkata kepadanya: Berniagalah kamu sehingga aku pulang. Tetapi anak negerinya itu membenci dia, lalu menyuruh seorang utusan mengikut dia, mengatakan: Kami tiada mau orang ini menjadi raja kami. Tatkala ia kembali daripada menerima kerajaan itu, maka disuruhnya panggil segala hamba yang diberi uang perak itu datang kepadanya, supaya diketahuinya berapa pendapatan masing-masing di dalam perniagaan itu. Maka datanglah yang pertama itu menghadap, serta berkata: Ya Tuan, perak Tuan yang sekati itu menjadi sepuluh kati lebihnya. Maka kata tuan itu kepadanya: Sabaslah, hai hamba yang baik; oleh sebab engkau setia dengan yang sedikit, engkau diberi kuasa memerintah sepuluh buah negeri. Maka datanglah yang kedua menghadap, serta berkata: Ya Tuan, perak Tuan yang sekati itu sudah menjadi lima kati lebihnya. Maka berkatalah juga tuan kepada orang itu: Engkau pun ditetapkan memerintah lima buah negeri. Maka datanglah yang lain itu menghadap, katanya: Ya Tuan, inilah perak Tuan sekati itu, yang hamba menyimpan di dalam sapu tangan; sebab hamba takut akan Tuan, karena Tuan seorang yang keras hati; Tuan mengambil yang tiada Tuan taruh, dan menuai yang tiada Tuan tabur. Maka kata tuan itu kepadanya: Hai hamba yang jahat, dengan perkataanmu itu aku menghukumkan engkau. Sudahkah engkau ketahui, bahwa aku ini seorang yang keras hati, yang mengambil barang yang tiada kutaruh, dan menuai barang yang tiada kutabur? Apakah sebabnya tiada engkau taruhkan uang perakku itu di tempat orang menjalankan uang? Supaya apabila aku kembali dapat kuambil balik beserta dengan bunganya? Lalu ia berkata pula kepada orang yang berdiri di situ: Ambilkan daripadanya perak sekati itu, dan serahkan kepada orang yang menaruh sepuluh kati itu. Maka kata orang kepadanya: Ya Tuan, sudah ada padanya sepuluh kati. Maka Aku berkata kepadamu, barangsiapa yang mempunyai barang sesuatu, kepadanya akan diberi lagi, tetapi barangsiapa yang tiada mempunyai sesuatu itu, daripadanya juga diambil barang yang ada padanya. Tetapi segala seteruku itu yang tiada suka aku menjadi raja mereka itu, bawalah ke mari dan bunuh mereka itu di hadapanku." Setelah Ia berkata demikian, maka dilangsungkannya perjalanannya naik menuju ke Yeruzalem. Tatkala mereka itu tiba dekat Baitfagi dan Baitani pada gunung yang bernama Bukit Zaitun, disuruh-Nya dua orang murid-Nya, kata-Nya, "Pergilah kamu ke kampung yang di hadapan kamu; apabila kamu masuk kampung itu, kamu akan jumpa seekor anak keledai tertambat, yang belum pernah ditunggang orang; orakkanlah talinya, bawa dia ke mari. Jikalau barang seorang bertanya kepadamu: Apakah sebabnya kamu orakkan dia? Katakanlah begini: Tuhan berkehendak akan dia." Maka orang yang disuruhkan itu pergilah, lalu didapatinya betul seperti yang dikatakan oleh Yesus kepada mereka itu. Sedang mereka itu mengorakkan tali anak keledai itu, maka kata orang yang mempunyainya, "Apakah sebabnya kamu lepaskan anak keledai itu?" Maka kata mereka itu, "Tuhan berkehendak akan dia." Lalu dibawanyalah kepada Yesus, dan dihamparkannya pakaiannya sendiri di atas anak keledai itu, serta didudukkannya Yesus di atasnya. Maka sementara Ia berjalan, orang pun membentangkan pakaiannya di jalan. Apabila Ia sudah dekat dengan tempat curam Bukit Zaitun itu, maka sekalian murid-Nya yang banyak itu pun mulailah bersukacita dan memuji Allah dengan nyaring suaranya, oleh sebab segala mujizat yang dilihatnya itu, katanya, "Mubaraklah Raja yang datang dengan nama Tuhan; sejahtera di surga, dan kemuliaan di tempat Yang Mahatinggi!" Maka antara orang banyak itu ada beberapa orang Parisi berkata kepada-Nya, "Ya Guru, tegurkan murid-murid-Mu itu." Maka jawab Yesus, kata-Nya, "Aku berkata kepadamu, jikalau mereka itu diam, niscaya batu akan bersorak." Tatkala Ia sudah dekat serta nampak negeri itu, Ia pun menangislah akan dia, sambil berkata, "Jikalau kiranya pada hari ini sahaja engkau sudah mengetahui akan barang yang dapat membawa sejahtera kepadamu! Tetapi sekarang ini semuanya itu terlindung daripada matamu. Karena harinya akan datang atasmu, yang segala musuhmu berkubu sekeliling engkau, serta mengepung engkau dan mengimpit daripada segala pihak, dan engkau diempaskannya sehingga rata dengan tanah beserta dengan anak-anakmu yang ada padamu, dan tiada ditinggalkannya tersusun sebuah batu pun di atas yang lain di dalam negerimu, oleh sebab engkau tiada sadar akan masa yang engkau dilawat." Maka masuklah Yesus ke dalam Bait Allah, serta mulai mengusir segala orang yang berjual-jualan di situ, sambil berkata kepada mereka itu, "Adalah tersurat: Bahwa Rumah-Ku akan menjadi rumah tempat berdoa; tetapi kamu ini menjadikan dia gua penyamun." Maka sehari-harilah Ia mengajar di dalam Bait Allah itu. Tetapi kepala-kepala imam dan ahli Taurat beserta dengan penghulu kaum itu mencari daya akan membunuh Dia. Maka tiada didapatinya seperti yang dimaksudkannya itu; karena segenap kaum itu berpaut kepada-Nya serta mendengarkan Dia.
Pasal 20. Adalah pada suatu hari sedang Yesus mengajar kaum itu di dalam Bait Allah, serta memberitakan kabar kesukaan, maka datanglah kepala-kepala imam dan ahli Taurat beserta dengan orang tua-tua, lalu mereka itu berkata kepada-Nya, "Katakanlah kepada kami, dengan kuasa apakah Engkau membuat segala perkara ini, atau siapakah yang memberi kuasa ini kepada-Mu?" Maka Ia menjawab serta berkata kepada mereka itu, "Aku pun hendak bertanya juga satu perkara padamu; katakanlah kepada-Ku! Baptisan Yahya itu, asalnya dari surgakah, atau daripada manusiakah?" Maka berbicaralah mereka itu sama sendirinya, katanya, "Jikalau kita katakan: Dari surga, niscaya Ia akan berkata: Apakah sebabnya kamu tiada percaya akan dia? Tetapi jikalau kita katakan: Dari manusia, niscaya semua orang akan merajam kita"; karena sekaliannya yakin akan Yahya itu seorang nabi. Maka jawab mereka itu, "Kami tiada ketahui dari mana asalnya." Maka kata Yesus kepada mereka itu, "Aku pun tiada mau mengatakan kepadamu dengan kuasa apa Aku berbuat segala perkara ini." Maka mulailah Ia mengatakan perumpamaan ini kepada kaum itu, "Bahwa adalah seorang yang membuka kebun anggur; kemudian disewakannya kepada beberapa orang dusun, serta pergi beberapa lamanya ke negeri yang lain. Maka pada musim anggur disuruhkannya seorang hambanya kepada orang dusun itu, supaya mereka itu menyerahkan kepadanya sebahagian daripada buah kebun anggur itu. Tetapi orang dusun itu memalu dia serta mengusir pergi dengan tangan kosong. Lalu disuruhkannya pula seorang hambanya yang lain; maka hamba itu pun dipalunya dan dinistakannya sambil diusirnya pergi dengan tangan kosong juga. Kemudian disuruhkannya hambanya yang ketiga; tetapi hamba itu pula dilukakannya, lalu ditolakkannya ke luar. Maka kata tuan kebun anggur itu: Apakah pula hendak kuperbuat lagi? Baik kusuruhkan anakku yang kukasihi; barangkali mereka itu akan menghormatkan dia. Tetapi apabila orang dusun itu melihat anaknya itu, maka berbicaralah mereka itu sama sendirinya, katanya: Inilah warisnya; marilah kita membunuh dia, supaya pusakanya menjadi hak kita. Lalu dicampakkannya dia ke luar kebun anggur itu dan dibunuhnya. Apakah sekarang akan diperbuat oleh tuan kebun anggur ke atas orang dusun itu? Niscaya ia akan datang membunuh segala orang dusun itu, lalu menyerahkan kebun anggur itu kepada orang lain pula." Setelah didengarnya perkataan demikian, maka mereka itu pun berkatalah, "Dijauhkan Allah!" Tetapi Yesus memandang mereka itu sambil berkata, "Apakah pula arti barang yang tersurat demikian: Bahwa batu yang dibuangkan oleh tukang-tukang rumah, ialah sudah menjadi batu penjuru? Maka tiap-tiap orang yang jatuh di atas batu itu, ia akan remuk; tetapi orang yang ditimpa oleh batu itu, hancurlah ia kelak." Pada ketika itu ahli Taurat dan kepala-kepala imam mencari jalan hendak mendatangkan tangan ke atas Yesus, tetapi mereka itu takut akan orang ramai itu; karena diketahuinya, bahwa perumpamaan ini ditujukan oleh Yesus kepada diri mereka itu sendiri. Maka mereka itu pun mengintai Dia, serta menyuruhkan beberapa orang penyuluh berpura-pura seolah-olah orang tulus, hendak menangkap perkataan-Nya supaya dapat menyerahkan Dia kepada pembesar dan kuasa pemerintah. Maka bertanyalah mereka itu kepada-Nya, "Hai Guru, kami tahu bahwa Tuan mengatakan dan mengajarkan dengan hati yang tulus, dan tiada membedakan di antara seorang dengan yang lain, melainkan jalan Allah itu Tuan ajarkan dengan sebenarnya. Patutkah kami membayar uang upeti kepada Kaisar atau tiada?" Tetapi sebab Ia mengetahui muslihat mereka itu, lalu berkata kepada mereka itu, "Tunjukkanlah kepada-Ku suatu dinar. Rupa siapakah dan cap siapakah ini?" Maka sahut mereka itu, "Kaisar punya." Maka kata Yesus kepada mereka itu, "Kalau begitu, bayarlah kepada Kaisar barang yang Kaisar punya, dan kepada Allah barang yang Allah punya." Maka tiadalah dapat mereka itu menangkap perkataan-Nya di hadapan orang banyak; maka heranlah mereka itu akan jawab-Nya, lalu diamlah. Maka datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang bersangkal dari hal kiamat, lalu menyoal Dia, serta berkata, "Ya Guru, Musa telah menyuratkan hukum ini bagi kita, bahwa jikalau saudara seorang yang berbini mati, tetapi tiada beranak, hendaklah saudaranya memperisterikan bininya itu akan menerbitkan benih bagi saudaranya. Adalah orang bertujuh saudara laki-laki, maka yang pertama itu berbini, lalu mati dengan tiada beranak; maka yang kedua, dan yang ketiga pun memperisterikan bini itu; maka demikianlah ketujuh-tujuhnya itu pun mati dengan tiada meninggalkan anak. Kemudian sekali matilah pula perempuan itu. Pada hari kiamat kelak perempuan itu jadi bini siapakah dari antara mereka itu? Karena ketujuhnya telah memperbinikan dia." Maka kata Yesus kepada mereka itu, "Anak-anak dunia ini kawin dan dikawinkan; tetapi orang yang dihisabkan berlayak akan masuk akhirat dan mendapat kebangkitan dari antara orang mati itu, tiadalah kawin atau dikawinkan; karena tiada mereka itu dapat mati balik lagi; karena keadaannya itu serupa dengan malaekat; dan mereka itulah anak Allah dari sebab anak kebangkitan itu. Tetapi hal orang mati dibangkitkan itu, sudah dinyatakan juga oleh Musa di dalam fasal belukar duri, tatkala disebutkannya Allah: Tuhan Ibrahim dan Tuhan Ishak dan Tuhan Yakub. Tetapi Allah itu bukannya Tuhan orang mati, melainkan Tuhan orang hidup; karena sekaliannya hidup kepada Allah." Maka jawab beberapa ahli Taurat, katanya, "Ya Guru, betullah kata-Mu itu." Tetapi tiadalah mereka itu berani menyoal Dia atas barang sesuatu lagi. Maka kata Yesus kepada mereka itu, "Bagaimanakah yang orang mengatakan Kristus itu anak Daud? Karena Daud sendiri mengatakan di dalam kitab Zabur: Bahwa Tuhan telah berfirman kepada Tuhanku: Duduklah Engkau di sebelah kanan-Ku, sehingga Aku menaklukkan segala musuh-Mu menjadi alas kaki-Mu. Jikalau demikian Daud memanggil Dia Tuhan, bagaimanakah pula Ia jadi anaknya?" Maka berkatalah Yesus di hadapan segenap kaum itu kepada murid-murid-Nya demikian, "Jagalah dirimu daripada segala ahli Taurat, yang suka berjalan-jalan dengan berjubah panjang, dan lagi suka diberi hormat kepadanya di pasar, dan suka akan kursi yang kehormatan di dalam segala rumah sembahyang, dan akan tempat yang mulia di dalam perjamuan, dan yang menghabiskan harta segala janda, dan melanjutkan doanya dengan jalan berpura-pura. Maka mereka itu akan terkena hukum yang terlebih berat."
Pasal 21. Maka Yesus pun mengangkat mata-Nya, lalu nampak orang yang kaya-kaya sedang memasukkan uang dermanya ke dalam peti derma. Maka dilihat-Nya pula seorang janda yang miskin memasukkan duit dua keping di situ. Lalu kata Yesus, "Dengan sesungguhnya Aku berkata kepadamu, bahwa janda yang miskin ini sudah memasukkan lebih daripada sekaliannya. Karena sekalian orang itu sudah memasukkan uang derma daripada kemewahannya, tetapi perempuan ini telah memasukkan daripada kekurangannya semua yang ada padanya, yaitu segenap kehidupannya." Tatkala orang berkata-kata akan hal Bait Allah itu terhias dengan batu yang indah-indah dan berbagai-bagai persembahan, maka kata Yesus, "Adapun barang yang kamu lihat ini, ada harinya kelak yang sebuah batu pun tiada akan tinggal tersusun di atas batu yang lain, yang tiada akan dirombak." Maka bertanyalah mereka itu kepada-Nya, serta berkata, "Ya Guru, bilakah perkara itu akan berlaku? Dan apakah alamatnya yang semuanya itu hampir jadi kelak?" Maka kata-Nya, "Ingatlah baik-baik, jangan kamu disesatkan orang! Karena banyak orang akan datang dengan nama-Ku, katanya: Aku inilah Dia; dan lagi: Waktunya sudah dekat! Janganlah kamu ikut orang itu. Apabila kamu mendengar dari hal peperangan dan huru-hara, janganlah kamu terkejut; karena tak dapat tiada segala perkara itu akan berlaku dahulu, tetapi kesudahan itu bukannya datang dengan segeranya." Lalu kata-Nya kepada mereka itu, "Bahwa bangsa akan berbangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan, dan akan jadi gempa bumi yang besar, dan sini sana bala kelaparan dan sampar, dan kelihatan hal yang memberi dahsyat serta tanda ajaib yang besar-besar dari langit. Tetapi terlebih dahulu daripada segala perkara itu, orang akan mendatangkan tangannya ke atasmu dan menganiayakan kamu, sehingga kamu diserahkan ke dalam segala rumah sembahyang dan ke dalam penjara, serta dibawa menghadap raja dan pemerintah, oleh sebab nama-Ku. Maka akibatnya, kamu menaikkan saksi bagi-Ku. Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, jangan mempersediakan jawabmu terlebih dahulu. Karena Aku ini memberi lidah kepadamu dan hikmat, yang tiada dapat dilawani atau dibantahi oleh segala lawanmu. Kamu diserahkan juga oleh ibu bapamu, dan oleh saudara-saudaramu dan kaum keluargamu serta sahabat-sahabatmu, dan beberapa dari antara kamu akan dibunuh orang. Maka kamu akan dibenci oleh sekalian orang sebab nama-Ku. Tetapi sehelai rambut kepalamu pun tiada akan binasa. Dengan tekunmu kamu akan beroleh nyawamu. Tetapi apabila kamu nampak Yeruzalem dilengkungi oleh laskar, lalu kamu ketahui, bahwa kebinasaannya sudah dekat. Pada masa itu hendaklah orang yang di tanah Yudea lari ke gunung, dan orang yang di dalam negeri itu hendaklah ke luar, dan orang yang di luar negeri itu jangan masuk ke dalamnya. Karena itulah hari tuntutan bela, supaya semuanya yang tersurat itu dapat disampaikan. Wai segala perempuan yang mengandung dan yang menyusui anaknya pada masa itu! Karena pada ketika itu akan timbul suatu kesusahan yang besar ke atas tanah itu dan murka ke atas kaum ini, maka mereka itu akan jatuh oleh sebab mata pedang dan dibawa menjadi tawanan segala bangsa; dan Yeruzalem akan dipijak-pijak oleh orang kafir, sehingga genap segala zaman orang kafir itu. Dan akan ada beberapa tanda ajaib pada matahari dan bulan dan bintang-bintang; dan di atas bumi kesusahan pada segala bangsa berkacau-bilau, sebab menderu mendesah laut dan gelombang. Maka orang pun rebah mati kelak, sebab ketakutan dan sebab menantikan segala perkara yang akan berlaku ke atas bumi ini; karena segala kuat kuasa langit itu pun akan berguncang-gancing. Lalu mereka itu akan memandang Anak manusia datang di dalam awan, dengan kuasa dan kemuliaan yang besar. Tetapi apabila segala perkara ini mulai berlaku, tegaklah kamu serta menengadah, karena kelepasan bagimu sudah dekat." Maka dikatakan-Nya kepada mereka itu suatu perumpamaan, "Tengoklah pohon ara dan segala pohon lain! Apabila kamu melihat pohon itu baharu bertunas, kamu sendiri ketahui bahwa musim panas sudah hampir. Demikian juga hal kamu ini pada masa kamu nampak segala sesuatu itu jadi, ketahuilah olehmu bahwa kerajaan Allah sudah dekat. Dengan sesungguhnya Aku berkata kepadamu, bahwa bangsa ini tiada akan lenyap sebelum segala perkara itu jadi. Maka langit dan bumi akan lenyap, tetapi perkataan-Ku kekal. Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan ditakluk oleh gelojoh dan mabuk dan percintaan kehidupan ini, sehingga dengan tiada disangka-sangka hari itu terentang ke atasmu seperti jerat. Karena demikianlah kelak datangnya ke atas sekalian orang yang diam di seluruh muka bumi. Tetapi berjaga-jagalah senantiasa serta berdoa, supaya kamu kuat melepaskan diri daripada segala sesuatu yang akan jadi itu, dan tahan menghadap Anak manusia." Maka pada siang Yesus mengajar di dalam Bait Allah, tetapi pada malam keluarlah Ia bermalam di atas gunung yang bernama Bukit Zaitun. Maka pagi-pagi sekalian kaum itu pun datang kepada-Nya akan mendengar Dia di dalam Bait Allah.
Pasal 22. Maka hari raya roti yang tiada beragi, yang bernama Pasah itu, sudahlah hampir; dan kepala-kepala imam dan ahli Taurat mencari daya, bagaimana hendak membunuh Yesus; karena mereka itu takut akan kaum itu. Lalu Iblis pun masuklah ke dalam Yudas, yang bernama Iskariot, yaitu seorang yang terhisab kepada dua belas murid itu. Maka pergilah ia kepada kepala-kepala imam dan penghulu laskar serta berbicara peri bagaimana ia hendak menyerahkan Yesus kepada mereka itu. Maka bersukacitalah mereka itu sambil berjanji memberi uang kepadanya. Maka Yudas pun mengakulah, serta mencari ketika yang baik akan menyerahkan Yesus kepada mereka itu pada waktu lengang. Maka sampailah hari raya roti yang tiada beragi itu, yang anak domba Pasah itu wajib disembelih. Lalu Yesus menyuruh Petrus dan Yahya, katanya, "Pergilah kamu sediakan Pasah bagi kita, supaya kita makan." Maka kata mereka itu kepada-Nya, "Ke manakah Tuhan suka kami pergi menyediakan Pasah?" Maka kata-Nya kepada mereka itu, "Serta kamu masuk ke dalam negeri, akan bertemu dengan kamu seorang yang membawa sebuah buyung berisi air; ikutlah dia ke dalam rumah yang ia masuk. Lalu katakanlah kepada tuan rumah itu: Guru suruh bertanya kepadamu, kata-Nya: Di manakah bilik tempat Aku hendak makan Pasah dengan murid-murid-Ku? Maka ia pun akan menunjukkan kepadamu sebuah bilik besar di atas, yang terlengkap dengan indahnya; di situlah kamu bersiap!" Lalu pergilah mereka itu, maka didapatinya betul seperti yang dikatakan oleh Yesus kepada mereka itu, maka disediakannyalah Pasah itu. Setelah sampai waktunya, maka Yesus pun duduklah beserta dengan rasul-rasul itu. Lalu Ia berkata kepada mereka itu, "Aku tersangatlah ingin hendak makan Pasah ini bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku merasai sengsara, karena Aku berkata kepadamu: Tiadalah lagi Aku akan makan dia, sehingga Pasah itu disempurnakan di dalam kerajaan Allah." Maka disambut-Nya cawan minuman, lalu diucapkan-Nya syukur, serta berkata, "Ambillah ini, bahagikan di antara kamu! Karena Aku berkata kepadamu: Bahwa daripada ketika ini tiada lagi Aku minum air buah anggur sehingga kerajaan Allah itu datang." Maka Yesus pun mengambil roti, lalu diucapkan-Nya syukur, dipecah-pecahkan-Nya, serta diberikan-Nya kepada mereka itu, kata-Nya, "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan karena kamu; perbuatlah demikian menjadi suatu peringatan akan Daku." Demikian juga cawan minuman itu, sesudahnya makan, kata-Nya, "Cawan minuman ini adalah perjanjian baharu di dalam darah-Ku, yang ditumpahkan karena kamu. Tetapi tengoklah! Tangan orang yang menyerahkan Aku ada bersama-sama dengan Aku di meja ini. Karena Anak manusia akan pergi juga, seperti yang ditakdirkan atas-Nya; tetapi wai atas orang itu yang menyerahkan Dia!" Maka mulailah mereka itu bertanya-tanya sama sendirinya, siapakah gerangan dari antara mereka itu yang bermaksud membuat demikian. Maka timbullah suatu pertengkaran di antara mereka itu: Siapakah dari antara mereka itu yang terbilang besar. Maka kata Yesus kepada mereka itu, "Raja-raja segala bangsa memerintahkan rakyatnya, dan orang yang memegang kuasa atas mereka itu digelar dermawan. Tetapi kamu ini jangan jadi demikian, melainkan yang terlebih besar di antara kamu, patut menjadi seperti yang terlebih muda, dan yang memerintah, patut menjadi seperti yang melayan. Karena siapakah yang lebih besar, orang yang duduk makankah, atau yang melayankah? Bukankah orang yang duduk makan itu? Tetapi Aku inilah ada di antara kamu seperti orang yang melayani. Tetapi kamulah yang bertekun bersama-sama dengan Aku di dalam segala pencobaan atas-Ku; sebab itu Aku menentukan bagimu kerajaan, sebagaimana Bapa-Ku juga menentukan dia bagi-Ku, supaya kamu makan minum semeja dengan Aku di dalam kerajaan-Ku, dan kamu duduk di atas takhta menghakimkan dua belas suku bangsa Israel." "Hai Simon, Simon! Tengoklah Iblis sangat meminta kamu, hendak menampi kamu seperti gandum. Tetapi Aku ini mendoakan engkau, supaya imanmu jangan gugur; dan jikalau engkau bertobat, sokonglah saudara-saudaramu." Maka kata Petrus kepada-Nya, "Ya Tuhan, jikalau beserta Tuhan, rela hatiku masuk ke dalam penjara, atau mati sekalipun." Tetapi kata Yesus, "Hai Petrus, ayam tiada akan berkokok hari ini sehingga engkau bersangkal tiga kali, bahwa tiada engkau kenal Aku." Maka kata Yesus kepada murid-murid itu, "Tatkala Aku menyuruhkan kamu keluar dengan tiada membawa pundi-pundi atau tempat bekal atau kasut, adakah kamu kekurangan barang sesuatu?" Maka kata mereka itu, "Tiada." Lalu kata-Nya kepada mereka itu, "Tetapi sekarang siapa yang ada pundi-pundi, biarlah ia bawa dia, dan yang ada tempat bekal begitu juga; tetapi siapa yang tiada menaruh sesuatu, hendaklah ia menjual bajunya akan membeli pedang. Karena Aku berkata kepadamu, barang yang tersurat tentang Aku ini pun, tak dapat tiada akan disampaikan lagi, yaitu: Bahwa Ia dihisabkan kepada pihak orang durhaka. Karena barang yang ditentukan atas-Ku itu pun ada kesudahannya." Maka kata mereka itu, "Ya Tuhan, tengoklah, di sini ada pedang dua bilah." Maka kata Yesus kepada mereka itu, "Sudahlah." Maka keluarlah Yesus, lalu pergi ke Bukit Zaitun seperti biasanya; maka murid-murid itu pun mengikut Dia. Setelah sampai ke tempat itu, berkatalah Ia kepada mereka itu, "Berdoalah kamu, supaya jangan kamu kena pencobaan!" Maka Yesus pun undur daripada mereka itu sekira-kira sepelempar batu jauhnya, lalu bertelut dan berdoa, kata-Nya, "Ya Bapa, jikalau berkenan kepada-Mu, jauhkanlah kiranya cawan minuman ini daripada-Ku, tetapi di dalam itu pun bukannya kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mu sahaja jadi." Maka kelihatanlah kepada-Nya seorang malaekat dari langit menguatkan Dia. Maka di dalam ketakutan yang amat sangat, makin bersungguh-sungguh hati Ia berdoa, sehingga peluh-Nya menjadi seperti darah menitik ke bumi. Setelah bangkit daripada berdoa, pergilah Ia kepada murid-murid-Nya, lalu didapati-Nya mereka itu tertidur oleh sebab dukacitanya. Maka berkatalah Ia kepada mereka itu, "Apakah sebabnya kamu tidur? Bangun dan berdoalah kamu, supaya jangan kamu kena pencobaan." Sedang Ia lagi berkata-kata, kelihatanlah orang banyak, beserta dengan orang yang bernama Yudas itu, yaitu seorang daripada kedua belas murid itu, yang mengepalakan mereka itu, lalu menghampiri Yesus serta mencium Dia. Lalu kata Yesus kepadanya, "Hai Yudas, dengan suatu ciumkah engkau menyerahkan Anak manusia?" Serta orang yang dekat Yesus itu nampak perkara yang akan berlaku itu, maka berkatalah mereka itu, "Ya Tuhan, kami parangkah dengan pedang ini?" Maka seorang dari antara mereka itu memarang hamba Imam Besar dan mengerat telinga kanannya. Tetapi Yesus menjawab serta berkata, "Sudahlah dengan itu!" Lalu Ia menjamah telinganya itu sambil memulihkan dia. Maka kata Yesus kepada kepala-kepala imam dan penghulu Bait Allah dan orang tua-tua yang menyerang Dia, "Kamu keluarkah seolah-olah melawan seorang penyamun dengan berpedang dan berbelantan? Setiap-tiap hari Aku ada bersama-sama dengan kamu di dalam Bait Allah, tiada pula kamu kedangkan tangan ke atas-Ku; tetapi inilah saat kamu dan kuasa kegelapan itu." Maka mereka itu pun menangkap Yesus, lalu membawa dan mengantarkan Dia ke rumah Imam Besar. Tetapi Petrus mengikut dari jauh. Apabila mereka itu sudah menyalakan api di tengah-tengah halaman balai dan duduk bersama-sama, lalu Petrus pun datang duduk di antara mereka itu. Maka seorang dayang tatkala melihat dia dekat api yang menyala, lalu menatap dia sambil berkata, "Orang ini juga beserta dengan Dia!" Tetapi ia bersangkal, katanya, "Hai perempuan, aku tiada kenal Dia." Maka tiada berapa lama antaranya seorang lain pula terpandangkan dia, lalu berkata, "Engkau pun seorang daripada mereka itu." Tetapi kata Petrus, "Hai orang, aku tidak." Sekira-kira satu jam kemudian daripada itu seorang lain lagi menyungguhkan serta berkata, "Dengan sesungguhnya orang ini juga beserta dengan Dia, karena ia ini pun orang Galilea." Tetapi kata Petrus, "Hai orang, tiada aku mengerti apa engkau katakan." Maka seketika itu juga, sedang lagi ia berkata-kata, ayam pun berkokoklah. Maka berpalinglah Yesus memandang Petrus; lalu teringatlah Petrus akan perkataan Yesus seperti yang dikatakan-Nya kepadanya: Bahwa sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau sudah menyangkali Aku tiga kali. Lalu keluarlah ia, serta menangis tersedih-sedih. Maka segala orang yang memegang Yesus itu, mengolok-olokkan sambil memalu Dia. Kemudian mereka itu pun menudungi muka Yesus, lalu bertanya kepada-Nya, katanya, "Nubuatkanlah, siapa yang memukul Engkau?" Maka banyak perkataan yang lain lagi dikeluarkannya menistai Dia. Setelah hari siang maka berhimpunlah sidang Majelis orang tua-tua kaum, yaitu kepala-kepala imam dan ahli Taurat, lalu mereka itu membawa Yesus menghadap Majelis Bicaranya. Maka katanya, "Jikalau sungguh Engkau Kristus, katakanlah kepada kami." Tetapi kata Yesus kepada mereka itu, "Jikalau kiranya Aku mengatakan kepadamu, tiada akan kamu percaya. Dan jikalau Aku bertanya kepada kamu, tiada akan kamu jawab. Tetapi daripada sekarang ini Anak manusia akan duduk di sebelah kanan kodrat Allah." Maka kata sekaliannya, "Kalau begitu, Engkau inikah Anak Allah?" Maka kata-Nya kepada mereka itu, "Seperti katamu sendiri, Akulah Dia!" Maka kata mereka itu, "Apakah gunanya lagi saksi bagi kita? Karena kita sendiri sudah mendengar daripada mulut-Nya sendiri."
