Roma
|
Pasal 1. Daripada Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul, dan diasingkan untuk memberitakan Injil Allah, (yang dijanjikan Allah terdahulu dengan mulut nabi-nabi-Nya di dalam kitab-kitab yang kudus,) dari hal Anak-Nya, (yang menurut keadaan daging sudah jadi daripada benih Daud, tetapi menurut keadaan roh penyuci sudah ditetapkan menjadi Anak Allah dengan kuasa, karena sebab kebangkitan-Nya dari antara orang mati), yaitu Yesus Kristus, Tuhan kita. Karena Dialah kami sudah beroleh anugerah dan jawatan rasul bagi membawa sekalian orang kafir kepada jalan iman yang taat karena nama-Nya. Dan dari antara mereka itu kamu juga yang dipanggil menjadi milik Kristus: Datang kepada segala orang yang ada di negeri Rum, yang dikasihi oleh Allah, dan dipanggil menjadi orang suci, turunlah kiranya atas kamu anugerah dan sejahtera daripada Allah Bapa kita dan Tuhan kita Yesus Kristus. Pertama-tama aku ucapkan syukur kepada Tuhanku oleh sebab Yesus Kristus untuk kamu sekalian, sebab imanmu dimasyhurkan di seluruh dunia. Maka Allahlah, yang kepada-Nya aku beribadat di dalam rohku dengan memberitakan Injil Anak-Nya, menjadi saksiku, betapa tekunnya aku mengenangkan kamu, senantiasa di dalam doaku, memohonkan dengan jalan bagaimanapun jikalau ada bahagiaku, dengan kehendak Allah, datang berjumpa dengan kamu. Karena aku rindu hendak memandang kamu, supaya boleh aku membahagi-bahagikan kepada kamu karunia rohani, menetapkan kamu; artinya, supaya aku dengan kamu bersama-sama dapat dikuatkan oleh iman masing-masing, baik imanmu dan imanku. Maka aku tiada suka yang kamu tiada mengetahui, hai saudara-saudaraku, bahwa sudah beberapa kali aku berniat hendak datang kepadamu (maka sampai sekarang ini tergendala aku), supaya di antara kamu pula aku peroleh buah-buahan, sama seperti di antara orang kafir yang lain juga. Maka aku ini terutang, baik kepada orang Gerika, baik kepada orang bangsa lain, baik kepada orang yang berpengetahuan atau kepada orang yang jahil. Oleh yang demikian menurut kehendak hatiku sedialah aku suka datang, memberitakan kabar kesukaan kepada kamu yang ada di negeri Rum juga. Karena tiadalah aku berasa malu mengaku Injil itu; karena ia itulah suatu kuasa Allah yang mendatangkan selamat kepada tiap-tiap orang yang percaya, terutama sekali kepada orang Yahudi, dan kepada orang Gerika juga. Karena di dalamnya itu kebenaran Allah dinyatakan daripada iman kepada iman, seperti yang telah tersurat: Bahwa orang benar itu akan hidup oleh sebab iman. Karena murka Allah dinyatakan dari surga atas segala keadaan fasik dan kelaliman orang, yang menimbuskan kebenaran dengan kelaliman, sebab barang yang dapat diketahui dari hal Allah telah termaklum kepada mereka itu, karena Allah sudah menyatakan kepada mereka itu. Karena semenjak awal kejadian alam segala sifat-Nya yang tiada kelihatan, yaitu kodrat dan zat ilahiat-Nya yang kekal itu, dapat dipandang terang dengan akal di dalam yang dijadikan, supaya mereka itu tiada dapat mendalihkan dirinya; karena sungguhpun mereka itu mengenal Allah, tetapi mereka itu tiada memuliakan Dia seperti Allah atau mengucap syukur kepada-Nya, melainkan mereka itu sudah menjadi sia-sia di dalam pikirannya, dan hati mereka itu yang bebal itu menjadi gelap. Dengan mengaku dirinya bijak, maka mereka itu menjadi bodoh, sambil menukarkan kemuliaan Allah yang baka dengan rupa ukiran gambar manusia yang fana, dan segala burung, dan binatang yang berkaki empat dan yang melata. Sebab itu Allah membiarkan mereka itu di dalam segala keinginan hatinya kepada kecemaran akan menajiskan tubuhnya di antara sama sendirinya; sebab mereka itu menukarkan kebenaran Allah dengan dusta, dan menyembah sambil beribadat kepada makhluk ganti kepada Khalik yang dipuji selama-lamanya. Amin. Itulah sebabnya Allah menyerahkan mereka itu kepada segala hawa nafsu yang keji, karena perempuannya mengubahkan adat yang lazim kepada adat yang bersalahan; demikian juga laki-laki meninggalkan adat yang lazim dengan perempuan serta menyala-nyala di dalam syahwatnya seorang kepada seorang, yaitu laki-laki dengan laki-laki melakukan perbuatan yang keji, serta memperoleh di dalam dirinya pembalasan yang berpadan dengan dosa yang sesat itu. Maka sebab mereka itu enggan berpegangkan Allah di dalam marifatnya, maka mereka itu diserahkan Allah kepada angan-angan yang keji, sehingga melakukan barang yang tiada senonoh, penuh dengan segala kelaliman, kejahatan, loba, dendam, sarat dengan kedengkian, perbunuhan, perkelahian, tipu daya, khianat, penghasut, pengumpat, kebencian Allah, penghina, penyombong, tekebur, penimbulkan akal jahat, tiada taat kepada ibu bapa, tiada berakal, orang yang mungkirkan janji, tiada penyayang, tiada berbelaskasihan; meskipun mereka itu mengetahui hukum Allah, bahwa orang yang melakukan demikian itu padan dengan mati, tetapi bukannya mereka itu melakukan demikian sahaja, melainkan memperkenankan pula orang-orang yang memperbuat sedemikian itu.
Pasal 2. Sebab itu tiadalah dapat engkau mendalihkan dirimu, hai orang, siapa pun engkau yang menyalahkan orang; karena di dalam hal engkau menyalahkan orang lain, engkau sudah menyalahkan dirimu sendiri; sebab engkau yang menyalahkan itu berbuat sedemikian itu juga. Maka termaklumlah kepada kita bahwa hukum Allah itu jatuh dengan adil ke atas orang yang melakukan sedemikian itu. Hai orang, yang menyalahkan orang yang berbuat demikian itu, padahalnya engkau melakukan sedemikian itu juga, adakah engkau sangkakan, engkau ini terlepas daripada hukum Allah? Atau engkau hinakankah kemurahan-Nya yang limpah dan sabar dan panjang hati-Nya, dengan tiada mengetahui bahwa kemurahan Allah itu menarik engkau kepada hal bertobat? Tetapi menurut degilmu dan hati yang tiada mau bertobat, engkau menghimpunkan kemurkaan ke atas dirimu untuk hari murka dan kenyataan hukum Allah yang adil. Yang akan membalas ke atas tiap-tiap orang menurut perbuatan masing-masing, yaitu hidup yang kekal untuk orang yang mencari kemuliaan dan kehormatan dan peri yang tiada berkebinasaan di dalam berbuat baik dengan tekunnya; tetapi murka dan geram itu ke atas orang yang loba dan tiada taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman, siksa dan ketakutan itu ke atas tiap-tiap jiwa manusia yang mengerjakan kejahatan itu, terutama sekali orang Yahudi, demikian juga orang Gerika; tetapi kemuliaan dan kehormatan dan sejahtera itu untuk tiap-tiap orang yang mengerjakan kebajikan, terutama sekali untuk orang Yahudi, demikian juga orang Gerika. Sebab Allah tiada menilik atas rupa orang. Karena seberapa banyak orang yang berbuat dosa, dengan tiada bertaurat, akan dibinasakan juga di luar hukum Taurat; dan seberapa banyak orang yang berbuat dosa, sedang takluk di bawah hukum Taurat, akan dihukumkan oleh Taurat itu. Karena bukannya orang yang mendengar bunyi Taurat itu benar kepada Allah, melainkan orang yang mengamalkan hukum Taurat itu akan dibenarkan. Karena jikalau orang kafir yang tiada bertaurat itu, dengan tabiatnya sendiri, berbuat seperti hukum Taurat itu, maka orang itulah yang tiada bertaurat ini menjadi Taurat bagi dirinya, melakukan diri seperti orang yang menunjukkan bahwa isi Taurat itu tertulis di dalam hatinya, dan perasaan hatinya menyaksikan demikian itu, dan pikiran mereka itu di antara sama sendirinya itu berbalah-balah atau pun membenarkan dia pada hari Allah menghakimkan segala rahasia manusia itu oleh sebab Kristus Yesus, bersetuju dengan Injil yang kuberitakan. Tetapi jikalau engkau berpegang kepada nama Yahudi sambil berharap kepada Taurat dan memegahkan dirimu tentang Allah, serta mengetahui kehendak-Nya dan membedakan makna yang terutama sebab diajari dari dalam Taurat, dan jikalau engkau yakin akan dirimu menjadi pemimpin orang buta dan penerang bagi orang yang di dalam gelap, dan pelatih orang jahil, dan guru kanak-kanak, sebab engkau menaruh hakekat pengetahuan dan segala yang benar di dalam Taurat itu; jikalau begitu, hai engkau yang mengajar orang lain, tiadakah engkau mengajar dirimu sendiri? Engkau yang mengajarkan bahwa jangan orang mencuri, tetapi engkau mencurikah? Engkau yang mengatakan orang jangan berzinah, tetapi engkau berzinahkah? Engkau yang membenci segala berhala, tetapi engkau rampaskah rumah berhala? Engkau yang memegahkan dirimu di dalam hal Taurat, tetapi engkau hinakankah Allah dengan melanggar hukum Taurat? Karena nama Allah dihujat oleh sebab kamu di antara orang kafir, seperti yang telah tersurat itu. Adapun sunat itu sebenarnya berfaedah juga, jikalau engkau mengikut hukum Taurat itu; tetapi jikalau engkau menjadi pelanggar hukum Taurat, maka sunatmu itu pun menjadi batal. Sebab itu, jikalau orang yang tiada bersunat itu menurut segala hakekat hukum Taurat itu, bukankah yang tiada bersunat itu terhisab bersunat juga? Dan orang yang memang tiada bersunat, tetapi melakukan hukum Taurat itu, akan menyalahkan engkau yang menjadi pelanggar hukum Taurat, walaupun engkau berkitab dan bersunat itu. Karena yang sebenar Yahudi itu, bukannya Yahudi pada lahir sahaja, dan yang sebenar sunat itu bukannya sunat yang lahir pada tubuhnya sahaja; melainkan Yahudi yang sebenarnya itu, ialah Yahudi yang pada batinnya, dan sunat yang sebenarnya itu, ialah sunat hati, yaitu yang rohani, bukannya menurut sebagaimana rukun. Maka kepujian orang itu bukannya daripada manusia melainkan daripada Allah.
Pasal 3. Jikalau demikian, apakah kelebihan orang Yahudi? Atau apakah faedahnya sunat itu? Banyaklah di dalam berbagai-bagai peri. Pertama-tama sebab segala firman Allah sudah diamanatkan kepada mereka itu. Karena apakah halnya? Jikalau beberapa orang menjadi tiada beriman, dapatkah ketiadaan iman mereka itu membatalkan setiawan Allah? Sekali-kali tidak, melainkan Allah itu benar, tetapi segala manusia pembohong, seperti yang tersurat ini: Supaya Engkau nyata benar di dalam firman-Mu, dan menang apabila Engkau disalahkan orang. Tetapi jikalau kesalahan kita menyatakan keadilan Allah, apakah hendak kita katakan? Lalimkah Allah menurunkan murka-Nya? (aku berkata ini cara manusia). Sekali-kali tidak, karena jikalau demikian, bagaimanakah Allah menghakimkan dunia ini? Tetapi jikalau kebenaran Allah oleh sebab dustaku itu melimpah kepada kemuliaan-Nya, apakah sebabnya aku lagi dihukumkan seperti orang berdosa? Dan apakah sebabnya kami tiada berkata (seperti kami difitnahkan oleh beberapa orang bahwa kami sudah berkata), "Biarlah kita berbuat jahat, supaya baiknya datang?" maka mereka itu terkena hukum dengan adil. Sekarang bagaimanakah? Adakah kita orang Yahudi menaruh suatu kelebihan? Sekali-kali tidak, karena dahulu kami sudah menyalahkan orang Yahudi dan juga orang Gerika, bahwa mereka itu sekalian tertakluk ke bawah dosa; seperti yang tersurat demikian ini: Bahwa tiadalah seorang yang benar, bahkan, seorang pun tiada, tiadalah seorang yang berakal, tiadalah seorang yang menuntut akan Allah; sekalian mereka itu sudah menyimpang ke lain, sekaliannya itu menjadi sia-sia; tiadalah seorang yang berbuat kebajikan, bahkan, seorang pun tidak; maka kerongkongnya itu seperti kubur yang terbuka; dengan lidahnya mereka itu membuat tipu daya, maka bisa ular tedung itu ada di bibirnya, dan mulutnya penuh dengan kutuk dan kebengisan, kakinya pantas pada menumpahkan darah orang; segala jalannya mendatangkan kebinasaan dan kemalangan; dan jalan sejahtera tiada dikenalnya; maka ketakutan akan Allah tiada di hadapan matanya. Tetapi kita ketahui: Bahwa seberapa banyak yang dikatakan di dalam Taurat, itulah yang dikatakan kepada orang yang takluk di bawah hukum Taurat, supaya tiap-tiap mulut orang boleh dikatupkan dan seisi dunia ini jatuh ke bawah hukuman Allah. Karena dengan melakukan hukum Taurat tiada seorang pun dibenarkan; sebab dari dalam Taurat itu datang pengenalan dosa sahaja. Tetapi sekarang dengan tiada bertaurat sudah dinyatakan kebenaran Allah, yang disaksikan oleh Taurat dan nabi-nabi, yaitu kebenaran Allah oleh sebab iman kepada Yesus Kristus untuk sekalian orang yang percaya; karena tiada perbedaan, sebab sekaliannya sudah berbuat dosa dan kurang kemuliaan daripada Allah, serta dibenarkan cara karunia sahaja, dengan anugerah Allah, oleh sebab penebusan yang ada di dalam Yesus Kristus, yang di hadapan Allah menjadi pendamai dengan jalan iman kepada darah-Nya, akan menunjukkan kebenaran-Nya, sebab dibiarkan-Nya segala dosa yang terdahulu di dalam masa panjang sabar Allah, akan menunjukkan kebenaran-Nya itu pada masa ini, bahwa Ia sendiri ada adil, dan Ia membenarkan pula orang yang menaruh iman kepada Yesus. Jikalau begitu, di manakah kemegahan itu? Itu sudah ditolak. Atas hukum manakah? Atas hukum melakukan syariat Tauratkah? Bukan, melainkan atas hukum iman. Sebab itu kami sifatkan, bahwa orang dibenarkan oleh iman, bukan dengan melakukan syariat Taurat. Atau adakah Allah itu Tuhan orang Yahudi sahaja? Bukankah Ia itu Tuhan orang kafir juga? Bahkan, untuk orang kafir itu juga. Karena Allah itu memang Esa, yang akan membenarkan orang yang bersunat dari sebab iman, dan orang yang tiada bersunat itu pun oleh sebab iman. Jikalau begitu, adakah kami membatalkan Taurat oleh sebab iman itu? Sekali-kali tidak, melainkan kami meneguhkan Taurat.