Pasal 23. Maka sekalian orang banyak pun bangkitlah, lalu membawa Yesus menghadap Pilatus. Maka mulailah mereka itu sekalian menuduh Dia, serta berkata, "Adalah orang ini kami dapati menyesatkan bangsa kami dan menegahkan orang membayar uang upeti kepada Kaisar, serta mengatakan diri-Nya sendiri Kristus, seorang raja." Maka Pilatus pun bertanya kepada-Nya, katanya, "Engkaukah raja orang Yahudi?" Maka sahut Yesus kepadanya serta berkata, "Seperti kata Tuan." Maka kata Pilatus kepada kepala-kepala imam dan orang banyak itu, "Aku dapati orang ini tiada bersalah!" Maka makin berkeras kehendak mereka itu, katanya, "Ia menghasut kaum itu sambil mengajar orang di seluruh tanah Yudea dari Galilea sampai ke tempat ini." Setelah Pilatus mendengar demikian, lalu ia bertanya, kalau orang itu orang Galilea. Setelah diketahuinya, bahwa Ia terhisab kepada pemerintahan Herodes, maka disuruhnya bawa Dia kepada Herodes, yang ada pada masa itu juga di Yeruzalem. Apabila Herodes melihat Yesus, maka sangatlah ia sukacita; karena sudah lama ia hendak melihat Dia, sebab didengarnya banyak dari hal Dia, dan harap juga ia melihat suatu mujizat yang diperbuat-Nya. Lalu disoalnya Dia dengan beberapa banyak pertanyaan, tetapi Yesus tiada menyahut suatu apa pun kepadanya. Maka segala kepala imam dan ahli Taurat itu pun berdirilah menuduh Dia dengan kerasnya. Maka Herodes beserta dengan laskarnya itu pun mengejikan sambil mengolok-olokkan Dia, dikenakannya pakaian yang indah kepada-Nya, disuruhnya bawa kembali kepada Pilatus. Maka daripada hari itu juga Herodes dan Pilatus bersahabat-sahabat satu dengan yang lain, pada halnya keduanya dahulu berseteru sama sendirinya. Setelah Pilatus memanggil segala kepala imam dan penghulu serta kaum itu berhimpun, maka berkatalah ia kepada mereka itu, "Kamu sudah membawa orang ini kepadaku seolah-olah Ia seorang yang menyesatkan kaum itu, maka sesungguhnya aku ini memeriksai Dia di hadapan kamu, tetapi suatu pun tiada kesalahan-Nya kudapati pada orang itu, seperti tuduhan kamu atas-Nya. Demikian juga pendapatan Herodes, sebab ia mengirimkan Dia kembali kepada kita; maka sesungguhnya suatu pun tiada perbuatan-Nya yang berpatutan dengan mati. Sebab itu sekarang aku akan menyesah Dia, lalu melepaskan Dia." Karena pada hari raya itu wajiblah Pilatus melepaskan seorang terpenjara bagi mereka itu. Tetapi berteriaklah mereka itu ramai-ramai sama sekali, katanya, "Lenyapkanlah orang ini, lepaskan Barabbas bagi kami!" Maka Barabbas itu seorang yang dipenjarakan sebab kedurhakaannya di dalam negeri, dan sebab bunuhan. Maka sekali lagi Pilatus berkata kepada mereka itu, sebab maksudnya hendak melepaskan Yesus. Tetapi berteriaklah mereka itu, katanya, "Salibkanlah, salibkan Dia!" Maka pada ketiga kalinya Pilatus bertanya kepada mereka itu, "Kejahatan apakah yang dilakukan oleh orang ini? Suatu pun tiada kesalahan kudapati yang patut Ia mati dibunuh; sebab itu aku akan menyesah Dia, lalu melepaskan Dia." Tetapi makin sangat mereka itu berkeras dengan nyaring suaranya meminta Ia disalibkan. Maka menanglah serunya itu. Lalu Pilatus pun memberi keputusannya menurut permintaan mereka itu. Maka dilepaskannyalah orang yang dipenjarakan oleh sebab kedurhakaan dan bunuhannya itu, sebagaimana yang dipinta oleh mereka itu, tetapi Yesus diserahkannya menurut kehendak hati mereka itu. Maka sambil mereka itu berjalan membawa Yesus, dipegangkannya seorang orang Kireni bernama Simon, yang datang dari bendang, maka diletakkannya kayu salib itu ke atas bahunya, supaya dipikulnya mengikut Yesus dari belakang. Maka amatlah banyak perhimpunan orang mengiringkan dia, dan beberapa perempuan yang meratap dan menangiskan Dia. Tetapi Yesus sambil berpaling kepada mereka itu lalu berkata, "Hai anak perempuan Yeruzalem, janganlah kamu menangiskan Aku, melainkan tangiskanlah dirimu dan anak-anakmu sendiri. Karena tengoklah: Ada harinya kelak, yang orang akan berkata: Berbahagialah perempuan mandul dan rahim yang tiada mengandung, dan tetek yang tiada menyusukan anak. Pada masa itulah orang akan mulai berkata-kata kepada gunung: Timpalah kami! dan kepada bukit-bukit: Tutupilah kami! Karena jikalau demikian perbuatannya pada kayu yang hidup, apatah lagi pada yang kering?" Maka orang pun membawa juga dua orang jahat hendak dibunuh beserta dengan Dia. Setelah sampai ke tempat yang bernama Tengkorak, di situlah Ia disalibkan oleh mereka itu bersama-sama dengan kedua orang jahat itu pun, seorang di sebelah kanan dan seorang di sebelah kiri-Nya. Maka berdoalah Yesus, kata-Nya, "Ya Bapa, ampunilah kiranya mereka itu, karena tiada diketahuinya apa yang diperbuatnya." Lalu mereka itu berbahagi-bahagi pakaian-Nya dengan membuang undi. Maka kaum itu berdirilah memandang. Tetapi penghulu-penghulu menistakan Dia, katanya, "Orang lain sudah diselamatkan-Nya, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jikalau Ia sungguh Kristus Allah, pilihan-Nya." Maka segala laskar itu pun datang mengolok-olokkan Dia juga, serta membawakan Dia cuka, sambil katanya, "Jikalau Engkau raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu sendiri!" Adalah juga suatu tulisan di sebelah atas-Nya demikian, "Inilah Raja orang Yahudi." Maka seorang daripada orang jahat yang digantung itu pun menghujat Dia, "Bukankah Engkau ini Kristus? Selamatkanlah diri-Mu sendiri serta kami." Tetapi yang lain itu menjawab serta menghardik dia, katanya, "Tiadakah engkau ini takut akan Allah, sedang engkau kena hukum serupa itu juga? Kita memang dengan sepatutnya, karena kita menerima balasan yang berpadan dengan perbuatan kita; tetapi orang ini suatu pun tiada perbuatan-Nya yang salah." Lalu katanya, "Ya Yesus, ingatlah kiranya akan hamba pada ketika Tuhan tiba kelak di dalam kerajaan-Mu." Maka kata Yesus kepadanya, "Dengan sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Hari ini juga engkau bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." Adalah kira-kira pukul dua belas tengah hari gelaplah seluruh tanah itu hingga pukul tiga petang. Maka cahaya matahari pun hilanglah; dan tirai Bait Allah cariklah terbelah dua. Maka berserulah Yesus dengan suara besar, kata-Nya, "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Aku serahkan roh-Ku." Setelah dikatakan-Nya demikian, maka putuslah nyawa-Nya. Apabila penghulu laskar melihat akan barang yang berlaku itu, maka ia pun memuliakan Allah, katanya, "Sungguhlah, Orang ini benar." Maka segala orang banyak yang telah berkerumun memandang perkara yang ajaib itu, setelah dilihatnya barang yang berlaku itu, maka pulanglah sekaliannya itu dengan menepuk dadanya. Maka segala kenal-kenalannya dan juga perempuan-perempuan yang sudah mengikut Yesus dari Galilea, berdiri dari jauh memandang segala perkara ini. Maka adalah seorang bernama Yusuf, seorang sidang Majelis Bicara, orang yang baik lagi adil, (ia tiada bersetuju dengan keputusan dan perbuatan mereka itu), yaitu orang Arimatea, sebuah negeri orang Yahudi; dan ialah sedang menanti kerajaan Allah. Maka orang ini pergi menghadap Pilatus meminta mayat Yesus. Lalu diturunkannya mayat itu, serta dikapaninya dengan kain halus, kemudian ditaruhnya mayat itu ke dalam kubur batu yang berpahat, tempat belum pernah ditaruhkan barang seorang pun. Maka adalah hari Persediaan, dan hari Sabbat pun sudahlah hampir. Maka segala perempuan yang datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea, itu pun mengikut dan melihat kubur itu dan bagaimana mayat-Nya ditaruh. Maka kembalilah mereka itu serta menyediakan rempah-rempah yang harum dan minyak bau-bauan.
Pasal 24. Tetapi pada hari yang pertama di dalam minggu itu, yaitu waktu dini hari, pergilah perempuan-perempuan itu ke kubur membawa rempah-rempah yang harum, yang disediakannya itu. Lalu didapatinya batu sudah tergolek dari kubur itu. Setelah masuk, maka didapatinya bahwa mayat Tuhan Yesus itu sudah tiada. Maka sedang mereka itu termangu-mangu, tiba-tiba ada dua orang terdiri di sisinya berpakaian yang bersinar-sinar. Maka takutlah mereka itu amat sangat dengan menundukkan mukanya ke tanah; lalu berkatalah kedua orang itu kepada mereka itu, "Apakah sebabnya kamu mencari Yang Hidup di antara yang mati? Tiada Ia di sini, melainkan Ia sudah bangkit. Ingatlah bagaimana perkataan-Nya kepadamu tatkala Ia lagi di Galilea, mengatakan: Bahwa tak dapat tiada Anak manusia akan diserahkan ke tangan orang berdosa, dan Ia disalibkan, dan bangkit pula pada hari yang ketiga." Maka mereka itu pun teringatlah akan perkataan Yesus, lalu pulanglah dari kubur itu serta memberitahu segala perkara itu kepada kesebelas murid dan kepada sekalian orang lain pun. Adapun perempuan itu, yaitu Maryam Magdalena dan Yohana, dan Maryam, ibu Yakub; maka perempuan lain-lain yang beserta dengan mereka itu pun menyatakan segala perkara itu kepada rasul-rasul. Tetapi pada perasaan mereka itu adalah perkataan perempuan itu seperti cakap angin sahaja, maka tiadalah mereka itu percaya kepada perempuan itu. Tetapi Petrus pun bangkit serta berlari ke kubur; lalu tunduk menengok ke dalam, maka satu apa pun tiada dilihatnya melainkan kain kapan, lalu pulanglah ia ke rumah serta heran akan perkara yang sudah berlaku itu. Pada hari itu juga adalah dua orang dari antara mereka itu sedang berjalan ke sebuah kampung yang bernama Emmaus sekira-kira perjalanan tiga jam jauhnya dari Yeruzalem. Maka bercakap-cakaplah mereka itu sama sendirinya dari hal segala perkara yang sudah berlaku itu. Maka tatkala keduanya bercakap-cakap dan bertanya seorang kepada seorang, tiba-tiba Yesus sendiri menghampiri mereka itu sambil berjalan sertanya; tetapi mata mereka itu tertahan daripada mengenal Dia. Lalu Ia bertanya kepada mereka itu, "Apakah cakapan ini yang kamu cakapkan sama sendirimu sambil berjalan?" Maka terhenti diamlah keduanya dengan dukacita rupanya. Maka jawab seorangnya, yang bernama Keleopas, serta berkata kepada-Nya, "Engkau sendiri sahajakah musafir di Yeruzalem, yang belum mengetahui segala perkara yang sudah berlaku di situ di dalam sedikit hari ini?" Maka kata Yesus kepada mereka itu, "Perkara apakah itu?" Maka kata mereka itu kepada-Nya, "Dari hal Yesus orang Nazaret, yaitu seorang Nabi yang berkuasa di atas perbuatan dan perkataan-Nya di hadapan Allah dan segenap kaum itu; dan bagaimana kepala-kepala imam dan penghulu-penghulu kita telah menyerahkan Dia akan dihukumkan mati, lalu disalibkannya Dia. Tetapi kita berharap, bahwa Ialah yang akan membebaskan bani Israel. Tambahan pula, hari ini genap hari yang ketiga semenjak segala perkara itu sudah berlaku. Dan lagi pula beberapa perempuan dari pihak kami, yang pada hari ini ada di kubur, mendahsyatkan kami, dan tatkala mereka itu tiada jumpa mayat-Nya itu, kembalilah mereka itu sambil berkata, bahwa mereka itu sudah nampak suatu penglihatan, yaitu malaekat yang mengatakan: Ia hidup pula. Lalu pergilah beberapa orang dari pihak kami ke kubur, didapatinya betul seperti kata perempuan itu; tetapi Yesus sendiri tiada dilihatnya." Maka kata Yesus kepada mereka itu, "Hai orang bodoh, dan yang berhati bantut akan mempercayai segala sesuatu yang disabdakan oleh nabi-nabi itu! Bukankah wajib Kristus itu merasai sengsara ini, lalu masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Maka mulai daripada Musa dan segala nabi-nabi diartikannya kepada mereka itu dari dalam segenap Alkitab akan barang yang tersurat tentang diri-Nya sendiri. Maka ketiganya itu pun makin dekat dengan kampung, ke tempat mereka itu hendak pergi; maka Yesus pun merupakan seolah-olah Ia hendak berjalan langsung. Tetapi keduanya itu hendak menahankan Dia, katanya, "Tinggallah kiranya dengan kami, karena sudah hampir malam, dan hari pun sudah suntuk." Maka singgahlah Ia tinggal bersama-sama dengan mereka itu. Maka sedang Ia duduk sertanya hendak makan, diambil-Nya roti, diberkati-Nya dan dipecah-pecahkan-Nya, lalu diberikan-Nya kepada mereka itu. Maka teranglah mata keduanya, lalu mereka itu kenal Yesus itu; maka Ia pun gaiblah. Maka berkatalah mereka itu seorang kepada seorang, "Bukankah hangus hati kita, tatkala Ia bersabda kepada kita di jalan sambil mengartikan Alkitab kepada kita?" Pada ketika itu juga keduanya itu bangkit serta balik ke Yeruzalem; lalu didapatinya kesebelas murid itu sudah berhimpun dan orang yang sertanya itu pun ada bersama-sama, mengatakan, "Sungguhlah Tuhan sudah bangkit dan kelihatan kepada Simon." Maka kedua orang itu pun menceriterakan lagi segala perkara yang sudah berlaku di jalan itu, dan bagaimana Yesus dapat dikenal oleh mereka itu tatkala Ia memecahkan roti itu. Sedang mereka itu lagi bercakapkan segala perkara itu, tiba-tiba terdirilah Yesus di tengah-tengah mereka itu. Tetapi terkejutlah mereka itu dengan sangat ketakutan, sebab disangkanya hantu. Lalu Yesus pun bertanya kepada mereka itu, "Apakah sebabnya kamu terkejut? Dan apakah sebabnya timbul wasangka di dalam hati kamu? Tengoklah tangan-Ku dan kaki-Ku: Inilah Aku sendiri! Jamahlah Aku, dan lihatlah, karena hantu tiada berdaging dan tulang seperti yang kamu lihat ada pada-Ku." Setelah Ia berkata demikian, ditunjukkan-Nya kepada mereka itu tangan-Nya dan kaki-Nya. Maka sedang mereka itu lagi belum percaya dari sebab sukacita dan herannya, bertanyalah Ia kepada mereka itu, "Adakah kamu menaruh makanan di sini?" Lalu diberinya Dia ikan goreng sepotong. Maka Ia pun menyambut, lalu dimakan-Nya di hadapan mereka itu. Maka bersabdalah Ia kepada mereka itu, "Inilah perkataan-Ku yang sudah Kukatakan kepadamu, tatkala Aku lagi bersama-sama dengan kamu: Bahwa tak dapat tiada akan disampaikan hal-Ku di dalam Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan Zabur itu." Lalu dibukakan-Nya akal mereka itu, supaya mengerti Alkitab, sambil bersabda kepada mereka itu, "Adalah tersurat bahwa Kristus wajib merasai sengsara, kemudian bangkit pula dari antara orang mati pada hari yang ketiga; dan akan dikabarkan jalan bertobat dan keampunan dosa kepada sekalian bangsa dengan nama-Nya, -- mulai dari Yeruzalem. Maka kamulah saksinya di dalam segala perkara itu. Dan tengoklah, Aku ini menurunkan ke atasmu Perjanjian Bapa-Ku. Tetapi kamu ini nantilah di dalam negeri ini, sehingga kamu dilengkapi dengan kuasa dari tempat Yang Mahatinggi." Maka Yesus pun membawa mereka itu ke luar dekat Baitani, lalu mengangkat tangan-Nya memberkati mereka itu. Maka sambil Ia memberkati mereka itu, Ia bercerai daripada mereka itu, lalu terangkat naik ke surga. Maka mereka itu menyembah Dia, lalu kembali ke Yeruzalem dengan amat sukacitanya; dan senantiasalah mereka itu ada di dalam Bait Allah memuji-muji Allah.
Pasal 2. Pada masa itu juga keluarlah suatu titah Kaisar Augustus, menyuruhkan menghitung segala manusia di seluruh kerajaan itu. Inilah pertama kali perhitungan manusia yang diperbuat tatkala Kirenius menjadi wakil pemerintah di benua Syam. Maka segala orang yang hendak dihitung itu pun masing-masing kembalilah ke negerinya sendiri. Demikian juga Yusuf keluar dari negeri Nazaret di jajahan Galilea ke negeri Daud yang bernama Betlehem, di jajahan Yudea, karena ia daripada suku dan keturunan Daud, supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maryam tunangannya yang sedang hamil itu. Tatkala mereka itu di sana, Maryam pun genaplah bulannya akan bersalin. Lalu bersalinlah ia akan seorang anak laki-laki, yaitu anak yang sulung; maka dibedunginya dengan kain lampin, dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tiada tempat bagi mereka itu di dalam rumah persinggahan. Maka di jajahan itu pun ada beberapa orang gembala, yang tinggal di padang menjaga kawan binatangnya pada waktu malam. Maka tiba-tiba terdirilah seorang malaekat Tuhan di sisinya, dan kemuliaan Tuhan pun bercahaya sekeliling mereka itu; lalu sangatlah takut sekaliannya. Maka kata malaekat itu kepada mereka itu, "Janganlah takut, karena sesungguhnya Aku memberitakan kepadamu suatu kesukaan besar yang akan jadi bagi segenap kaum; sebab pada hari ini sudah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus Tuhan itu, di dalam negeri Daud. Maka inilah tandanya bagimu: Kamu akan jumpa seorang kanak-kanak berbedung dengan kain lampin dan berbaring di dalam palungan." Maka sekonyong-konyong adalah beserta dengan malaekat itu beberapa banyak bala tentara surga, yang memuji Allah serta katanya, "Segala kemuliaan bagi Allah di tempat Yang Mahatinggi, dan sejahtera di atas bumi di antara orang yang diperkenan-Nya." Apabila segala malaekat itu kembali dari mereka itu ke surga, berkatalah gembala itu sama sendirinya, "Marilah kita pergi ke Betlehem melihat perkara yang sudah jadi itu, yang dinyatakan oleh Tuhan kepada kita." Maka mereka itu pun pergilah dengan segeranya, lalu dijumpainya Maryam dan Yusuf, dan kanak-kanak itu terbaring di dalam palungan. Apabila dilihatnya, lalu dimasyhurkannya firman yang disabdakan kepadanya dari hal kanak-kanak itu. Maka sekalian orang yang mendengar itu pun heranlah akan segala perkara yang dikatakan oleh gembala itu kepadanya. Tetapi Maryam menyimpan sekalian perkataan ini, sambil berpikir di dalam hatinya. Maka gembala itu pun kembalilah serta memuji dan memuliakan Allah, sebab segala perkara yang didengar dan dilihatnya, sebagaimana yang dikatakan kepadanya. Apabila genap delapan hari Ia bersunat, lalu disebut namanya Yesus, seperti yang dikatakan oleh malaekat, sebelum Ia dikandungkan di dalam rahim. Setelah sudah lepas pantang menurut Taurat Musa, maka dibawanya kanak-kanak itu ke Yeruzalem hendak menyerahkan Dia kepada Tuhan, seperti yang tersurat di dalam hukum Allah: Bahwa tiap-tiap anak sulung laki-laki yang mula-mula membuka rahim ibunya akan terserah kepada Allah, dan lagi hendak mempersembahkan korban, sebagaimana yang tersebut di dalam hukum Allah, yaitu: Burung tekukur sepasang, atau anak merpati dua ekor. Maka adalah seorang di Yeruzalem yang bernama Simeon. Adapun orang itu benar lagi takut akan Allah, serta menantikan penghiburan bagi bani Israel, maka Rohulkudus pun ada di atasnya. Maka sudahlah diturunkan wahyu kepadanya oleh Rohulkudus, bahwa tiadalah ia merasai mati sebelum dipandangnya Kristus Tuhan itu. Dengan kuasa Roh itu masuklah ia ke dalam Bait Allah, maka tatkala Yesus, kanak-kanak itu, dibawa masuk oleh ibu bapa-Nya hendak membuatkan Dia menurut hukum Taurat, lalu Simeon pun memangku Dia, serta memuji Allah, katanya, "Ya Tuhan, sekarang biarlah hambamu kembali dengan sejahtera menurut sebagaimana firman-Mu. Karena mataku telah melihat selamat yang daripada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan sekalian bangsa; yaitu suatu terang-menerang bercahaya kepada orang kafir, dan kemuliaan bagi kaum-Mu Israel." Maka bapa-Nya dan ibu-Nya pun heran akan barang yang dikatakan dari hal Dia; maka Simeon pun memberkati keduanya itu, serta berkata kepada Maryam, ibu-Nya, "Tengoklah, kanak-kanak ini ditentukan akan menjatuhkan dan membangunkan beberapa banyak orang Israel, dan akan menjadi suatu alamat yang dibantah. Maka suatu pedang akan menembuskan jiwamu sendiri, -- supaya ketara pikiran hati orang banyak." Maka ada pula seorang nabiah bernama Hanna, anak Panuil, daripada suku bangsa Asyir; maka ia sangat lanjut umurnya, dan ia bersuami tujuh tahun lamanya kemudian daripada masa ia menjadi perawan, dan ia sudah janda sehingga umurnya delapan puluh empat tahun; maka tiada ia meninggalkan Bait Allah, melainkan sembahyang dan puasa serta berdoa siang malam. Pada ketika itu juga datanglah ia mengucap syukur kepada Allah, serta mengatakan dari hal kanak-kanak itu kepada sekalian orang yang menantikan penebusan Yeruzalem. Setelah digenapkannya segala sesuatu yang wajib menurut hukum Tuhan, maka kembalilah mereka itu ke Galilea, yaitu negerinya sendiri Nazaret. Maka kanak-kanak itu pun makin besar dan bertambah kuat, dan penuhlah Ia dengan hikmat, dan anugerah Allah ada di atas-Nya. Maka tiap-tiap tahunlah ibu bapa-Nya pergi ke Yeruzalem pada masa raya Pasah. Tatkala umur-Nya dua belas tahun, naiklah mereka itu beraya menurut adat masa raya; serta lepas masa raya itu, tatkala keduanya berjalan pulang, maka tertinggallah Yesus, kanak-kanak itu, di Yeruzalem dengan tiada setahu ibu bapa-Nya; melainkan disangkanya Ia ada di antara orang yang berjalan sertanya, sehingga sampai sejauh sehari perjalanan, lalu dicarinya Dia di antara kaum keluarga dan kenal-kenalannya; tetapi sebab tiada dijumpainya, berbaliklah keduanya ke Yeruzalem mencari Dia. Lepas tiga hari, dijumpainya Dia di dalam Bait Allah sedang duduk di tengah-tengah guru-guru di situ, mendengar mereka itu bersoal jawab. Maka sekalian orang yang mendengar Dia itu pun tercengang-cenganglah akan pengetahuan dan jawab-Nya. Maka tercenganglah ibu bapa-Nya melihat Dia; lalu kata ibu-Nya kepada-Nya, "Hai anakku, apakah sebabnya Engkau berbuat demikian kepada kami? Tengoklah, bapa-Mu dengan aku mencari Engkau dengan bersusah payah." Maka berkatalah Ia kepada mereka itu, "Apakah sebabnya kamu mencari Aku? Tiadakah kamu ketahui, bahwa Aku wajib ada di dalam pekerjaan Bapa-Ku?" Tetapi ibu bapa-Nya tiada paham akan perkataan yang dikatakan-Nya itu. Maka pulanglah Ia sertanya, lalu tibalah di Nazaret; dan diturut-Nya perintahnya. Maka ibu-Nya menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya. Maka Yesus pun makin bertambah-tambah hikmat dan besar-Nya, dan makin diperkenan Allah dan manusia.