Pasal 4. Apakah hendak kita katakan dari hal Ibrahim, nenek moyang Karena jikalau Ibrahim itu dibenarkan oleh sebab perbuatannya, ada juga kemegahan padanya, tetapi bukannya kepada Allah. Karena apakah kata Alkitab? Bahwa Ibrahim percaya akan Allah, maka itulah dihisabkan kepadanya menjadi kebenaran. Maka kepada orang yang bekerja itu, adalah gajinya, bukan dihisabkan seperti pemberian, melainkan seperti hak; tetapi kepada orang yang tiada bekerja, melainkan percaya akan Dia yang membenarkan orang fasik itu, maka imannya itu dihisabkan menjadi kebenaran. Sama seperti Daud pun mengatakan bahagia atas orang itu yang dihisabkan Allah kepadanya kebenaran, dengan tiada perbuatan itu, katanya: Berbahagialah segala orang yang diampunkan kesalahannya dan dosanya sudah tertudung; berbahagialah orang yang tiada akan dihisab dosanya oleh Tuhan. Jikalau begitu, bahagia itu diuntukkan kepada orang yang bersunat sahajakah? Atau kepada orang yang tiada bersunat juga? Karena kami mengatakan, bahwa kepada Ibrahim itu imannya dihisabkan menjadi kebenaran. Tetapi bagaimanakah iman itu sudah terhisab kepadanya? Tatkala ia sudah bersunatkah? Atau belum bersunatkah? Bukannya pada masa bersunat, melainkan pada masa belum bersunat, dan tanda sunat itu diterimanya menjadi meterai kebenaran, yang daripada iman, tatkala ia belum bersunat; karena atas peri demikian ia menjadi bapa sekalian orang yang beriman walaupun mereka itu tiada bersunat, supaya kebenaran itu dihisabkan kepada mereka itu, dan lagi menjadi bapa orang yang bersunat itu pun, yaitu orang-orang yang bukannya bersunat sahaja, melainkan yang mengikut tapak iman Ibrahim, bapa kita, tatkala ia belum bersunat. Karena bukannya oleh sebab Taurat datang perjanjian itu kepada Ibrahim dan benihnya, bahwa ia menjadi waris dunia ini, melainkan oleh sebab kebenaran yang daripada iman. Karena jikalau orang yang melakukan syariat Taurat menjadi waris itu, niscaya sia-sialah iman itu, dan perjanjian itu pun batallah. Karena yang didatangkan oleh Taurat itu murka, tetapi barang di mana yang tiada bertaurat, di situ tiadalah pelanggar hukum. Itulah sebabnya warisan itu beralas kepada iman, yaitu menurut anugerah, supaya perjanjian itu tetap kepada segenap benihnya, bukannya kepada yang bertaurat sahaja, melainkan kepada yang beriman seperti Ibrahim, yang menjadi bapa kita sekalian, (seperti yang tersurat: Bahwa Aku sudah menjadikan engkau bapa kepada beberapa banyak bangsa), di hadapan Yang dipercayainya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati, dan menyebutkan barang yang tidak ada sama seperti sudah ada. Karena tatkala Ibrahim sudah hilang pengharapan, maka ia sudah harap juga dengan iman, yang ia menjadi bapa kepada beberapa banyak bangsa, sebagaimana yang difirmankan: Bahwa demikianlah akan jadi benihmu kelak. Dan dengan tiada lemah di dalam imannya, ia tampak dirinya sendiri seperti sudah mati karena umurnya sekira-kira seratus tahun, dan kandungan Sarah pun sudah mati; tetapi sebab ingat akan perjanjian Allah tiadalah ia bimbang, dengan tiada iman, melainkan ia makin dikuatkan oleh imannya, dengan mempermuliakan Allah, dan sangat yakin, bahwa Allah berkuasa menyampaikan barang yang dijanjikan-Nya. Itulah sebabnya juga imannya itu dihisabkan kepadanya menjadi kebenaran. Tetapi perkataan "dihisabkan kepadanya itu" bukannya tersurat kepada Ibrahim sahaja, melainkan karena kita juga, akan dihisabkan itu kelak bagi kita yang percaya akan Dia, Yang sudah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati, yaitu Yang telah diserahkan karena segala dosa kita dan Yang dibangkitkan karena sebab hal membenarkan kita.
Pasal 5. Di dalam hal kita dibenarkan oleh karena iman, ada kita beroleh sentosa dengan Allah oleh sebab Tuhan kita, Yesus Kristus, yang oleh-Nya juga kita diberi masuk, oleh sebab iman, kepada anugerah ini, yang di dalamnya itu kita hidup; maka kita bermegah-megah dari sebab pengharapan akan kemuliaan Allah. Tetapi bukannya itu sahaja, melainkan juga kita bermegah-megah di dalam kesukaran, sebab mengetahui, bahwa kesukaran itu mendatangkan sabar, dan sabar itu mendatangkan hati yang teguh, dan hati yang teguh itu mendatangkan pengharapan, dan pengharapan itu tiada mempermalukan, sebab kasih Allah sudah dicurahkan rata ke dalam hati kita oleh Rohulkudus yang dikaruniakan kepada kita. Karena tatkala kita lagi lemah, maka Kristus pun matilah karena orang fasik, pada masa yang tetap. Karena jarang sangat seorang mau mati karena orang yang benar. Barangkali karena orang yang baik ada juga orang yang berani mati. Tetapi Allah sudah menyatakan kasih-Nya kepada kita di dalam hal Kristus telah mati karena kita, tatkala kita ditaklukkan oleh dosa. Sedangkan sekarang kita dibenarkan oleh darah-Nya, maka terlebih lagi kita akan beroleh selamat daripada kemurkaan, dengan jalan Dia. Karena jikalau kita, tatkala lagi seteru Allah, diperdamaikan dengan Allah oleh sebab kematian Anak-Nya, maka terlebih pula kita, sesudah diperdamaikan itu, akan beroleh selamat oleh sebab hidup-Nya. Bukannya demikian sahaja, melainkan kita bermegah-megah pula akan Allah oleh sebab Tuhan kita Yesus Kristus, yang oleh-Nya sekarang ini kita memperoleh perdamaian. Sebab itu, sebagaimana oleh sebab seorang maka dosa sudah masuk ke dalam dunia ini, dan maut oleh sebab dosa, dan atas peri demikian maut itu menimpa sekalian manusia, maka karena itulah sekaliannya berbuat dosa, karena sebelum ada Taurat itu, maka dosa sudah ada di dalam dunia; tetapi dosa itu tiada dihisab selagi tidak ada Taurat. Akan tetapi maut itu memerintah dari zaman Adam hingga zaman Musa, sama juga atas orang yang tiada berbuat dosa sebagaimana kesalahan Adam, yang menjadi suatu teladan Yang akan datang itu. Tetapi karunia Allah bukannya seperti dosa itu. Karena jikalau banyak orang sudah mati oleh sebab dosa seorang, maka terlebih lagi anugerah Allah dan pemberian-Nya melimpah kepada banyak orang di dalam anugerah, yaitu Yesus Kristus yang Seorang juga. Maka pemberian itu berlainan halnya dengan yang disebabkan oleh dosa seorang. Karena hukuman dari sebab seorang itu membawa kepada hal kena hukum, tetapi karunia Allah, yang dari sebab banyak dosa, membawa kepada hal dibenarkan. Karena jikalau dengan dosa seorang maut sudah memerintah oleh sebab seorang itu, maka terlebih lagi orang-orang, yang menerima kemewahan anugerah-Nya dan kebenaran yang dikaruniakan itu, akan memerintah di dalam hidup oleh sebab Seorang, yaitu Yesus Kristus. Sebab itu, sebagaimana oleh sebab satu dosa sekalian manusia terkena hukum, begitulah oleh sebab Satu perbuatan yang benar itu, sekalian manusia dibenarkan, supaya beroleh hidup. Karena sama seperti oleh sebab hal seorang tiada taat, banyak orang menjadi orang berdosa, demikian juga oleh sebab taat Seorang, yang banyak itu dijadikan orang benar. Kemudian masuk pula Taurat itu, supaya dosa itu makin bertambah; tetapi di mana dosa sudah bertambah-tambah, di situlah anugerah Allah melimpah-limpah, supaya sebagaimana dosa itu memerintah di dalam maut, sedemikian itu juga anugerah memerintah dengan kebenaran kepada hidup yang kekal, oleh sebab Yesus Kristus Tuhan kita.
Pasal 6. Jikalau begitu, apakah hendak kita katakan? Bertekunkah kita di dalam dosa supaya anugerah Allah bertambah-tambah? Sekali-kali tidak. Maka kita ini yang sudah mati lepas daripada dosa, bagaimanakah dapat lagi kita hidup di dalamnya? Atau tiadakah kamu ketahui bahwa seberapa banyak kita yang dibaptiskan ke dalam Kristus Yesus itu, telah dibaptiskan ke dalam maut-Nya? Demikianlah kita dikuburkan serta-Nya oleh baptisan itu ke dalam maut, supaya sebagaimana Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, sedemikian itu juga kita ini pun dapat berjalan di dalam suatu hidup yang baharu. Karena jikalau kita sudah menjadi satu dengan Dia, dengan mengambil bahagian di dalam hal mati-Nya, begitu juga kita menjadi satu dengan Dia di dalam hal kebangkitan-Nya, sedang mengetahui hal ini: Bahwa tabiat kita yang lama sudah disalibkan serta-Nya, supaya diri dosa dilenyapkan, jangan kita diperhambakan lagi oleh dosa; karena orang yang sudah mati itu, sudah dilepaskan daripada dosa. Tetapi jikalau kita sudah mati dengan Kristus, yakinlah kita bahwa kita akan hidup juga dengan Dia; sebab kita mengetahui, bahwa Kristus yang sudah dibangkitkan dari antara orang mati itu, tiada mati lagi; maka maut itu pun tiada lagi memegang kuasa atas-Nya. Karena akan hal mati-Nya itu, maka matilah Ia sekali sahaja untuk dosa, tetapi akan hal hidup-Nya itu, hiduplah Ia untuk Allah. Demikianlah juga kamu wajib menghisabkan dirimu mati lepas daripada dosa, tetapi hidup bagi Allah di dalam Kristus Yesus. Sebab itu janganlah dosa itu memerintah di dalam dirimu yang fana, sehingga kamu menurut hawa nafsunya, dan janganlah kamu serahkan anggotamu kepada dosa menjadi alat kejahatan, melainkan serahkanlah dirimu kepada Allah, seperti orang mati balik hidup, dan anggotamu itu kepada Allah menjadi alat kebenaran. Karena dosa itu tiada lagi dapat kuasa atasmu, sebab kamu bukannya di bawah Taurat, melainkan di bawah anugerah. Apakah ikhtiar? Patutkah kita berbuat dosa sebab kita bukannya di bawah Taurat, melainkan di bawah anugerah? Sekali-kali tidak. Tiadakah kamu ketahui, bahwa kepada siapa kamu menyerahkan dirimu seperti hamba yang taat, maka kamu menjadi hamba dialah yang kamu turut, baik kepada dosa menuju maut, atau kepada taat menuju kebenaran. Tetapi syukurlah kepada Allah, sedang dahulu kamu menjadi hamba dosa, tetapi sekarang dengan bersungguh-sungguh hati kamu taat kepada jenis pengajaran yang kamu diajarkan. Setelah dimerdekakan daripada dosa, maka jadilah kamu hamba kepada kebenaran. (Aku berkata cara manusia oleh sebab kelemahan tabiat diri kamu), karena sama seperti dahulu kamu menyerahkan anggotamu menjadi hamba kepada kecemaran dan fasik yang mengerjakan fasik, demikian juga sekarang kamu menyerahkan anggotamu menjadi hamba kepada kebenaran yang mengerjakan kesucian. Karena tatkala kamu menjadi hamba dosa, maka terlepaslah kamu daripada kebenaran. Apakah faedah yang sudah kamu peroleh di dalam perkara-perkara yang kamu berasa malu sekarang ini? Karena kesudahannya itu maut. Tetapi sekarang, setelah kamu merdeka daripada dosa, dan menjadi hamba kepada Allah, maka kamu beroleh buah-buahan yang menuju kesucian, dan kesudahannya itu hidup yang kekal. Karena upah dosa itu maut, tetapi karunia Allah itu hidup yang kekal di dalam Kristus Yesus Tuhan kita.
Pasal 7. Tiadakah kamu ketahui, hai saudara-saudaraku, (karena aku berkata kepada orang yang mengetahui hukum Taurat) bahwa hukum itu memerintahkan orang selama ia hidup? Karena seorang perempuan yang bersuami terikat oleh hukum kepada suaminya selagi suami itu hidup; tetapi jikalau suami itu mati, terlepaslah perempuan itu daripada hukum suami. Sebab itu, jikalau perempuan itu berlakikan orang lain tatkala suaminya lagi hidup, maka ia dikata orang perempuan berzinah; tetapi jikalau suaminya itu mati, terlepaslah perempuan itu daripada hukum itu, sehingga bukanlah ia perempuan berzinah, walaupun berlakikan orang lain. Demikian juga, hai saudara-saudaraku, kamu ini pun dimatikan lepas daripada hukum Taurat itu oleh tubuh Kristus, supaya menjadi satu dengan yang lain, yaitu dengan Dia, yang sudah dibangkitkan dari antara orang mati, supaya kita mengeluarkan buah-buahan bagi Allah. Tatkala kita lagi hidup di dalam tabiat duniawi, maka segala hawa nafsu yang penuh dengan dosa, yang dibangkitkan oleh hukum Taurat itu, bekerjalah di dalam anggota kita akan mengeluarkan buah-buahan bagi maut, tetapi sekarang kita sudah terlepas daripada hukum Taurat itu, sedang kita sudah mati lepas daripada hukum itu, yang di dalamnya kita terpegang, sehingga kita berbuat ibadat baharu yang rohani, bukannya ibadat lama yang menurut sebagaimana rukun sahaja. Apakah sekarang hendak kita katakan? Hukum Taurat itu dosakah? Sekali-kali tidak. Hanya aku tiada tahu dosa, jikalau tiada sebab hukum Taurat itu, karena tiada aku tahu akan hal tamak, jikalau tiada Taurat itu mengatakan: Janganlah engkau tamak! Tetapi sedang dosa itu digerakkan oleh sebab penyuruhan itu, maka ia mengerjakan di dalam diriku berbagai-bagai hal tamak; karena jikalau tiada hukum Taurat, dosa pun matilah. Dahulu aku ini hidup dengan tiada bertaurat, tetapi tatkala penyuruhan itu tiba, maka dosa itu hidup pula, tetapi aku ini matilah; dan penyuruhan yang kepada hidup itu, kudapati menuju maut. Karena sedang dosa itu digerakkan oleh sebab penyuruhan itu, maka ia memperdayakan aku dan membunuh aku atas peri demikian. Jadi, hukum Taurat itu kudus, dan penyuruhan itu pun kudus serta adil dan sempurna. Jikalau begitu, yang baik itu menjadi mautkah kepadaku? Sekali-kali tidak. Melainkan dosa, supaya nyata ia itu dosa, yang mendatangkan maut itu kepadaku dengan jalan menggunakan yang baik itu, supaya nyata dosa itu teramat sangat besarnya oleh penyuruhan itu. Karena kita ketahui, bahwa hukum itu rohani, tetapi aku ini di dalam keadaan tubuh, terjual ke bawah dosa. Karena barang yang kulakukan tiada aku tahu, karena bukannya barang yang aku gemar, aku amalkan, melainkan barang yang aku benci, itulah aku buat. Tetapi jikalau aku perbuat barang yang tiada aku gemar, maka aku mempersetujukan bahwa Taurat itu baik adanya. Oleh yang demikian, sekarang ini bukanlah lagi aku ini yang melakukan dia, melainkan dosa yang diam di dalam diriku. Karena aku mengetahui, bahwa tiada diam di dalam diriku, yaitu di dalam keadaan tubuhku, barang yang baik; karena kehendak ada padaku, tetapi melakukan yang baik itu, tidak. Karena yang baik yang aku gemar itu, tiada aku perbuat, melainkan yang jahat yang aku tiada gemar, itulah aku amalkan. Tetapi jikalau aku ini perbuat barang yang aku tiada gemar itu, maka bukanlah lagi aku ini yang melakukan itu, melainkan dosa yang diam di dalam diriku. Oleh yang demikian tampak kepadaku hukum ini: Sedang aku gemar berbuat yang baik, maka jahat itu sudah hadir. Karena aku memperkenankan hukum Allah menurut batin manusia, akan tetapi aku tampak ada lain hukum di dalam anggotaku, yang berperang dengan hukum akalku, serta membawa aku ke dalam tawanan di bawah hukum dosa di dalam anggotaku. Wah, aku orang yang celaka ini! Siapakah gerangan akan melepaskan aku keluar dari dalam tubuh maut ini? Mengucap syukurlah aku kepada Allah oleh Yesus Kristus Tuhan kita! Oleh yang demikian, maka aku ini sendiri dengan hati mengikut hukum Allah, tetapi dengan tabiat duniawi takluk ke bawah hukum dosa.
Pasal 8. Maka oleh sebab itu sekarang tiadalah lagi hukuman ke atas orang yang di dalam Kristus Yesus. Karena hukum Roh yang mengaruniakan hidup di dalam Kristus Yesus sudah memerdekakan aku daripada hukum dosa dan maut itu. Karena barang yang tiada boleh diperbuat oleh hukum Taurat, sebab lemah oleh karena tabiat manusia itu, diperbuat oleh Allah yang menyuruhkan Anak-Nya sendiri di dalam rupa manusia yang berdosa, yaitu sebab karena dosa itu, dengan menjatuhkan hukum ke atas dosa di dalam tabiat manusia, supaya syarat hukum Taurat itu dapat disempurnakan di dalam diri kita, yang tiada menurut kehendak tabiat duniawi, melainkan menurut kehendak Roh. Karena orang yang menurut tabiat duniawi, memikirkan hal dunia itu, tetapi orang yang menurut Roh itu, memikirkan hal rohani itu. Karena pikiran tabiat duniawi itulah maut; tetapi pikiran rohani itulah hidup lagi sentosa. Karena pikiran tabiat duniawi itulah perseteruan dengan Allah, sebab tiada takluk ke bawah hukum Allah, bahkan, tiada dapat juga. Maka orang yang di dalam tabiat duniawi itu, tiada dapat memperkenankan Allah. Tetapi kamu ini bukannya di dalam tabiat duniawi, melainkan di dalam Roh, yaitu jikalau Roh Allah ada diam di dalam dirimu. Jikalau barang seorang tiada menaruh Roh Kristus, bukannya ia milik Kristus. Tetapi jikalau Kristus ada di dalam dirimu, maka tubuh itu memang mati sebab dosa, tetapi Roh itu hidup oleh sebab kebenaran. Tetapi jikalau Roh Dia, Yang membangkitkan Yesus dari antara orang mati itu, diam di dalam dirimu, maka Ia itu, Yang membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati itu, akan menghidupkan juga tubuh kamu yang fana itu dengan Roh-Nya yang diam di dalam dirimu. Oleh yang demikian, hai saudara-saudaraku, kita ini terutang bukannya kepada tabiat duniawi akan hidup menurut tabiat duniawi itu, karena jikalau kamu hidup menurut tabiat duniawi, maka kamu akan mati kelak; tetapi jikalau dengan Roh itu kamu mematikan perbuatan tubuh itu, maka kamu akan hidup kelak. Karena seberapa banyak orang yang dipimpin oleh Roh Allah, maka itulah anak-anak Allah. Karena bukannya kamu menerima roh perhambaan pula akan takut, melainkan kamu sudah menerima Roh menjadi anak angkat, yang di dalamnya kita menyeru, "Abba, ya Bapa." Maka Roh itu sendiri menyaksikan beserta dengan roh kita, bahwa kita ini anak-anak Allah. Tetapi jikalau anak-anak, maka warislah juga, yaitu waris Allah, dan sewaris dengan Kristus, jikalau kita sama merasa sengsara dengan Dia, supaya sama juga kita dipermuliakan. Karena menurut pendapatku, bahwa sengsara yang pada zaman ini tiada berpadan jikalau dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Karena dengan pengharapan yang sangat rindu ternanti-nantilah segala makhluk akan kenyataan anak-anak Allah. Karena segala makhluk sudah ditaklukkan kepada yang sia-sia, bukannya dengan kehendaknya sendiri, melainkan dengan kehendak Dia yang menaklukkan mereka itu, tetapi dengan pengharapan, bahwa pada akhirnya segala makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan daripada perhambaan kebinasaan, masuk kepada kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah. Karena kita ketahui, bahwa segenap makhluk itu sama mengerang dan sama merasa kesakitan beranak sampai sekarang ini. Dan bukannya itu sahaja, melainkan kita sendiri pun yang beroleh buah sulung Roh itu, bahkan, kita ini sendiri juga mengerang pada batinnya dengan menanti-nanti hal menjadi anak angkat, yaitu tebus tubuh kita. Karena atas pengharapan sahaja kita sudah beroleh selamat; tetapi pengharapan yang kelihatan itu bukannya pengharapan, karena barang yang dilihat orang, apakah sebabnya lagi diharapkan? Tetapi jikalau kita berharap akan barang yang tiada tampak kepada kita, maka dengan sabarnya kita menantikan dia. Demikian juga Roh itu pun menolong pada kelemahan kita. Karena tiada kita tahu akan barang yang hendak kita pohonkan dengan sepatutnya; melainkan Roh itu sendiri memohonkan karena kita dengan keluh kesah, yang tiada terkatakan. Dan Tuhan, yang menyelidiki hati manusia, mengetahui apa maksud Roh itu, sebab Roh itu memohonkan karena segala orang suci, menurut kehendak Allah. Tetapi kita mengetahui, bahwa segala sesuatu bekerja bersama-sama mendatangkan kebajikan bagi orang yang mengasihi Allah, yaitu bagi orang yang dipanggil menurut kehendak Allah. Karena orang yang dikenal-Nya terdahulu, ia itu juga ditetapkan-Nya terdahulu akan menjadi serupa dengan teladan Anak-Nya, supaya Ia itu menjadi anak sulung di antara beberapa banyak saudara. Dan orang-orang yang ditetapkan-Nya terdahulu, mereka itulah juga dipanggil-Nya, dan orang-orang yang dipanggil-Nya itu, mereka itulah juga dibenarkan-Nya, dan orang-orang, yang dibenarkan-Nya itu, mereka itulah juga dipermuliakan-Nya. Sekarang apakah hendak kita katakan atas segala hal itu? Jikalau Allah memihak kita, siapakah lawan kita? Maka Ia yang tiada menahan Anak-Nya sendiri, hanya menyerahkan Dia karena kita sekalian, masakan Ia itu tiada juga mengaruniakan serta-Nya segala sesuatu bagi kita? Siapakah akan mengadukan orang pilihan Allah? Maka Allah yang membenarkan. Siapakah yang menjatuhkan hukum? Kristus Yesus itulah, yang sudah mati, bahkan, yang dihidupkan pula, dan yang ada di sebelah kanan Allah, dan yang memohonkan karena kita. Siapakah yang dapat menceraikan kita daripada kasih Kristus? Kesukarankah atau sengsarakah, atau aniayakah, atau kelaparankah, atau keadaan bertelanjangkah, atau marabahayakah, atau pedangkah? Seperti yang tersurat: Bahwa karena sebab Engkaulah kami dimatikan berhari-hari; maka kami dihisabkan seperti domba yang akan disembelih. Tetapi di dalam segala perkara itu kita sangat menang oleh sebab Dia yang mengasihi kita. Karena aku yakin, bahwa baik maut atau hidup, baik malaekat atau penguasa, baik hal yang ada sekarang ini atau yang akan datang, atau sesuatu kuat kuasa, baik tinggi atau dalam, atau barang makhluk yang lain pun, tiada dapat menceraikan kita daripada kasih Allah, yang di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Pasal 9. Maka dengan nama Kristus aku mengatakan kebenaran, tiada aku berdusta, (dan perasaan hatiku pun menyaksikan beserta dengan aku di dalam Rohulkudus), bahwa aku sangat duka cita dan susah yang tiada berkeputusan di dalam hatiku. Karena aku sendiri rela terlaknat dijauhkan daripada Kristus karena saudara-saudaraku, keluargaku yang sedaging sedarah, yaitu orang-orang Israel yang ada hak menjadi anak angkat, dan kemuliaan Allah, dan pakat setia, dan Taurat, dan ibadat, dan segala perjanjian Allah, dan yang empunya segala nenek moyang, dan dari antaranya terbit Kristus cara manusia, yang di atas sekalian, Tuhan yang terpuji selama-lamanya. Amin. Tetapi bukannya seolah-olah firman Allah itu tiada sampai. Karena bukannya semua yang berasal Israel itu Israel, dan bukannya semua yang dari sebab benih Ibrahim menjadi anak-anaknya, melainkan: Di dalam Ishak itulah akan dinamakan benihmu. Artinya: Bukannya anak-anak daging darah itu anak-anak Allah, melainkan anak-anak perjanjian itulah dihisabkan benihnya. Karena demikianlah bunyi firman perjanjian itu: Pada masa sebegini Aku akan datang, dan Sarah akan beroleh seorang anak laki-laki. Tetapi bukannya demikian itu sahaja, melainkan tatkala Ribkah juga menjadi hamil oleh seorang, yaitu Ishak, nenek moyang kita. Karena sebelum kanak-kanak itu lahir dan sebelum melakukan barang yang baik atau jahat, (supaya tetap niat azali Allah menurut kehendak-Nya sendiri, yaitu bukannya dari sebab perbuatan manusia, melainkan dari sebab panggilan Allah), adalah difirmankan kepada Ribkah itu: Bahwa yang sulung akan menjadi hamba kepada yang muda. Seperti yang tersurat: Bahwa Yakub Kukasihi, tetapi Esap Kubenci. Apakah yang hendak kita katakan? Lalimkah Allah itu? Mustahil. Karena Tuhan telah berfirman kepada Musa: Bahwa Aku akan menaruh belas kasihan kepada barangsiapa yang Kukasihani, dan Aku akan menaruh sayang kepada barangsiapa yang Kusayangi. Oleh yang demikian hal itu bukannya bergantung kepada kehendak orang, atau usaha orang, melainkan kepada belas kasihan Allah. Karena Alkitab menyatakan kepada Firaun: Bahwa sebab itulah Aku menegakkan engkau, supaya Aku menunjukkan kodrat-Ku di dalam dirimu, dan supaya nama-Ku dimasyhurkan di dalam seluruh dunia ini. Oleh yang demikian Allah menaruh belas kasihan akan barangsiapa yang dikehendaki-Nya, dan Ia mengeraskan hati akan barangsiapa yang dikehendaki-Nya. Barangkali sekarang engkau berkata kepadaku, "Apakah sebabnya Ia lagi mencari salah? Karena siapakah dapat melawan kehendak-Nya?" Hai manusia, siapakah engkau yang hendak berjawab dengan Allah? Dapatkah gerangan barang yang diperbuat itu berkata kepada yang membuatnya, "Apakah sebabnya engkau sudah membuat aku sedemikian ini?" Bukankah tukang periuk itu berkuasa atas tanah liat itu memperbuat daripada segumpal itu juga suatu bekas kemuliaan, dan yang lain pula suatu bekas kehinaan? Tetapi bagaimanakah, jikalau Allah, sebab hendak menunjukkan murka-Nya dan menyatakan kuasa-Nya, menanggung dengan panjang sabar akan bekas kemurkaan, yang disediakan kepada kebinasaan, supaya Ia memberi orang tahu akan kekayaan kemuliaan-Nya atas bekas belas kasihan, yang disediakan-Nya terdahulu untuk kemuliaan, yaitu seperti bekas itu juga kita sudah dipanggil-Nya, bukannya daripada bangsa Yahudi sahaja, melainkan daripada orang kafir juga. Seperti firman-Nya pula di dalam kitab Nabi Hosea, bunyinya, "Yang bukan kaum-Ku itu akan Kusebutkan kaum-Ku; dan yang bukan dikasihi itu akan Kusebutkan kekasih-Ku." "Maka akan jadi bahwa di tempat yang sudah difirmankan kepada mereka itu: Kamu ini bukannya kaum-Ku, maka di situlah mereka itu akan disebutkan anak-anak Allah yang hidup itu." Maka Yesaya pun menyerukan atas hal Israel demikian: Jikalau bilangan bani Israel menjadi seperti pasir di laut sekalipun, maka yang sisanya itu sahaja akan diselamatkan. Karena Tuhan akan menetapkan hukuman-Nya yang adil di atas bumi ini dengan kekerasan dan dengan segera. Dan seperti sabda Yesaya terdahulu: Jikalau kiranya tiada Tuhan segala bala tentara itu meninggalkan suatu benih bagi kita, niscaya sudahlah kita menjadi sama seperti Sodom dan Gomorah. Apakah yang hendak kita katakan? Bahwa orang kafir, yang tiada menuntut kebenaran, sudah mencapai kebenaran, yaitu kebenaran yang dari dalam iman. Tetapi bani Israel yang menuntut hukum kebenaran, tiada sampai kepada hukum itu. Apakah sebabnya? Sebab mereka itu bukannya menuntut dengan iman, melainkan seolah-olah dari perbuatan dirinya. Maka terantuklah mereka itu pada batu antukan, seperti yang tersurat: Tengoklah, Aku meletakkan di dalam Sion sebuah batu antukan dan sebuah batu syak, maka barangsiapa yang percaya akan Dia, tiada akan diaibkan.