Pasal 3. Maka pada tahun yang kelima belas pada zaman Kaisar Tiberius tatkala Pontius Pilatus menjadi wakil pemerintah Yudea, dan Herodes menjadi raja Galilea, dan Pilipus, saudara Herodes, raja di jajahan Ituria serta Terakhonitis, dan Lisanias raja Abilene, pada zaman Hannas dan Kayafas menjadi Imam Besar, turunlah firman Allah kepada Yahya, anak Zakaria, di padang belantara; lalu datanglah ia ke seluruh jajahan keliling Sungai Yarden mengabarkan baptisan tobat, jalan keampunan dosa, seperti yang tersurat di dalam kitab Nabi Yesaya, bunyinya, "Suara orang yang berseru-seru di padang belantara: Sediakanlah jalan Tuhan, dan luruskanlah lorong-lorong-Nya. Tiap-tiap lembah akan ditimbun, dan tiap-tiap gunung dan bukit pun akan direndahkan; dan yang bengkok akan diluruskan, dan yang lekuk-lekak akan diratakan; dan sekalian manusia akan melihat selamat yang daripada Allah." Maka kata Yahya kepada orang banyak yang datang dengan maksud dibaptiskannya itu, "Hai benih ular, siapakah menunjukkan kepadamu jalan melarikan dirimu daripada kemurkaan yang akan datang kelak? Keluarkanlah olehmu buah-buahan yang berpadan dengan tobat, dan janganlah kamu mulai berkata di dalam hatimu sendiri: Bahwa Ibrahimlah bapa kita. Karena aku berkata kepadamu, bahwa Allah berkuasa menjadikan anak-anak Ibrahim daripada batu-batu ini. Sekarangpun sudah sedia kapak di akar pohon kayu; maka tiap-tiap pohon kayu yang tiada berbuah yang baik, ia itu akan ditebang dan dibuang ke dalam api." Maka orang banyak itu pun menanya dia, katanya, "Apakah juga wajib kami perbuat?" Maka ia menjawab serta berkata kepada mereka itu, "Orang yang menaruh dua helai baju, hendaklah memberi sehelai kepada orang yang tiada; dan orang yang menaruh makanan, hendaklah ia berbuat demikian juga." Maka datanglah juga orang pemungut cukai minta dibaptiskan serta berkata kepadanya, "Ya Guru, apakah yang wajib kami perbuat?" Maka katanya kepada mereka itu, "Janganlah kamu menuntut lebih daripada barang yang ditetapkan kepadamu." Maka ada beberapa laskar pula menanya dia, katanya, "Apakah yang wajib kami ini perbuat?" Maka katanya kepada mereka itu, "Jangan kamu merampas, dan jangan kamu membawa aduan yang palsu ke atas barang seorang pun; melainkan padalah kamu dengan gajimu." Tatkala kaum itu sedang menanti, serta berbicara di dalam hatinya tentang Yahya kalau-kalau ia ini Kristus, maka jawab Yahya serta berkata kepada sekalian orang itu, "Aku ini membaptiskan kamu dengan air, tetapi adalah kelak datang seorang yang lebih berkuasa daripadaku, maka menguraikan tali kasut-Nya pun aku ini tiada berlayak, Ialah akan membaptiskan kamu dengan Rohulkudus dan api. Nyirunya ada di dalam tangan-Nya; maka Ia akan membersihkan segenap tempat pengirik-Nya, lalu Ia mengumpulkan gandum-Nya masuk ke dalam lumbung, tetapi sekamnya akan habis dibakar-Nya dengan api yang tiada dapat dipadamkan." Maka dengan beberapa nasehat yang lain pula diberitakannya kabar kesukaan kepada kaum itu. Tetapi Herodes, raja seperempat negeri itu, yang dihardik oleh Yahya karena sebab Herodiah, isteri saudaranya, dan karena segala kejahatan yang diperbuat oleh Herodes itu, maka ditambahinya pula sekalian ini dengan menutup Yahya di dalam penjara. Maka berlakulah, tatkala segenap kaum itu dibaptiskan dan Yesus juga dibaptiskan sambil Ia berdoa, bahwa langit pun terbukalah; lalu Rohulkudus turun ke atas-Nya berlembaga seperti seekor burung merpati, maka suatu suara dari langit mengatakan, "Engkau inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mu juga Aku berkenan." Maka Yesus sendiri tatkala Ia mulai mengajar, umur-Nya sekira-kira tiga puluh tahun; maka pada sangka orang Ia itu anak Yusuf, anak Heli, anak Matat, anak Lewi, anak Malkhi, anak Yanna, anak Yusuf, anak Matatias, anak Amos, anak Nahun, anak Esli, anak Naggai, anak Maat, anak Matatias, anak Simai, anak Yusikh, anak Yuda, anak Yuana, anak Resa, anak Zorubabil, anak Syaaltiel, anak Neri, anak Malkhi, anak Adi, anak Kosam, anak Elmodam, anak Er, anak Yusa, anak Eliazar, anak Yorim, anak Matat, anak Lewi, anak Simeon, anak Yehuda, anak Yusuf, anak Yonan, anak Elyakim, anak Malia, anak Minna, anak Matata, anak Natan, anak Daud, anak Isai, anak Obed, anak Boaz, anak Sala, anak Nahsyun, anak Aminadab, anak Admin, anak Arni, anak Ezrom, anak Paris, anak Yehuda, anak Yakub, anak Ishak, anak Ibrahim, anak Tarah, anak Nahor, anak Sarukh, anak Ragau, anak Palik, anak Abir, anak Sala, anak Kainan, anak Arpaksad, anak Sem, anak Nuh, anak Lamekh, anak Metusalah, anak Enokh, anak Yarid, anak Mahlalel, anak Kainan, anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah.
Pasal 4. Maka Yesus pun, penuhlah dengan Rohulkudus, balik dari Yarden, lalu Roh itu membawa Dia ke padang belantara empat puluh hari lamanya, dicobai oleh Iblis. Selama itu suatu apa pun tiada dimakan-Nya. Setelah genap hari itu, Ia berasa lapar. Maka kata Iblis itu kepada-Nya, "Jikalau Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti!" Maka jawab Yesus kepadanya, "Adalah tersurat: Bahwa bukannya dengan roti sahaja manusia akan hidup." Maka Iblis pun membawa Dia ke kemuncak gunung, lalu memperlihatkan kepada-Nya segala kerajaan dunia ini sekejap ketika lamanya. Maka kata Iblis itu kepada-Nya, "Kepada Engkaulah hendak kuberikan kesemua kuasa ini dan kemuliaannya; karena semua itu terserah kepadaku, dan kepada barangsiapa yang kukehendaki, aku berikan. Sebab itu jikalau Engkau sujud menyembah aku, maka sekalian itu milik Engkaulah." Maka jawab Yesus serta berkata kepadanya, "Adalah tersurat: Bahwa wajiblah engkau sujud menyembah Allah Tuhanmu, dan beribadat hanya kepada-Nya sahaja." Maka dibawanya Dia ke Yeruzalem, lalu ditaruhnya di atas bubungan Bait Allah serta berkata kepada-Nya, "Jikalau Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah; karena telah tersurat: Bahwa Ia akan berfirman kepada malaekat-Nya dari hal-Mu, akan memeliharakan Dikau; dan malaekat itu akan menatang Engkau di tangannya, supaya jangan terantuk kaki-Mu pada batu." Maka jawab Yesus serta berkata kepadanya, "Adalah tersebut: Janganlah engkau mencobai Allah Tuhanmu." Setelah Iblis itu menggenapi segala pencobaan ke atas-Nya, lalu undurlah ia dari Yesus seketika lamanya. Kemudian baliklah Yesus ke Galilea dengan kuasa Roh; maka masyhurlah kabar-Nya di seluruh jajahan itu. Lalu Ia mengajar di dalam segala rumah sembahyang mereka itu, dan sekalian orang pun memuji Dia. Maka tibalah Ia di Nazaret, tempat Ia dididik; maka pada hari Sabbat masuklah Ia ke rumah sembahyang seperti biasanya, lalu berdiri hendak membacakan. Maka diunjukkan orang kepada-Nya kitab Nabi Yesaya. Setelah dibuka-Nya kitab itu, lalu dijumpai-Nya nas yang ada tersurat: Roh Tuhan ada di atas-Ku, sebab Ia sudah mengurapi Aku, akan memberitakan kabar kesukaan kepada orang miskin, dan menyuruhkan Aku mengabarkan kebebasan bagi orang yang tertawan, dan menyembuhkan penglihatan orang buta, melepaskan orang yang tertindih, dan mengabarkan tahun karunia Tuhan. Setelah ditutup-Nya kita itu, maka dipulangkan-Nya kepada khadim, lalu duduk; maka mata sekalian orang yang di dalam rumah sembahyang itu pun terlekatlah kepada-Nya. Maka mulailah Ia mengatakan kepada mereka itu demikian, "Pada hari ini isi kitab yang kamu dengar itu sudah sampai." Maka sekalian orang itu pun menyungguhkan Dia, serta heran akan perkataan yang elok keluar daripada mulut-Nya, sambil katanya, "Bukankah Ia ini anak Yusuf?" Maka kata Yesus kepada mereka itu, "Tak dapat tiada kamu akan mengatakan perumpamaan ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah dirimu sendiri; barang yang kami dengar Engkau perbuat di Kapernaum itu, perbuatlah juga di sini di dalam negeri-Mu sendiri." Dan lagi kata-Nya, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Tiadalah seorang nabi diindahkan di dalam negerinya sendiri. Tetapi Aku berkata kepadamu dengan sebenarnya, bahwa pada zaman Elias ada banyak janda di antara orang Israel, tatkala langit tertutup tiga tahun enam bulan lamanya sehingga datang bala kelaparan besar di seluruh tanah itu; tetapi Elias itu tiada disuruhkan kepada seorang jua pun, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarepta di tanah Sidon. Dan pada zaman Nabi Elisa ada banyak orang yang kena bala zaraat di antara orang Israel, dan tiadalah seorang pun ditahirkan, melainkan Naaman orang Syam itu sahaja." Maka sekalian orang itu pun sangatlah marahnya di dalam rumah sembahyang tatkala didengarnya perkataan yang demikian ini. Lalu berbangkitlah mereka itu menolakkan Yesus ke luar negeri serta membawa Dia ke kemuncak gunung di mana negerinya dibangunkan, hendak menjatuhkan Dia ke bawah. Tetapi lalulah Ia dari tengah-tengah mereka itu serta berjalan pergi. Langsung Ia turun ke Kapernaum, sebuah negeri di Galilea. Di situlah Ia mengajar orang pada hari Sabbat. Maka sangat heranlah mereka itu akan pengajaran-Nya itu, karena perkataan-Nya itu dengan kuasa. Adalah di dalam rumah sembahyang itu seorang yang dirasuk setan, maka berteriaklah ia dengan nyaring suaranya, katanya, "Ah, apakah kena-mengena kami dengan Engkau, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang mau membinasakan kamikah? Aku tahu siapa Engkau ini, yaitu Yang Kudus datang daripada Allah." Lalu Yesus menengking dia, kata-Nya, "Diam, keluarlah engkau daripada orang ini!" Maka setan itu pun menghempaskan orang itu di tengah-tengah orang banyak, lalu keluarlah setan itu dari dalamnya dengan tiada menyakiti dia. Maka tercengang-cenganglah mereka itu sekalian serta bertutur-tutur sama sendirinya, katanya, "Wah! Perkataan apakah ini? Karena dengan kuat kuasa diperintah-Nya setan itu sehingga keluar!" Maka masyhurlah kabar dari hal Yesus itu pada segala daerah jajahan itu. Maka bangkitlah Ia keluar dari dalam rumah sembahyang itu masuk ke dalam rumah Simon. Maka mak mentua Simon itu tengah demam sangat, lalu orang meminta Yesus menolong dia. Maka berdirilah Ia di sisinya melarangkan demam itu, lalu demam itu pun hilanglah; maka sekejap itu juga ia bangkit melayani mereka itu. Apabila matahari masuk, maka segala orang, yang ada padanya orang sakit dengan berbagai-bagai penyakit, membawa orang sakit itu kepada-Nya; maka Ia pun meletakkan tangan ke atas tiap-tiap orang itu, serta menyembuhkan dia. Maka setan-setan pun keluarlah daripada banyak orang itu, sambil berteriak, katanya, "Engkau inilah Anak Allah." Lalu Yesus melarangkan setan-setan itu berkata-kata, sebab diketahui oleh setan itu bahwa Ialah Kristus. Setelah hari siang, keluarlah Ia pergi kepada suatu tempat yang sunyi; maka orang banyak itu pun mencari Dia, lalu datang kepada-Nya, hendak menahan supaya jangan meninggalkan mereka itu. Tetapi kata Yesus kepada mereka itu, "Wajiblah juga kepada negeri lain pun Aku memberitakan kabar kesukaan dari hal kerajaan Allah; maka itulah sebabnya Aku disuruhkan." Maka Ia pun mengajarlah di dalam sekalian rumah sembahyang di Yudea.
Pasal 5. Tatkala orang banyak mengasak Yesus hendak mendengar firman Allah, sedang Ia berdiri di pantai Tasik Genesaret, maka dilihat-Nyalah dua buah perahu tertambat di tepi tasik itu; tetapi orang pemukat sudah turun dari perahu itu membasuh pukatnya. Maka naiklah Yesus ke dalam perahu yang sebuah, yaitu perahu Simon, lalu meminta dia tolakkan jauh sedikit dari darat. Maka duduklah Ia, lalu mengajar orang banyak dari perahu itu. Setelah sudah Ia berhenti bertutur, maka kata-Nya kepada Simon, "Bertolaklah ke tempat yang dalam, dan labuhkanlah pukatmu akan menangkap ikan." Maka sahut Simon, katanya, "Ya Rabbi, semalam-malaman kami berlelah, suatu pun tiada dapat; tetapi sebab perkataan Rabbi hamba melabuhkan pukat itu." Setelah dilabuhkan, dilengkungnya ikan terlalu banyak, sehingga koyaklah pukatnya itu. Maka mereka itu pun menggamit kawan-kawannya, yang di dalam perahu lain itu, supaya datang membantu; maka datanglah mereka itu, lalu diisinya sarat kedua buah perahu itu, sehingga hampir tenggelam. Apabila Petrus melihat hal itu, sujudlah ia pada lutut Yesus, katanya, "Ya Tuhan, tinggalkanlah kiranya hamba, karena hamba ini orang yang penuh dosa." Sebab tercengang-cenganglah ia beserta dengan orang-orang yang ada bersama-sama dengan dia, karena perolehan ikan yang didapatinya itu; demikian juga Yakub dan Yahya, anak-anak Zabdi, yang sepencarian dengan Simon. Maka kata Yesus kepada Simon, "Jangan takut, daripada sekarang ini engkau menjadi pemukat orang." Setelah perahu itu disadaikannya ke darat, maka mereka itu pun meninggalkan semuanya, lalu mengikut Yesus. Maka berlakulah tatkala Ia di dalam sebuah negeri, bahwa adalah seorang yang kena bala zaraat dengan dahsyatnya; apabila dilihatnya Yesus, maka sujudlah orang itu serta memohonkan kepada-Nya, katanya, "Ya Tuhan, jikalau kiranya Tuhan kehendaki, niscaya Tuhan dapat mentahirkan hamba." Lalu Yesus pun mengulurkan tangan-Nya serta menjamah dia, kata-Nya, "Aku kehendaki, tahirlah engkau!" Seketika itu juga bala zaraat itu pun lenyaplah. Maka berpesanlah Yesus kepadanya, "Jangan mengatakan kepada seorang jua pun, melainkan pergilah menunjukkan dirimu kepada imam, dan persembahkanlah persembahan karena ketahiranmu, seperti yang dipesankan oleh Musa, yaitu akan menjadi suatu tanda kepada mereka itu." Tetapi makin masyhurlah kabar-Nya; lalu berkerumunlah sekalian orang banyak itu, hendak mendengar Dia, dan meminta sembuhkan penyakit mereka itu. Tetapi Yesus menarik diri-Nya ke tempat yang sunyi, lalu berdoa. Tatkala Yesus mengajar pada suatu hari, adalah orang Parisi dan ahli Taurat duduk di situ, yang datang dari tiap-tiap kampung di tanah Galilea dan Yudea, dan dari Yeruzalem; maka kuasa daripada Tuhan telah ada kepada-Nya sehingga Ia menyembuhkan orang. Maka ada pula orang mengusung seorang yang sakit tepok di atas usungan; maka dicarinya jalan hendak membawa masuk dan meletakkan dia di hadapan Yesus. Tetapi sebab mereka itu tiada lulus membawa orang itu masuk karena orang bersesak, naiklah mereka itu ke atas atap rumah, lalu diulurkannya ke bawah usungan dari celah atap genting itu ke tengah-tengah di hadapan Yesus. Setelah Yesus nampak percaya mereka itu, berkatalah Ia, "Hai manusia, dosamu sudah diampuni." Maka ahli Taurat dan orang Parisi mulai berbicara, katanya, "Siapakah orang ini yang mengatakan hujat itu? Siapakah dapat mengampuni dosa kecuali Satu sahaja, yaitu Allah?" Tetapi sebab Yesus mengetahui pikiran mereka itu, maka Ia pun menjawablah serta berkata kepada mereka itu, "Apakah kamu berbicara di dalam hatimu? Yang manakah lebih mudah mengatakan: Dosamu sudah diampunikah, atau mengatakan: Bangunlah berjalan? Tetapi supaya kamu mengetahui, bahwa Anak manusia ada kuasa di dalam dunia ini mengampuni dosa," maka kata-Nya kepada orang yang sakit tepok itu, "Aku berkata kepadamu, bangunlah engkau, angkat tempat tidurmu, pulanglah ke rumahmu." Seketika itu juga bangunlah ia di hadapan mereka itu, lalu diangkatnya tempat tidur yang di atasnya ia berbaring itu, langsung berjalan pulang ke rumahnya serta memuliakan Allah. Maka tercengang-cenganglah mereka itu sekalian, lalu memuliakan Allah, dan menaruh ketakutan yang amat sangat, katanya, "Pada hari ini kami nampak suatu perkara yang ajaib." Kemudian daripada itu keluarlah Yesus pergi, lalu nampak seorang pemungut cukai bernama Lewi, sedang duduk di rumah pencukaian, maka kata-Nya kepada orang itu, "Ikutlah Aku." Maka ditinggalkannya semua, lalu bangun mengikut Yesus. Maka Lewi pun memberi Yesus suatu perjamuan besar di dalam rumahnya sendiri. Di sana ada amat banyak orang pemungut cukai dan lain-lain, yang duduk makan serta-Nya. Maka bersungut-sungutlah orang Parisi dan ahli Tauratnya kepada murid-murid Yesus, katanya, "Apakah sebabnya kamu makan minum dengan orang pemungut cukai dan orang berdosa?" Maka Yesus pun menjawab serta berkata kepada mereka itu, "Orang yang sehat itu tiada perlukan tabib, hanyalah orang yang sakit. Bukannya Aku datang memanggil orang yang benar, melainkan orang yang berdosa, supaya bertobat." Maka kata mereka itu kepada-Nya, "Murid-murid Yahya kerap kali puasa dan berdoa, sedemikian itu juga orang Parisi; tetapi murid-murid-Mu sendiri makan minum sahaja." Maka kata Yesus kepada mereka itu, "Bolehkah sahabat-sahabat mempelai itu disuruh puasa olehmu, selagi ada mempelai itu sertanya? Tetapi ada harinya kelak, yang mempelai itu diambil daripadanya, pada masa itu baharulah mereka itu akan puasa." Maka dikatakan-Nya pula suatu perumpamaan kepada mereka itu, "Bahwa seorang pun tiada yang mengoyakkan secarik kain daripada pakaian yang baharu, ditampalkan pada pakaian yang lama; jikalau sedemikian, yang baharu itu pun koyaklah, dan secarik yang baharu itu juga tiada berpadan dengan yang lama. Dan seorang pun tiada yang membubuh air anggur yang baharu ke dalam kerbat kulit yang lama; jikalau sedemikian, air anggur yang baharu itu kelak meletupkan kerbat itu, lalu air anggurnya itu pun tumpahlah, dan kerbat itu juga binasalah; melainkan air anggur yang baharu patutlah dibubuhkan ke dalam kerbat yang baharu. Maka tiada seorang pun yang minum air anggur yang lama, ingin akan air anggur yang baharu, karena katanya: Yang lama itulah sedap rasanya."
Pasal 6. Adalah pada suatu hari Sabbat sambil Yesus berjalan melalui ladang-ladang gandum, murid-murid-Nya pun memetik mayang-mayang gandum, digisarnya dengan tangan, lalu dimakannya. Tetapi berkatalah beberapa orang Parisi, "Apakah sebabnya kamu perbuat barang yang tiada halal pada hari Sabbat?" Maka jawab Yesus serta berkata kepada mereka itu, "Belumkah lagi kamu membaca barang yang diperbuat oleh Daud tatkala ia lapar dan segala orang yang beserta dengan dia? Di dalam hal ia sudah masuk ke dalam Rumah Allah, serta mengambil roti persembahan, lalu dimakannya, dan diberikannya juga kepada orang yang beserta dengan dia, yang tiada halal dimakan, melainkan oleh imam sahaja?" Maka berkatalah Yesus lagi kepada mereka itu, "Anak manusia itulah Tuhan atas hari Sabbat juga." Pada suatu hari Sabbat yang lain, masuklah Yesus ke dalam rumah sembahyang, serta mengajar; maka adalah di sana seorang yang mati tangan kanannya. Maka ahli Taurat dan orang Parisi pun mengintai, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabbat, supaya dapat menyalahkan Dia. Tetapi Ia sendiri mengetahui pikiran mereka itu, lalu berkatalah Ia kepada orang yang mati tangan itu, "Bangunlah engkau berdiri di tengah-tengah." Maka bangkitlah ia berdiri di tengah. Maka berkata pula Yesus kepada mereka itu, "Aku hendak bertanya kepadamu: Halalkah pada hari Sabbat berbuat baik atau berbuat jahat menyelamatkan nyawa atau membunuh?" Maka Yesus memandang sekeliling kepada mereka itu, lalu kata-Nya kepada orang itu, "Kedangkanlah tanganmu!" Maka dikedangkannya, lalu sembuhlah tangannya; maka mereka itu sekalian pun sangatlah geram, serta berunding sama sendirinya, apa yang patut mereka itu perbuat ke atas Yesus. Pada masa itu juga keluarlah Yesus pergi ke sebuah gunung akan berdoa; maka semalam-malaman itu berdoalah Ia kepada Allah. Setelah sudah hari siang, dipanggil-Nya murid-murid-Nya, dan dipilih-Nya dari antara mereka itu dua belas orang, yang digelarkan-Nya rasul, yaitu Simon, yang digelari-Nya Petrus, dan Andreas saudaranya, dan Yakub, dan Yahya, dan Pilipus, dan Bartolomius, dan Matius, dan Tomas, dan Yakub, anak Alpius, dan Simon yang digelar Zelotis, dan Yudas, anak Yakub, dan Yudas Iskariot, yang menjadi orang belot. Maka turunlah Yesus bersama-sama dengan mereka itu, lalu berdiri pada tempat yang rata, beserta dengan beberapa banyak murid-murid-Nya, dan terlalu banyak orang dari seluruh tanah Yudea dan dari Yeruzalem, dan dari pantai laut dekat Tsur dan Sidon, yang datang hendak mendengar Dia dan meminta sembuhkan penyakit mereka itu, dan orang yang dirasuk setan itu pun disembuhkan-Nya. Dan segala orang banyak pun bermaksud hendak menjamah Dia, sebab ada khasiat keluar daripada-Nya, sehingga disembuhkan-Nya mereka itu sekalian. Setelah sudah Ia mengangkat mata-Nya kepada murid-murid-Nya, lalu berkatalah Ia, "Berbahagialah kamu yang miskin; karena kamulah yang empunya kerajaan Allah. Berbahagialah kamu yang lapar sekarang ini; karena kamu akan dikenyangkan. Berbahagialah kamu yang menangis sekarang ini; karena kamu akan tertawa kelak. Berbahagialah kamu apabila orang membenci kamu, dan apabila orang mengasingkan kamu, dan mencela serta menghinakan nama kamu seolah-olah jahat, oleh sebab Anak manusia. Hendaklah kamu bersukacita melompat-lompat pada hari itu; karena sesungguhnya besar pahalamu di surga; sebab sedemikian itu juga diperbuat oleh orang tua-tuamu ke atas nabi-nabi. Tetapi, wai bagi kamu yang kaya, karena sudahlah dengan itu penghiburanmu. Wai bagi kamu, hai orang yang kenyang sekarang ini; karena kamu akan lapar kelak. Wai bagimu, yang tertawa sekarang ini; karena kamu akan berdukacita dan menangis. Wai bagimu, apabila kamu dipuji oleh sekalian orang, karena sedemikian itu juga telah diperbuat oleh orang tua-tuanya kepada segala nabi palsu. Tetapi kepada kamu ini yang mendengar, Aku berkata demikian: Kasihilah seterumu, dan perbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuki kamu; dan doakan orang yang mencercai kamu. Kepada orang yang menampar pipimu sebelah, berilah juga kepadanya pipi yang sebelah lagi; dan orang yang mengambil jubahmu, jangan ditegahkan mengambil bajumu lagi. Berilah kepada tiap-tiap orang yang meminta kepadamu; dan daripada orang yang mengambil barang-barangmu, jangan dituntut kembali. Maka sama seperti kamu suka orang akan berbuat padamu sedemikian itu juga hendaklah kamu berbuat kepadanya. Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah pahalamu? Karena orang yang berdosa pun mengasihi orang yang mengasihi dia. Dan jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepadamu, apakah juga pahalamu? Karena orang berdosa pun berbuat sedemikian itu juga. Dan jikalau kamu meminjamkan kepada orang yang kamu berharap akan menerima kembali daripadanya, apakah pula pahalamu? Karena orang yang berdosa itu pun meminjamkan kepada orang berdosa, akan menerima kembali sebanyak itu juga. Tetapi hendaklah kamu mengasihi seterumu, dan berbuat baik, dan memberi pinjam dengan tiada berharap akan menerima balik; maka berpahala besarlah kamu kelak, dan kamu akan menjadi anak-anak Yang Mahatinggi, karena Ialah murah kepada orang yang tiada syukur dan yang jahat. Hendaklah kamu berpengasihan sama seperti Bapamu juga berpengasihan. Dan janganlah kamu menuduh orang, niscaya kamu pun tiada akan dituduh; dan jangan menyalahkan orang, niscaya kamu pun tiada akan disalahkan; lepaskanlah, niscaya kamu pun akan dilepaskan. Berilah, niscaya kepada kamu pun akan diberi: Suatu sukatan yang betul, ditekan-tekan, dan digoncang-goncang sehingga melembak, akan diberi orang kepada ribaanmu, karena dengan sukatan yang kamu menyukat, akan disukatkan pula kepada kamu." Maka dikatakan-Nya pula kepada mereka itu suatu perumpamaan, kata-Nya, "Dapatkah orang buta memimpin orang buta? Tiadakah kedua-duanya pun akan jatuh ke dalam lubang? Seorang murid tiada lebih daripada gurunya; tetapi tiap-tiap murid yang sudah cukup pelajaran itu akan menjadi sama seperti gurunya. Apakah sebabnya engkau memandang selumbar yang di dalam mata saudaramu itu; tetapi balok yang di dalam matamu sendiri tiada engkau sadari? Bagaimana boleh engkau mengatakan kepada saudaramu itu: Hai Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang di dalam matamu itu, sedangkan engkau sendiri tiada nampak balok yang di dalam matamu? Hai munafik, keluarkanlah dahulu balok itu dari dalam matamu sendiri, kemudian baharulah engkau nampak terang akan mengeluarkan selumbar dari dalam mata saudaramu itu. Karena tiadalah pohon kayu yang baik, yang berbuahkan buah yang tiada baik, atau pohon kayu yang buruk, yang berbuahkan buah yang baik, sebab tiap-tiap pohon kayu dikenal daripada buahnya sendiri, karena daripada pokok duri tiada orang memetik buah ara, dan daripada semak duri tiada orang memetik buah anggur. Adapun orang yang baik, mengeluarkan barang yang baik daripada perbendaharaan hati yang baik; dan orang yang jahat, mengeluarkan barang yang jahat daripada perbendaharaan hati yang jahat; karena melimpah dari dalam hati melalui mulutnya. Apakah sebabnya kamu memanggil Aku: Tuhan, Tuhan! tetapi tiada kamu perbuat menurut perkataan-Ku? Tiap-tiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengar perkataan-Ku serta menurut, maka Aku hendak menyatakan kepadamu seumpama siapa ia, yaitu seumpama seorang yang mendirikan sebuah rumah, dan yang menggali sehingga dalam, lalu ditaruhnya alasan di atas batu; maka apabila tiba air bah serta arus menempuh rumah itu, tiadalah dapat menggerakkan dia, karena perbuatannya kukuh. Tetapi orang yang mendengar dengan tiada menurut, ialah seumpama seorang, yang mendirikan sebuah rumah di atas tanah dengan tiada beralasan; maka arus pun menempuh rumah itu, lalu segera robohlah, maka besarlah kerusakan rumah itu."