Pasal 10. Hai saudara-saudaraku, kehendak hatiku dan doaku kepada Allah, yaitu karena orang Israel, supaya mereka itu beroleh selamat. Karena aku menyaksikan bagi mereka itu, bahwa mereka itu ada suatu usaha kepada Allah, tetapi tiada dengan berpengetahuan. Karena sebab tiada mengenal kebenaran Allah, dan sebab hendak mendirikan kebenarannya sendiri, maka tiadalah mereka itu menaklukkan dirinya kepada kebenaran Allah. Karena Kristus itulah penyudah Taurat, menjadi kebenaran bagi tiap-tiap orang yang percaya. Sebab Musa telah menyuratkan bahwa orang yang melakukan kebenaran dari dalam Taurat itu akan hidup olehnya. Tetapi kebenaran dari dalam iman mengatakan demikian, "Janganlah berkata-kata di dalam hatimu: Siapakah yang akan naik ke surga? (artinya membawa Kristus turun). Atau: Siapakah yang akan turun ke dalam alam berzakh?" (artinya membawa Kristus naik dari antara orang mati). Tetapi apakah katanya itu? Dekat engkau ada perkataan itu, di dalam mulutmu, dan di dalam hatimu, yaitulah perkataan iman, yang kami beritakan. Karena jikalau engkau mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus itu Tuhan, dan yakin di dalam hatimu bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati itu, maka engkau akan selamat. Karena dengan hati orang percaya sehingga beroleh kebenaran, tetapi dengan mulut orang mengaku sehingga beroleh selamat. Karena nas Alkitab mengatakan: Bahwa tiap-tiap orang yang percaya akan Dia tiada diaibkan kelak. Sebab tiadalah perbedaannya antara orang Yahudi dengan orang Gerika. Karena Tuhan itulah juga Tuhan bagi sekalian, murah kepada sekalian yang menyeru Dia. Karena tiap-tiap orang, yang menyeru nama Tuhan, akan selamat. Sekarang bagaimanakah pula mereka itu hendak menyeru yang belum dipercayainya? Dan bagaimanakah mereka itu hendak percaya akan yang belum didengarnya, dan bagaimanakah mereka itu dapat mendengar, jikalau tiada seorang yang memberitakan? Dan bagaimanakah mereka itu hendak memberitakan, jikalau tiada disuruh? Seperti yang tersurat: Alangkah eloknya segala tapak kaki orang yang membawa kabar kesukaan dari hal yang baik. Tetapi bukan sekaliannya menurut Injil itu. Karena sabda Yesaya demikian: Ya Tuhan, siapakah yang percaya akan berita kami? Oleh yang demikian nyatalah iman itu datang daripada berita, tetapi berita itu atas sabda Kristus. Tetapi kataku, "belumkah mereka itu mendengar? Bahkan! Kabarnya sudah berpecah-pecah di seluruh dunia, dan perkataannya sampai ke ujung bumi." Tetapi kataku, "Tiadakah bani Israel mengerti? Bahkan, pertama-tama Musa mengatakan: Bahwa Aku ini membangkitkan gairah kamu atas suatu bangsa yang tiada tersebut, maka Aku akan membangkitkan kemarahanmu ke atas suatu bangsa yang jahil. Tetapi Yesaya itu dengan beraninya bersabda: Aku didapati oleh orang yang tiada mencari Aku; dan Aku menyatakan diri-Ku kepada orang yang tiada bertanya akan Daku. Tetapi firmannya kepada bani Israel: Bahwa berhari-hari Aku mengulurkan tangan-Ku kepada kaum yang ingkar dan yang babil."
Pasal 11. Maka kataku, "Sudahkah Allah menolak umat-Nya itu?" Sekali-kali tidak. Karena aku ini seorang Israel juga, benih Ibrahim, suku bangsa Benyamin. Allah itu tiada menolak umat-Nya, yang diketahui-Nya terdahulu. Atau tiadakah kamu mengetahui nas Alkitab dari hal Elias, bagaimana ia mengadukan bani Israel kepada Allah? Ya Tuhan, nabi-nabi-Mu sudah dibunuh oleh mereka itu, dan segala tempat korban-Mu sudah dibongkarnya; maka aku tinggal seorang diri sahaja, dan mereka itu menuntut nyawaku. Tetapi apakah yang diwahyukan kepadanya? Aku ada lagi tinggal bagi diri-Ku tujuh ribu orang laki-laki yang tiada bertelut kepada Baal. Demikianlah pada masa ini pun ada lagi sisa menurut pilihan anugerah. Tetapi jikalau daripada anugerah, maka bukanlah daripada perbuatan manusia, sebab jikalau daripada perbuatan itu, anugerah itu bukannya lagi anugerah. Jikalau begitu, bagaimanakah halnya? Apa yang dicari oleh bani Israel itu tiada dapat; tetapi orang pilihan sudah dapat, maka yang lain itu sudah dijadikan-Nya keras hati, sebagaimana yang tersurat: Bahwa Allah memberi kepada mereka itu suatu roh penidur, dan mata yang tiada mau melihat, dan telinga yang tiada mau mendengar, hingga kepada hari ini. Maka Daud pun berkata: Biarlah hidangan mereka itu menjadi suatu jerat, dan suatu perangkap, dan suatu alat jatuhan, dan pembalasan kepada mereka itu. Dan biarlah mata mereka itu dikaburkan, supaya jangan nampak, dan belakang mereka itu senantiasa dibungkukkan. Sekarang kataku: Bahwa akan hal mereka itu terantuk, yaitu supaya mereka itu jatuhkah? Sekali-kali tidak. Melainkan oleh sebab jatuhnya itu tibalah selamat kepada orang kafir, supaya membangkitkan gairah bani Israel. Jikalau jatuhnya itu menjadi kekayaan isi dunia, dan kerusakannya itu menjadi kekayaan orang kafir, maka terlebih pula jikalau bilangannya menjadi genap. Tetapi kepada kamu, yang asalnya daripada kafir, aku berkata, "Sepanjang aku ini menjadi rasul untuk orang kafir, aku memuliakan jawatanku, kalau-kalau aku dapat membangkitkan gairah di dalam hati orang yang daripada daging darahku, dan boleh membawa kepada selamat setengah orang daripada mereka itu. Karena jikalau hal Israel terbuang menjadi perdamaian bagi seisi dunia, apakah pula penerimaan mereka itu melainkan hidup daripada mati? Jikalau kepal yang pertama itu kudus, maka gumpalnya itu pun demikian juga, dan jikalau akar itu kudus, maka cabang-cabangnya itu pun demikian juga. Tetapi jikalau beberapa cabang sudah patah, dan engkau, yang jadi pohon zaitun hutan, disisipkan ke dalamnya, lalu memperoleh sama-sama bahagian daripada lemak akar pohon zaitun itu, janganlah engkau memegahkan dirimu kepada cabang-cabang itu. Tetapi jikalau engkau memegahkan dirimu sekali pun, ingatlah: Bukannya engkau yang menanggung akar itu, melainkan akar itu menanggung engkau. Jikalau katamu sekarang: Cabang-cabang itu sudah dipatahkan, supaya aku ini dapat disisipkan ke dalamnya. Baiklah. Oleh sebab tiada percaya, patahlah cabang-cabang itu, tetapi engkau ini tetap oleh sebab iman. Janganlah engkau besar hati, melainkan hendaklah engkau takut. Karena jikalau Allah tiada menyayangi cabang-cabang yang asal itu, niscaya engkau pun tiada akan disayangi-Nya. Sebab itu perhatikanlah kemurahan dan kekerasan Allah; yaitu atas orang yang sudah jatuh itulah kekerasan-Nya; tetapi atas engkau kemurahan Allah, jikalau engkau tetap di dalam kemurahan-Nya. Jikalau tidak, maka engkau juga akan dikerat. Tetapi mereka itu juga akan disisipkan, jikalau mereka itu tiada tetap di dalam hal tiada beriman, karena Allah berkuasa menyisipkan pula mereka itu. Karena jikalau engkau sudah dikerat daripada asal pohon zaitun hutan, lalu disisipkan kepada pohon zaitun yang baik, yaitu yang bukan asalmu, maka terlebih pula cabang-cabang yang asal itu disisipkan kepada pohon-pohon zaitun sendiri itu." Karena tiada aku suka, hai saudara-saudaraku, bahwa kamu tiada mengetahui rahasia ini, (supaya jangan kamu sangkakan dirimu itu pandai), yaitu bahwa kekerasan itu menimpa sebahagian bani Israel, sehingga genap bilangan orang kafir pun masuk iman. Lalu segenap bani Israel akan selamat, seperti tersurat: Bahwa dari Sion akan datang Penyelamat itu; maka Ialah akan menjauhkan segala perkara fasik daripada Yakub. Maka inilah perjanjian-Ku dengan mereka itu, apabila Aku menghapuskan segala dosanya. Maka tentang hal Injil, mereka itu menjadi seteru oleh karena kamu; tetapi menurut pilihan, mereka itu dikasihi oleh sebab segala nenek moyang. Karena Allah tiada menyesal akan segala karunia-Nya, dan akan panggilan-Nya itu. Karena seperti kamu ini dahulu durhaka kepada Allah, tetapi sekarang beroleh rahmat oleh sebab kedurhakaan bani Israel itu, maka demikian juga orang itu pun sekarang telah durhaka, supaya oleh sebab rahmat yang ditunjukkan kepadamu itu, maka mereka itu pun sekarang beroleh rahmat juga. Karena sekaliannya dikurungkan oleh Allah kepada kedurhakaan, supaya atas sekaliannya itu Ia menurunkan rahmat. Alangkah dalamnya kekayaan dan hikmat dan pengetahuan Allah, sehingga tiada terselidik segala hukum-Nya dan tiada terduga segala jalan-Nya! Karena siapakah yang mengetahui maksud Tuhan? Atau siapakah yang menjadi pembicara-Nya? Atau siapakah yang terlebih dahulu sudah memberi Dia apa-apa, supaya dibalas-Nya pula? Karena dari pada-Nya dan oleh-Nya dan kepada-Nya ada segala sesuatu. Kepada-Nyalah kemuliaan itu selama-lamanya! Amin.
Pasal 12. Sebab itu, hai saudara-saudaraku, aku mintalah kamu, oleh sebab segala rahmat Allah, mempersembahkan tubuhmu menjadi korban yang hidup lagi kudus dan yang berkenan kepada Allah, maka itulah ibadatmu yang patut. Dan janganlah kamu menurut teladan orang dunia ini, melainkan ubahkanlah rupamu dengan pembaharuan hatimu, supaya kamu dapat mengenal apa kehendak Allah, yaitu akan hal yang baik dan yang berkenan dan yang sempurna. Karena oleh sebab anugerah yang dikaruniakan kepadaku, maka aku berkata kepada tiap-tiap orang yang ada di antara kamu: Janganlah menyangkakan dirinya berlebih-lebih daripada sangka yang patut, melainkan hendaklah ia menyangka dengan pikiran yang sempurna, sekadar bahagian iman yang dibahagikan Allah kepada masing-masing. Karena sama seperti kita menaruh di dalam satu tubuh banyak anggota, tetapi semua anggota itu bukannya memegang serupa pekerjaan, demikianlah juga kita yang banyak ini menjadi satu tubuh di dalam Kristus, tetapi masing-masing anggota beranggotakan yang lain. Sedangkan kita menaruh karunia yang berlain-lainan menurut kadar anugerah yang dikaruniakan kepada kita itu: Jikalau nubuat, lakukanlah atas kadar iman; jikalau layanan, lakukanlah atas jalan melayani; jikalau yang mengajar, lakukanlah atas jalan pengajaran; jikalau yang menasehatkan, lakukanlah atas jalan nasehat; dan yang memberi, hendaklah dengan kemurahan; dan yang memerintahkan, hendaklah dengan usaha; dan yang menunjukkan belas kasihan, hendaklah dengan sukacitanya. Hendaklah kasih itu dengan tulus ikhlas. Bencilah akan yang jahat; berpautlah kepada yang baik, maka di dalam berkasih-kasihan dengan saudara-saudara, hendaklah kamu bersayang-sayang satu dengan yang lain; hendaklah seorang mendahului seorang di dalam hal memberi hormat. Maka di dalam usaha jangan lengai; hendaklah bersungguh-sungguh di dalam roh, beribadat kepada Tuhan, sambil bersukacita di dalam pengharapan, bersabar di dalam sengsara dan bertekun di dalam doa. Tolonglah mencukupkan kekurangan orang suci; gemarlah memberi pertumpangan. Pintakanlah berkat bagi orang yang menganiaya kamu; pintakanlah berkat dan jangan melaknatkan orang. Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita; dan menangislah dengan orang yang menangis. Hendaklah kamu sehati seorang dengan yang lain. Janganlah mencita-cita perkara-perkara yang tinggi, melainkan tunduklah kepada yang rendah. Jangan bersangka dirimu pandai. Jangan membalas kejahatan orang dengan kejahatan. Pikirkanlah barang yang baik di dalam pemandangan orang sekalian. Jikalau boleh, dengan seboleh-bolehnya daripada pihak kamu, hendaklah kamu berdamai dengan orang sekalian. Hai kekasihku, janganlah kamu sendiri membalas, melainkan berilah keluasan kepada kemurkaan, karena adalah tersurat: Bahwa kepada Akulah ada pembalasan; Aku ini akan membalaskan, kata firman Tuhan. Melainkan jikalau seterumu lapar, berilah dia makan; jikalau ia dahaga, berilah dia minum. Karena dengan perbuatan yang demikian kelak engkau akan menimbunkan bara api atas kepalanya. Janganlah engkau ditewaskan oleh kejahatan, melainkan tewaskanlah kejahatan itu dengan kebajikan.
Pasal 13. Hendaklah tiap-tiap orang menaklukkan dirinya ke bawah segala kuasa yang di atasnya itu. Karena tiada kuasa melainkan daripada Allah; maka segala kuasa yang ada itu ditetapkan oleh Allah. Sebab itu barangsiapa yang melawan kuasa itu, ialah melanggar peraturan Allah; tetapi orang yang melanggar itu akan menerima hukuman ke atas dirinya sendiri. Karena segala pemerintah bukannya mendatangkan takut atas perbuatan yang baik, melainkan atas perbuatan yang jahat. Maukah tidak engkau takut akan kuasa itu? Lakukanlah kebajikan, maka engkau akan menerima kepujian daripadanya. Karena ialah hamba Allah yang mendatangkan kebajikan kepadamu. Tetapi jikalau engkau melakukan kejahatan, hendaklah engkau berasa takut, karena bukannya sia-sia dipegangnya pedang itu, sebab ialah hamba Allah, penyampaikan kemurkaan-Nya atas barangsiapa yang melakukan kejahatan. Oleh sebab itu wajiblah menaklukkan diri, bukan sahaja oleh sebab kemurkaan itu, melainkan oleh sebab perasaan hati juga. Karena sebab itulah kamu membayar hasil juga; sebab ialah pegawai Allah yang senantiasa menjunjung pekerjaan itu. Bayarlah kepada orang sekalian barang yang kamu terutang, yaitu hasil kepada yang kamu terutang hasil, dan cukai kepada yang kamu terutang cukai. Takutlah akan orang yang kamu terutang takut, dan berilah hormat kepada yang kamu terutang hormat. Janganlah kamu berutang barang apa kepada seorang jua pun, melainkan berkasih-kasihan sama sendirimu. Karena siapa yang mengasihi orang, ialah yang sudah melakukan syariat Taurat. Karena firman ini: Janganlah engkau berzinah, janganlah engkau membunuh, janganlah engkau mencuri, janganlah engkau tamak, dan barang sesuatu penyuruhan yang lain itu pun sudah terkumpul di dalam perkataan ini, yaitu: Hendaklah engkau mengasihi sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Maka kasih itu tiada mengerjakan kejahatan atas sesama manusia. Oleh sebab itu kasih itu menjadi jalan melakukan syariat Taurat itu. Demikian pula sedang kamu mengetahui keadaan masa sekarang ini, bahwa waktunya sudah sampai, kamu patut bangun daripada tidur. Karena sekarang selamat itu makin terlebih dekat kepada kita daripada tatkala kita mulai masuk iman. Maka waktu sudah jauh malam, dan siang sudah dekat. Sebab itu hendaklah kita membuangkan segala perbuatan yang gelap, dan hendaklah kita bersenjatakan terang. Hendaklah kita berjalan dengan kelakuan yang senonoh, seperti yang patut pada siang hari; jangan dengan lazat dan mabuk, dan jangan dengan persundalan dan percabulan, dan jangan dengan perkelahian dan cemburuan. Melainkan hendaklah kamu bersalut dengan Yesus Kristus Tuhan itu, dan jangan melazatkan tabiat tubuhmu sehingga menguatkan hawa nafsu.