Pasal 7. Setelah Yesus menamatkan segala perkataan-Nya kepada pendengaran kaum itu, lalu masuklah Ia ke Kapernaum. Maka adalah seorang hamba penghulu laskar, yang amat disayangi oleh tuannya, sakit payah hampir mati. Setelah didengar oleh penghulu laskar itu dari hal Yesus, maka disuruhnya kepada-Nya orang tua-tua Yahudi, meminta Dia datang menyembuhkan hambanya. Apabila mereka itu sampai kepada Yesus, lalu dipintanya sangat-sangat kepada-Nya, serta berkata, "Layaklah ia ditolong Tuan, karena ia mengasihi bangsa kita, dan ialah yang mendirikan rumah sembahyang kita." Maka Yesus pun pergilah bersama-sama dengan mereka itu. Apabila mereka itu sudah dekat dengan rumah itu, maka disuruhkan oleh penghulu laskar beberapa sahabatnya pula kepada-Nya, mengatakan, "Ya Tuhan, janganlah bersusah, karena sahaya tiada layak dilawati oleh Tuhan ke dalam rumah sahaya; sebab itu rasanya, sahaya sendiri tiadalah berlayak datang kepada Tuhan, hanya katakanlah sepatah kata sahaja, niscaya hamba sahaya akan sembuh. Karena sahaya ini pun seorang yang di bawah perintah, dan di bawah perintah sahaya pula ada beberapa laskar; jikalau sahaya berkata kepada seorangnya: Pergilah, ia pun pergi; dan kepada yang lain pula: Marilah, ia pun datang; dan kepada hamba sahaya: Buatlah itu, maka dibuatnyalah." Apabila didengar oleh Yesus demikian, heranlah Ia akan dia; lalu berpaling kepada orang banyak yang mengikut Dia, kata-Nya, "Aku berkata kepadamu, di antara orang Israel sekalipun belum pernah Aku melihat iman yang sebegitu besar." Setelah pesuruh itu kembali ke rumah itu, lalu didapatinya hamba itu sudah sembuh. Kemudian daripada itu berjalanlah Yesus ke sebuah negeri yang bernama Nain; maka murid-murid-Nya dan sekalian orang banyak itu pun berjalanlah serta-Nya. Apabila Ia mendekati pintu negeri itu, adalah seorang mati diusung ke luar, yaitu anak maknya yang laki-laki tunggal; maka mak itu janda; dan ada pula banyak orang negeri itu beserta dengan dia. Serta Tuhan melihat perempuan itu, jatuhlah kasihan-Nya akan dia, lalu kata-Nya, "Janganlah engkau menangis." Maka dihampiri-Nya dan dijamah-Nya usungan itu, lalu orang yang mengusung itu pun berdirilah. Maka kata Yesus, "Hai orang muda! Aku berkata kepadamu: Bangkitlah!" Maka orang yang mati itu pun bangkitlah duduk, lalu mulai berkata-kata; kemudian diserahkannya kepada maknya. Maka ketakutanlah sekalian orang itu, lalu memuliakan Allah, katanya, "Seorang nabi yang besar telah terbit di antara kita, dan Allah telah melawat kaum-Nya." Maka masyhurlah kabar dari hal Yesus itu ke seluruh tanah Yudea dan segala jajahan sekeliling. Maka segala hal itu dikabarkanlah kepada Yahya oleh murid-muridnya. Maka Yahya pun memanggil dua muridnya, lalu menyuruh bertanya kepada Tuhan, "Engkau inikah yang akan datang itu, atau harus kami menantikan seorang lainkah?" Setelah sampai keduanya kepada Yesus, berkatalah mereka itu, "Yahya Pembaptis menyuruhkan kami kepada Tuhan, bertanya: Engkau inikah yang akan datang itu, atau harus kami menantikan seorang lainkah?" Pada ketika itu juga Yesus menyembuhkan banyak orang yang kena penyakit, dan bala dan setan, dan mengaruniakan penglihatan kepada banyak orang buta. Maka jawab Yesus serta berkata kepadanya, "Pergilah kamu, kabarkan kepada Yahya barang yang kamu tampak dan dengar; yaitu, orang buta celik matanya, orang timpang berjalan betul, orang yang kena bala zaraat ditahirkan, orang tuli sudah mendengar, orang mati dihidupkan, dan Injil diberitakan kepada orang miskin, maka berbahagialah orang yang tiada menaruh syak akan Daku." Setelah utusan Yahya itu pergi, maka mulailah Yesus bertutur kepada orang banyak akan hal Yahya, kata-Nya, "Apakah yang kamu pergi lihat ke padang belantara? Sebatang buluhkah yang digoyangkan oleh angin? Atau apakah yang kamu pergi lihat? Seorang yang memakai pakaian yang haluskah? Sesungguhnya orang yang berpakaian indah-indah dan hidup dengan lazatnya ada di dalam istana raja-raja. Atau apakah yang kamu pergi lihat? Seorang nabikah? Bahkan, Aku berkata kepadamu: Ada yang terlebih lagi daripada seorang nabi. Karena inilah dia yang tersebut halnya: Bahwa ketahuilah olehmu, Aku menyuruhkan utusan-Ku dahulu daripada-Mu, ialah menyediakan jalan di hadapan-Mu. Maka Aku berkata kepadamu, bahwa di antara segala orang yang dilahirkan oleh perempuan, tiadalah seorang pun yang lebih besar daripada Yahya; tetapi yang terkecil di dalam kerajaan Allah, itulah yang lebih besar daripadanya." Maka segenap kaum yang mendengar Dia, dan orang pemungut cukai itu pun menyungguhkan Allah di dalam hal mereka itu dibaptiskan dengan baptisan Yahya. Tetapi orang Parisi dan fakih menolakkan kehendak Allah atas dirinya sendiri, di dalam hal mereka itu tiada dibaptiskan oleh Yahya. "Dengan apakah gerangan hendak Aku umpamakan orang zaman ini, dan apakah hal yang seumpama mereka itu? Adalah mereka itu sama seperti budak-budak yang duduk di pasar, serta berseru seorang kepada seorang, katanya: Kami sudah meniup suling bagi kamu, tiada juga kamu menari; dan kami sudah meratap tetapi tiada juga kamu menangis. Karena Yahya Pembaptis sudah datang, tiada makan roti atau minum air anggur, maka katamu ia bersetan. Maka Anak manusia datang makan serta minum, maka katamu: Tengoklah seorang gelojoh dan peminum anggur sahabat orang pemungut cukai dan orang berdosa. Maka hikmat itu dibenarkan oleh sekalian anaknya." Adalah seorang Parisi menjemput Yesus makan bersama-sama dengan Dia. Maka masuklah Ia ke rumah orang Parisi itu, lalu duduk makan. Di dalam negeri itu adalah seorang perempuan berdosa; apabila diketahuinya bahwa Yesus tengah duduk makan di dalam rumah orang Parisi itu, maka dibawanya suatu buli-buli berisi minyak wangi. Maka berdirilah perempuan itu di belakang, dekat kaki Yesus sambil menangis, lalu mulailah ia membasahkan kaki-Nya dengan air matanya dan menyapu dengan rambutnya, lalu diciumnya kaki-Nya itu, serta diurapinya dengan minyak wangi. Tetapi apabila orang Parisi, yang menjemput Yesus, melihat hal itu, berkatalah ia di dalam hatinya, katanya, "Orang ini, jikalau Ia seorang nabi, niscaya diketahui-Nya siapa dan apa macamnya perempuan itu yang menjamah Dia, karena perempuan ini seorang berdosa." Maka Yesus sambil menjawab berkata kepadanya, "Hai Simon, ada satu perkara yang hendak Kukatakan kepadamu." Maka kata-Nya, "Ya Guru, katakanlah." "Adalah dua orang yang berutang kepada seorang yang meminjamkan uang; maka yang seorang berutang lima ratus dinar, dan yang lain lima puluh. Maka sebab pada mereka itu tiada pembayarnya, dilepaskannya kedua-duanya daripada utang. Sekarang yang manakah daripada dua orang itu akan terlebih mengasihi dia?" Maka sahut Simon, katanya, "Hamba sangka, orang yang dilepaskannya daripada utang yang terlebih banyak itu." Maka kata Yesus kepadanya, "Betullah sangkamu itu." Lalu berpalinglah Ia kepada perempuan itu serta berkata kepada Simon, "Engkau nampakkah perempuan ini? Bahwa Aku masuk ke rumahmu, tiada engkau memberi air akan pembasuh kaki-Ku, tetapi ia membasahkan kaki-Ku dengan air matanya, dan menyapu dengan rambutnya. Tiada engkau mencium Aku, tetapi perempuan ini semenjak Aku masuk tiada berhenti mencium kaki-Ku. Tiada engkau mengurapi kepala-Ku; tetapi perempuan ini mengurapi kaki-Ku dengan minyak wangi. Oleh sebab itu Aku berkata kepadamu, bahwa dosanya yang banyak itu diampunilah, karena kasihnya amat sangat; tetapi kepada orang yang diampuni sedikit, kasihnya juga sedikit." Lalu kata-Nya kepada perempuan itu, "Segala dosamu sudah diampuni." Maka orang yang duduk makan bersama-sama mulailah berkata di dalam hatinya, "Siapakah orang ini yang dapat juga mengampuni dosa?" Maka kata Yesus kepada perempuan itu, "Imanmu sudah menyelamatkan engkau, pulanglah engkau dengan sejahtera."
Pasal 8. Kemudian daripada itu, maka Yesus pun menjalani seluruh negeri dan kampung, serta memberitakan dan memasyhurkan kabar kesukaan dari hal kerajaan Allah, dan kedua belas murid itu ada bersama-sama dengan Dia, dan beberapa perempuan yang sudah disembuhkan-Nya daripada dirasuk setan dan berbagai-bagai kesakitan, yaitu Maryam yang disebut Magdalena, yang sudah keluar tujuh setan dari dalamnya, dan lagi Yohanna isteri Khuza, jurukunci Herodes, dan Susana, dan banyak perempuan lain-lain, yang membelanjakan hartanya sebab melayani Yesus serta murid-murid-Nya. Tatkala sekalian orang banyak berhimpun, dan dari tiap-tiap negeri pun orang datang kepada-Nya, lalu bertuturlah Ia dengan perumpamaan, "Adalah seorang penabur keluar hendak menabur benihnya; maka sedang ia menabur, ada separuh jatuh di tepi jalan, lalu dipijak-pijak orang, dan burung-burung dari udara pun makan sehingga habis benih itu. Ada separuh jatuh di atas batu; setelah tumbuh, layulah ia sebab tiada lembab. Ada juga separuh jatuh di tengah-tengah semak duri; maka duri itu pun tumbuh bersama-sama, serta membantutkan benih itu. Dan ada pula separuh jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh sehingga mengeluarkan buah seratus kali ganda." Sedang Ia berkata demikian ini, maka berserulah Ia, "Barangsiapa yang bertelinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar." Maka murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya apa arti perumpamaan ini. Maka Yesus pun berkatalah, "Bahwa kepada kamu diberi karunia mengetahui rahasia kerajaan Allah, tetapi kepada orang lain itu dengan perumpamaan, supaya dengan melihat jangan mereka itu nampak, dan dengan mendengar jangan mereka itu mengerti. Maka inilah arti perumpamaan itu: Adapun benih itulah Perkataan Allah. Maka yang di tepi jalan itu, ialah orang yang mendengar, kemudian datanglah Iblis mengambil Perkataan itu dari dalam hatinya, supaya jangan mereka itu percaya dan diselamatkan. Dan yang di atas batu itu, ialah orang, serta mendengar, menyambut Perkataan itu dengan sukacita; maka orang itu tiada berakar; mereka itu percaya untuk seketika sahaja, dan pada masa pencobaan undurlah mereka itu. Maka yang jatuh di tengah-tengah semak duri itu, ialah orang yang sudah mendengar, dan serta berjalan dibantutkan oleh kuatir dan kekayaan dan kesukaan dunia ini, maka tiadalah mengeluarkan buah dengan sempurnanya. Tetapi yang di tanah yang baik itu, ialah orang, yang sesudahnya mendengar Perkataan itu, berpegang teguh di dalam hati yang tulus dan baik, lalu mengeluarkan buah dengan bertekun. Tiadalah seorang pun memasang pelita, lalu menudung dengan suatu bekas, atau meletakkan di bawah katil; melainkan diletakkannya di atas kaki pelita, supaya orang yang masuk tampak terang itu. Karena suatu pun tiada yang tersembunyi, yang tiada dinyatakan kelak; atau tiadalah rahasia yang tiada akan diketahui, melainkan ketara kelak. Sebab itu beringatlah bagaimana kamu dengar; karena barangsiapa mempunyai sesuatu, kepadanya akan diberi lagi, dan barangsiapa yang tiada mempunyai sesuatu itu, daripadanya juga diambil barang yang disangkanya ada padanya." Maka datanglah kepada-Nya ibu dan saudara-saudara-Nya, tetapi mereka itu tiada dapat menghampiri Dia oleh sebab orang bersesak. Maka orang pun berkabar kepada-Nya dengan kata, "Ibu dan saudara Tuan berdiri di luar hendak berjumpa dengan Tuan." Tetapi jawab-Nya serta berkata kepada mereka itu, "Adapun ibu-Ku dan saudara-Ku, ialah, yang mendengar firman Allah serta menurut." Adalah pada suatu hari Yesus dengan murid-murid-Nya naik ke dalam sebuah perahu, lalu berkata kepada mereka itu, "Marilah kita menyeberang ke seberang tasik." Maka bertolaklah mereka itu. Tetapi sementara mereka itu berlayar, tertidurlah Ia, lalu turunlah angin ribut ke tasik itu, memenuhi perahu itu dengan air, sehingga nyaris bahaya. Maka datanglah mereka itu mendapatkan Yesus, serta membangunkan Dia, katanya, "Ya Rabbi, ya Rabbi, binasalah kita!" Maka bangunlah Ia sambil melarang angin dan gelombang itu; lalu berhentilah, menjadi teduh. Maka kata-Nya kepada mereka itu, "Di manakah imanmu?" Maka takutlah mereka itu serta heran sambil berkata seorang kepada seorang, "Siapakah Ia ini, yang memerintah angin dan air, sehingga menurut Dia?" Maka berlayarlah mereka itu sampai ke tanah orang Gerasa, yang berseberangan dengan Galilea. Setelah Ia naik ke darat, maka bertemulah dengan Dia seorang dari negeri itu, yang dirasuk setan; maka telah beberapa lama orang itu tiada berkain, dan tiada diam di dalam rumah, melainkan di kubur-kubur. Serta dilihatnya Yesus, maka berteriaklah ia serta sujud di hadapan-Nya sambil berkata dengan suara yang nyaring, "Apakah perkara aku kena-mengena dengan Engkau, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi; aku minta, janganlah Engkau menyiksakan aku." (Katanya begitu) sebab Yesus menyuruh setan itu keluar daripada orang itu; karena kerapkali setan itu mengharu dia; maka ia dirantai dan dibelenggu serta dikawal oranglah; tetapi segala rantai itu habis diputuskannya, lalu ia dihalaukan oleh setan itu ke tempat sunyi. Maka bertanyalah Yesus kepadanya, "Siapakah namamu?" Maka katanya, "Legion," karena banyaklah setan yang masuk ke dalamnya. Maka segala setan itu meminta Yesus supaya jangan disuruhkan-Nya masuk ke tempat yang tiada terduga dalamnya. Maka adalah di sana sekawan babi yang banyak sedang mencari makan di bukit; lalu setan itu pun meminta Yesus, supaya dibiarkannya masuk ke dalam babi itu; maka dibiarkan-Nyalah. Maka keluarlah setan itu daripada orang itu serta masuk ke dalam babi; maka terjunlah sekawan babi itu dari tempat yang curam ke dalam tasik, lalu mati lemas. Apabila penjaga babi itu pun melihat hal itu, berlarilah mereka itu, lalu dikabarkannya di dalam negeri dan di kampung. Maka keluarlah mereka itu pergi melihat barang yang berlaku itu, serta datang mendapatkan Yesus, lalu dijumpainya orang, yang setan sudah keluar dari dalamnya, duduk di kaki Yesus dan sudah berkain, dan dengan siumannya; maka takutlah mereka itu. Maka orang yang telah melihat hal itu menceriterakan kepada mereka itu, peri bagaimana orang yang dirasuk setan itu telah dipulihkan. Maka sekalian orang banyak dari seluruh jajahan Gerasa meminta Yesus undur daripada mereka itu, karena sangatlah besar ketakutan atasnya. Maka Yesus pun naik ke dalam perahu, lalu balik. Tetapi orang, yang daripadanya setan sudah keluar itu, meminta Yesus, supaya boleh bersama-sama dengan Dia; akan tetapi disuruh-Nya pulang, kata-Nya, "Pulanglah engkau ke rumahmu, lalu ceriterakanlah berapa besarnya hal yang diperbuat Allah bagimu." Maka orang itu pun pergilah, lalu memasyhurkan di seluruh negeri, berapa besar perbuatan Yesus kepadanya. Serta Yesus balik, maka Ia disambut oleh orang banyak, karena sekaliannya ada menantikan Dia datang. Maka datanglah seorang yang bernama Yairus, yaitu seorang penghulu rumah sembahyang; maka sujudlah ia pada kaki Yesus sambil memohonkan Dia datang ke rumahnya. Karena ada padanya seorang anak perempuan yang tunggal, kira-kira dua belas tahun umurnya, yang hampir mati. Sedang Yesus berjalan, maka orang banyak pun mendesak-desakkan Dia. Adalah seorang perempuan yang berpenyakit bulan sudah dua belas tahun lamanya, maka walaupun dihabiskannya hartanya kepada tabib, tetapi tiada dapat disembuhkan oleh seorang jua pun. Maka datanglah perempuan itu dari belakang menjamah kaki jubah Yesus; maka seketika itu juga terhentilah lelehan darahnya. Maka kata Yesus, "Siapakah yang menjamah Aku?" Setelah sekaliannya bersangkal, maka kata Petrus, "Rabbi, orang banyak mengimpit dan menyesak Rabbi." Maka kata Yesus, "Ada orang yang menjamah Aku, karena Kurasai suatu kekuatan sudah keluar daripada-Ku." Tetapi apabila perempuan itu tampak akan dirinya tiada dapat bersembunyi, datanglah ia dengan geletarnya, lalu sujud di hadapan Yesus sambil menyatakan di hadapan segenap kaum itu sebabnya ia menjamah Dia, dan peri bagaimana ia sembuh pada ketika itu juga. Maka kata Yesus kepadanya, "Hai anak-Ku, imanmu sudah menyembuhkan engkau, pergilah engkau dengan sejahtera." Di dalam Ia sedang berkata-kata, datanglah seorang dari rumah penghulu rumah sembahyang itu, katanya, "Anak Tuan sudah mati, janganlah menyusahkan Guru." Tetapi Yesus yang mendengar itu, menjawab kepadanya, "Jangan takut, percayalah sahaja, maka ia akan sembuh." Setelah Ia tiba di rumah itu, maka tiada diberi-Nya seorang pun masuk serta-Nya, melainkan Petrus dan Yahya dan Yakub dan bapa budak itu dengan ibunya. Maka orang-orang pun semuanya menangis dan meratapkan dia; tetapi kata Yesus, "Jangan menangis; bukannya ia mati, melainkan tidur." Maka mereka itu pun mentertawakan Dia, karena diketahuinya, bahwa ia sudah mati. Tetapi Yesus memegang tangan budak itu, lalu berseru, kata-Nya, "Hai anak perempuan, bangunlah!" Maka rohnya pun kembalilah pula, lalu bangunlah ia dengan segera; maka Yesus menyuruh memberi budak itu makan. Maka tercengang-cenganglah ibu bapanya; lalu Yesus berpesan kepada mereka itu jangan mengatakan hal itu kepada seorang jua pun.
Pasal 9. Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu diberi-Nya kuat kuasa atas segala setan, dan akan menyembuhkan berbagai-bagai penyakit. Maka disuruhkan-Nya mereka itu mengabarkan kerajaan Allah dan menyembuhkan orang sakit. Maka kata-Nya kepada mereka itu, "Jangan kamu bawa apa-apa pada perjalananmu; tongkat pun jangan, pundi-pundi pun jangan, roti pun jangan, uang pun jangan, berbaju dua pun jangan. Maka ke rumah mana jua pun kamu masuk, tinggallah di sana, dan dari situ pula kamu keluar. Maka seberapa banyak orang yang tiada menerima kamu, apabila kamu keluar dari negeri itu, kebaskanlah debu yang di tapak kakimu, akan menjadi suatu kesaksian pada mereka itu." Maka keluarlah mereka itu pergi ke seluruh kampung sambil memberitakan kabar kesukaan dan menyembuhkan orang sana sini. Maka kedengaranlah kepada Herodes, raja seperempat negeri, segala hal yang sudah jadi itu; maka bimbanglah ia sebab ada separuh orang mengatakan: Yahya sudah bangkit dari antara orang mati; dan ada juga separuh orang mengatakan: Elias sudah kelihatan; dan ada pula yang lain mengatakan, bahwa seorang dari antara nabi-nabi dahulu kala sudah bangkit. Maka kata Herodes, "Bahwa Yahya itu sudah kupancung kepalanya; tetapi siapakah gerangan orang ini, yang dari hal-Nya kudengar demikian?" Lalu dicarinya jalan hendak melihat Dia. Setelah kembali rasul-rasul itu, maka diceriterakannya kepada Yesus segala sesuatu yang diperbuatnya. Maka dibawa-Nya mereka itu serta-Nya undur berasing ke sebuah negeri yang bernama Baitsaida. Tetapi sedang orang banyak mengetahui akan hal itu, lalu mereka itu mengikut Dia; maka Yesus pun menyambut mereka itu, serta bertutur kepadanya dari hal kerajaan Allah sambil menyembuhkan orang yang berlayak disembuhkan. Maka hari pun hampir malam; lalu datanglah kedua belas murid itu berkata kepada-Nya, "Suruhkanlah orang banyak ini pulang, supaya mereka itu pergi ke kampung-kampung dan dusun-dusun yang sekeliling, akan menumpang dan mencari makanan, karena di sini kita di tempat yang sunyi." Tetapi kata Yesus kepada murid-murid itu, "Kamu berilah mereka itu makan." Maka kata murid-murid itu, "Tiadalah pada kami roti lebih daripada lima ketul, dan ikan dua ekor, kecuali kami pergi membeli makanan untuk kaum sebanyak ini." Karena ada kira-kira lima ribu orang laki-laki banyaknya. Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya, "Suruhlah mereka itu duduk bertumpuk-tumpuk, kira-kira lima puluh orang setumpuk." Maka diperbuat oleh murid-murid demikian, serta menyuruh duduk sekaliannya. Maka Yesus pun mengambil roti lima ketul, dan ikan dua ekor itu, lalu menengadah ke langit, serta memberkati dia, kemudian Ia memecahkan roti itu, dan memberikan kepada murid-murid-Nya, supaya mereka itu meletakkan di hadapan orang banyak itu. Maka makanlah sekaliannya sampai kenyang; lalu diangkat oranglah segala sisanya dua belas bakul penuh. Tatkala Yesus munajat, adalah murid-murid itu serta-Nya; maka bertanyalah Ia kepada mereka itu, kata-Nya, "Menurut kata orang banyak, siapakah Aku ini?" Maka sahut mereka itu, katanya, "Yahya Pembaptis"; tetapi ada yang mengatakan: "Elias"; ada pula yang mengatakan: "Bahwa seorang dari antara nabi-nabi dahulu kala sudah bangkit." Maka kata-Nya kepada mereka itu, "Tetapi kata kamu ini, siapakah Aku?" Maka sahut Petrus, katanya, "Kristus yang daripada Allah." Maka dipesankan-Nya amat sangat kepada mereka itu sambil melarang jangan mengatakan yang demikian kepada seorang jua pun, kata-Nya, "Bahwa wajib Anak manusia merasai banyak sengsara, dan ditolak oleh orang tua-tua dan kepala-kepala imam serta ahli Taurat, sehingga dibunuh, kemudian Ia bangkit pula pada hari yang ketiga." Maka kata-Nya kepada sekalian orang, "Jikalau barangsiapa hendak mengikut Aku, haruslah ia menyangkali dirinya serta menanggung salibnya tiap-tiap hari, lalu mengikut Aku. Karena barangsiapa yang hendak memeliharakan nyawanya, ia akan kehilangan nyawa; tetapi barangsiapa yang kehilangan nyawanya oleh karena Aku, ialah akan memeliharakan nyawa. Apakah untungnya kepada seorang, jikalau ia beroleh segenap dunia ini, tetapi dirinya sendiri hilang atau binasa? Karena barangsiapa yang malu mengaku Aku dan perkataan-Ku, maka Anak manusia itu pun malu mengaku dia, apabila Ia datang kelak dengan kemuliaan-Nya sendiri dan dengan kemuliaan Bapa-Nya dengan kemuliaan segala malaekat-Nya yang kudus. Dengan sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Ada beberapa orang yang berdiri di sini, yang tiada akan merasai mati sebelum dilihatnya kerajaan Allah." Sekira-kira delapan hari kemudian daripada perkataan itu, maka Yesus pun membawa serta-Nya Petrus dan Yahya dan Yakub, lalu naik gunung, hendak berdoa. Maka sedang Ia berdoa, berubahlah rupa muka-Nya, dan pakaian-Nya pun menjadi putih bersinar-sinar. Maka tiba-tiba adalah dua orang bertutur dengan Dia, yaitu Musa dan Elias, yang kelihatan dengan kemuliaan serta berkata-kata dari hal mati-Nya, yang akan digenapkan-Nya di Yeruzalem. Adapun Petrus dan orang yang sertanya itu pun mengantuklah amat sangat; tetapi setelah terjaga, dilihatnya kemuliaan Yesus dan kedua orang itu berdiri serta-Nya itu. Maka tatkala kedua orang itu hendak bercerai daripada-Nya, kata Petrus kepada Yesus, "Ya Rabbi, baiklah kita diam di sini; biarlah kami membuat pondok tiga buah, yaitu sebuah bagi Rabbi dan sebuah bagi Musa, dan sebuah bagi Elias"; tetapi tiadalah ia sadar akan apa yang dikatakannya itu. Maka sedang ia lagi berkata-kata demikian, datanglah sebuah awan menaungi mereka itu; maka takutlah mereka itu tatkala termasuk ke dalam awan itu. Lalu kedengaranlah suatu suara dari dalam awan itu mengatakan, "Inilah Anak-Ku yang terpilih. Dengarlah olehmu akan Dia." Serta kedengaran suara itu, maka ternampaklah Yesus seorang diri-Nya sahaja. Maka murid-murid pun diamlah, tiada diceriterakannya kepada seorang jua pun pada masa itu akan hal yang dilihatnya itu. Pada keesokan harinya tatkala mereka itu turun dari gunung itu, maka terlalulah banyak orang datang berjumpa dengan Yesus. Di antara orang banyak itu adalah seorang berseru, katanya, "Ya Guru, hamba mohonkanlah kiranya Tuan menengokkan anak hamba; karena ialah anak hamba yang tunggal. Ada suatu setan merasuk dia, tiba-tiba budak itu berteriak, dan setan itu menggoncang dia sehingga berbuih mulutnya, dan jarang ditinggalkannya dia, sehingga dirusakkannya belaka. Dan hamba sudah minta murid-murid Tuan membuangkan setan itu, tetapi tiada dapat." Maka jawab Yesus, kata-Nya, "Hai bangsa yang tiada percaya dan yang sesat ini, berapa lamakah lagi Aku beserta dengan kamu dan sabar akan kamu? Bawalah anakmu itu ke mari." Sementara ia lagi di jalan, maka ia dipontang-pantingkan oleh setan itu ke bawah, dan digoncangkannya amat sangat. Tetapi Yesus pun menengking setan itu, lalu memulihkan budak itu; maka diserahkan-Nya balik kepada bapanya. Maka tercenganglah sekaliannya akan kemuliaan Allah itu. Sementara orang sekalian lagi heran akan segala perkara yang diperbuat-Nya itu, berkatalah Ia kepada murid-murid-Nya, "Masukkanlah perkataan ini ke dalam telingamu, karena Anak manusia akan diserahkan ke tangan orang." Tetapi mereka itu tiada mengerti perkataan itu, karena ia itu tersembunyi daripada mereka itu, supaya arti perkataan itu jangan nyata kepada mereka itu; maka takutlah mereka itu menanya Dia atas perkataan itu. Maka timbullah suatu pikiran di dalam hati mereka itu: Siapakah yang terlebih besar di antara mereka itu. Tetapi sedang Yesus mengetahui akan pikiran hatinya itu, lalu diambil-Nya seorang kanak-kanak, didirikan-Nya di sisi-Nya, serta berkata kepada mereka itu, "Barangsiapa yang menyambut kanak-kanak ini atas nama-Ku, ialah menyambut Aku; dan barangsiapa yang menyambut Aku, ialah menyambut Dia yang menyuruh Aku; karena yang terlebih kecil di antara kamu sekalian, ialah yang besar." Maka sahut Yahya, katanya, "Ya Rabbi, kami sudah melihat seorang yang dengan nama Rabbi membuangkan setan; maka kami larangkan dia sebab tiada ia turut mengikut Rabbi." Tetapi kata Yesus kepadanya, "Jangan dilarangkan dia, karena barangsiapa yang tiada melawan kamu, ialah kawan kamu." Apabila hampir genap masanya Yesus dinaikkan ke surga, maka ditetapkan-Nya tujuan-Nya akan berjalan ke Yeruzalem, serta menyuruhkan beberapa pesuruh di hadapan-Nya. Maka pergilah mereka itu, lalu masuk ke dalam sebuah kampung orang Samaria akan menyediakan bagi-Nya tempat persinggahan. Tetapi tiadalah mereka itu menerima Dia, sebab perjalanan-Nya menuju ke Yeruzalem. Apabila murid-murid-Nya, yaitu Yakub dan Yahya, melihat hal itu, berkatalah mereka itu, "Maukah Tuhan, kami menyuruhkan api turun dari langit akan menghanguskan mereka itu?" Tetapi Yesus berpaling serta menghardik keduanya. Maka pergilah mereka itu ke sebuah kampung yang lain. Sedang mereka itu berjalan, berkatalah seorang kepada Yesus, "Hamba hendak mengikut barang ke mana Guru pergi." Maka kata Yesus kepadanya, "Bagi serigala ada lubangnya, dan bagi segala burung pun ada sarangnya, tetapi Anak manusia tiada bertempat hendak membaringkan kepala-Nya." Maka kata Yesus kepada seorang lain, "Ikutlah Aku." Tetapi kata orang itu, "Izinkanlah hamba pergi dahulu menguburkan bapa hamba." Tetapi kata Yesus kepadanya, "Biarlah orang mati menguburkan orangnya yang mati; tetapi engkau ini, pergilah memasyhurkan kerajaan Allah." Maka kata seorang yang lain pula, "Hamba hendak mengikut Tuhan; tetapi izinkanlah hamba pulang memberi selamat tinggal kepada seisi rumah hamba." Maka kata Yesus kepadanya, "Tiadalah seorang pun yang berpegang kepada tenggala serta menoleh ke belakang, berlayak bagi kerajaan Allah."
Pasal 10. Setelah itu, maka Tuhan pun menentukan tujuh puluh murid Maka kata-Nya kepada mereka itu, "Sungguhpun tuaiannya banyak, tetapi orang yang menuai itu sedikit sahaja; sebab itu pintalah kepada Tuhan yang empunya tuaiannya itu, supaya Ia menyuruh orang menuai ke tempat tuaiannya. Pergilah kamu! Ingat-ingat, Aku menyuruh kamu seperti anak domba di antara serigala. Jangan membawa pundi-pundi, atau tempat bekal, atau kasut; dan jangan memberi salam kepada barang seorang pun di jalan. Apabila kamu masuk ke rumah mana pun, hendaklah kamu berkata dahulu: Sejahteralah bagi rumah ini. Jikalau ada anak sejahtera di situ, maka sejahteramu itu pun akan tinggal tetap kepadanya; tetapi jikalau tiada, berbaliklah sejahtera itu kepada kamu. Di dalam rumah itulah kamu tinggal serta makan minumlah barang yang diberinya; karena tiap-tiap orang yang bekerja, niscaya mendapat upahnya. Janganlah kamu berpindah-pindah dari sebuah rumah ke sebuah rumah. Apabila kamu masuk ke negeri mana pun serta orang menerima kamu, makanlah barang yang dihidangkan bagimu, dan sembuhkanlah orang sakit di situ, serta katakan kepadanya: Kerajaan Allah sudah dekat dengan kamu. Apabila kamu masuk ke negeri mana pun, tetapi orangnya tiada menerima kamu, pergilah kamu ke luar ke jalan-jalannya, katakanlah: Debu negerimu yang lekat pada kaki kami itu pun, kami kebaskan kepadamu; akan tetapi ketahuilah olehmu, bahwa kerajaan Allah sudah dekat. Maka Aku berkata kepadamu, bahwa pada hari itu siksa negeri Sodom terlebih ringan daripada siksa negeri itu. Celakalah engkau, hai Khorazin! Celakalah engkau, hai Baitsaida! Karena jikalau di dalam Tsur dan Sidon sudah jadi segala mujizat seperti yang sudah berlaku di dalam kamu, tak dapat tiada sudah lama ia bertobat serta duduk berkainkan karung dan berabu. Tetapi siksa Tsur dan Sidon pada hari kiamat terlebih ringan daripada siksa kamu. Dan engkau, hai Kapernaum, engkau ditinggikan sampai ke langitkah? Sampai ke dalam alam maut engkau akan ditolakkan. Siapa yang mendengar kamu, ialah mendengar Aku, dan siapa yang menolak kamu, ialah menolak Aku; dan siapa yang menolak Aku, ialah menolak Dia, yang menyuruh Aku." Maka kembalilah ketujuh puluh murid itu dengan sukacitanya serta berkata, "Ya Tuhan, segala setan juga takluk kepada kami atas nama Tuhan." Maka kata Yesus kepada mereka itu, "Aku nampak Iblis jatuh seperti kilat dari langit. Ingatlah, Aku memberi kamu kuasa memijak ular dan kalajengking, dan kuasa atas segala kekuatan musuh; maka suatu pun tiada yang memberi bahaya kepadamu. Tetapi di dalam hal ini jangan kamu bersukacita, yaitu bahwa segala setan takluk kepadamu; melainkan bersukacitalah sebab namamu tersurat di dalam surga." Pada ketika itu juga bergemarlah Yesus di dalam Rohulkudus serta kata-Nya, "Ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, Aku memuji Engkau, sebab Engkau melindungkan perkara ini daripada orang budiman dan berpengetahuan dan menyatakan dia kepada anak-anak; ya Bapa, karena yang sedemikian itulah berkenan pada pemandangan-Mu. Segala sesuatu sudah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku, dan seorang pun tiada mengenal Anak itu, hanyalah Bapa sahaja, dan seorang pun tiada mengenal Bapa itu, hanyalah Anak sahaja, dan lagi orang, yang hendak dinyatakan kepadanya oleh Anak itu." Maka berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya sendiri, serta berkata, "Berbahagialah mata yang nampak barang yang kamu lihat. Karena Aku berkata kepadamu, bahwa banyaklah nabi dan raja ingin hendak melihat segala perkara yang kamu tampak ini, maka tiada mereka itu dapat melihatnya; dan hendak mendengar perkara yang kamu dengar ini, maka tiada mereka itu dapat mendengarnya." Adalah seorang fakih berdiri hendak mencobai Dia, katanya, "Ya Guru, apakah yang wajib sahaya perbuat, supaya menjadi waris hidup yang kekal?" Maka kata Yesus kepadanya, "Apakah yang tersurat di dalam kitab Taurat? Bagaimanakah engkau baca?" Maka jawabnya serta berkata, "Hendaklah engkau mengasihi Allah Tuhanmu dengan sebulat-bulat hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segala kuatmu, dan dengan sepenuh akal budimu, dan sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Maka kata Yesus kepadanya, "Betullah jawabmu itu. Perbuatlah demikian, niscaya engkau akan hidup." Tetapi orang itu hendak membenarkan dirinya, lalu katanya kepada Yesus, "Siapakah gerangan sesama manusia itu?" Maka ujar Yesus sambil kata-Nya, "Bahwa adalah seorang yang turun dari Yeruzalem ke Yerikho; maka jatuhlah ia ke tangan penyamun, yang merampas pakaiannya serta memukul dia, lalu pergi meninggalkan dia hampir mati. Kebetulan turunlah dengan jalan itu juga seorang imam; apabila dilihatnya dia, maka menyimpanglah ia melintas dia. Sedemikianpun seorang suku bangsa Lewi, apabila sampai ke tempat itu serta terpandang akan dia, maka menyimpanglah ia melintas dia. Tetapi seorang Samaria, yang sedang berjalan datang ke tempat ia terhantar; apabila terpandang akan dia, maka jatuhlah kasihannya, lalu ia menghampiri dia serta membebatkan lukanya, sambil menuang minyak dan air anggur ke atasnya; setelah itu ia pun menaikkan dia ke atas keledainya sendiri, lalu membawa dia ke rumah tumpangan, serta membela dia. Pada keesokan harinya dikeluarkannya dua dinar, diberikannya kepada tuan rumah tumpangan itu sambil katanya: Belakanlah dia, dan barang apa yang engkau belanjakan lebih daripada itu aku ganti, apabila aku datang kembali. Dari antara tiga orang itu yang manakah pada sangkamu, yang menjadi sesama manusia pada orang yang jatuh ke tangan penyamun?" Maka katanya, "Ialah yang menaruh belas kasihan kepadanya." Maka kata Yesus kepadanya, "Pergilah, dan engkau perbuatlah sedemikian itu juga." Maka sambil berjalan masuklah Yesus ke dalam sebuah kampung; maka adalah seorang perempuan bernama Marta menyambut Dia ke dalam rumahnya. Maka Marta itu ada seorang saudara perempuan bernama Maryam, yang duduk di ujung kaki Yesus, serta mendengar perkataan-Nya. Tetapi Marta itu bersibuk melayan, menghampiri Yesus serta berkata, "Ya Tuhan, tiadakah Tuhan hiraukan saudara sahaya membiarkan sahaya melayani seorang diri? Sebab itu suruhlah dia menolong sahaya." Maka Tuhan pun menjawab serta berkata kepadanya, "Marta, Marta, engkau bersusah-susah dan kuatir dari hal banyak; tetapi hanyalah satu sahaja yang perlu; karena Maryam sudah memilih bahagian yang baik, yang tiada akan diambil daripadanya."
Pasal 11. Adalah pada suatu tempat Yesus berdoa; apabila Ia berhenti, maka berkatalah seorang murid-Nya kepada-Nya, "Ya Tuhan, ajarlah kiranya kami berdoa, seperti Yahya juga mengajar murid-muridnya." Maka kata-Nya kepada mereka itu, "Apabila kamu berdoa, katakanlah: Ya Bapa, dipermuliakanlah kiranya nama-Mu; datanglah kerajaan-Mu; berilah kami tiap-tiap hari makanan kami yang secukupnya pada sehari; dan ampunilah kiranya segala dosa kami, karena kami pun mengampuni tiap-tiap orang yang berkesalahan kepada kami; dan janganlah membawa kami kepada pencobaan." Maka kata Yesus kepadanya, "Siapakah di antara kamu yang menaruh seorang sahabat, dan pergi kepadanya tengah-tengah malam sambil berkata kepadanya: Hai Sahabat, berilah aku meminjam roti tiga ketul, karena seorang sahabatku singgah dari perjalanannya kepadaku, maka suatu pun tiada padaku, yang hendak kujamukan dia. Maka sahabatnya itu pun akan menyahut dari dalam: Jangan menyusahkan aku, pintu itu sudah terkunci, dan anak-anakku ada bersama-sama dengan aku di tempat tidur, tiada boleh aku bangun, memberi engkau. Maka Aku berkata kepadamu, meskipun tiada ia bangun memberi dia sebab ia sahabatnya, tetapi oleh sebab ia meminta bertalu-talu, maka pada akhirnya ia bangun, lalu memberi dia seberapa banyak yang diperlukannya. Maka Aku ini berkata kepadamu pula: Pintalah, maka akan diberi kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah pintu, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena tiap-tiap orang yang meminta, ialah menerima; dan yang mencari, ialah mendapat, dan yang mengetuk pintu, baginyalah pintu akan dibukakan. Bapa yang manakah di antara kamu, jikalau anaknya meminta roti, memberi batu kepadanya? Atau jikalau ia meminta ikan, diberinya ular? Atau jikalau ia meminta telur, diberinya kalajengking? Sebab itu, jikalau kamu, yang jahat sekalipun, tahu juga memberi pemberian yang baik kepada anakmu, apatah lagi Bapamu yang di surga akan memberi Rohulkudus kepada orang yang memohonkan daripada-Nya." Pada suatu hari Yesus sedang membuangkan suatu setan yang kelu. Tatkala setan itu sudah keluar, maka orang kelu itu pun berkata-kata, lalu heranlah orang banyak. Tetapi adalah beberapa orang dari antara mereka itu mengatakan, "Bahwa orang ini membuangkan setan dengan pertolongan Baalzebul, penghulu setan itu." Ada pula lain orang mencobai Dia serta meminta kepada-Nya suatu tanda ajaib dari langit. Tetapi sebab Yesus mengetahui pikiran mereka itu, berkatalah Ia kepada mereka itu, "Bahwa tiap-tiap kerajaan yang berlawan-lawan sama sendiri, binasa kelak; dan tiap-tiap isi rumah yang berlawan-lawan sama sendiri itu tercampak. Dan jikalau Iblis berlawan-lawan sama sendiri, bagaimanakah gerangan kerajaannya berdiri? Karena katamu, dengan pertolongan Baalzebul Aku membuangkan setan. Tetapi jikalau Aku ini membuangkan setan dengan pertolongan Baalzebul itu, dengan pertolongan siapakah pula anak-anakmu itu dapat membuangkan dia? Sebab itu mereka itu juga akan menjadi hakimmu. Tetapi jikalau Aku dengan kuasa Allah membuangkan setan itu, niscaya kerajaan Allah telah datang kepadamu. Apabila seorang kuat, yang lengkap dengan senjatanya, menunggui istananya sendiri, maka miliknya pun selamatlah. Tetapi apabila seorang yang lebih kuat menyerangi serta mengalahkan dia, niscaya dirampasnya segala alat senjatanya yang diharapkannya itu, lalu dibahagi-bahaginya rampasan itu. Barangsiapa yang tiada masuk pihak Aku, ialah melawan Aku; dan barangsiapa yang tiada mengumpulkan beserta dengan Aku, ialah mencerai-beraikan. Apabila setan sudah keluar dari dalam orang itu, ia menjalani tempat yang tiada berair serta mencari perhentian, dan tiada didapatinya, lalu katanya: Aku hendak pulang ke rumahku, yaitu ke tempat yang aku sudah tinggalkan. Maka apabila ia tiba, didapatinya rumah itu bersapu serta terhias. Kemudian pergilah ia mengambil tujuh setan yang lain pula bersama-sama dengan dia sendiri, yaitu yang terlebih jahat daripadanya, lalu masuklah ia diam di situ; maka hal orang, yang dimasukinya itu, akhirnya menjadi terlebih jahat daripada awalnya." Tatkala Yesus lagi mengatakan perkara itu, datang seorang perempuan dari antara orang banyak bersuara sambil berkata kepada-Nya, "Berbahagialah rahim yang mengandungkan Engkau, dan tetek yang telah Engkau hisap." Tetapi kata Yesus, "Bahkan, berbahagialah orang yang mendengar firman Allah serta memegangnya." Apabila orang banyak datang berkerumun kepada-Nya, mulailah Yesus bertutur demikian, "Adapun bangsa ini, ialah suatu bangsa yang jahat; ia menuntut suatu tanda ajaib, tetapi tiadalah akan diberi tanda lain padanya, melainkan tanda ajaib Nabi Yunus. Karena sama seperti Yunus menjadi suatu tanda ajaib kepada orang Ninewe, sedemikian juga Anak manusia kepada bangsa ini. Maka raja perempuan dari tanah sebelah selatan akan berbangkit pada hari kiamat beserta dengan orang bangsa ini dan akan menyalahkan mereka itu; karena raja perempuan itu datang dari ujung bumi hendak mendengar hikmat Sulaiman, maka sesungguhnya di sini ada seorang yang lebih besar daripada Sulaiman. Maka orang Ninewe akan berbangkit pada hari kiamat beserta dengan bangsa itu dan akan menyalahkan dia; karena mereka itu sudah bertobat oleh sebab pengajaran Yunus, maka sesungguhnya di sini ada seorang yang lebih besar daripada Yunus. Apabila seorang memasang pelita, tiada pernah ia meletakkan di ceruk-ceruk, atau di bawah gantang, melainkan di atas kaki pelita, supaya orang yang masuk tampak terang itu. Adapun pelita tubuhmu, yaitu mata; jikalau matamu baik, tak dapat tiada seluruh tubuhmu pun bercahaya adanya; tetapi jikalau matamu jahat, niscaya tubuhmu pun gelap adanya. Sebab itu jaga baik-baik, supaya terang yang di dalammu itu, jangan menjadi gelap. Jikalau seluruh tubuhmu itu terang, sehingga tiada yang gelapnya, niscaya bercahayalah semuanya, sama seperti pelita menerangkan engkau dengan cahayanya." Sedang Yesus bertutur, maka datanglah seorang Parisi menjemput Dia makan sertanya; maka masuklah Ia ke rumahnya, lalu duduk makan. Tetapi heranlah orang Parisi itu apabila melihat, bahwa tiada Ia membasuh tangan dahulu daripada makan. Maka kata Tuhan kepadanya, "Hai kamu orang Parisi, yang membersihkan cawan dan pinggan di sebelah luarnya sahaja, tetapi hati kamu penuh dengan rampasan dan kejahatan. Hai kamu yang bodoh, bukankah Yang menjadikan di sebelah luar, itu juga menjadikan yang di sebelah dalam? Tetapi sedekahkanlah barang yang di dalamnya itu, maka semuanya itu bersihlah bagimu. Wai kamu, hai orang Parisi! Karena kamu membayar sepersepuluh dari selasih dan inggu dan sayur-sayuran, pada halnya kamu melalui hukum dan kasih Allah. Inilah yang patut diperbuat, dan yang lain itu pun jangan ditinggalkan. Wai kamu, hai orang Parisi! Karena kamu suka duduk di kursi yang kehormatan di dalam segala rumah sembahyang dan kamu suka diberi hormat di pasar. Wai kamu, yang seumpama kubur, yang tiada kelihatan lagi, dan orang yang berjalan di atasnya tiada mengetahuinya." Maka jawab seorang fakih serta berkata kepada-Nya, "Ya Guru, dengan kata yang sedemikian itu, Guru mencela kami juga." Maka kata Yesus, "Wai kamu juga, hai fakih! Karena kamu meletakkan ke atas orang tanggungan yang berat dan yang sukar dipikul, tetapi kamu sendiri dengan jarimu pun tiada menyentuh tanggungan itu. Wai kamu! Karena kamu memperbuat kubur nabi-nabi, tetapi orang tua-tuamu membunuh dia. Oleh yang demikian kamulah saksi yang memperkenankan perbuatan orang tua-tuamu itu, karena mereka itu yang membunuh dia, tetapi kamu yang memperbuat kuburnya. Sebab itu juga hikmat Allah telah berfirman: Bahwa Aku menyuruhkan kepada mereka itu beberapa nabi dan rasul, maka separuhnya akan dibunuh, dan separuhnya akan dianiaya oleh mereka itu. Supaya dituntut kembali darah sekalian nabi yang ditumpahkan semenjak awal kejadian alam daripada bangsa ini, yaitu mulai daripada darah Habel sampai kepada darah Zakaria yang telah dibunuh di antara tempat korban dengan Rumah Allah; bahkan, Aku berkata kepadamu, bahwa daripada bangsa ini akan dituntut kembali semuanya itu. Wai kamu, hai fakih! Karena anak kunci makrifat sudah kamu ambil; maka kamu sendiri tiada masuk, dan orang yang hendak masuk, kamu gendalakan." Setelah Yesus keluar dari sana, maka ahli Taurat dan orang Parisi itu pun mulailah menyusahkan Dia, dan mengusik di dalam beberapa hal; serta mengadang Dia hendak menangkap sesuatu yang keluar daripada mulut-Nya.
Pasal 12. Tatkala berkerumunlah beribu-ribu orang, sehingga orang-orang terpijak-pijak satu dengan yang lain, maka mulailah Ia bertutur kepada murid-murid-Nya dahulu, "Jagalah dirimu daripada ragi orang Parisi, yaitu munafik. Tetapi suatu pun tiada tersembunyi, yang tiada dinyatakan kelak, dan tiadalah rahasia, yang tiada dibukakan kelak. Sebab itu barang yang kamu katakan di dalam gelap, akan didengar di tengah terang; dan barang yang kamu bisikkan ke telinga orang di dalam bilik, akan diserukan dari atas sotoh rumah. Maka Aku berkata kepadamu, hai sahabat-Ku: Janganlah kamu takut akan orang yang membunuh tubuh, dan kemudian suatu pun tiada dapat diperbuatnya lagi. Tetapi Aku hendak menyatakan kepadamu akan siapa yang patut kamu takut, yaitu takutlah akan Dia, yang sesudah Ia membunuh, berkuasa membuangkan ke dalam neraka, bahkan, Aku berkata kepadamu: Hendaklah kamu takuti Dia. Bukankah burung pipit dijual orang lima ekor dua duit? Maka pada pemandangan Allah seekor pun tiada terlupa. Bahkan lagi rambut di kepalamu semuanya sudah terhitung. Janganlah kamu takut: Kamu terlebih indah daripada burung pipit yang banyak itu. Maka Aku berkata kepadamu: Tiap-tiap orang yang mengaku Aku di hadapan manusia, maka Anak manusia juga mengaku dia di hadapan malaekat Allah. Tetapi barangsiapa yang menyangkali Aku di hadapan manusia, maka ia pun akan disangkali di hadapan malaekat Allah. Dan barangsiapa yang mengatakan perkataan yang melawan Anak manusia, ia itu akan diampuni; tetapi kepada orang yang menghujat Rohulkudus, tiada akan diampuni. Apabila orang membawa kamu ke hadapan majelis di rumah-rumah sembahyang, dan ke hadapan raja dan pemerintah, janganlah kamu bimbang akan hal bagaimana atau apa yang hendak kamu jawabkan, atau apa yang hendak kamu katakan; karena Rohulkudus akan mengajar kamu pada saat itu juga, apa yang wajib kamu katakan." Adalah seorang dari antara orang banyak itu yang berkata kepada-Nya, "Ya Guru, suruhkanlah saudaraku berbahagi pusaka dengan hamba." Tetapi kata Yesus kepadanya, "Hai engkau, siapakah menjadikan Aku hakim atau pembahagi atas harta kamu?" Dan lagi kata-Nya kepada mereka itu, "Ingatlah baik-baik, jagalah dirimu daripada segala tamak, karena kehidupan orang bukannya bergantung kepada kelebihan hartanya." Lalu Ia bertutur kepada mereka itu dengan perumpamaan, kata-Nya, "Adalah tanah seorang yang kaya mengeluarkan perolehan banyak. Maka berpikirlah ia di dalam hatinya, katanya: Apakah patut kuperbuat? Karena aku tiada bertempat hendak menyimpan segala hasil ladangku. Maka katanya: Bahwa inilah kuperbuat; hendak kurombak segala lumbungku, lalu membangunkan yang lebih besar, di situ aku hendak menyimpan semua gandum dan hartaku. Maka aku akan berkata kepada jiwaku: Hai jiwaku, engkau ada banyak harta tersimpan untuk beberapa tahun, senangkanlah dirimu, makan minum dan bersukacitalah. Tetapi firman Allah kepadanya: Hai bodoh, bahwa malam ini juga nyawamu akan dituntut daripadamu; maka barang yang engkau sudah sediakan itu menjadi hak siapakah? Demikianlah hal orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, tetapi tiada ia kaya kepada Allah." Maka kata Yesus kepada murid-murid-Nya, "Sebab itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu kuatir akan hal nyawamu, yaitu apa yang hendak kamu makan; atau dari hal tubuhmu, apa yang hendak kamu pakai. Karena nyawa itu lebih daripada makanan, dan tubuh itu lebih daripada pakaian. Perhatikanlah hal burung gagak, tiada ia menabur benih atau menuai, dan tiada padanya tempat bekal atau lumbung, maka Allah juga memeliharakan dia, apatah lagi lebihnya kamu daripada burung-burung itu! Siapakah di antara kamu dengan kuatirnya dapat melanjutkan umurnya barang sedikit pun? Jikalau yang sedikit ini pun tiada dapat kamu perbuat, apakah sebabnya kamu kuatir akan lain-lain itu? Perhatikanlah hal bunga bakung, bagaimana tumbuhnya; tiada ia memintal benang, dan tiadalah pula ia bertenun; maka Aku berkata kepadamu: Meskipun Sulaiman dengan segala kemuliaannya, tiada ia dihiasi seperti salah satu daripada kuntum bunga itu. Jikalau sedemikian Allah menghiasi rumput di padang, yang ada pada hari ini dan esoknya dibuangkan ke dalam dapur api, apatah lagi Ia melebihkan kamu, hai orang yang kurang percaya. Demikian kamu ini, janganlah mencari barang apa yang hendak kamu makan, dan yang hendak kamu minum, janganlah kamu bimbang. Karena semuanya ini dituntut oleh orang kafir di dalam dunia ini; tetapi Bapamu terlebih mengetahui akan hal itu perlu bagi kamu. Tetapi carilah kerajaan-Nya, maka sekaliannya itu ditambahkan kepadamu. Janganlah takut, hai sekawan domba yang kecil ini, karena itulah kesukaan Bapamu mengaruniai kamu kerajaan itu. Jualkanlah barang yang ada padamu dan sedekahkanlah; perbuatlah akan dirimu pundi-pundi yang tiada akan buruk, suatu harta yang tiada berkesudahan di surga, yaitu di tempat pencuri tiada masuk, dan yang tiada gegat membinasakan. Karena barang di mana ada hartamu, di situlah juga hatimu." "Hendaklah pinggangmu berikat dan pelitamu menyala; dan hendaklah kamu seumpama orang, yang menunggu tuannya apabila ia kembali daripada perjamuan kawin; supaya apabila ia datang serta mengetuk pintu, mereka itu boleh dengan segeranya membukakan pintu baginya. Berbahagialah segala hamba, yang didapati oleh tuannya sedang berjaga ketika ia tiba; sesungguhnya Aku berkata kepadamu, bahwa tuan itu pun akan mengikat pinggangnya sendiri, serta mempersilakan mereka itu duduk makan, lalu datang melayani mereka itu. Jikalau ia tiba pada waktu jaga yang kedua atau yang ketiga, serta didapatinya mereka itu ada demikian juga, maka berbahagialah hamba-hamba itu. Tetapi ini kamu ketahui: Bahwa jikalau tuan rumah itu sudah mengetahui pada waktu yang mana pencuri datang, tak dapat tiada berjaga-jagalah ia, dan tiada dibiarkannya rumahnya dipecah. Oleh sebab itu hendaklah kamu juga bersedia; karena Anak manusia akan tiba pada suatu saat yang tiada kamu sangka-sangka." Maka kata Petrus, "Ya Tuhan, perumpamaan ini, Tuhan tujukan kepada kamikah, atau kepada orang sekaliankah?" Maka kata Tuhan, "Siapakah jurukunci yang setiawan dan budiman, yang ditetapkan oleh tuannya atas isi rumahnya, akan membahagikan makanan masing-masing pada waktu yang tertentu? Berbahagialah hamba, yang didapati oleh tuannya sedang berbuat demikian ketika ia tiba itu. Dengan sesungguhnya Aku berkata kepadamu, ia akan menetapkan dia atas segala sesuatu miliknya. Tetapi jikalau hamba itu akan berkata di dalam hatinya: Tuanku lambat lagi datang; lalu mulai memukul hamba laki-laki dan perempuan, serta makan dan minum sampai mabuk, maka tuan hamba itu akan tiba pada suatu hari yang tiada disangkakannya, dan pada saat yang tiada diketahuinya, lalu menyesah dia teramat sangat, sambil menetapkan bahagiannya bersama-sama dengan orang kafir. Adapun hamba yang sudah mengetahui kehendak tuannya, pada halnya tiada ia bersiap atau melakukan kehendak tuannya itu, ia akan disesah amat sangat. Tetapi yang tiada mengetahui itu, serta melakukan barang yang patut ia disesah, maka ia akan disesah sedikit sahaja. Karena kepada tiap-tiap orang yang dikaruniakan banyak, daripadanyalah akan dituntut banyak, dan kepada orang yang diamanatkan banyak, daripadanyalah akan dituntut balik terlebih banyak. Adapun kedatangan-Ku ini hendak melemparkan api ke atas bumi; dan betapakah sukanya Aku, kalau-kalau api itu sudah menyala! Tetapi haruslah Aku dibaptiskan dengan suatu baptisan, dan bagaimana susah hati-Ku selagi belum itu digenapi! Adakah kamu sangka kedatangan-Ku ini membawa keamanan di atas bumi? Aku berkata kepadamu: Tidak, melainkan perselisihan. Karena daripada ketika ini lima orang di dalam sebuah rumah akan berlawan-lawan sama sendiri, yaitu tiga orang melawan dua, dan dua melawan tiga, dan bapa melawan anaknya laki-laki, dan anak laki-laki melawan bapanya; ibu melawan anaknya yang perempuan, dan anak yang perempuan melawan ibunya; mak mentua melawan menantunya yang perempuan, dan menantu yang perempuan melawan mak mentua." Dan lagi pula berkata Yesus kepada orang banyak, "Apabila kamu nampak suatu awan naik di sebelah barat, dengan segera kamu berkata: Hujan akan turun; maka berlaku demikian. Dan apabila angin selatan bertiup, maka katamu: Hari akan panas terik; maka berlakulah demikian. Hai munafik, maka bumi dan langit kamu tahu menyatakan, dan bagaimanakah yang tiada kamu tahu menyatakan keadaan zaman ini? Apakah sebabnya tiada dapat kamu mengambil keputusan yang sungguh daripada dirimu sendiri? Karena jikalau engkau pergi bersama-sama dengan lawanmu menghadap hakim, perusahakanlah dirimu sementara berjalan itu, supaya engkau terlepas daripadanya; asal jangan ia membawa engkau kepada hakim, dan hakim pula menyerahkan engkau kepada pegawai, dan pegawai itu membuang engkau ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sekali-kali tiada engkau dapat keluar dari sana, selagi engkau belum menjelaskan utangmu sehabis-habisnya."