Pasal 14. Adapun orang yang lemah imannya itu kamu sambutlah, tetapi bukannya dengan maksud berbalah-balah di dalam hal yang waham. Sebab ada orang yang yakin boleh makan segala jenis makanan, tetapi orang yang lemah imannya itu makan sayur-sayuran sahaja. Biarlah orang yang makan itu jangan meringankan orang yang tiada makan, dan biarlah orang yang tiada makan itu jangan menyalahkan orang yang makan, sebab Allah telah menerima dia. Siapakah engkau ini yang menyalahkan hamba orang lain? Maka kepada tuannya sendirilah baik ia tegak atau rebah; tetapi ia akan tetap tegak, karena Tuhan berkuasa menegakkan dia. Maka ada juga orang yang membedakan satu hari lebih indah daripada hari yang lain, tetapi ada yang lain pula mensifatkan tiap-tiap hari itu sama sahaja. Hendaklah masing-masing yakin di dalam hatinya sendiri. Siapa yang memegang hari itu, biarlah dipegangnya karena Tuhan, dan siapa yang makan itu, biarlah ia makan karena Tuhan, sebab ia mengucap syukur kepada Allah; dan siapa yang tiada mau makan itu, biarlah ia tiada mau makan karena Tuhan, dan mengucap syukur kepada Allah juga. Karena di antara kita seorang pun tiada yang hidup bagi dirinya sendiri, dan seorang pun tiada yang mati bagi dirinya sendiri. Karena jikalau kita hidup, kita hidup bagi Tuhan, atau jikalau kita mati, kita mati bagi Tuhan. Sebab itu jikalau kita hidup atau mati sekalipun, kita ini milik Tuhan. Karena bagi maksud inilah Kristus telah mati dan hidup balik, supaya Ia memerintah menjadi Tuhan atas orang yang sudah mati dan yang hidup. Tetapi engkau ini, apakah sebabnya engkau menyalahkan saudaramu? Atau engkau, apakah sebabnya engkau memudahkan saudaramu pula? Karena kita sekalian kelak akan menghadap kursi pengadilan Allah. Karena adalah tersurat: Demi hidup-Ku ini firman Tuhan, bahwa tiap-tiap lutut akan bertelut kepada-Ku, dan tiap-tiap lidah akan mengaku kepada Allah. Oleh yang demikian, maka masing-masing kita wajib akan memberi kira-kira kelak dari hal dirinya sendiri kepada Allah. Sebab itu, biarlah jangan kita lagi bertuduh-tuduhan sama sendiri, melainkan terlebih baik kamu memutuskan ini: Bahwa jangan seorang memberi syak atau sakit hati kepada saudara itu. Maka aku tahu dan yakin di dalam Tuhan Yesus, bahwa suatu pun tiada yang najis sendiri, melainkan kepada orang yang menyangkakan apa-apa najis, maka kepadanyalah najis. Karena jikalau saudaramu berdukacita oleh sebab makananmu itu, maka bukannya lagi engkau menurut jalan kasih. Janganlah membinasakan dia oleh sebab makananmu itu, sebab karena dia itu Kristus sudah mati. Sebab itu janganlah yang baik bagimu itu dikeji orang, karena kerajaan Allah itu bukannya hal makan minum, melainkan kebenaran dan sejahtera dan kesukaan di dalam Rohulkudus. Karena siapa yang taat kepada Kristus di dalam hal itu, maka ialah yang diperkenan oleh Allah dan diindahkan oleh manusia. Sebab itu biarlah kita menuntut barang yang mendatangkan sejahtera dan meneguhkan iman kita di antara sama sendiri. Janganlah merusakkan perbuatan Allah oleh sebab makanan. Segala makanan itu memang suci, tetapi salahnya bagi orang yang makan itu dengan syak. Baiklah jangan makan daging, atau minum air anggur, atau sebarang apa pun, yang saudaramu itu menaruh syak. Adapun iman yang ada padamu itu, peganglah bagi dirimu di hadapan Allah. Berbahagialah orang yang tiada menyalahkan dirinya atas hal yang disangkakannya baik. Tetapi siapa yang makan dengan waswas, ialah terhukum, sebab bukannya beralaskan iman. Maka barang sesuatu yang tiada beralaskan iman, itu dosa.
Pasal 15. Maka wajiblah kita yang kuat ini menanggung kelemahan orang yang lemah, dan jangan kita menyukakan diri kita sendiri. Biarlah masing-masing kita menyukakan sama-sama manusia di dalam hal yang baik akan meneguhkan iman. Karena Kristus pun tiada menyukakan diri-Nya sendiri, melainkan seperti yang tersurat: Bahwa segala cela orang, yang mencela Engkau, sudah menimpa aku. Karena seberapa banyak hal yang tersurat terdahulu itu, sudah disuratkan akan menjadi pengajaran bagi kita, supaya kita menaruh harap dari sebab sabar dan dari sebab penghiburan, yang daripada Alkitab. Maka Allah, yang pohon segala sabar dan penghiburan itu, mengaruniai kamu apalah kiranya menjadi sehati sama sendirimu, menurut teladan Kristus Yesus, supaya dengan sehati dan semulut kamu memuliakan Allah, yaitu Bapa Tuhan kita Yesus Kristus. Sebab itu, hendaklah kamu bersambut-sambutan sama sendirimu, sama juga seperti Kristus sudah menyambut kamu kepada kemuliaan Allah. Maka inilah kataku: Bahwa Kristus sudah menjadi pelayan orang yang memegang hukum sunat, karena sebab kebenaran Allah, supaya Ia meneguhkan perjanjian-Nya kepada nenek moyang kita; dan supaya orang kafir pun akan memuliakan Allah sebab rahmat-Nya seperti yang tersurat: Bahwa inilah sebabnya aku memuji Engkau di tengah-tengah orang kafir serta menyanyikan nama-Mu. Dan lagi katanya: Bersoraklah, hai segala orang kafir, beserta dengan umat Allah. Dan lagi pula: Pujilah Tuhan itu, hai sekalian orang kafir, dan biarlah segala bangsa pun memuji Dia. Dan sabda Yesaya pula: Bahwa akar Isai itu akan terbit kelak, dan Ialah yang bangkit akan memerintahkan segala orang kafir; maka kepada-Nyalah orang kafir itu berharap. Kiranya Allah, yang pohon pengharapan itu, memenuhi kamu dengan segala kesukaan dan sentosa di dalam iman, supaya makin kayalah kamu di dalam pengharapan itu oleh sebab kuat kuasa Rohulkudus. Hai saudara-saudaraku, aku ini sendiri pun yakin akan hal kamu, bahwa kamu juga penuh dengan kebaikan, dan berisi dengan segala jenis pengetahuan, dan cakap juga menasehatkan sama sendirimu. Meskipun demikian, berani juga aku menyurat kepadamu di dalam sedikit hal, seperti hendak mengingatkan kamu pula, oleh sebab anugerah yang dikaruniakan Allah kepadaku, supaya aku menjadi pesuruh Kristus Yesus untuk orang kafir, akan mengerjakan pekerjaan suci tentang Injil Allah, supaya orang kafir itu menjadi suatu persembahan yang berkenan kepada Allah dan yang disucikan oleh Rohulkudus. Sebab itu di dalam Kristus Yesus aku megah atas segala perkara yang aku perbuat karena Allah. Karena tiada aku berani mengatakan barang apa pun, kecuali yang sudah diadakan oleh Kristus dengan diriku, akan menjadikan orang kafir itu penurut, dengan perkataan dan perbuatan; dengan kuasa tanda ajaib dan mujizat dan dengan kuasa Rohulkudus, sehingga mulai dari Yeruzalem dan sekeliling sampai ke Ilirikum aku sudah rata memberitakan Injil Kristus. Maka di dalam itu aku sudah berusaha hendak memberitakan kabar kesukaan hanya di tempat yang nama Kristus itu belum termaklum, supaya jangan aku membangunkan rumah di atas alasan orang lain; melainkan seperti yang tersurat: Bahwa orang yang belum dapat kabar dari hal Dia, akan nampak, dan orang yang belum mendengar itu akan mengerti. Maka sebab itu juga, beberapa kali aku sudah tergendala hendak datang kepadamu, tetapi oleh karena sekarang ini tiada lagi tempat menjalankan pekerjaanku di dalam jajahan ini, dan karena sudah beberapa tahun lamanya aku rindu hendak datang kepadamu, apabila aku berangkat ke negeri Ispanyol, maka aku harap, di dalam perjalananku, singgah kepadamu dan kamulah mengantar aku ke sana, sesudah dapat aku dahulu memuaskan hatiku di dalam sedikit hal dengan kamu. Tetapi sekarang ini aku pergi ke Yeruzalem akan menyampaikan derma kepada orang suci. Karena orang Makedonia dan Akhaya sudah mempersetujukan suatu kumpulan uang untuk orang suci yang miskin di Yeruzalem. Maka itulah menjadi persetujuan mereka itu; dan terutanglah mereka itu kepada orang-orang itu, karena jikalau orang kafir sudah masuk bahagian di dalam hal rohani dengan mereka itu, maka orang kafir itu pun terutang juga melayani mereka itu dengan hal duniawi. Apabila aku sudah menyelesaikan perkara itu dan sudah menyerahkan dengan sahnya buah itu kepada mereka itu, maka aku akan berlayar ke Ispanyol melalui kamu. Maka aku ketahui, bahwa apabila aku datang kepadamu, maka aku datang dengan sepenuh-penuh berkat Kristus. Tetapi aku minta kamu, hai saudara-saudaraku, dengan karena Tuhan kita Yesus Kristus dan dengan karena kasih Rohulkudus, usahakanlah dirimu beserta dengan aku di dalam doamu kepada Allah karena aku, supaya aku terlepas daripada orang fasik di Yudea, dan layananku untuk Yeruzalem boleh berkenan kepada orang suci itu, dan supaya aku boleh, jikalau dengan kehendak Allah, mendapatkan kamu dengan sukacita, beristirahat bersama-sama dengan kamu. Mudah-mudahan Allah, yang pohon sejahtera itu, adalah kiranya beserta dengan kamu sekalian. Amin.
Pasal 16. Maka aku pertaruhkan kepadamu Pebe, saudara kita yang perempuan ini, yang menjadi pelayan sidang jemaat di Kenkeria itu. Terimalah dia dengan karena Tuhan seperti yang patut kepada orang suci, dan tolonglah dia di dalam tiap-tiap perkara yang ia perlukan kamu. Karena ia itu juga sudah menjadi penolong kepada banyak orang, dan kepada aku sendiri pun. Sampaikanlah salam kepada Periskila dan Akila, kawan-kawanku di dalam pekerjaan Kristus Yesus; maka keduanya sudah menggalangkan tengkuknya sendiri karena nyawaku, maka bukannya aku ini sahaja bersyukur kepada mereka itu, melainkan juga segala sidang jemaat dari antara orang kafir pun. Salam juga kepada sidang jemaat yang di dalam rumahnya. Salam kepada Epainetus, yang kukasihi, yaitu buah sulung Kristus di tanah Asia. Salam kepada Maryam yang sudah berlelah sangat-sangat karena kamu. Salam kepada Anderonikus dan Yunias, keluargaku dan kawanku di dalam penjara, yang termasyhur di antara rasul-rasul, dan yang juga terlebih dahulu daripada aku beriman kepada Kristus. Salam kepada Ampeliatus yang kukasihi di dalam Tuhan. Salam kepada Urbanus, yang kawan kami di dalam pekerjaan Kristus, dan Istakhis kekasihku. Salam kepada Apelles yang didapati setia di dalam Kristus. Salam kepada orang isi rumah Aristobulus. Salam kepada Herodion, keluargaku itu. Salam kepada orang isi rumah Narkisus, yang di dalam Tuhan. Salam kepada Teripena dan Teriposa, yaitu perempuan yang berlelah-lelah di dalam Tuhan. Salam kepada Persis, perempuan yang dikasihi itu, yang sangat berlelah-lelah di dalam Tuhan. Salam kepada Rupus yang terpilih di dalam Tuhan, dan kepada ibunya, yang sudah menjadi ibuku juga. Salam kepada Asinkeritus dan Pelegon, dan Hermes, dan Paterobas, dan Hermas, dan segala saudara yang beserta dengan mereka itu. Salam kepada Pilologus dan Yulia, dan kepada Nerius dan saudaranya yang perempuan, dan kepada Olimpas, dan sekalian orang suci yang beserta dengan mereka itu. Hendaklah kamu bersalam-salaman sama sendirimu dengan kucup yang kudus. Maka salam sekalian sidang jemaat Kristus kepada kamu. Aku minta kamu, hai saudara-saudaraku, akan memperhatikan segala orang yang mendatangkan perselisihan dan waham bersalahan dengan pengajaran yang kamu pelajari. Hendaklah kamu menyimpang daripada mereka itu. Karena orang yang semacam ini bukannya bertuhankan Tuhan kita, yaitu Kristus, melainkan bertuhankan perutnya sendiri; dan dengan perkataan yang manis dan elok mereka itu memperdayakan orang yang tulus hati. Karena taatmu sudah masyhur kepada orang sekalian. Sebab itu aku bersukacita oleh sebab kamu, tetapi aku kehendaki, supaya kamu menjadi bijak di dalam hal yang baik, dan suci daripada hal yang jahat. Maka Allah, yang pohon sejahtera itu, akan meremukkan Iblis itu dengan segeranya di bawah tapak kakimu. Maka anugerah Tuhan kita Yesus adalah kiranya beserta dengan kamu! Salam Timotius, kawan di dalam pekerjaanku, kepada kamu, dan salam keluargaku Lukius dan Yason dan Sosipater. Aku ini Tertius, yang menulis surat ini, berkirim salam kepadamu di dalam Tuhan. Dan salam kepadamu daripada Gayus, yang memberi aku dan segenap sidang jemaat itu pertumpangan. Dan salam kepadamu daripada Erastus, bendahara negeri, dan daripada Kuartus, saudara itu. Adalah kiranya anugerah Tuhan kita Yesus Kristus menyertai kamu sekalian! Amin. Maka bagi Tuhan yang berkuasa meneguhkan kamu, (menurut Injil yang aku ajarkan, dan menurut pemberitaan dari hal Yesus Kristus itu, sebagaimana kenyataan rahasia yang terlindung semenjak zaman yang azali, tetapi sekarang ini sudah ketara dan dinyatakan kepada segala orang kafir, menurut firman Allah yang kekal itu, dengan kitab nabi-nabi akan membawa mereka itu kepada iman yang taat) bahkan, bagi Allah yang Esa di dalam hikmat-Nya semata-mata itu, oleh karena Yesus Kristus, adalah kemuliaan itu selama-lamanya. Amin.
Corinthians
Pasal 1. Daripada Paulus, yang dengan kehendak Allah dipanggil menjadi rasul Kristus Yesus, dan Sostenes, saudara kita, kepada sidang jemaat Allah yang di negeri Korintus, yaitu kepada segala orang yang dikuduskan di dalam Kristus Yesus, dan yang dipanggil menjadi orang suci, dengan sekalian orang yang menyeru nama Tuhan kita Yesus Kristus di segala tempat, yaitu tempat mereka itu dan kita; turunlah kiranya atas kamu anugerah dan sejahtera daripada Allah Bapa kita dan Tuhan Yesus Kristus. Maka senantiasalah aku mengucapkan syukur kepada Allah karena kamu sebab anugerah Allah yang dikaruniakan kepadamu di dalam Kristus Yesus, bahwa di dalam Dia itu kamu dikayakan di dalam tiap-tiap hal, yaitu di dalam segala hal pemberitaan dan segala pengetahuan; seperti kesaksian dari hal Kristus itu sudah ditetapkan di dalam kamu, sehingga tiada kamu berkekurangan barang sesuatu karunia, sementara menantikan kenyataan Tuhan kita Yesus Kristus, yang juga akan menetapkan kamu sampai kepada kesudahan, supaya kamu tiada bercela pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. Maka Allah itu setiawan, yang sudah memanggil kamu masuk ke dalam persekutuan Anak-Nya, Yesus Kristus, Tuhan kita. Hai saudara-saudaraku, aku mintalah kamu dengan nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu sekalian menjadi sepakat, dan jangan kamu berpihak-pihak di antara kamu, melainkan hendaklah kamu menjadi satu, dengan satu hati dan satu pikiran. Karena sudah diberitahu kepadaku dari hal kamu, hai saudara-saudaraku, oleh orang isi rumah Kheloe, bahwa ada pertengkaran di antara kamu. Dengan perkataan itu aku bermaksud, bahwa kamu masing-masing ada berkata, "Bahwa aku ini pihak Paulus"; "Aku ini pihak Apollos"; "Aku ini pihak Kefas"; "aku ini pihak Kristus." Adakah Kristus dibahagi-bahagi? Adakah Paulus disalibkan karena kamu? Atau dengan nama Pauluskah kamu dibaptiskan? Aku bersyukur kepada Allah, bahwa seorang pun tiada di antara kamu yang telah kubaptiskan, melainkan Kerispus dan Gayus, supaya jangan barang seorang pun berkata bahwa kamu sudah dibaptiskan dengan namaku. Tetapi aku juga sudah membaptiskan orang isi rumah Stepanus, maka lain daripada itu tiadalah kuingat, kalau-kalau sudah aku membaptiskan orang. Karena Kristus menyuruh aku bukannya akan membaptiskan orang, melainkan akan memberitakan kabar kesukaan, bukannya dengan hikmat perkataan, supaya jangan salib Kristus itu menjadi sia-sia. Karena pengajaran dari hal salib itu menjadi kebodohan kepada segala orang yang menuju kebinasaan; tetapi kepada kita yang menuju keselamatan itulah menjadi kuasa Allah. Karena adalah tersurat: Bahwa Aku akan membinasakan hikmat orang yang berhikmat itu, dan kebijakan orang yang bijak itu akan Kulenyapkan. Manakah orang yang bijak itu? Manakah ahli Taurat itu? Manakah pembahas di dalam zaman ini? Bukankah Allah menjadikan hikmat dunia ini bodoh? Karena sedang dunia ini dengan hikmatnya sendiri tiada dapat mengenal Allah di dalam hikmatnya, maka itulah sebabnya kehendak Allah menyelamatkan orang yang percaya dengan kebodohan pengajaran itu. Sedang orang Yahudi minta tunjukkan tanda ajaib, dan orang Gerika mencari hikmat, maka kita ini memberitakan Kristus yang tersalib, yaitu suatu syak kepada orang Yahudi, dan suatu kebodohan kepada orang kafir, tetapi kepada orang yang dipanggil, baik orang Yahudi baik orang Gerika, Kristus itulah kuasa Allah dan hikmat Allah. Karena kebodohan Allah itu lebih besar hikmatnya daripada manusia; dan kelemahan Allah itu lebih gagah daripada manusia. Lihatlah olehmu, hai saudara-saudaraku, akan perihal kamu dipanggil itu, bahwa bukan ada banyak orang di antara kamu yang bijak menurut pemandangan dunia ini, dan bukan ada banyak yang berkuasa, dan bukan ada banyak yang berbangsa; tetapi yang bodoh di dalam dunia ini dipilih Allah, supaya Ia mempermalukan orang yang berhikmat itu, dan yang lemah di dalam dunia ini dipilih Allah, supaya Ia mempermalukan yang gagah itu; dan yang rendah di dalam dunia ini dan yang hina dipilih Allah, bahkan, hal yang tiada berharga apa pun, supaya Ia mempertiadakan hal yang berharga, supaya jangan barang seorang pun memegahkan dirinya di hadapan Allah. Tetapi dengan berkat Allah kamu ini ada di dalam Kristus Yesus, yang sudah menjadi bagi kita hikmat daripada Allah, yaitu kebenaran, dan kesucian, dan penebusan, supaya (seperti yang tersurat): Siapa yang memegahkan diri, biarlah ia memegahkan diri di dalam Tuhan.
Pasal 2. Demikian aku pun, tatkala aku sudah datang kepadamu, hai saudara-saudaraku, bukannya aku datang dengan petah lidah atau hikmat di dalam hal aku memberitakan rahasia Allah kepadamu. Karena aku sudah bermaksud, bukannya hendak mengetahui apa-apa di antara kamu, melainkan Yesus Kristus, yang telah tersalib itu. Aku sudah ada di dalam kelemahan dan ketakutan dan geletar yang sangat di antara kamu. Maka perkataanku dan pemberitaanku bukannya dengan perkataan hikmat yang menarik hati orang, melainkan dengan penunjukan roh dan kuasa Allah, supaya imanmu jangan bergantung kepada akal manusia, melainkan kepada kuasa Allah. Adapun hikmat itu kami katakan di antara orang yang sempurna. Tetapi bukannya hikmat dunia ini, dan bukannya hikmat raja-raja dunia ini, yang ditiadakan kelak, melainkan kami mengatakan hikmat Allah yang sudah dirahasiakan dan yang tersembunyi, dan yang sudah ditetapkan Allah terlebih dahulu daripada dunia ini untuk kemuliaan kita, yang tiada dikenal oleh seorang pun daripada raja-raja dunia ini. Karena jikalau mereka itu sudah mengenal dia, niscaya tiadalah mereka itu menyalibkan Tuhan, pohon segala kemuliaan itu, melainkan seperti yang tersurat: Barang yang mata tiada tampak, dan telinga tiada mendengar, dan yang tiada timbul di dalam hati manusia, itulah yang disediakan Allah bagi orang yang mengasihi Dia. Tetapi kepada kita Allah sudah menyatakan itu dengan Roh-Nya, karena Roh itulah menyelidik segala sesuatu, walaupun perkara Allah yang dalam-dalam. Karena manusia yang manakah mengetahui batin orang, melainkan roh yang ada di dalam orang itu? Demikianlah juga tiada seorang pun mengetahui batin Allah, melainkan Roh Allah itu. Tetapi kita ini telah menerima bukannya roh dunia ini, melainkan Roh yang daripada Allah, supaya kita dapat mengetahui barang yang dikaruniakan Allah kepada kita. Maka barang yang kami katakan itu pun bukannya dengan pengajaran manusia, melainkan dengan pengajaran Roh, sambil membandingkan barang rohani dengan rohani. Tetapi orang duniawi tiada menerima barang yang daripada Roh Allah itu, karena perkara itu menjadi kebodohan kepadanya, dan tiada dapat mengenalnya, sebab perkara itu diselidik dengan peri rohani. Tetapi orang yang rohani itu menyelidiki segala perkara, maka ia sendiri tiada diselidik oleh seorang jua pun. Karena siapakah yang mengetahui kasad Tuhan sehingga dapat mengajar Tuhan? Tetapi kita ini menaruh kasad Kristus.
Pasal 3. Hai saudara-saudaraku, dahulu tiada dapat aku mengatakan kepada kamu seperti kepada orang yang rohani, melainkan seperti kepada orang yang di dalam tabiat duniawi, yaitu seperti kepada orang yang menjadi kanak-kanak di dalam Kristus. Maka susu kuberikan kamu, bukannya makanan; karena kamu belum tahan, bahkan, sampai sekarang ini kamu belum tahan, sebab kamu lagi di dalam tabiat duniawi. Karena jikalau ada dengki dan pertengkaran di antara kamu, bukankah kamu di dalam tabiat duniawi serta melakukan cara orang dunia? Karena apabila seorang berkata, "Bahwa aku ini pihak Paulus", dan yang lain berkata, "aku ini pihak Apollos", bukankah kamu orang duniawi? Apollos itu apa? Dan Paulus itu apa? Mereka itu pelayan sahaja, yang olehnya kamu masuk iman, yaitu sebagaimana Tuhan sudah mengaruniakan kepada masing-masing itu. Aku ini yang menanam, Apollos yang menyiram, tetapi Allah yang menumbuhkan. Oleh yang demikian penanam pun tidak, penyiram pun tidak dihargakan, melainkan hanya Allah yang menumbuhkan. Maka yang menanam dan yang menyiram itu menjadi sama, tetapi masing-masing akan memperoleh pahalanya sendiri, sekadar pekerjaannya sendiri. Karena kami orang bekerja bersama-sama dengan Allah, maka kamu huma Allah, dan bangunan Allah. Maka menurut sebagaimana anugerah Allah yang dikaruniakan kepadaku menjadi seperti kepala tukang rumah yang pandai, aku sudah meletakkan alas, maka orang lain membangunkan rumah di atasnya. Tetapi biarlah masing-masing memperhatikan bagaimana ia membangunkan di atasnya itu. Karena lain alasan tiadalah dapat diletakkan oleh seorang jua pun, kecuali yang sudah terletak, yaitu Yesus Kristus. Jikalau barang seorang mendirikan rumah emas, perak, batu yang indah-indah, kayu, rumput kering, atau jerami di atas alasan itu, maka pekerjaan masing-masing itu ketaralah kelak. Karena Hari itu akan menerangkan halnya, sebab dinyatakan itu dengan api; maka api itu sendiri akan menguji jenis pekerjaan masing-masing itu. Jikalau pekerjaan barang seorang tinggal tetap, yang dibangunkannya di atas alasan itu, niscaya diperolehnya pahala kelak. Jikalau pekerjaan seorang terbakar, niscaya rugilah ia. Maka ia sendiri akan selamat, tetapi seolah-olah orang yang menerusi api. Tiadakah kamu ketahui bahwa kamu rumah Allah, dan Roh Allah diam di dalam kamu? Jikalau barang seorang membinasakan rumah Allah, maka ia akan dibinasakan Allah; karena rumah Allah itu kudus, yaitu kamulah. Janganlah seorang pun menipu diri. Jikalau barang seorang di antara kamu menyangka dirinya sendiri bijak di dalam dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh, supaya boleh ia menjadi pandai. Karena hikmat dunia ini menjadi kebodohan kepada Allah. Karena adalah tersurat: Bahwa Tuhan menangkap orang yang berhikmat itu di dalam cerdik orang itu sendiri. Dan lagi: Bahwa Tuhan mengetahui akan pikiran orang yang berhikmat itu sia-sia semuanya. Oleh yang demikian janganlah seorang pun bermegah-megah atas hal manusia. Karena segala sesuatu kepunyaanmu, baik Paulus, baik Apollos, baik Kefas, baik dunia ini, baik hidup, baik mati, baik hal yang ada sekarang ini, atau yang akan datang kelak, yaitu segala sesuatu kepunyaanmu. Tetapi kamu milik Kristus, dan Kristus itu milik Allah.
Pasal 4. Atas peri demikian hendaklah kami disifatkan orang seperti hamba-hamba Kristus dan pemelihara rahasia Allah. Dan lagi wajib di dalam hal pemelihara itu, bahwa masing-masing didapati setiawan. Tetapi tentang aku tersangatlah ringan jikalau aku dihakimkan oleh kamu atau oleh suatu keputusan manusia, bahkan, aku sendiri pun tiada menghakimkan diriku. Karena suatu pun tiada aku mengetahui kesalahanku sendiri; tetapi dengan hal yang demikian aku belum diperbenarkan, melainkan yang menghakimkan aku itulah Tuhan. Oleh yang demikian janganlah kamu memutuskan barang sesuatu hal dahulu daripada waktunya, sehingga datang Tuhan, yang akan menerangkan barang yang tersembunyi di dalam gelap, dan akan menyatakan segala kasad hati orang. Pada masa itulah masing-masing akan beroleh kepujian daripada Allah. Segala hal ini, hai saudara-saudaraku, kuambil kias atas diriku sendiri dan Apollos oleh karena kamu, supaya kamu dapat mempelajari di dalam hal kami "bahwa janganlah melampaui barang yang tersurat", supaya jangan seorang membesarkan diri atas nama seorang mengatas orang yang lain. Karena siapakah gerangan melebihkan engkau? Dan apakah yang ada padamu yang bukan engkau terima? Dan jikalau engkau sudah menerima itu, apakah sebabnya engkau memegahkan dirimu seolah-olah engkau bukan menerima itu? Memang kamu sudah kenyang, dan memang kamu sudah kaya, dan kamu memerintah dengan tiada perlukan kami. Wah, sukanya aku jikalau kamu sudah memerintah, supaya kami dapat memerintah beserta dengan kamu! Karena aku sangka, bahwa Allah telah menjadikan kami ini rasul-rasul yang terlebih hina seperti orang yang dihukumkan sampai mati. Karena kami menjadi suatu tamasya kepada isi dunia ini, baik kepada malaekat, baik kepada manusia pun. Kami ini menjadi bodoh oleh sebab Kristus; tetapi kamulah bijak di dalam Kristus; kami ini lemah, tetapi kamulah kuat, kamulah mulia, tetapi kami ini hina. Maka sehingga sampai kepada waktu ini kami menderita lapar, dan dahaga, dan kekurangan pakaian, dan terkena sesah, dan tiada bertempat tetap, dan berlelah-lelah bekerja dengan tangan kami sendiri. Maka hamun orang, kami balas dengan berkat, aniaya orang, kami deritakan, cerca orang, kami balas dengan perkataan yang manis. Maka kami menjadi seperti sampah dunia ini dan sampah sarap di dalam pemandangan orang sekalian, sehingga sampai sekarang ini. Maka aku menuliskan ini bukannya hendak mempermalukan kamu, melainkan hendak menasehatkan kamu seperti anak-anak yang kukasihi. Karena meskipun kamu ada sepuluh ribu guru di dalam Kristus, tetapi kamu tiada banyak Bapa; karena di dalam Kristus Yesus aku ini telah memperanakkan kamu dengan Injil itu. Sebab itu aku mintalah kamu: Turutlah teladanku. Maka itulah sebabnya aku menyuruhkan Timotius kepada kamu, yaitu anakku yang kukasihi dan setiawan di dalam Tuhan; ialah akan mengingatkan kamu segala perihal jalanku di dalam Kristus Yesus, sebagaimana yang kuajarkan di mana-mana pun di dalam tiap-tiap sidang jemaat. Tetapi adalah beberapa orang yang membesarkan dirinya seolah-olah tiada aku berani datang kepadamu. Tetapi insya Allah aku akan datang kepadamu dengan segeranya, dan aku akan mengetahui bukan perkataan mereka itu yang membesarkan diri sahaja, melainkan kuasanya itu. Karena kerajaan Allah itu bukannya berwujud atas perkataan, melainkan atas kuasa. Apakah kamu kehendaki? Patutkah aku datang kepadamu dengan rotan, atau dengan kasih dan hati yang lembut?