Pasal 13. Pada masa itu juga ada beberapa orang yang memberitahu kepada Yesus dari hal orang Galilea, yang darahnya dicampurkan oleh Pilatus dengan korban mereka itu. Maka jawab-Nya serta berkata kepada mereka itu, "Adakah kamu sangka, bahwa orang Galilea ini lebih besar dosanya daripada dosa sekalian orang Galilea yang lain itu, sebab merasai sengsara yang demikian itu? Aku berkata kepadamu: Bukannya begitu; tetapi jikalau tiada kamu bertobat, niscaya kamu sekalian pun akan binasa begitu juga. Atau pada sangkamu kedelapan belas orang yang mati ditimpa oleh menara di Siloam itu, lebih bersalahkah daripada sekalian orang yang diam di Yeruzalem? Aku berkata kepadamu: Bukannya begitu; tetapi jikalau tiada kamu bertobat, niscaya kamu sekalian pun akan binasa sedemikian itu juga." Maka dikatakan-Nya perumpamaan ini, "Adalah seorang mempunyai sepohon ara ditanam di dalam kebun anggurnya; maka datanglah ia mencari buahnya pada pohon itu, tetapi tiada didapatinya. Lalu katanya kepada penunggu kebun itu: Tengoklah, sudah tiga tahun lamanya aku datang mencari buah pada pohon ara ini, tiada dapat; tebanglah dia, apa gunanya lagi ia menyempitkan tanah itu? Maka ia pun menyahut sambil berkata kepadanya: Ya Tuan, biarkanlah dia lagi tahun ini, sehingga sahaya mencangkul kelilingnya dan membajakkan dia, jikalau ia berbuah lagi kemudian hari, baiklah; jikalau tiada, bolehlah Tuan menebang dia." Tatkala Yesus sedang mengajar di dalam sebuah rumah sembahyang pada hari Sabbat, maka kelihatanlah seorang perempuan yang dirasuk setan sehingga lemah sudah delapan belas tahun lamanya, sampai bungkuk belakangnya, dan tiada dapat lagi menegakkan dirinya. Apabila Yesus nampak dia, lalu Ia memanggil perempuan itu serta berkata kepadanya, "Hai perempuan, terlepaslah engkau daripada penyakit lemahmu itu." Lalu diletakkan-Nya tangan-Nya atas perempuan itu; maka sebentar itu juga betullah belakangnya itu, lalu ia memuliakan Allah. Maka gusarlah hati penghulu rumah sembahyang itu sebab Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabbat, lalu katanya kepada orang banyak, "Ada enam hari yang patut orang bekerja; sebab itu patut di dalam hari itulah orang datang akan disembuhkan, tetapi jangan pada hari Sabbat." Tetapi sahut Tuhan kepadanya, serta berkata, "Hai munafik, bukankah pada hari Sabbat kamu masing-masing melepaskan lembu atau keledainya daripada kandang, akan membawa pergi minum. Akan tetapi perempuan ini, seorang anak Ibrahim, yang diikat oleh setan, wah, sudah delapan belas tahun lamanya, tiadakah patut ia dilepaskan daripada pengikat ini pada hari Sabbat?" Tatkala Yesus berkata demikian, malulah sekalian lawan-Nya, tetapi segala orang banyak itu bersukacita karena segala perbuatan mulia-mulia yang telah diperbuat-Nya. Setelah itu kata Yesus, "Apakah yang seumpama kerajaan Allah, dan dengan apakah hendak Kuumpamakan dia? Yaitu seumpama sebiji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di dalam kebunnya sendiri; maka tumbuhlah benih itu, lalu menjadi pohon, dan burung-burung di udara pun bersarang di cabang-cabangnya." Maka kata-Nya pula, "Dengan apakah hendak Kuumpamakan kerajaan Allah? Yaitu seumpama ragi, yang diambil oleh seorang perempuan, dibubuhnya dalam tepung tiga sukatan, sampai khamir semuanya." Maka berjalanlah Yesus daripada sebuah negeri ke sebuah negeri dan kampung-kampung mengajar serta melangsungkan perjalanan-Nya ke Yeruzalem. Maka berkatalah seorang kepada-Nya, "Ya Tuhan, sedikitkah sahaja orang yang beroleh selamat?" Maka kata-Nya kepada mereka itu, "Usahakanlah dirimu masuk daripada pintu yang sempit; karena Aku berkata kepadamu: Banyaklah orang yang ingin masuk, tetapi tiada dapat. Apabila tuan rumah itu bangun menutup pintu, dan kemudian kamu datang berdiri di luar mengetuk pintu dengan kata: Ya Tuan, bukakanlah kami pintu! maka ia pun akan menjawab sambil berkata kepadamu: Aku tiada tahu, dari mana kamu datang; baharulah kamu akan mulai berkata-kata: Kami sudah makan minum di hadapan Tuan, dan Tuan mengajar di lorong-lorong negeri kami. Maka ia akan berkata kepadamu: Aku tiada tahu, dari mana kamu datang; undurlah daripada-Ku, kamu sekalian, yang mengerjakan kejahatan. Di sanalah kelak tangisan dan kertak gigi, ketika kamu memandang Ibrahim, dan Ishak, dan Yakub, dan segala nabi di dalam kerajaan Allah, tetapi kamu akan ditolakkan ke luar. Maka ada orang yang datang kelak dari sebelah timur dan barat, dari sebelah utara dan selatan, dan akan dijamu di dalam kerajaan Allah. Sesungguhnya ada orang yang terkemudian akan menjadi yang terdahulu; dan ada orang yang terdahulu akan menjadi yang terkemudian." Pada ketika itu juga datanglah beberapa orang Parisi, serta berkata kepada-Nya, "Keluarlah Tuan pergi dari sini, karena Herodes hendak membunuh Tuan." Maka kata Yesus kepada mereka itu, "Pergilah kamu katakan kepada si serigala itu: Sesungguhnya Aku membuang setan, dan menyembuhkan orang pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku menyudahkan pekerjaan-Ku. Tetapi haruslah Aku melangsungkan perjalanan-Ku pada hari ini dan besok dan lusa; karena tak boleh seorang nabi dibunuh di luar Yeruzalem. Hai Yeruzalem, Yeruzalem, yang membunuh nabi-nabi, dan yang merajam segala orang yang disuruhkan kepadamu! Berapa banyak kali sudah Aku berkehendak menghimpunkan anak-anakmu, seperti seekor ibu ayam menghimpunkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi tiada kamu mau. Sesungguhnya rumahmu kelak tertinggal sunyi senyap; maka Aku berkata kepadamu, bahwa tiada lagi kamu akan melihat Aku, sehingga datang ketikanya kamu berkata: Mubaraklah Ia yang datang dengan nama Tuhan!"
Pasal 14. Tatkala Yesus masuk ke rumah seorang penghulu orang Parisi pada suatu hari Sabbat makan roti, maka orang pun mengintai Dia. Maka adalah di hadapan-Nya seorang yang sakit basal air. Maka Yesus pun bertanyalah kepada orang fakih dan orang Parisi, kata-Nya, "Halalkah menyembuhkan orang pada hari Sabbat, atau tiada?" Tetapi mereka itu diam sahaja. Maka dipegang-Nya orang sakit itu, serta disembuhkan-Nya dia, lalu disuruh-Nya pulang. Maka kata-Nya kepada mereka itu, "Siapakah di antara kamu, yang tiada bersegera menarik keluar keledai atau lembunya yang jatuh ke dalam perigi pada hari Sabbat?" Maka tiadalah juga mereka itu dapat menjawab atas perkara itu. Maka Ia mengatakan suatu perumpamaan kepada orang yang dijemput itu, tatkala Ia nampak bagaimana mereka itu memilih tempat yang di atas, maka kata-Nya kepada mereka itu, "Apabila engkau dijemput orang kepada perjamuan kawin, jangan duduk pada tempat yang di atas, sebab barangkali ada dijemputnya orang yang lebih dihormati daripada engkau, lalu orang yang sudah menjemput engkau dan dia, datang sambil berkata kepada engkau: Berilah tempat itu kepada orang ini; lalu dengan malu sahaja engkau akan duduk pada tempat yang di bawah sekali. Melainkan apabila engkau dijemput orang, pergilah engkau duduk di tempat yang di bawah sekali, supaya apabila orang, yang menjemput engkau, datang, berkata kepada engkau: Hai Sahabat silakanlah naik ke atas lagi; baharulah engkau beroleh kemegahan di hadapan sekalian orang yang duduk makan bersama-sama dengan engkau. Karena tiap-tiap orang, yang meninggikan dirinya, ia itu akan direndahkan, dan barangsiapa yang merendahkan dirinya, ia itu akan ditinggikan." Maka berkatalah juga Yesus kepada orang yang menjemput Dia, "Apabila engkau membuat perjamuan tengah hari atau malam, jangan dipanggil sahabatmu atau saudaramu atau kaum keluargamu, atau orang sekampungmu yang kaya-kaya; supaya jangan mereka itu dapat membalas jemputanmu. Melainkan apabila engkau membuat perjamuan, jemputlah orang yang miskin, dan kudung, dan timpang, dan buta; maka berbahagialah engkau kelak, sebab tiada apa hendak dibalaskannya kepada engkau; karena engkau dibalas pada hari kebangkitan orang benar." Setelah didengar demikian oleh seorang dari antara mereka itu yang duduk makan serta-Nya, maka berkatalah ia kepada Yesus, "Berbahagialah orang yang akan dijamu di dalam kerajaan Allah." Maka kata Yesus kepadanya, "Adalah seorang yang membuat perjamuan yang besar, dan dijemputnya beberapa banyak orang; maka pada ketika orang hendak makan, disuruhkannya hambanya kepada orang jemputan itu mengatakan: Marilah, karena semuanya sudah sedia. Maka mereka itu sekalian dengan tiada berkecuali mulai berdalih-dalih. Maka kata yang pertama kepadanya: Aku sudah membeli ladang, dan aku perlu ke luar pergi melihat dia; mintalah aku dimaafkan. Maka kata yang lain: Aku sudah membeli lembu lima pasang, dan aku hendak pergi mencobai dia; mintalah aku dimaafkan. Maka kata yang lain pula: Aku baharu kawin, sebab itu aku tiada boleh datang. Maka kembalilah hamba itu, serta memberitahu hal itu kepada tuannya. Lalu marahlah tuan rumah itu sambil berkata kepada hambanya itu: Keluarlah engkau pergi dengan segera ke jalan-jalan dan lorong negeri, bawalah ke mari orang miskin, dan orang kudung, dan orang buta, dan orang timpang. Maka kata hamba itu: Ya Tuan, apalah yang Tuan suruh itu sudahlah diperbuat, tetapi tempat ada lagi. Maka kata tuan itu kepada hambanya: Keluarlah engkau pergi ke jalan-jalan raya dan tempat semak, dan ajaklah orang masuk, supaya rumahku penuh. Karena Aku berkata kepadamu: Bahwa seorang pun tiada dari antara segala orang jemputan itu akan merasai perjamuan-Ku itu." Maka teramatlah banyak orang berjalan mengiringkan Yesus; lalu Ia berpaling sambil berkata kepada mereka itu, "Jikalau barang seorang datang kepada-Ku dan tiada membenci bapanya, dan ibu, dan bini, dan anak, dan saudara laki-laki, dan saudara yang perempuan, bahkan, nyawanya sendiri pun, tiada dapat ia menjadi murid-Ku. Barangsiapa yang tiada menanggung salibnya serta mengikut Aku, tiada dapat ia menjadi murid-Ku. Karena siapakah di antara kamu, yang hendak membangunkan sebuah menara, tiada duduk dahulu menganggarkan belanjanya, kalau-kalau cukup akan melengkapkannya? Supaya jangan, setelah dibubuhnya alas, maka tiada dapat menyudahkan, lalu segala orang yang melihat hal itu mulai mengolok-olokkan dia, katanya: Orang ini sudah mulai membangunkan bangunan, tetapi tiada dapat menyudahkan. Atau raja manakah hendak pergi melanggar berperang dengan seorang raja lain, yang tiada duduk dahulu bermusyawarat kalau-kalau ia boleh tahan dengan sepuluh ribu orang menghadap dua puluh ribu musuh? Jikalau tiada, sedang raja lain itu berjauhan, maka disuruhkannyalah utusannya bertanyakan syarat perdamaian. Sedemikian juga barangsiapa di antara kamu, yang tiada meninggalkan segala sesuatu yang dipunyainya, tiada dapat menjadi murid-Ku. Adapun garam itu baik; tetapi jikalau garam itu menjadi tawar, dengan apakah dapat ia dimasinkan pula? Maka tiadalah ia berguna kepada tanah atau baja pun, melainkan akan dibuang sahaja. Siapa yang bertelinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar."
Pasal 15. Adalah segala orang pemungut cukai dan orang berdosa menghampiri Yesus, hendak mendengar perkataan-Nya. Maka bersungut-sungutlah orang Parisi dan ahli Taurat, serta berkata, "Orang ini menyambut orang berdosa, dan makan pula sertanya." Lalu dikatakan-Nya perumpamaan ini kepada mereka itu, kata-Nya, "Siapakah dari antara kamu, yang menaruh domba seratus ekor, lalu kehilangan seekor daripadanya itu, yang tiada meninggalkan sembilan puluh sembilan ekor itu di padang belantara, lalu pergi mencari yang hilang itu, sehingga dapat? Dan jikalau didapatinya, maka diangkatnya ke atas bahunya dengan sukacitanya. Setelah sampai ke rumahnya, maka dipanggilnya sahabat-sahabat dan orang sekampungnya, serta berkata kepada mereka itu: Bersukacitalah kamu beserta dengan aku, karena aku telah mendapat dombaku yang hilang itu. Maka Aku berkata kepadamu: Demikian juga kesukaan di surga kelak sebab satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sembilan puluh sembilan orang benar yang tak usah bertobat." "Atau perempuan manakah pula yang menaruh sepuluh keping uang perak, jikalau ia kehilangan sekeping, yang tiada memasang pelita serta menyapu rumah dan menyuluh dengan cermat sehingga dapat? Setelah didapatinya, maka dipanggilnya sahabatnya yang perempuan dan orang sekampungnya, katanya: Bersukacitalah kamu beserta dengan aku, karena aku telah mendapat uang perakku yang hilang itu. Maka Aku berkata kepadamu: Demikian juga jadi kesukaan di hadapan malaekat Allah sebab satu orang berdosa yang bertobat." Maka kata Yesus, "Adalah seorang yang mempunyai dua anak laki-laki. Maka kata yang bungsu itu kepada bapanya: Ya Bapa, berilah aku bahagian harta yang jatuh kepadaku. Maka dibahagikannya harta kepada kedua-duanya. Tiada berapa lama kemudian daripada itu, maka anak yang bungsu itu pun mengemaskan sekaliannya, lalu pergi ke negeri yang jauh; maka di sanalah diboroskannya hartanya itu dengan kelakuan yang jahat. Setelah dihabiskannya kesemuanya, jadilah suatu bala kelaparan yang dahsyat di dalam negeri itu; maka ia pun mulai merasa kekurangan. Lalu pergilah ia memperhambakan dirinya kepada seorang daripada anak negeri itu; maka orang itu pun menyuruhkan dia ke ladangnya menjaga babinya. Maka inginlah ia akan mengisi perutnya dengan hampas kulit, makanan babi, tetapi tiada seorang pun memberikan kepadanya. Lalu sadarlah ia akan dirinya serta berkata: Berapa banyak orang gaji bapaku yang beroleh makanan dengan berlimpah-limpah, tetapi aku di sini binasa dengan kelaparan! Aku hendak bangkit pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Ya Bapa, sahaya berbuat dosa terhadap surga dan Bapa; tiadalah lagi sahaya berlayak disebut anak Bapa; jadikanlah sahaya seperti seorang dari antara orang gaji Bapa. Maka bangkitlah ia, lalu pergi kepada bapanya. Tetapi sedang ia lagi jauh, bapanya sudah nampak dia, lalu jatuhlah kasihannya, serta berlarilah bapanya memeluk lehernya sambil mencium dia. Maka kata anaknya kepadanya: Ya Bapa, sahaya sudah berbuat dosa kepada surga dan Bapa, tiadalah lagi sahaya berlayak disebut anak Bapa. Tetapi berkatalah bapa itu kepada hambanya: Bawalah dengan segeranya jubah yang elok sekali, pakaikan kepadanya, dan kenakanlah sebentuk cincin ke jarinya, dan kasut di kakinya. Dan bawalah anak lembu yang tambun, sembelihkan, biar kita makan dan bersukaria, karena anakku ini sudah mati, dan hidup balik; ia sudah hilang, dan dapat balik. Maka mulailah mereka itu bersukaria. Maka anaknya yang sulung itu ada di ladang; sedang ia pulang serta dekat dengan rumah itu, didengarnya bunyi-bunyian dan tari-tarian. Lalu dipanggilnya seorang daripada hamba-hamba itu serta bertanya, apa barang yang berlaku itu. Maka kata hamba itu kepadanya: Adik Tuan sudah kembali, dan bapa Tuan sudah menyembelihkan anak lembu yang tambun itu, sebab ia dapat balik dia dengan selamatnya. Maka marahlah ia, tiada mau masuk rumah; lalu bapanya keluar membujuk dia masuk. Tetapi ia menyahut serta berkata kepada bapanya: Tengoklah, berapa tahun lamanya sahaya memperhambakan diri sahaya kepada Bapa, dan belum pernah Bapa memberi sahaya seekor anak kambing, supaya sahaya dapat bersukaria dengan handai-tolan sahaya. Tetapi tatkala anak Bapa ini balik yang sudah menelan harta bapa itu dengan perempuan sundal, maka bapa sembelihkan dia anak lembu yang tambun itu. Maka kata bapanya kepadanya: Hai anakku, engkau ini senantiasa bersama-sama dengan aku, dan segala sesuatu hak aku itulah hak engkau. Patutlah bersukaria dan bersukacita, karena adikmu ini sudah mati, dan hidup balik; ia sudah hilang, dan dapat balik."
Pasal 16. Dan lagi berkatalah Ia pula kepada murid-murid-Nya, "Adalah seorang kaya yang menaruh seorang jurukunci; maka orang itu diadukan orang kepada tuannya sebab memboroskan harta benda tuannya. Maka tuan itu pun memanggil dia, serta berkata kepadanya: Apakah ini yang kudengar dari halmu? Serahkanlah kira-kira dari hal jawatanmu; karena tiada boleh lagi engkau menjadi jurukunci. Maka kata jurukunci di dalam hatinya: Apakah hendak kuperbuat? Karena tuanku memecat aku daripada jawatan jurukunci ini? Bahwa mencangkul aku tiada kuat, meminta sedekah aku malu. Aku tahu juga apa yang hendak kuperbuat, apabila aku dipecat daripada jawatan jurukunci ini, supaya dapat aku diterima kelak di dalam rumah orang. Maka dipanggilnya tiap-tiap orang berutang kepada tuannya, serta berkata kepada yang pertama: Berapa banyak engkau berutang kepada tuanku? Maka katanya: Minyak seratus tong. Lalu katanya kepadanya: Terimalah surat utangmu ini, duduk lekas, tuliskan lima puluh. Setelah itu berkatalah ia kepada yang lain: Engkau ini, berapa banyak utangmu? Maka katanya: Gandum seratus pikul. Maka katanya kepadanya: Terimalah surat utangmu ini, tuliskan delapan puluh. Maka tuan itu pun memuji jurukunci yang tiada setia itu, sebab hal itu dilakukannya dengan cerdiknya; karena anak-anak dunia ini terlebih cerdik di dalam pergaulannya daripada anak-anak cahaya. Maka Aku berkata kepadamu: Carilah sahabat bagi dirimu dengan Mammon yang lekat lalim, supaya apabila Mammon kelak hilang daripadamu, sahabat itu pun kelak menerima kamu di dalam tempat kediaman yang kekal. Siapa yang setia dengan perkara yang terlebih kecil, ia setia juga dengan perkara yang besar, dan siapa yang tiada adil di dalam perkara yang terlebih kecil, ia tiada adil juga di dalam perkara yang besar. Sebab itu jikalau kamu tiada setia dengan Mammon yang lekat lalim itu, siapakah yang mempercayakan kamu di atas harta yang benar? Jikalau kamu tiada setia dengan hak orang lain, siapakah pula akan memberi kepadamu hak kamu sendiri? Tiada seorang hamba dapat bertuankan dua orang, karena tak dapat tiada seorang dibencinya dan yang lain itu dikasihinya kelak; atau ia berpegang pada seorang, dan meringankan yang lain. Tiadalah dapat kamu bertuhankan Allah bersama-sama dengan Mammon." Apabila orang Parisi, yang memang loba akan uang, mendengar segala perkataan itu, lalu diolok-olokkannya Yesus. Tetapi kata Yesus kepada mereka itu, "Kamulah, yang membenarkan dirimu sendiri di hadapan orang; tetapi Allah mengetahui hatimu; karena barang yang nampak tinggi pada pemandangan manusia, itulah kebencian kepada Allah. Adapun hukum Taurat dan surat segala nabi tetap sehingga sampai pada zaman Yahya; kemudian daripada itu dimasyhurkan kerajaan Allah, dan tiap-tiap orang berebut-rebut masuk ke dalamnya. Tetapi lebih mudah langit dan bumi ini lenyap daripada hilang satu noktah Taurat. Maka barangsiapa yang menceraikan bininya, lalu berbinikan lain orang, ialah berzinah; dan siapa yang berbinikan perempuan yang diceraikan oleh lakinya, maka ia pun berzinah juga." "Adalah seorang orang kaya; maka ia memakai pakaian ungu dan kain halus, serta hidup bersuka-suka dengan kemewahannya tiap-tiap hari. Tetapi ada pula seorang peminta sedekah, bernama Lazarus, terbaring di muka pintu orang kaya itu katup dengan pekung; dan sedang ingin hendak mengenyangkan dirinya dengan remah yang jatuh dari atas meja orang kaya itu. Maka anjing pun datang menjilat pekungnya. Maka tiada berapa lama matilah si peminta sedekah itu, lalu dibawa oleh malaekat ke atas pangku Ibrahim. Dan orang kaya itu pun matilah juga, lalu dikuburkan. Maka dengan sengsaranya di dalam alam maut, ia pun menengadahlah, lalu terpandanglah Ibrahim dari jauh dan Lazarus di atas pangkunya. Maka berserulah ia, katanya: Ya Bapaku Ibrahim, kasihankanlah hamba dan suruhlah kiranya Lazarus datang, supaya dicelupkannya ujung jarinya ke dalam air, dan menyejukkan lidah hamba; karena hamba merasa sengsara di dalam nyala api ini. Tetapi kata Ibrahim: Hai anakku, ingatlah, engkau sudah menerima kesenanganmu pada masa hidupmu, tetapi Lazarus itu sudah menerima kecelakaannya; sekarang di sini ia dihiburkan, tetapi engkau disengsarakan. Tambahan pula, di antara kamu dengan kami ada suatu selang yang besar, supaya orang yang dari sini hendak pergi ke sana tiada dapat, dan orang dari sana pun tiada dapat menyeberang kepada kami. Maka kata orang itu: Jikalau demikian, hamba sembahlah, kiranya Bapa menyuruhkan dia ke rumah bapa hamba; karena hamba ada lagi lima saudara laki-laki; kiranya ia menyatakan kepada mereka itu keadaan hamba, supaya jangan mereka itu juga termasuk ke tempat sengsara ini. Tetapi kata Ibrahim: Mereka itu ada kitab Musa dan nabi-nabi, hendaklah diturutnya. Maka katanya: Bukannya demikian, ya Bapaku Ibrahim, melainkan jikalau kiranya seorang daripada orang mati pergi kepada mereka itu, niscaya mereka itu akan bertobat. Tetapi kata Ibrahim: Jikalau mereka itu tiada mau mendengar akan Musa dan nabi-nabi itu, tiada juga mereka itu akan yakin, jikalau seorang bangkit dari antara orang mati sekalipun."
Pasal 17. Maka bertuturlah Tuhan kepada murid-murid-Nya, "Tak dapat tiada akan jadi beberapa perkara yang mendatangkan kesalahan; tetapi celakalah atas orang, yang menyebabkan kesalahan itu! Maka lebih beruntung baginya, jikalau sebuah batu kisaran dikenakan ke lehernya, lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut, daripada ia mendatangkan kesalahan kepada seorang daripada kanak-kanak ini. Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu bersalah, tegurkanlah dia; jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Jikalau ia bersalah kepadamu tujuh kali sehari, dan tujuh kali pula balik kepadamu dengan katanya: Aku menyesal, hendaklah engkau mengampuni dia!" Maka berkatalah rasul-rasul itu kepada Yesus, "Tambahilah iman kami!" Maka kata Yesus, "Jikalau kamu menaruh iman sebesar biji sesawi, maka kamu berani mengatakan pada pohon ara ini: Tercabutlah dan tertanam di laut, maka ia menurut perintahmu kelak. Siapakah di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang menenggala atau menggembala, yang berkata tatkala hamba itu balik dari bendang: Mari lekas duduk makan? Bukankah ia akan berkata kepadanya: Siapkan makananku, ikatlah pinggangmu melayani aku, sehingga sudah aku makan minum, baharulah engkau pula makan minum? Adakah diucapkannya syukur kepada hamba itu sebab diperbuatnya seperti yang disuruhnya itu? Demikianlah juga kamu, apabila kamu sudah berbuat segala perkara yang diperintahkan atasmu itu, berkatalah: Bahwa kami ini hamba yang tiada berguna; kami hanya berbuat barang yang wajib atas kami." Di dalam perjalanan-Nya ke Yeruzalem, dilalui-Nya tengah-tengah negeri Samaria dan Galilea. Serta masuk ke dalam sebuah kampung, Ia dijumpai oleh sepuluh orang yang kena bala zaraat, yang terdiri dari jauh. Maka mereka itu pun berteriak, katanya, "Ya Yesus, ya Rabbi, kasihankanlah kami!" Apabila Yesus nampak mereka itu, lalu berkatalah Ia kepada mereka itu, "Pergilah kamu tunjukkan dirimu kepada imam-imam." Maka sambil berjalan, mereka itu pun tahirlah. Maka seorang daripada mereka itu, tatkala ia nampak dirinya sembuh, berbaliklah ia sambil memuliakan Allah dengan nyaring suaranya; lalu sujud ke kaki Yesus, serta mengucap syukur kepada-Nya; maka orang itu, ialah seorang Samaria. Maka jawab Yesus serta berkata, "Bukankah sepuluh orang yang telah ditahirkan? Tetapi di manakah yang sembilan lagi? Tidakkah ada seorang pun yang balik ke mari memuliakan Allah, lain daripada orang keluaran ini?" Dan lagi kata-Nya kepada orang itu, "Bangunlah engkau pulang! Imanmu sudah menyelamatkan engkau." Tatkala Ia ditanya oleh orang Parisi, bilakah kerajaan Allah itu datang, lalu jawab-Nya kepada mereka itu, kata-Nya, "Adapun kedatangan kerajaan Allah itu bukannya nampak dengan lahir; tiada pula orang mengatakan: Tengoklah, ada di sini, atau ada di sana; karena kerajaan Allah itu adalah di antara kamu." Maka kata-Nya kepada murid-murid itu, "Bahwa ada harinya kelak apabila kamu ingin hendak memandang satu daripada hari Anak manusia itu, tetapi tiada kamu dapat. Maka orang akan berkata kepadamu: Tengoklah di situ! Tengoklah di sini! Janganlah kamu pergi atau mengikut! Karena seperti kilat yang berkilat daripada satu ujung langit kepada ujung yang lain, demikian juga keadaan Anak manusia pada hari-Nya itu. Tetapi dahulu daripada itu tak dapat tiada Ia merasai banyak sengsara, dan ditolak oleh bangsa ini. Dan sebagaimana yang berlaku pada zaman Nuh, demikian juga akan berlaku pada zaman Anak manusia. Orang makan minum, kawin dan dikawinkan sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu air pun bahlah membinasakan sekaliannya. Demikian juga seperti yang berlaku pada zaman Lut: Orang makan, minum, membeli, menjual, menanam, dan mendirikan bangunan; tetapi pada hari Lut keluar dari Sodom itu, turunlah hujan api dan belerang dari langit membinasakan sekaliannya; sebagai itu juga kelak berlaku pada hari Anak manusia dinyatakan. Pada hari itu barangsiapa yang di atas sotoh rumah dan hartanya di dalam rumah, janganlah ia turun ke bawah membawa ke luar harta itu, dan siapa yang ada di ladangnya pun janganlah pulang. Ingatlah akan bini Lut itu. Barangsiapa yang mencari jalan hendak memeliharakan nyawanya, ia akan kehilangan nyawa; dan siapa yang kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkan nyawa. Aku berkata kepadamu: Pada malam itu juga kelak ada dua orang di atas satu tempat tidur; maka seorang akan dibawa, dan seorang ditinggalkan. Dan lagi ada dua orang akan mengisar bersama-sama, itu pun seorang akan dibawa, dan seorang ditinggalkan. Dan ada dua orang di ladang, maka seorang akan dibawa, dan seorang ditinggalkan." Maka sahut mereka itu serta berkata kepada-Nya, "Di manakah, ya Tuhan?" Maka kata Yesus kepadanya, "Barang di mana ada bangkai, di situlah juga berkerumun burung nasar."