Pasal 5. Dengan sesungguhnya kedengaranlah kabar bahwa ada zinah di antara kamu, bahkan, semacam zinah yang sedemikian itu tiadalah kedapatan, walaupun di antara orang kafir, sehingga seorang memperbinikan isteri bapanya. Dan kamu ini membesarkan dirimu, maka tiadakah lebih patut kamu berdukacita, supaya orang yang melakukan perbuatan ini dibuangkan dari antaramu? Adapun aku ini sungguhpun diriku tiada hadir, tetapi rohku hadir, maka sama seperti aku hadir, sudahlah sedia hukumanku atas orang yang mengerjakan sedemikian ini. Dengan nama Tuhan kita Yesus, baiklah kamu bersama-sama rohku dengan kuasa Tuhan kita Yesus, akan menyerahkan orang semacam itu kepada Iblis untuk membinasakan tubuhnya, supaya rohnya terselamat di dalam Hari Tuhan itu. Maka hal memegahkan dirimu itu tiada baik. Tiadakah kamu ketahui bahwa ragi yang sedikit itu mengkhamirkan segenap gumpal tepung itu? Buangkan ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi segumpal yang baharu, sebab kamu memang tiada bercampur ragi. Karena sudah tersembelih Pasah kita, yaitu Kristus. Sebab itu biarlah kita merayakan masa raya bukannya dengan ragi yang lama, dan bukannya dengan ragi yang niat jahat dan berkejahatan, melainkan dengan peri yang tiada beragi, yaitu dengan hati yang jernih dan yang benar. Aku sudah menyuratkan kepadamu di dalam suratku minta jangan bercampur dengan orang yang berzinah; artinya: Jangan semata-mata bercampur dengan orang yang berzinah di dalam dunia ini atau orang tamak, atau pendaya, atau penyembah berhala. Jikalau demikian, tak dapat tiada kamu keluar dari dalam dunia. Tetapi sekarang aku menyuratkan kepadamu, jangan bercampur dengan orang yang dikatakan saudara, jikalau ia orang yang berzinah atau tamak, atau penyembah berhala, atau penghamun, atau pemabuk, atau pendaya; maka jangan kamu makan sehidang dengan orang sedemikian itu. Karena apakah wajibnya aku menghakimkan orang luar? Bukankah wajib kamu menghakimkan orang dalam? Tetapi orang luar itu, Allah yang menghakimkan. Maka jauhkanlah orang yang jahat itu dari antara kamu.
Pasal 6. Beranikah barang seorang di antara kamu, jikalau ada suatu pendakwaan ke atas sama sendiri, pergi berhukum di hadapan hakim kafir, dan tiada di hadapan orang suci? Atau tiadakah kamu mengetahui bahwa menghakimkan dunia ini terletak pada orang suci kelak? Dan jikalau dunia ini dihakimkan oleh kamu, tiadalah kamu berlayak menghakimkan perkara yang tersangat kecil? Tiadakah kamu mengetahui bahwa kita akan menghakimkan malaekat kelak? Apatah lagi hal ihwal tentang kehidupan ini? Sebab itu, jikalau kamu terkena menghakimkan hal ihwal kehidupan ini, adakah kamu hadapkan segala hal itu kepada pengadilan orang yang tiada terbilang kepada sidang jemaat itu? Aku mengatakan ini, supaya kamu berasa malu. Tiadakah seorang pun di antara kamu yang bijak, yang dapat memberi keputusan perkara antara saudara-saudaranya? Tetapi saudara dengan saudara pergi berhukum, apatah lagi hal itu kepada orang-orang kafir! Dengan sebenarnya hal itu memang menjadi cela kepadamu, bahwa kamu mendakwa sama sendirimu. Apakah sebabnya tiada kamu rela beralah? Apakah sebabnya tiada kamu rela tertipu? Tetapi kamu sendiri berbuat salah dan menipu, apatah lagi kepada saudara-saudaramu! Tiadakah kamu mengetahui bahwa orang lalim tiada akan menjadi waris kerajaan Allah? Janganlah kamu tersesat. Orang berzinah, dan penyembah berhala, dan orang bermukah, dan orang semburit, dan orang yang berburit, dan pencuri, dan orang tamak, dan pemabuk, dan pencerca, dan pendaya, semuanya itu tiada akan menjadi waris kerajaan Allah. Dan semacam itulah ada setengah dari antara kamu dahulu, tetapi kamu sudah dibasuh, dan kamu telah dikuduskan, dan kamu telah dibenarkan dengan nama Tuhan Yesus Kristus dan dengan Roh Allah Tuhan kita. Maka "Segala sesuatu halal bagiku," tetapi bukan semuanya itu berfaedah. "Segala sesuatu halal bagiku," tetapi aku ini tiada mau takluk ke bawah kuasa barang sesuatu pun. "Adapun makanan itu bagi perut, dan perut itu bagi makanan," tetapi kedua-duanya itu akan dilenyapkan Allah. Tetapi tubuh itu bukannya untuk persundalan, melainkan bagi Tuhan, dan Tuhan itu bagi tubuh. Maka Allah telah membangkitkan Tuhan itu dan akan membangkitkan kita juga dengan kodrat-Nya. Tiadakah kamu mengetahui bahwa tubuhmu itu anggota Kristus? Patutkah sekarang aku membawa segala anggota Kristus itu menjadikan dia anggota perempuan sundal? Jangan sekali-kali. Atau tiadakah kamu mengetahui bahwa yang melekat kepada sundal menjadi setubuh? Karena firman Tuhan: Bahwa keduanya itu akan menjadi sedaging. Tetapi orang yang melekat kepada Tuhan menjadi satu roh. Larilah daripada zinah! Maka tiap-tiap dosa lain yang dilakukan orang, ia itu dari luar tubuh itu; tetapi orang yang bersundal itu, ialah berdosa kepada tubuhnya sendiri. Atau tiadakah kamu mengetahui bahwa tubuhmu itulah rumah Rohulkudus yang diam di dalammu itu, yang telah kamu peroleh daripada Allah, dan bukan kamu milikmu sendiri? Karena kamu sudah dibeli dengan harga tunai. Sebab itu hendaklah kamu memuliakan Allah dengan tubuhmu.
Pasal 7. Menjawab segala pertanyaan di dalam suratmu itu, maka baiklah laki-laki jangan menyentuh perempuan, akan tetapi dari sebab zinah, maka hendaklah tiap-tiap laki-laki beristerikan isterinya sendiri, dan tiap-tiap perempuan bersuamikan suaminya sendiri. Hendaklah suami itu menggenapkan kewajibannya kepada isterinya, demikianlah juga isteri itu kepada suaminya. Maka isteri itu tiada berkuasa atas tubuhnya sendiri, melainkan suami itu. Demikian juga suami itu tiada berkuasa atas tubuhnya sendiri, melainkan isteri itu. Janganlah bertahar-tahar sama sendirimu, kecuali dengan izin masing-masing untuk seketika lamanya, supaya kamu sempat berdoa dan kemudian bersama-sama pula, supaya jangan kamu dicobai oleh Iblis, oleh sebab kamu tiada dapat menahan dirimu. Tetapi inilah kukatakan bukannya perintah, melainkan timbangan hati sahaja. Maka aku suka, biarlah segala orang menjadi seperti aku ini, tetapi masing-masing beroleh karunia yang berbeda-beda daripada Allah, yaitu seorang begini, dan seorang begitu. Tetapi kepada orang bujang dan kepada janda aku mengatakan, bahwa baiklah mereka itu hidup seperti aku ini. Tetapi jikalau mereka itu tiada dapat menahan dirinya, biarlah mereka itu kawin, karena lebih baik kawin daripada menyala berahinya. Tetapi kepada orang yang sudah kawin itu aku berpesan (yaitu bukannya aku ini melainkan Tuhan): Bahwa janganlah isteri itu undur daripada suaminya. (Tetapi jikalau ia sudah undur, maka hendaklah ia senantiasa bujang, atau rujuk kepada suaminya;) dan janganlah suami itu meninggalkan isterinya. Maka kepada orang yang lain itu aku ini yang berkata (dan bukannya Tuhan): Bahwa jikalau barang seorang saudara beristeri yang tiada beriman, dan isteri itu suka diam bersama-sama dengan dia, maka janganlah suami itu meninggalkan dia. Dan perempuan yang bersuamikan suami yang tiada beriman, dan suami itu suka diam bersama-sama dengan dia, maka janganlah ia meninggalkan suami itu. Karena suami yang tiada beriman itu dikuduskan di dalam isterinya, dan isteri yang tiada beriman itu dikuduskan di dalam saudara itu. Jikalau tiada yang demikian, niscaya najislah anak-anakmu itu, tetapi sekarang kuduslah ia. Tetapi jikalau orang yang tiada beriman itu undur, biarlah ia undur. Maka saudara laki-laki atau saudara perempuan itu tiada terikat lagi di dalam hal yang demikian. Tetapi kamu telah dipanggil Allah hidup di dalam perdamaian. Hai isteri orang, bagaimanakah engkau mengetahui, kalau-kalau engkau akan menyelamatkan suamimu? Atau hai suami orang, bagaimanakah engkau mengetahui, kalau-kalau engkau akan menyelamatkan isterimu? Tetapi sebagaimana Tuhan sudah membahagi-bahagi kepada masing-masing, dan sebagaimana masing-masing dipanggil oleh Allah, demikian hendaklah ia berbuat. Maka demikianlah peraturanku di dalam segala sidang jemaat. Jikalau seorang dipanggil sedang sudah tersunat, janganlah ia meniadakan sunatnya. Dan jikalau seorang dipanggil sedang belum bersunat, janganlah ia disunatkan. Maka sunat itu suatu pun tiada apa-apa, dan hal yang tiada bersunat itu suatu pun tiada apa-apa; melainkan menjunjung hukum Allah. Maka hendaklah masing-masing tetap di dalam hal panggilan yang ia telah dipanggil itu. Jikalau engkau dipanggil sedang menjadi hamba, jangan engkau bersusah; tetapi jikalau engkau dapat juga dimerdekakan lebih baik terima. Karena siapa yang dipanggil di dalam Tuhan sedang menjadi hamba, ialah orang merdeka Tuhan; sedemikian pula siapa yang dipanggil sedang menjadi orang yang merdeka, ialah hamba Kristus. Maka kamu sudah dibeli dengan harga tunai; janganlah kamu menjadi hamba orang. Hai saudara-saudaraku, hendaklah masing-masing tetap di dalam hal ia dipanggil itu beserta dengan Allah. Tentang hal perawan, tiada padaku firman Tuhan, tetapi aku memberi ikhtiar seperti orang kepercayaan oleh karena rahmat Tuhan. Maka pada pemandanganku, baiklah hal yang demikian oleh sebab kesukaran yang pada masa ini, yaitu baiklah orang tinggal sebagaimana ia memang ada. Jikalau engkau terikat kepada isteri, janganlah menuntut kelepasan. Jikalau engkau terlepas daripada isteri, janganlah mencari isteri. Tetapi jikalau engkau kawin, tiadalah engkau berdosa, dan jikalau seorang perawan kawin, tiadalah ia berdosa. Tetapi orang yang sedemikian itu akan ditimpa oleh kesukaran dirinya. Maka aku ini sayangkan kamu. Maka inilah kataku, hai saudara-saudaraku, bahwa waktu sudah singkat. Sebab itu daripada masa ini biarlah orang yang beristeri itu menjadi seperti yang tiada beristeri; dan orang yang menangis seperti yang tiada menangis, dan orang yang bersukacita seperti yang tiada bersukacita, dan orang yang membeli seperti yang tiada mempunyai; dan orang yang memakai dunia ini, pakailah seperti orang yang tiada memakai; karena keadaan dunia ini akan lenyap. Tetapi kehendak aku janganlah kamu kuatir. Maka orang yang tiada beristeri itu sangat ingat akan perkara daripada Tuhan, yaitu bagaimana ia dapat membuat Tuhan berkenan akan dia. Tetapi orang beristeri sangat ingat akan perkara dunia, yaitu bagaimana ia dapat membuat isterinya berkenan akan dia, dan hatinya bercabang dua. Maka perempuan yang tiada bersuami itu dan perawan sangat ingat akan perkara daripada Tuhan, supaya ia kudus, baik tubuh baik rohnya. Tetapi perempuan yang bersuami itu sangat ingat akan perkara dunia, yaitu bagaimana ia dapat membuat suaminya berkenan akan dia. Maka yang kukatakan ini berfaedah bagi kamu, bukannya aku hendak menjerat kamu, melainkan hendak menyempurnakan kamu, sehingga kamu bertekun kepada Tuhan dengan tiada kebimbangan. Tetapi jikalau seorang menyangkakan tiada menjalankan dengan sepatutnya kepada anak perawannya di dalam hal ia sudah lepas daripada akil balig, maka jikalau disangkanya perlu mengawinkan dia, biarlah ia berbuat sekehendak hatinya. Tiadalah ia berbuat dosa, maka bolehlah mereka itu kawin. Tetapi siapa yang tetap hatinya dan dengan tiada terpaksa, melainkan ada kuasa atas kehendaknya sendiri, dan sudah menetapkan di dalam hatinya hendak memeliharakan anak perawannya itu, maka perbuatannya itu baik juga. Oleh yang demikian maka orang yang mengawinkan anak perawannya itu baik perbuatannya dan orang yang tiada mengawinkan dia itu, lebih baik perbuatannya. Maka seorang perempuan yang bersuami terikat selagi suaminya itu hidup; tetapi jikalau suami itu mati, maka bebaslah ia berkawin dengan barangsiapa yang diperkenannya, asal di dalam Tuhan sahaja. Tetapi pada pemandanganku, ia lebih senang jikalau ia tinggal sebagaimana memang ada. Maka pada pikiranku, bahwa aku juga ada Roh Allah.