Pasal 18. Maka diceriterakan-Nya suatu perumpamaan kepada mereka itu, bahwa mereka itu wajib berdoa senantiasa dengan tiada putus harap, kata-Nya, "Bahwa di dalam sebuah negeri adalah seorang hakim yang tiada takut akan Allah, dan tiada mengindahkan manusia. Di dalam negeri itu juga adalah seorang janda, yang kerapkali datang kepadanya, serta berkata: Benarkanlah kiranya perkara hamba di hadapan lawan hamba. Maka beberapa lamanya hakim itu enggan; tetapi akhirnya berkatalah ia di dalam hatinya: Meskipun aku tiada takut akan Allah dan tiada mengindahkan manusia, tetapi sebab janda ini menyusahkan aku, biarlah aku membenarkan dia, supaya jangan lagi akhirnya ia mengaduhi aku." Maka kata Yesus, "Dengarlah apa yang dikatakan oleh hakim yang lalim itu! Tiadakah Allah kelak membenarkan hal orang-orang pilihan-Nya yang menyeru Dia siang malam, meskipun dengan lambatnya kepada mereka itu? Bahkan, Aku berkata kepadamu: Dengan segeranya Ia akan membenarkan hal mereka itu. Tetapi entahkan Anak manusia jumpa iman di atas bumi ini, apabila Ia datang kelak?" Maka dikatakan-Nya pula perumpamaan kepada beberapa orang yang menyangkakan dirinya benar, dan yang mempertiadakan orang lain, "Bahwa adalah dua orang naik masuk ke Bait Allah hendak berdoa, yaitu yang seorang, ialah orang Parisi, dan yang lain, seorang pemungut cukai. Maka berdirilah orang Parisi itu serta berdoa di dalam hatinya demikian: Ya Allah, aku ucapkan syukur kepadamu, sebab aku bukannya sama seperti orang lain, yaitu orang perampas, orang lalim, orang berzinah, atau seperti orang pemungut cukai ini. Aku puasa dua kali seminggu, dan aku membayar zakat sepersepuluh daripada segala kehasilanku. Akan tetapi orang pemungut cukai itu berdiri dari jauh, tiada berani ia menengadah ke langit, melainkan menepuk dadanya sahaja, serta berkata: Ya Allah, kasihankanlah hamba, orang berdosa ini! Maka Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya dibenarkan Allah, lain sekali daripada orang Parisi itu; karena tiap-tiap orang yang meninggikan dirinya akan direndahkan; tetapi yang merendahkan dirinya akan ditinggikan." Maka orang pun membawa juga kanak-kanak kepada Yesus, supaya dijamah-Nya; tetapi serta murid-murid-Nya melihat hal itu, lalu murid itu pun menengking mereka itu. Tetapi Yesus memanggil kanak-kanak itu datang kepada-Nya, sambil kata-Nya, "Biarkanlah kanak-kanak itu datang kepada-Ku, jangan dilarangkan mereka itu, karena orang yang sama seperti inilah yang empunya kerajaan Allah. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, barangsiapa yang tiada menyambut kerajaan Allah sama seperti kanak-kanak itu, tiadalah dapat masuk ke dalamnya." Adalah seorang penghulu bertanya kepada Yesus, katanya, "Ya Guru yang baik, apakah wajib hamba perbuat, supaya hamba menjadi waris hidup yang kekal?" Maka kata Yesus kepadanya, "Apakah sebabnya engkau katakan Aku ini baik? Seorang pun tiada yang baik, hanya Satu, yaitu Allah. Memang engkau tahu akan hukum Allah: Jangan engkau berzinah, jangan engkau membunuh, jangan engkau mencuri, jangan engkau menjadi saksi dusta, hormatkanlah ibu bapamu." Maka katanya, "Sekalian ini hamba sudah turut dari kecil." Setelah didengar oleh Yesus, berkatalah Ia kepadanya, "Hanya satu perkara lagi engkau kekurangan: Jualkan barang apa yang ada padamu, dan sedekahkanlah kepada orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga; dan marilah mengikut Aku." Setelah didengarnya demikian, maka sangatlah dukacita hatinya, karena ia amat kaya. Apabila Yesus nampak halnya itu, berkatalah Ia, "Alangkah sukarnya bagi orang yang kaya masuk ke dalam kerajaan Allah! Lebih mudahlah seekor unta masuk ke lubang jarum daripada seorang yang kaya masuk ke dalam kerajaan Allah." Maka orang yang mendengar itu pun berkatalah, "Kalau begitu, siapakah akan beroleh selamat?" Tetapi kata Yesus, "Barang yang mustahil kepada manusia, bukannya mustahil kepada Allah." Maka kata Petrus, "Tengoklah, kami ini sudah meninggalkan milik kami serta mengikut Rabbi." Maka kata Yesus kepada mereka itu, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, tiadalah seorang jua pun yang meninggalkan rumah, atau bini, atau sanak-saudara, atau ibu bapa, atau anak-anak sebab karena kerajaan Allah, yang tiada menerima pula banyak gandanya pada masa ini, dan di dalam akhirat hidup yang kekal." Maka dibawanya kedua belas murid itu, serta berkata kepada mereka itu, "Bahwa kita ini berjalan naik ke Yeruzalem, maka segala sesuatu yang disuratkan oleh nabi-nabi akan disampaikan atas Anak manusia. Karena Ia akan diserahkan ke tangan orang kafir, dan Ia diolok-olokkan, dan dinistakan, serta diludahi orang; dan mereka itu pun menyesah lalu membunuh Dia, maka pada hari yang ketiga Ia akan bangkit pula." Maka tiadalah mereka itu mengerti suatu apa pun; dan perkataan ini tersembunyilah daripadanya, tiada diketahuinya akan hal yang dikatakan itu. Tatkala Ia datang dekat Yerikho, adalah seorang buta duduk di tepi jalan meminta sedekah. Serta didengarnya orang banyak lalu, maka ia pun bertanya, "Apakah ini?" Maka jawab orang kepadanya, bahwa Yesus orang Nazaret lalu. Maka berseru-serulah ia, katanya, "Ya Yesus, Anak Daud, kasihankanlah hamba." Maka orang yang berjalan dahulu itu menengking dia, menyuruh diam, tetapi makin kuat ia berseru, "Ya Anak Daud, kasihankanlah hamba." Maka berdirilah Yesus serta menyuruh orang membawa dia kepada-Nya. Setelah ia datang dekat, lalu Yesus menanya dia, "Apakah yang engkau suka Aku perbuat padamu?" Maka ia pun berkata, "Ya Tuhan, mohonlah hamba dapat melihat." Maka kata Yesus kepadanya, "Melihatlah pula engkau! Imanmu sudah memulihkan engkau." Seketika itu juga nampak pula ia, lalu mengikut Dia sambil memuliakan Allah. Maka segenap kaum, yang melihat hal itu pun, memuji-muji Allah.
Pasal 19. Maka masuklah Yesus melalui negeri Yerikho. Maka adalah seorang bernama Zakheus, yaitu kepala pemungut cukai, lagi kaya. Maka dicarinya jalan hendak melihat siapa gerangan Yesus itu, tetapi tiada dapat oleh sebab orang banyak, lagi ia rendah. Maka berlarilah ia dahulu, lalu memanjat sepohon ara hendak melihat Yesus, karena dari situlah Ia akan lalu. Tatkala sampai ke tempat itu, maka Yesus pun memandang ke atas dan berkata kepadanya, "Hai Zakheus, turunlah engkau dengan segera, karena pada hari ini tak dapat tiada Aku menumpang di dalam rumahmu." Maka segeralah ia turun, menyambut Dia dengan sukacitanya. Maka sekalian orang yang melihat hal itu bersungut-sungutlah, serta berkata, "Bahwa kepada seorang yang berdosa Ia pergi menumpang!" Maka berdirilah Zakheus serta berkata kepada Tuhan, "Sesungguhnya setengah daripada harta hamba, ya Tuhan, hamba sedekahkan kepada orang miskin, dan jikalau hamba sudah memperdayakan harta orang, hamba mengembalikan empat kali ganda." Maka Yesus pun berkatalah kepadanya, "Pada hari ini datanglah selamat kepada seisi rumah ini, karena ia ini juga terhisab kepada anak Ibrahim. Karena Anak manusia datang hendak mencari dan menyelamatkan yang sesat." Setelah sudah orang mendengar segala perkara itu, Ia pun melanjutkan pertuturan-Nya dengan suatu perumpamaan, karena Ia sudah dekat dengan Yeruzalem, dan lagi sebab disangka orang kerajaan Allah akan kelihatan pada masa itu juga. Sebab itu kata Yesus, "Adalah seorang orang bangsawan hendak berangkat ke negeri yang jauh akan menerima kerajaan bagi dirinya, lalu kembali. Maka dipanggilnya sepuluh orang hambanya, lalu diberinya kepada mereka itu sepuluh kati perak, serta berkata kepadanya: Berniagalah kamu sehingga aku pulang. Tetapi anak negerinya itu membenci dia, lalu menyuruh seorang utusan mengikut dia, mengatakan: Kami tiada mau orang ini menjadi raja kami. Tatkala ia kembali daripada menerima kerajaan itu, maka disuruhnya panggil segala hamba yang diberi uang perak itu datang kepadanya, supaya diketahuinya berapa pendapatan masing-masing di dalam perniagaan itu. Maka datanglah yang pertama itu menghadap, serta berkata: Ya Tuan, perak Tuan yang sekati itu menjadi sepuluh kati lebihnya. Maka kata tuan itu kepadanya: Sabaslah, hai hamba yang baik; oleh sebab engkau setia dengan yang sedikit, engkau diberi kuasa memerintah sepuluh buah negeri. Maka datanglah yang kedua menghadap, serta berkata: Ya Tuan, perak Tuan yang sekati itu sudah menjadi lima kati lebihnya. Maka berkatalah juga tuan kepada orang itu: Engkau pun ditetapkan memerintah lima buah negeri. Maka datanglah yang lain itu menghadap, katanya: Ya Tuan, inilah perak Tuan sekati itu, yang hamba menyimpan di dalam sapu tangan; sebab hamba takut akan Tuan, karena Tuan seorang yang keras hati; Tuan mengambil yang tiada Tuan taruh, dan menuai yang tiada Tuan tabur. Maka kata tuan itu kepadanya: Hai hamba yang jahat, dengan perkataanmu itu aku menghukumkan engkau. Sudahkah engkau ketahui, bahwa aku ini seorang yang keras hati, yang mengambil barang yang tiada kutaruh, dan menuai barang yang tiada kutabur? Apakah sebabnya tiada engkau taruhkan uang perakku itu di tempat orang menjalankan uang? Supaya apabila aku kembali dapat kuambil balik beserta dengan bunganya? Lalu ia berkata pula kepada orang yang berdiri di situ: Ambilkan daripadanya perak sekati itu, dan serahkan kepada orang yang menaruh sepuluh kati itu. Maka kata orang kepadanya: Ya Tuan, sudah ada padanya sepuluh kati. Maka Aku berkata kepadamu, barangsiapa yang mempunyai barang sesuatu, kepadanya akan diberi lagi, tetapi barangsiapa yang tiada mempunyai sesuatu itu, daripadanya juga diambil barang yang ada padanya. Tetapi segala seteruku itu yang tiada suka aku menjadi raja mereka itu, bawalah ke mari dan bunuh mereka itu di hadapanku." Setelah Ia berkata demikian, maka dilangsungkannya perjalanannya naik menuju ke Yeruzalem. Tatkala mereka itu tiba dekat Baitfagi dan Baitani pada gunung yang bernama Bukit Zaitun, disuruh-Nya dua orang murid-Nya, kata-Nya, "Pergilah kamu ke kampung yang di hadapan kamu; apabila kamu masuk kampung itu, kamu akan jumpa seekor anak keledai tertambat, yang belum pernah ditunggang orang; orakkanlah talinya, bawa dia ke mari. Jikalau barang seorang bertanya kepadamu: Apakah sebabnya kamu orakkan dia? Katakanlah begini: Tuhan berkehendak akan dia." Maka orang yang disuruhkan itu pergilah, lalu didapatinya betul seperti yang dikatakan oleh Yesus kepada mereka itu. Sedang mereka itu mengorakkan tali anak keledai itu, maka kata orang yang mempunyainya, "Apakah sebabnya kamu lepaskan anak keledai itu?" Maka kata mereka itu, "Tuhan berkehendak akan dia." Lalu dibawanyalah kepada Yesus, dan dihamparkannya pakaiannya sendiri di atas anak keledai itu, serta didudukkannya Yesus di atasnya. Maka sementara Ia berjalan, orang pun membentangkan pakaiannya di jalan. Apabila Ia sudah dekat dengan tempat curam Bukit Zaitun itu, maka sekalian murid-Nya yang banyak itu pun mulailah bersukacita dan memuji Allah dengan nyaring suaranya, oleh sebab segala mujizat yang dilihatnya itu, katanya, "Mubaraklah Raja yang datang dengan nama Tuhan; sejahtera di surga, dan kemuliaan di tempat Yang Mahatinggi!" Maka antara orang banyak itu ada beberapa orang Parisi berkata kepada-Nya, "Ya Guru, tegurkan murid-murid-Mu itu." Maka jawab Yesus, kata-Nya, "Aku berkata kepadamu, jikalau mereka itu diam, niscaya batu akan bersorak." Tatkala Ia sudah dekat serta nampak negeri itu, Ia pun menangislah akan dia, sambil berkata, "Jikalau kiranya pada hari ini sahaja engkau sudah mengetahui akan barang yang dapat membawa sejahtera kepadamu! Tetapi sekarang ini semuanya itu terlindung daripada matamu. Karena harinya akan datang atasmu, yang segala musuhmu berkubu sekeliling engkau, serta mengepung engkau dan mengimpit daripada segala pihak, dan engkau diempaskannya sehingga rata dengan tanah beserta dengan anak-anakmu yang ada padamu, dan tiada ditinggalkannya tersusun sebuah batu pun di atas yang lain di dalam negerimu, oleh sebab engkau tiada sadar akan masa yang engkau dilawat." Maka masuklah Yesus ke dalam Bait Allah, serta mulai mengusir segala orang yang berjual-jualan di situ, sambil berkata kepada mereka itu, "Adalah tersurat: Bahwa Rumah-Ku akan menjadi rumah tempat berdoa; tetapi kamu ini menjadikan dia gua penyamun." Maka sehari-harilah Ia mengajar di dalam Bait Allah itu. Tetapi kepala-kepala imam dan ahli Taurat beserta dengan penghulu kaum itu mencari daya akan membunuh Dia. Maka tiada didapatinya seperti yang dimaksudkannya itu; karena segenap kaum itu berpaut kepada-Nya serta mendengarkan Dia.
Pasal 20. Adalah pada suatu hari sedang Yesus mengajar kaum itu di dalam Bait Allah, serta memberitakan kabar kesukaan, maka datanglah kepala-kepala imam dan ahli Taurat beserta dengan orang tua-tua, lalu mereka itu berkata kepada-Nya, "Katakanlah kepada kami, dengan kuasa apakah Engkau membuat segala perkara ini, atau siapakah yang memberi kuasa ini kepada-Mu?" Maka Ia menjawab serta berkata kepada mereka itu, "Aku pun hendak bertanya juga satu perkara padamu; katakanlah kepada-Ku! Baptisan Yahya itu, asalnya dari surgakah, atau daripada manusiakah?" Maka berbicaralah mereka itu sama sendirinya, katanya, "Jikalau kita katakan: Dari surga, niscaya Ia akan berkata: Apakah sebabnya kamu tiada percaya akan dia? Tetapi jikalau kita katakan: Dari manusia, niscaya semua orang akan merajam kita"; karena sekaliannya yakin akan Yahya itu seorang nabi. Maka jawab mereka itu, "Kami tiada ketahui dari mana asalnya." Maka kata Yesus kepada mereka itu, "Aku pun tiada mau mengatakan kepadamu dengan kuasa apa Aku berbuat segala perkara ini." Maka mulailah Ia mengatakan perumpamaan ini kepada kaum itu, "Bahwa adalah seorang yang membuka kebun anggur; kemudian disewakannya kepada beberapa orang dusun, serta pergi beberapa lamanya ke negeri yang lain. Maka pada musim anggur disuruhkannya seorang hambanya kepada orang dusun itu, supaya mereka itu menyerahkan kepadanya sebahagian daripada buah kebun anggur itu. Tetapi orang dusun itu memalu dia serta mengusir pergi dengan tangan kosong. Lalu disuruhkannya pula seorang hambanya yang lain; maka hamba itu pun dipalunya dan dinistakannya sambil diusirnya pergi dengan tangan kosong juga. Kemudian disuruhkannya hambanya yang ketiga; tetapi hamba itu pula dilukakannya, lalu ditolakkannya ke luar. Maka kata tuan kebun anggur itu: Apakah pula hendak kuperbuat lagi? Baik kusuruhkan anakku yang kukasihi; barangkali mereka itu akan menghormatkan dia. Tetapi apabila orang dusun itu melihat anaknya itu, maka berbicaralah mereka itu sama sendirinya, katanya: Inilah warisnya; marilah kita membunuh dia, supaya pusakanya menjadi hak kita. Lalu dicampakkannya dia ke luar kebun anggur itu dan dibunuhnya. Apakah sekarang akan diperbuat oleh tuan kebun anggur ke atas orang dusun itu? Niscaya ia akan datang membunuh segala orang dusun itu, lalu menyerahkan kebun anggur itu kepada orang lain pula." Setelah didengarnya perkataan demikian, maka mereka itu pun berkatalah, "Dijauhkan Allah!" Tetapi Yesus memandang mereka itu sambil berkata, "Apakah pula arti barang yang tersurat demikian: Bahwa batu yang dibuangkan oleh tukang-tukang rumah, ialah sudah menjadi batu penjuru? Maka tiap-tiap orang yang jatuh di atas batu itu, ia akan remuk; tetapi orang yang ditimpa oleh batu itu, hancurlah ia kelak." Pada ketika itu ahli Taurat dan kepala-kepala imam mencari jalan hendak mendatangkan tangan ke atas Yesus, tetapi mereka itu takut akan orang ramai itu; karena diketahuinya, bahwa perumpamaan ini ditujukan oleh Yesus kepada diri mereka itu sendiri. Maka mereka itu pun mengintai Dia, serta menyuruhkan beberapa orang penyuluh berpura-pura seolah-olah orang tulus, hendak menangkap perkataan-Nya supaya dapat menyerahkan Dia kepada pembesar dan kuasa pemerintah. Maka bertanyalah mereka itu kepada-Nya, "Hai Guru, kami tahu bahwa Tuan mengatakan dan mengajarkan dengan hati yang tulus, dan tiada membedakan di antara seorang dengan yang lain, melainkan jalan Allah itu Tuan ajarkan dengan sebenarnya. Patutkah kami membayar uang upeti kepada Kaisar atau tiada?" Tetapi sebab Ia mengetahui muslihat mereka itu, lalu berkata kepada mereka itu, "Tunjukkanlah kepada-Ku suatu dinar. Rupa siapakah dan cap siapakah ini?" Maka sahut mereka itu, "Kaisar punya." Maka kata Yesus kepada mereka itu, "Kalau begitu, bayarlah kepada Kaisar barang yang Kaisar punya, dan kepada Allah barang yang Allah punya." Maka tiadalah dapat mereka itu menangkap perkataan-Nya di hadapan orang banyak; maka heranlah mereka itu akan jawab-Nya, lalu diamlah. Maka datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang bersangkal dari hal kiamat, lalu menyoal Dia, serta berkata, "Ya Guru, Musa telah menyuratkan hukum ini bagi kita, bahwa jikalau saudara seorang yang berbini mati, tetapi tiada beranak, hendaklah saudaranya memperisterikan bininya itu akan menerbitkan benih bagi saudaranya. Adalah orang bertujuh saudara laki-laki, maka yang pertama itu berbini, lalu mati dengan tiada beranak; maka yang kedua, dan yang ketiga pun memperisterikan bini itu; maka demikianlah ketujuh-tujuhnya itu pun mati dengan tiada meninggalkan anak. Kemudian sekali matilah pula perempuan itu. Pada hari kiamat kelak perempuan itu jadi bini siapakah dari antara mereka itu? Karena ketujuhnya telah memperbinikan dia." Maka kata Yesus kepada mereka itu, "Anak-anak dunia ini kawin dan dikawinkan; tetapi orang yang dihisabkan berlayak akan masuk akhirat dan mendapat kebangkitan dari antara orang mati itu, tiadalah kawin atau dikawinkan; karena tiada mereka itu dapat mati balik lagi; karena keadaannya itu serupa dengan malaekat; dan mereka itulah anak Allah dari sebab anak kebangkitan itu. Tetapi hal orang mati dibangkitkan itu, sudah dinyatakan juga oleh Musa di dalam fasal belukar duri, tatkala disebutkannya Allah: Tuhan Ibrahim dan Tuhan Ishak dan Tuhan Yakub. Tetapi Allah itu bukannya Tuhan orang mati, melainkan Tuhan orang hidup; karena sekaliannya hidup kepada Allah." Maka jawab beberapa ahli Taurat, katanya, "Ya Guru, betullah kata-Mu itu." Tetapi tiadalah mereka itu berani menyoal Dia atas barang sesuatu lagi. Maka kata Yesus kepada mereka itu, "Bagaimanakah yang orang mengatakan Kristus itu anak Daud? Karena Daud sendiri mengatakan di dalam kitab Zabur: Bahwa Tuhan telah berfirman kepada Tuhanku: Duduklah Engkau di sebelah kanan-Ku, sehingga Aku menaklukkan segala musuh-Mu menjadi alas kaki-Mu. Jikalau demikian Daud memanggil Dia Tuhan, bagaimanakah pula Ia jadi anaknya?" Maka berkatalah Yesus di hadapan segenap kaum itu kepada murid-murid-Nya demikian, "Jagalah dirimu daripada segala ahli Taurat, yang suka berjalan-jalan dengan berjubah panjang, dan lagi suka diberi hormat kepadanya di pasar, dan suka akan kursi yang kehormatan di dalam segala rumah sembahyang, dan akan tempat yang mulia di dalam perjamuan, dan yang menghabiskan harta segala janda, dan melanjutkan doanya dengan jalan berpura-pura. Maka mereka itu akan terkena hukum yang terlebih berat."
Pasal 21. Maka Yesus pun mengangkat mata-Nya, lalu nampak orang yang kaya-kaya sedang memasukkan uang dermanya ke dalam peti derma. Maka dilihat-Nya pula seorang janda yang miskin memasukkan duit dua keping di situ. Lalu kata Yesus, "Dengan sesungguhnya Aku berkata kepadamu, bahwa janda yang miskin ini sudah memasukkan lebih daripada sekaliannya. Karena sekalian orang itu sudah memasukkan uang derma daripada kemewahannya, tetapi perempuan ini telah memasukkan daripada kekurangannya semua yang ada padanya, yaitu segenap kehidupannya." Tatkala orang berkata-kata akan hal Bait Allah itu terhias dengan batu yang indah-indah dan berbagai-bagai persembahan, maka kata Yesus, "Adapun barang yang kamu lihat ini, ada harinya kelak yang sebuah batu pun tiada akan tinggal tersusun di atas batu yang lain, yang tiada akan dirombak." Maka bertanyalah mereka itu kepada-Nya, serta berkata, "Ya Guru, bilakah perkara itu akan berlaku? Dan apakah alamatnya yang semuanya itu hampir jadi kelak?" Maka kata-Nya, "Ingatlah baik-baik, jangan kamu disesatkan orang! Karena banyak orang akan datang dengan nama-Ku, katanya: Aku inilah Dia; dan lagi: Waktunya sudah dekat! Janganlah kamu ikut orang itu. Apabila kamu mendengar dari hal peperangan dan huru-hara, janganlah kamu terkejut; karena tak dapat tiada segala perkara itu akan berlaku dahulu, tetapi kesudahan itu bukannya datang dengan segeranya." Lalu kata-Nya kepada mereka itu, "Bahwa bangsa akan berbangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan, dan akan jadi gempa bumi yang besar, dan sini sana bala kelaparan dan sampar, dan kelihatan hal yang memberi dahsyat serta tanda ajaib yang besar-besar dari langit. Tetapi terlebih dahulu daripada segala perkara itu, orang akan mendatangkan tangannya ke atasmu dan menganiayakan kamu, sehingga kamu diserahkan ke dalam segala rumah sembahyang dan ke dalam penjara, serta dibawa menghadap raja dan pemerintah, oleh sebab nama-Ku. Maka akibatnya, kamu menaikkan saksi bagi-Ku. Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, jangan mempersediakan jawabmu terlebih dahulu. Karena Aku ini memberi lidah kepadamu dan hikmat, yang tiada dapat dilawani atau dibantahi oleh segala lawanmu. Kamu diserahkan juga oleh ibu bapamu, dan oleh saudara-saudaramu dan kaum keluargamu serta sahabat-sahabatmu, dan beberapa dari antara kamu akan dibunuh orang. Maka kamu akan dibenci oleh sekalian orang sebab nama-Ku. Tetapi sehelai rambut kepalamu pun tiada akan binasa. Dengan tekunmu kamu akan beroleh nyawamu. Tetapi apabila kamu nampak Yeruzalem dilengkungi oleh laskar, lalu kamu ketahui, bahwa kebinasaannya sudah dekat. Pada masa itu hendaklah orang yang di tanah Yudea lari ke gunung, dan orang yang di dalam negeri itu hendaklah ke luar, dan orang yang di luar negeri itu jangan masuk ke dalamnya. Karena itulah hari tuntutan bela, supaya semuanya yang tersurat itu dapat disampaikan. Wai segala perempuan yang mengandung dan yang menyusui anaknya pada masa itu! Karena pada ketika itu akan timbul suatu kesusahan yang besar ke atas tanah itu dan murka ke atas kaum ini, maka mereka itu akan jatuh oleh sebab mata pedang dan dibawa menjadi tawanan segala bangsa; dan Yeruzalem akan dipijak-pijak oleh orang kafir, sehingga genap segala zaman orang kafir itu. Dan akan ada beberapa tanda ajaib pada matahari dan bulan dan bintang-bintang; dan di atas bumi kesusahan pada segala bangsa berkacau-bilau, sebab menderu mendesah laut dan gelombang. Maka orang pun rebah mati kelak, sebab ketakutan dan sebab menantikan segala perkara yang akan berlaku ke atas bumi ini; karena segala kuat kuasa langit itu pun akan berguncang-gancing. Lalu mereka itu akan memandang Anak manusia datang di dalam awan, dengan kuasa dan kemuliaan yang besar. Tetapi apabila segala perkara ini mulai berlaku, tegaklah kamu serta menengadah, karena kelepasan bagimu sudah dekat." Maka dikatakan-Nya kepada mereka itu suatu perumpamaan, "Tengoklah pohon ara dan segala pohon lain! Apabila kamu melihat pohon itu baharu bertunas, kamu sendiri ketahui bahwa musim panas sudah hampir. Demikian juga hal kamu ini pada masa kamu nampak segala sesuatu itu jadi, ketahuilah olehmu bahwa kerajaan Allah sudah dekat. Dengan sesungguhnya Aku berkata kepadamu, bahwa bangsa ini tiada akan lenyap sebelum segala perkara itu jadi. Maka langit dan bumi akan lenyap, tetapi perkataan-Ku kekal. Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan ditakluk oleh gelojoh dan mabuk dan percintaan kehidupan ini, sehingga dengan tiada disangka-sangka hari itu terentang ke atasmu seperti jerat. Karena demikianlah kelak datangnya ke atas sekalian orang yang diam di seluruh muka bumi. Tetapi berjaga-jagalah senantiasa serta berdoa, supaya kamu kuat melepaskan diri daripada segala sesuatu yang akan jadi itu, dan tahan menghadap Anak manusia." Maka pada siang Yesus mengajar di dalam Bait Allah, tetapi pada malam keluarlah Ia bermalam di atas gunung yang bernama Bukit Zaitun. Maka pagi-pagi sekalian kaum itu pun datang kepada-Nya akan mendengar Dia di dalam Bait Allah.
Pasal 22. Maka hari raya roti yang tiada beragi, yang bernama Pasah itu, sudahlah hampir; dan kepala-kepala imam dan ahli Taurat mencari daya, bagaimana hendak membunuh Yesus; karena mereka itu takut akan kaum itu. Lalu Iblis pun masuklah ke dalam Yudas, yang bernama Iskariot, yaitu seorang yang terhisab kepada dua belas murid itu. Maka pergilah ia kepada kepala-kepala imam dan penghulu laskar serta berbicara peri bagaimana ia hendak menyerahkan Yesus kepada mereka itu. Maka bersukacitalah mereka itu sambil berjanji memberi uang kepadanya. Maka Yudas pun mengakulah, serta mencari ketika yang baik akan menyerahkan Yesus kepada mereka itu pada waktu lengang. Maka sampailah hari raya roti yang tiada beragi itu, yang anak domba Pasah itu wajib disembelih. Lalu Yesus menyuruh Petrus dan Yahya, katanya, "Pergilah kamu sediakan Pasah bagi kita, supaya kita makan." Maka kata mereka itu kepada-Nya, "Ke manakah Tuhan suka kami pergi menyediakan Pasah?" Maka kata-Nya kepada mereka itu, "Serta kamu masuk ke dalam negeri, akan bertemu dengan kamu seorang yang membawa sebuah buyung berisi air; ikutlah dia ke dalam rumah yang ia masuk. Lalu katakanlah kepada tuan rumah itu: Guru suruh bertanya kepadamu, kata-Nya: Di manakah bilik tempat Aku hendak makan Pasah dengan murid-murid-Ku? Maka ia pun akan menunjukkan kepadamu sebuah bilik besar di atas, yang terlengkap dengan indahnya; di situlah kamu bersiap!" Lalu pergilah mereka itu, maka didapatinya betul seperti yang dikatakan oleh Yesus kepada mereka itu, maka disediakannyalah Pasah itu. Setelah sampai waktunya, maka Yesus pun duduklah beserta dengan rasul-rasul itu. Lalu Ia berkata kepada mereka itu, "Aku tersangatlah ingin hendak makan Pasah ini bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku merasai sengsara, karena Aku berkata kepadamu: Tiadalah lagi Aku akan makan dia, sehingga Pasah itu disempurnakan di dalam kerajaan Allah." Maka disambut-Nya cawan minuman, lalu diucapkan-Nya syukur, serta berkata, "Ambillah ini, bahagikan di antara kamu! Karena Aku berkata kepadamu: Bahwa daripada ketika ini tiada lagi Aku minum air buah anggur sehingga kerajaan Allah itu datang." Maka Yesus pun mengambil roti, lalu diucapkan-Nya syukur, dipecah-pecahkan-Nya, serta diberikan-Nya kepada mereka itu, kata-Nya, "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan karena kamu; perbuatlah demikian menjadi suatu peringatan akan Daku." Demikian juga cawan minuman itu, sesudahnya makan, kata-Nya, "Cawan minuman ini adalah perjanjian baharu di dalam darah-Ku, yang ditumpahkan karena kamu. Tetapi tengoklah! Tangan orang yang menyerahkan Aku ada bersama-sama dengan Aku di meja ini. Karena Anak manusia akan pergi juga, seperti yang ditakdirkan atas-Nya; tetapi wai atas orang itu yang menyerahkan Dia!" Maka mulailah mereka itu bertanya-tanya sama sendirinya, siapakah gerangan dari antara mereka itu yang bermaksud membuat demikian. Maka timbullah suatu pertengkaran di antara mereka itu: Siapakah dari antara mereka itu yang terbilang besar. Maka kata Yesus kepada mereka itu, "Raja-raja segala bangsa memerintahkan rakyatnya, dan orang yang memegang kuasa atas mereka itu digelar dermawan. Tetapi kamu ini jangan jadi demikian, melainkan yang terlebih besar di antara kamu, patut menjadi seperti yang terlebih muda, dan yang memerintah, patut menjadi seperti yang melayan. Karena siapakah yang lebih besar, orang yang duduk makankah, atau yang melayankah? Bukankah orang yang duduk makan itu? Tetapi Aku inilah ada di antara kamu seperti orang yang melayani. Tetapi kamulah yang bertekun bersama-sama dengan Aku di dalam segala pencobaan atas-Ku; sebab itu Aku menentukan bagimu kerajaan, sebagaimana Bapa-Ku juga menentukan dia bagi-Ku, supaya kamu makan minum semeja dengan Aku di dalam kerajaan-Ku, dan kamu duduk di atas takhta menghakimkan dua belas suku bangsa Israel." "Hai Simon, Simon! Tengoklah Iblis sangat meminta kamu, hendak menampi kamu seperti gandum. Tetapi Aku ini mendoakan engkau, supaya imanmu jangan gugur; dan jikalau engkau bertobat, sokonglah saudara-saudaramu." Maka kata Petrus kepada-Nya, "Ya Tuhan, jikalau beserta Tuhan, rela hatiku masuk ke dalam penjara, atau mati sekalipun." Tetapi kata Yesus, "Hai Petrus, ayam tiada akan berkokok hari ini sehingga engkau bersangkal tiga kali, bahwa tiada engkau kenal Aku." Maka kata Yesus kepada murid-murid itu, "Tatkala Aku menyuruhkan kamu keluar dengan tiada membawa pundi-pundi atau tempat bekal atau kasut, adakah kamu kekurangan barang sesuatu?" Maka kata mereka itu, "Tiada." Lalu kata-Nya kepada mereka itu, "Tetapi sekarang siapa yang ada pundi-pundi, biarlah ia bawa dia, dan yang ada tempat bekal begitu juga; tetapi siapa yang tiada menaruh sesuatu, hendaklah ia menjual bajunya akan membeli pedang. Karena Aku berkata kepadamu, barang yang tersurat tentang Aku ini pun, tak dapat tiada akan disampaikan lagi, yaitu: Bahwa Ia dihisabkan kepada pihak orang durhaka. Karena barang yang ditentukan atas-Ku itu pun ada kesudahannya." Maka kata mereka itu, "Ya Tuhan, tengoklah, di sini ada pedang dua bilah." Maka kata Yesus kepada mereka itu, "Sudahlah." Maka keluarlah Yesus, lalu pergi ke Bukit Zaitun seperti biasanya; maka murid-murid itu pun mengikut Dia. Setelah sampai ke tempat itu, berkatalah Ia kepada mereka itu, "Berdoalah kamu, supaya jangan kamu kena pencobaan!" Maka Yesus pun undur daripada mereka itu sekira-kira sepelempar batu jauhnya, lalu bertelut dan berdoa, kata-Nya, "Ya Bapa, jikalau berkenan kepada-Mu, jauhkanlah kiranya cawan minuman ini daripada-Ku, tetapi di dalam itu pun bukannya kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mu sahaja jadi." Maka kelihatanlah kepada-Nya seorang malaekat dari langit menguatkan Dia. Maka di dalam ketakutan yang amat sangat, makin bersungguh-sungguh hati Ia berdoa, sehingga peluh-Nya menjadi seperti darah menitik ke bumi. Setelah bangkit daripada berdoa, pergilah Ia kepada murid-murid-Nya, lalu didapati-Nya mereka itu tertidur oleh sebab dukacitanya. Maka berkatalah Ia kepada mereka itu, "Apakah sebabnya kamu tidur? Bangun dan berdoalah kamu, supaya jangan kamu kena pencobaan." Sedang Ia lagi berkata-kata, kelihatanlah orang banyak, beserta dengan orang yang bernama Yudas itu, yaitu seorang daripada kedua belas murid itu, yang mengepalakan mereka itu, lalu menghampiri Yesus serta mencium Dia. Lalu kata Yesus kepadanya, "Hai Yudas, dengan suatu ciumkah engkau menyerahkan Anak manusia?" Serta orang yang dekat Yesus itu nampak perkara yang akan berlaku itu, maka berkatalah mereka itu, "Ya Tuhan, kami parangkah dengan pedang ini?" Maka seorang dari antara mereka itu memarang hamba Imam Besar dan mengerat telinga kanannya. Tetapi Yesus menjawab serta berkata, "Sudahlah dengan itu!" Lalu Ia menjamah telinganya itu sambil memulihkan dia. Maka kata Yesus kepada kepala-kepala imam dan penghulu Bait Allah dan orang tua-tua yang menyerang Dia, "Kamu keluarkah seolah-olah melawan seorang penyamun dengan berpedang dan berbelantan? Setiap-tiap hari Aku ada bersama-sama dengan kamu di dalam Bait Allah, tiada pula kamu kedangkan tangan ke atas-Ku; tetapi inilah saat kamu dan kuasa kegelapan itu." Maka mereka itu pun menangkap Yesus, lalu membawa dan mengantarkan Dia ke rumah Imam Besar. Tetapi Petrus mengikut dari jauh. Apabila mereka itu sudah menyalakan api di tengah-tengah halaman balai dan duduk bersama-sama, lalu Petrus pun datang duduk di antara mereka itu. Maka seorang dayang tatkala melihat dia dekat api yang menyala, lalu menatap dia sambil berkata, "Orang ini juga beserta dengan Dia!" Tetapi ia bersangkal, katanya, "Hai perempuan, aku tiada kenal Dia." Maka tiada berapa lama antaranya seorang lain pula terpandangkan dia, lalu berkata, "Engkau pun seorang daripada mereka itu." Tetapi kata Petrus, "Hai orang, aku tidak." Sekira-kira satu jam kemudian daripada itu seorang lain lagi menyungguhkan serta berkata, "Dengan sesungguhnya orang ini juga beserta dengan Dia, karena ia ini pun orang Galilea." Tetapi kata Petrus, "Hai orang, tiada aku mengerti apa engkau katakan." Maka seketika itu juga, sedang lagi ia berkata-kata, ayam pun berkokoklah. Maka berpalinglah Yesus memandang Petrus; lalu teringatlah Petrus akan perkataan Yesus seperti yang dikatakan-Nya kepadanya: Bahwa sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau sudah menyangkali Aku tiga kali. Lalu keluarlah ia, serta menangis tersedih-sedih. Maka segala orang yang memegang Yesus itu, mengolok-olokkan sambil memalu Dia. Kemudian mereka itu pun menudungi muka Yesus, lalu bertanya kepada-Nya, katanya, "Nubuatkanlah, siapa yang memukul Engkau?" Maka banyak perkataan yang lain lagi dikeluarkannya menistai Dia. Setelah hari siang maka berhimpunlah sidang Majelis orang tua-tua kaum, yaitu kepala-kepala imam dan ahli Taurat, lalu mereka itu membawa Yesus menghadap Majelis Bicaranya. Maka katanya, "Jikalau sungguh Engkau Kristus, katakanlah kepada kami." Tetapi kata Yesus kepada mereka itu, "Jikalau kiranya Aku mengatakan kepadamu, tiada akan kamu percaya. Dan jikalau Aku bertanya kepada kamu, tiada akan kamu jawab. Tetapi daripada sekarang ini Anak manusia akan duduk di sebelah kanan kodrat Allah." Maka kata sekaliannya, "Kalau begitu, Engkau inikah Anak Allah?" Maka kata-Nya kepada mereka itu, "Seperti katamu sendiri, Akulah Dia!" Maka kata mereka itu, "Apakah gunanya lagi saksi bagi kita? Karena kita sendiri sudah mendengar daripada mulut-Nya sendiri."
Pasal 23. Maka sekalian orang banyak pun bangkitlah, lalu membawa Yesus menghadap Pilatus. Maka mulailah mereka itu sekalian menuduh Dia, serta berkata, "Adalah orang ini kami dapati menyesatkan bangsa kami dan menegahkan orang membayar uang upeti kepada Kaisar, serta mengatakan diri-Nya sendiri Kristus, seorang raja." Maka Pilatus pun bertanya kepada-Nya, katanya, "Engkaukah raja orang Yahudi?" Maka sahut Yesus kepadanya serta berkata, "Seperti kata Tuan." Maka kata Pilatus kepada kepala-kepala imam dan orang banyak itu, "Aku dapati orang ini tiada bersalah!" Maka makin berkeras kehendak mereka itu, katanya, "Ia menghasut kaum itu sambil mengajar orang di seluruh tanah Yudea dari Galilea sampai ke tempat ini." Setelah Pilatus mendengar demikian, lalu ia bertanya, kalau orang itu orang Galilea. Setelah diketahuinya, bahwa Ia terhisab kepada pemerintahan Herodes, maka disuruhnya bawa Dia kepada Herodes, yang ada pada masa itu juga di Yeruzalem. Apabila Herodes melihat Yesus, maka sangatlah ia sukacita; karena sudah lama ia hendak melihat Dia, sebab didengarnya banyak dari hal Dia, dan harap juga ia melihat suatu mujizat yang diperbuat-Nya. Lalu disoalnya Dia dengan beberapa banyak pertanyaan, tetapi Yesus tiada menyahut suatu apa pun kepadanya. Maka segala kepala imam dan ahli Taurat itu pun berdirilah menuduh Dia dengan kerasnya. Maka Herodes beserta dengan laskarnya itu pun mengejikan sambil mengolok-olokkan Dia, dikenakannya pakaian yang indah kepada-Nya, disuruhnya bawa kembali kepada Pilatus. Maka daripada hari itu juga Herodes dan Pilatus bersahabat-sahabat satu dengan yang lain, pada halnya keduanya dahulu berseteru sama sendirinya. Setelah Pilatus memanggil segala kepala imam dan penghulu serta kaum itu berhimpun, maka berkatalah ia kepada mereka itu, "Kamu sudah membawa orang ini kepadaku seolah-olah Ia seorang yang menyesatkan kaum itu, maka sesungguhnya aku ini memeriksai Dia di hadapan kamu, tetapi suatu pun tiada kesalahan-Nya kudapati pada orang itu, seperti tuduhan kamu atas-Nya. Demikian juga pendapatan Herodes, sebab ia mengirimkan Dia kembali kepada kita; maka sesungguhnya suatu pun tiada perbuatan-Nya yang berpatutan dengan mati. Sebab itu sekarang aku akan menyesah Dia, lalu melepaskan Dia." Karena pada hari raya itu wajiblah Pilatus melepaskan seorang terpenjara bagi mereka itu. Tetapi berteriaklah mereka itu ramai-ramai sama sekali, katanya, "Lenyapkanlah orang ini, lepaskan Barabbas bagi kami!" Maka Barabbas itu seorang yang dipenjarakan sebab kedurhakaannya di dalam negeri, dan sebab bunuhan. Maka sekali lagi Pilatus berkata kepada mereka itu, sebab maksudnya hendak melepaskan Yesus. Tetapi berteriaklah mereka itu, katanya, "Salibkanlah, salibkan Dia!" Maka pada ketiga kalinya Pilatus bertanya kepada mereka itu, "Kejahatan apakah yang dilakukan oleh orang ini? Suatu pun tiada kesalahan kudapati yang patut Ia mati dibunuh; sebab itu aku akan menyesah Dia, lalu melepaskan Dia." Tetapi makin sangat mereka itu berkeras dengan nyaring suaranya meminta Ia disalibkan. Maka menanglah serunya itu. Lalu Pilatus pun memberi keputusannya menurut permintaan mereka itu. Maka dilepaskannyalah orang yang dipenjarakan oleh sebab kedurhakaan dan bunuhannya itu, sebagaimana yang dipinta oleh mereka itu, tetapi Yesus diserahkannya menurut kehendak hati mereka itu. Maka sambil mereka itu berjalan membawa Yesus, dipegangkannya seorang orang Kireni bernama Simon, yang datang dari bendang, maka diletakkannya kayu salib itu ke atas bahunya, supaya dipikulnya mengikut Yesus dari belakang. Maka amatlah banyak perhimpunan orang mengiringkan dia, dan beberapa perempuan yang meratap dan menangiskan Dia. Tetapi Yesus sambil berpaling kepada mereka itu lalu berkata, "Hai anak perempuan Yeruzalem, janganlah kamu menangiskan Aku, melainkan tangiskanlah dirimu dan anak-anakmu sendiri. Karena tengoklah: Ada harinya kelak, yang orang akan berkata: Berbahagialah perempuan mandul dan rahim yang tiada mengandung, dan tetek yang tiada menyusukan anak. Pada masa itulah orang akan mulai berkata-kata kepada gunung: Timpalah kami! dan kepada bukit-bukit: Tutupilah kami! Karena jikalau demikian perbuatannya pada kayu yang hidup, apatah lagi pada yang kering?" Maka orang pun membawa juga dua orang jahat hendak dibunuh beserta dengan Dia. Setelah sampai ke tempat yang bernama Tengkorak, di situlah Ia disalibkan oleh mereka itu bersama-sama dengan kedua orang jahat itu pun, seorang di sebelah kanan dan seorang di sebelah kiri-Nya. Maka berdoalah Yesus, kata-Nya, "Ya Bapa, ampunilah kiranya mereka itu, karena tiada diketahuinya apa yang diperbuatnya." Lalu mereka itu berbahagi-bahagi pakaian-Nya dengan membuang undi. Maka kaum itu berdirilah memandang. Tetapi penghulu-penghulu menistakan Dia, katanya, "Orang lain sudah diselamatkan-Nya, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jikalau Ia sungguh Kristus Allah, pilihan-Nya." Maka segala laskar itu pun datang mengolok-olokkan Dia juga, serta membawakan Dia cuka, sambil katanya, "Jikalau Engkau raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu sendiri!" Adalah juga suatu tulisan di sebelah atas-Nya demikian, "Inilah Raja orang Yahudi." Maka seorang daripada orang jahat yang digantung itu pun menghujat Dia, "Bukankah Engkau ini Kristus? Selamatkanlah diri-Mu sendiri serta kami." Tetapi yang lain itu menjawab serta menghardik dia, katanya, "Tiadakah engkau ini takut akan Allah, sedang engkau kena hukum serupa itu juga? Kita memang dengan sepatutnya, karena kita menerima balasan yang berpadan dengan perbuatan kita; tetapi orang ini suatu pun tiada perbuatan-Nya yang salah." Lalu katanya, "Ya Yesus, ingatlah kiranya akan hamba pada ketika Tuhan tiba kelak di dalam kerajaan-Mu." Maka kata Yesus kepadanya, "Dengan sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Hari ini juga engkau bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." Adalah kira-kira pukul dua belas tengah hari gelaplah seluruh tanah itu hingga pukul tiga petang. Maka cahaya matahari pun hilanglah; dan tirai Bait Allah cariklah terbelah dua. Maka berserulah Yesus dengan suara besar, kata-Nya, "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Aku serahkan roh-Ku." Setelah dikatakan-Nya demikian, maka putuslah nyawa-Nya. Apabila penghulu laskar melihat akan barang yang berlaku itu, maka ia pun memuliakan Allah, katanya, "Sungguhlah, Orang ini benar." Maka segala orang banyak yang telah berkerumun memandang perkara yang ajaib itu, setelah dilihatnya barang yang berlaku itu, maka pulanglah sekaliannya itu dengan menepuk dadanya. Maka segala kenal-kenalannya dan juga perempuan-perempuan yang sudah mengikut Yesus dari Galilea, berdiri dari jauh memandang segala perkara ini. Maka adalah seorang bernama Yusuf, seorang sidang Majelis Bicara, orang yang baik lagi adil, (ia tiada bersetuju dengan keputusan dan perbuatan mereka itu), yaitu orang Arimatea, sebuah negeri orang Yahudi; dan ialah sedang menanti kerajaan Allah. Maka orang ini pergi menghadap Pilatus meminta mayat Yesus. Lalu diturunkannya mayat itu, serta dikapaninya dengan kain halus, kemudian ditaruhnya mayat itu ke dalam kubur batu yang berpahat, tempat belum pernah ditaruhkan barang seorang pun. Maka adalah hari Persediaan, dan hari Sabbat pun sudahlah hampir. Maka segala perempuan yang datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea, itu pun mengikut dan melihat kubur itu dan bagaimana mayat-Nya ditaruh. Maka kembalilah mereka itu serta menyediakan rempah-rempah yang harum dan minyak bau-bauan.
Pasal 24. Tetapi pada hari yang pertama di dalam minggu itu, yaitu waktu dini hari, pergilah perempuan-perempuan itu ke kubur membawa rempah-rempah yang harum, yang disediakannya itu. Lalu didapatinya batu sudah tergolek dari kubur itu. Setelah masuk, maka didapatinya bahwa mayat Tuhan Yesus itu sudah tiada. Maka sedang mereka itu termangu-mangu, tiba-tiba ada dua orang terdiri di sisinya berpakaian yang bersinar-sinar. Maka takutlah mereka itu amat sangat dengan menundukkan mukanya ke tanah; lalu berkatalah kedua orang itu kepada mereka itu, "Apakah sebabnya kamu mencari Yang Hidup di antara yang mati? Tiada Ia di sini, melainkan Ia sudah bangkit. Ingatlah bagaimana perkataan-Nya kepadamu tatkala Ia lagi di Galilea, mengatakan: Bahwa tak dapat tiada Anak manusia akan diserahkan ke tangan orang berdosa, dan Ia disalibkan, dan bangkit pula pada hari yang ketiga." Maka mereka itu pun teringatlah akan perkataan Yesus, lalu pulanglah dari kubur itu serta memberitahu segala perkara itu kepada kesebelas murid dan kepada sekalian orang lain pun. Adapun perempuan itu, yaitu Maryam Magdalena dan Yohana, dan Maryam, ibu Yakub; maka perempuan lain-lain yang beserta dengan mereka itu pun menyatakan segala perkara itu kepada rasul-rasul. Tetapi pada perasaan mereka itu adalah perkataan perempuan itu seperti cakap angin sahaja, maka tiadalah mereka itu percaya kepada perempuan itu. Tetapi Petrus pun bangkit serta berlari ke kubur; lalu tunduk menengok ke dalam, maka satu apa pun tiada dilihatnya melainkan kain kapan, lalu pulanglah ia ke rumah serta heran akan perkara yang sudah berlaku itu. Pada hari itu juga adalah dua orang dari antara mereka itu sedang berjalan ke sebuah kampung yang bernama Emmaus sekira-kira perjalanan tiga jam jauhnya dari Yeruzalem. Maka bercakap-cakaplah mereka itu sama sendirinya dari hal segala perkara yang sudah berlaku itu. Maka tatkala keduanya bercakap-cakap dan bertanya seorang kepada seorang, tiba-tiba Yesus sendiri menghampiri mereka itu sambil berjalan sertanya; tetapi mata mereka itu tertahan daripada mengenal Dia. Lalu Ia bertanya kepada mereka itu, "Apakah cakapan ini yang kamu cakapkan sama sendirimu sambil berjalan?" Maka terhenti diamlah keduanya dengan dukacita rupanya. Maka jawab seorangnya, yang bernama Keleopas, serta berkata kepada-Nya, "Engkau sendiri sahajakah musafir di Yeruzalem, yang belum mengetahui segala perkara yang sudah berlaku di situ di dalam sedikit hari ini?" Maka kata Yesus kepada mereka itu, "Perkara apakah itu?" Maka kata mereka itu kepada-Nya, "Dari hal Yesus orang Nazaret, yaitu seorang Nabi yang berkuasa di atas perbuatan dan perkataan-Nya di hadapan Allah dan segenap kaum itu; dan bagaimana kepala-kepala imam dan penghulu-penghulu kita telah menyerahkan Dia akan dihukumkan mati, lalu disalibkannya Dia. Tetapi kita berharap, bahwa Ialah yang akan membebaskan bani Israel. Tambahan pula, hari ini genap hari yang ketiga semenjak segala perkara itu sudah berlaku. Dan lagi pula beberapa perempuan dari pihak kami, yang pada hari ini ada di kubur, mendahsyatkan kami, dan tatkala mereka itu tiada jumpa mayat-Nya itu, kembalilah mereka itu sambil berkata, bahwa mereka itu sudah nampak suatu penglihatan, yaitu malaekat yang mengatakan: Ia hidup pula. Lalu pergilah beberapa orang dari pihak kami ke kubur, didapatinya betul seperti kata perempuan itu; tetapi Yesus sendiri tiada dilihatnya." Maka kata Yesus kepada mereka itu, "Hai orang bodoh, dan yang berhati bantut akan mempercayai segala sesuatu yang disabdakan oleh nabi-nabi itu! Bukankah wajib Kristus itu merasai sengsara ini, lalu masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Maka mulai daripada Musa dan segala nabi-nabi diartikannya kepada mereka itu dari dalam segenap Alkitab akan barang yang tersurat tentang diri-Nya sendiri. Maka ketiganya itu pun makin dekat dengan kampung, ke tempat mereka itu hendak pergi; maka Yesus pun merupakan seolah-olah Ia hendak berjalan langsung. Tetapi keduanya itu hendak menahankan Dia, katanya, "Tinggallah kiranya dengan kami, karena sudah hampir malam, dan hari pun sudah suntuk." Maka singgahlah Ia tinggal bersama-sama dengan mereka itu. Maka sedang Ia duduk sertanya hendak makan, diambil-Nya roti, diberkati-Nya dan dipecah-pecahkan-Nya, lalu diberikan-Nya kepada mereka itu. Maka teranglah mata keduanya, lalu mereka itu kenal Yesus itu; maka Ia pun gaiblah. Maka berkatalah mereka itu seorang kepada seorang, "Bukankah hangus hati kita, tatkala Ia bersabda kepada kita di jalan sambil mengartikan Alkitab kepada kita?" Pada ketika itu juga keduanya itu bangkit serta balik ke Yeruzalem; lalu didapatinya kesebelas murid itu sudah berhimpun dan orang yang sertanya itu pun ada bersama-sama, mengatakan, "Sungguhlah Tuhan sudah bangkit dan kelihatan kepada Simon." Maka kedua orang itu pun menceriterakan lagi segala perkara yang sudah berlaku di jalan itu, dan bagaimana Yesus dapat dikenal oleh mereka itu tatkala Ia memecahkan roti itu. Sedang mereka itu lagi bercakapkan segala perkara itu, tiba-tiba terdirilah Yesus di tengah-tengah mereka itu. Tetapi terkejutlah mereka itu dengan sangat ketakutan, sebab disangkanya hantu. Lalu Yesus pun bertanya kepada mereka itu, "Apakah sebabnya kamu terkejut? Dan apakah sebabnya timbul wasangka di dalam hati kamu? Tengoklah tangan-Ku dan kaki-Ku: Inilah Aku sendiri! Jamahlah Aku, dan lihatlah, karena hantu tiada berdaging dan tulang seperti yang kamu lihat ada pada-Ku." Setelah Ia berkata demikian, ditunjukkan-Nya kepada mereka itu tangan-Nya dan kaki-Nya. Maka sedang mereka itu lagi belum percaya dari sebab sukacita dan herannya, bertanyalah Ia kepada mereka itu, "Adakah kamu menaruh makanan di sini?" Lalu diberinya Dia ikan goreng sepotong. Maka Ia pun menyambut, lalu dimakan-Nya di hadapan mereka itu. Maka bersabdalah Ia kepada mereka itu, "Inilah perkataan-Ku yang sudah Kukatakan kepadamu, tatkala Aku lagi bersama-sama dengan kamu: Bahwa tak dapat tiada akan disampaikan hal-Ku di dalam Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan Zabur itu." Lalu dibukakan-Nya akal mereka itu, supaya mengerti Alkitab, sambil bersabda kepada mereka itu, "Adalah tersurat bahwa Kristus wajib merasai sengsara, kemudian bangkit pula dari antara orang mati pada hari yang ketiga; dan akan dikabarkan jalan bertobat dan keampunan dosa kepada sekalian bangsa dengan nama-Nya, -- mulai dari Yeruzalem. Maka kamulah saksinya di dalam segala perkara itu. Dan tengoklah, Aku ini menurunkan ke atasmu Perjanjian Bapa-Ku. Tetapi kamu ini nantilah di dalam negeri ini, sehingga kamu dilengkapi dengan kuasa dari tempat Yang Mahatinggi." Maka Yesus pun membawa mereka itu ke luar dekat Baitani, lalu mengangkat tangan-Nya memberkati mereka itu. Maka sambil Ia memberkati mereka itu, Ia bercerai daripada mereka itu, lalu terangkat naik ke surga. Maka mereka itu menyembah Dia, lalu kembali ke Yeruzalem dengan amat sukacitanya; dan senantiasalah mereka itu ada di dalam Bait Allah memuji-muji Allah.