Pasal 8. Adapun akan hal barang yang dipersembahkan kepada berhala, kita ketahui "bahwa kita sekalian berpengetahuan." Maka pengetahuan itu membesarkan diri, tetapi kasih itu meneguhkan hati. Jikalau seorang menyangkakan dirinya mengetahui barang sesuatu, belumlah ia mengetahui sebagaimana patut diketahuinya. Tetapi jikalau barang seorang mengasihi Allah, ialah dikenal oleh Allah. Tentang hal makan makanan yang dipersembahkan kepada berhala itu, kita mengetahui bahwa berhala itu satu pun tidak di dalam dunia ini, dan tiadalah ada Allah lain hanya Yang Esa itu. Karena jikalau maklum dewa-dewa ada sekalipun, baik di langit, baik di atas bumi, sebagaimana ada dewa-dewa banyak dan penguasa pun banyak, tetapi kepada kita ada Satu sahaja, yaitu Allah Bapa, maka segala sesuatu daripada Dialah asalnya, dan kita menuju Dia, dan Tuhan pun Satu juga, yaitu Yesus Kristus, oleh sebab-Nyalah ada segala sesuatu, dan kita pun ada oleh sebab-Nya. Tetapi bukannya sekalian orang berpengetahuan ini. Maka ada beberapa orang yang hingga sekarang ini mahir dengan berhala dan makan yang sudah dipersembahkan kepada berhala, dan perasaan hati mereka itu, sebab lemah, menjadi najis. Sebenarnya makanan itu tiada membawa lebih dekat kepada Allah. Jikalau kita tiada makan sekalipun, tiada apa kekurangan kita, dan jikalau kita makan pun, tiada apa kelebihan kita. Tetapi ingatlah kamu, supaya jangan kebebasanmu itu menjadi suatu syak kepada orang yang lemah. Karena jikalau seorang memandang engkau yang berpengetahuan itu, duduk makan di dalam rumah berhala, tiadakah perasaan hatinya yang lemah itu menjadi berani hendak makan makanan yang dipersembahkan kepada berhala? Karena oleh sebab pengetahuanmu itu binasalah orang yang lemah, yaitu saudara itu, karenanya juga Kristus sudah mati. Tetapi jikalau atas peri demikian kamu berdosa kepada saudara-saudara itu, dan melukakan perasaan hatinya yang lemah itu, maka kamu juga berdosa kepada Kristus. Oleh sebab itu jikalau makanan mendatangkan syak kepada saudaraku itu, sekali-kali tiadalah aku mau makan daging lagi, supaya jangan aku mendatangkan syak kepada saudaraku.
Pasal 9. Bukankah aku bebas? Bukankah aku seorang rasul? Bukankah aku sudah memandang Yesus, Tuhan kita? Bukankah kamu ini jadi kenyataan pekerjaanku di dalam Tuhan? Jikalau aku bukannya rasul kepada orang lain, tetapi kepada kamu aku rasul; karena meterai jawatanku rasul itu kamu inilah di dalam Tuhan. Maka inilah jawabanku kepada orang yang memeriksai hal aku. Tiadakah kami berhak makan dan minum? Tiadakah kami berhak membawa beserta dengan kami seorang isteri Kristen, sama seperti lain-lain rasul, dan saudara-saudara Tuhan, dan Kefas? Atau aku dengan Barnabas sahajakah yang tiada berhak berhenti daripada pekerjaan tangan? Siapakah pernah menjadi laskar atas perbelanjaannya sendiri? Dan siapakah pula yang membuka kebun anggur tiada boleh makan buah-buahnya? Atau siapakah yang menggembalakan sekawan lembu dan yang tiada minum susunya itu? Adakah aku berkata ini cara manusia? Atau tiadakah kata Taurat sedemikian itu juga? Karena adalah tersurat di dalam Taurat Musa: Bahwa janganlah engkau menyimpai mulut lembu yang sedang mengirik itu. Adakah Allah memikirkan lembu itu? Atau adakah yang difirmankan-Nya itu semata-mata karena kita? Bahkan, karena kita juga sudah tersurat, bahwa orang yang menenggala itu harus menenggala dengan pengharapan, dan yang mengirik itu pun dengan pengharapan mendapat bahagian. Jikalau kami menabur benih rohani kepada kamu, suatu perkara besarkah jikalau kami menuai buah duniawi daripada kamu? Jikalau orang lain beroleh hak atas kamu, apatah lagi kami? Tetapi tiadalah kami menggunakan hak itu, melainkan kami menderita segala hal, supaya jangan kami menyekat Injil Kristus. Tiadakah kamu mengetahui, bahwa orang yang mengerjakan kewajiban rumah Allah, itu mendapat makan daripada rumah Allah, dan orang yang menunggu tempat korban itu pun mendapat bahagian dengan tempat korban itu? Demikianlah juga sudah ditetapkan oleh Tuhan, bahwa orang yang memberitakan Injil hendaklah mendapat kehidupannya daripada Injil itu. Tetapi aku ini tiada menggunakan satu pun daripada segala hal itu; dan bukannya aku menyuratkan hal itu, supaya dilakukan demikian kepadaku. Karena lebih baik aku mati daripada itu, maka kemegahanku itu tiada boleh disia-siakan, oleh seorang jua pun. Karena jikalau aku memberitakan kabar kesukaan, bukanlah megah kepadaku, sebab kewajiban itu tertanggung atasku; bahkan, wai atasku, jikalau tiada aku memberitakan kabar kesukaan itu. Karena jikalau aku berbuat demikian itu dengan kehendakku sendiri, adalah suatu pahala padaku; tetapi jikalau bukannya dengan kehendakku sendiri, maka ia itu suatu jawatan yang dipercayakan kepadaku. Jikalau demikian, apakah pahalaku? Inilah: Aku memberitakan kabar kesukaan itu dengan tiada berupah, sehingga aku tiada melakukan kebebasanku di dalam hal memberitakan Injil itu. Karena meskipun aku merdeka daripada orang sekalian, maka aku telah memperhambakan diriku untuk sekalian orang, supaya aku beroleh lebih banyak orang. Maka kepada orang Yahudi aku menjadi seperti seorang Yahudi, supaya aku memperoleh orang Yahudi itu. Dan kepada orang yang di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang di bawah hukum Taurat, walaupun aku sendiri tiada di bawah hukum Taurat, supaya aku memperoleh orang yang di bawah hukum Taurat itu. Maka kepada orang yang tiada mempunyai hukum Taurat, aku menjadi seperti orang yang tiada mempunyai hukum Taurat, meskipun aku tiada lepas daripada hukum Allah, melainkan takluk di bawah hukum Kristus, supaya aku memperoleh orang yang tiada mempunyai hukum Taurat. Maka kepada orang yang lemah aku menjadi seperti orang lemah, supaya aku memperoleh orang yang lemah. Maka kepada orang sekalian aku sudah menjadi segala sesuatu, supaya boleh dengan seboleh-bolehnya aku dapat menyelamatkan beberapa orang. Tetapi segala sesuatu itu aku perbuat karena sebab Injil itu, supaya aku masuk sama bahagian di dalamnya itu. Tiadakah kamu mengetahui, bahwa segala orang yang sedang berlari di tempat orang berlumba itu, semuanya berlari-lari, tetapi hanya seorang sahaja yang beroleh kemenangan? Maka hendaklah kamu berlari seperti yang demikian, supaya kamu beroleh kemenangan. Maka tiap-tiap orang perlawanan yang memahirkan diri di dalam permainan, bertahan di dalam segala sesuatu; mereka itu akan beroleh suatu makota yang akan binasa, tetapi kita ini beroleh suatu makota yang tiada akan binasa. Sebab itu aku ini berlari-lari sedemikian, bukannya dengan tiada berketentuan. Demikianlah juga tinjuku, bukannya seperti memalu angin, melainkan aku menyiksa tubuhku, dan aku memperhambakan dia, supaya jangan aku, yang sudah mengajar orang lain itu, sendiri akan terbuang.
Pasal 10. Maka bukannya aku suka kamu tiada mengetahui, hai saudara-saudaraku, bahwa nenek moyang kita telah ada di bawah awan dan sekaliannya itu melalui laut; dan sekaliannya telah dibaptiskan di dalam awan dan di dalam laut, supaya menjadi satu dengan Musa, dan sekaliannya telah makan makanan rohani yang serupa, dan sekaliannya telah minum minuman rohani yang serupa. Karena mereka itu telah minum daripada batu rohani yang mengikut mereka itu, maka batu itulah Kristus. Tetapi akan kebanyakan mereka itu Allah tiada berkenan. Sebab itulah mereka itu binasa di dalam padang belantara. Tetapi segala perkara itu menjadi teladan bagi kita, supaya jangan kita ingin akan perkara yang jahat, seperti mereka itu juga. Janganlah pula kamu menjadi penyembah berhala, sebagaimana beberapa mereka itu, karena telah tersurat: Bahwa kaum itu sudah duduk makan dan minum, lalu bangkit bermain. Janganlah kita juga mengerjakan zinah, seperti yang dikerjakan oleh beberapa mereka itu, dan di dalam satu hari sudah rebah mati dua puluh tiga ribu orang. Dan jangan kita pula mencobai Tuhan, sebagaimana beberapa mereka itu sudah mencobai, lalu dibinasakan oleh ular. Dan lagi jangan kamu bersungut-sungut, sebagaimana beberapa mereka itu sudah bersungut-sungut, lalu dibinasakan oleh malakulmaut. Segala perkara itu sudah berlaku atas mereka itu menjadi teladan, dan yang telah tersurat seperti nasehat bagi kita, orang akhir zaman. Sebab itu siapa yang menyangkakan dirinya itu tegak, hendaklah ia beringat jangan ia jatuh. Karena hanya pencobaan yang lazim kepada manusia sudah berlaku atas kamu. Tetapi Allah itu setiawan, yang tiada membiarkan kamu dicobai lebih daripada kekuatanmu, melainkan dengan pencobaan itu Ia akan mengadakan suatu jalan kelepasan, supaya cakap kamu menahannya. Sebab itu, hai segala kekasihku, larikanlah dirimu daripada menyembah berhala. Aku ini berkata seperti kepada orang yang bijak, kamu timbanglah barang yang kukatakan ini. Adapun cawan berkat yang kita berkati, bukankah ia itu persekutuan di dalam darah Kristus? Dan roti yang kita pecahkan, bukankah ia itu persekutuan di dalam tubuh Kristus? Sebab roti itu seketul, maka kita yang banyak ini menjadi tubuh sebatang, karena kita sekalian mendapat bahagian daripada roti yang seketul itu. Tengoklah adat bani Israel! Bukankah orang yang makan persembahan itu mengambil bahagian daripada persembahan itu? Bagaimanakah kataku? Bahwa barang yang dipersembahkan kepada berhala menjadi apa-apakah? Atau berhala itu menjadi apa-apakah? Melainkan inilah kataku, bahwa barang yang dipersembahkannya itu dipersembahkannya kepada segala setan, bukannya kepada Allah. Tetapi aku tiada suka kamu bersekutu dengan segala setan itu. Tiada boleh kamu minum daripada cawan Tuhan beserta dengan cawan segala setan. Dan tiada boleh kamu mendapat bahagian daripada hidangan Tuhan beserta dengan hidangan segala setan itu. Atau kita bangkitkankah kemurkaan Tuhan? Adakah kita lebih kuat daripada Tuhan? Segala sesuatu halal, tetapi bukan semuanya itu berfaedah. Maka segala sesuatu halal, tetapi bukan semuanya itu menetapkan hati. Biarlah tiada seorang pun mencari faedahnya sendiri, melainkan faedah orang lain. Maka barang sesuatu yang terjual di pasar daging, makanlah dengan tiada memeriksai sebab perasaan hati, karena Tuhan mempunyai bumi ini beserta dengan segala isinya. Jikalau barang seorang daripada orang kafir menjemput kamu dan kamu suka pergi, makanlah barang apa yang dihadapkan kepada kamu dengan tiada memeriksai sebab perasaan hati. Tetapi jikalau barang seorang berkata kepadamu, "Bahwa makanan ini sudah dipersembahkan kepada berhala," janganlah makan, sebab karena orang yang mengatakan demikian, dan sebab perasaan hati; artinya: Bukannya perasaan hati kamu sendiri, melainkan perasaan hati orang lain. Karena apakah sebabnya kemerdekaanku itu dihukumkan oleh perasaan hati orang lain? Jikalau aku ini dengan ucapan syukur menerima bahagianku, apakah sebabnya aku diumpat orang atas hal yang aku ucapkan syukur itu? Sebab itu, baik kamu makan atau minum, baik barang sesuatu perbuatanmu, perbuatlah sekalian itu kepada kemuliaan Allah. Janganlah kamu mendatangkan syak, baik kepada orang Yahudi, baik kepada orang Gerika, atau kepada sidang jemaat Allah, sebagaimana aku juga menyukakan orang sekalian di dalam segala perkara, bukannya dengan mencari faedahku sendiri, melainkan faedah orang banyak, supaya mereka itu beroleh selamat.
Pasal 11. Hendaklah kamu menurut teladanku, seperti aku pun menurut teladan Kristus. Aku memuji kamu sebab kamu ingat akan daku di dalam segala perkara, dan berpegang teguh kepada segala syarat, seperti yang telah kuserahkan kepadamu. Tetapi aku suka kamu mengetahui, bahwa kepala tiap-tiap laki-laki itu Kristus, dan kepala perempuan itu laki-laki, dan kepala Kristus itu Allah. Maka tiap-tiap laki-laki yang berdoa atau bernubuat dengan bertudung kepala, menghinakan kepalanya. Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan tiada bertudung kepala, menghinakan kepalanya, karena ia sama seperti sudah dicukur rambutnya. Karena jikalau seorang perempuan tiada bertudung, biarlah rambutnya digunting juga. Tetapi jikalau menjadi suatu malu kepada perempuan itu digunting atau dicukur rambutnya, biarlah ia bertudung. Karena laki-laki itu tiada patut menudung kepalanya, sebab ia peta dan kemuliaan Allah; tetapi perempuan itu kemuliaan laki-laki. Karena laki-laki itu bukan asalnya daripada perempuan, melainkan perempuan itu asalnya daripada laki-laki. Dan laki-laki itu bukannya dijadikan karena perempuan, melainkan perempuan itu karena laki-laki. Sebab itulah perempuan itu wajib memakai di kepalanya suatu tanda ia takluk, oleh sebab segala malaekat. Walaupun demikian, di dalam Tuhan perempuan bergantung kepada laki-laki, sama seperti laki-laki bergantung kepada perempuan. Karena seperti perempuan itu asalnya daripada laki-laki, demikian pula laki-laki jadi daripada perempuan; tetapi sekaliannya daripada Allah. Kamu timbangkanlah sendiri: Adakah patut seorang perempuan berdoa kepada Allah dengan tiada bertudung? Tiadakah keadaan itu sendiri menyatakan kepada kamu, bahwa jikalau seorang laki-laki ada berambut panjang menjadi suatu kehinaan kepadanya? Tetapi jikalau perempuan ada berambut panjang, menjadi suatu kemuliaan kepadanya! Karena rambutnya itu dikaruniakan kepadanya untuk penudung. Tetapi jikalau barang seorang suka berbantah-bantah, maka kita ini tiada menaruh adat yang demikian dan segala sidang jemaat Allah pun tidak. Tetapi di dalam memberi peraturan ini, tiadalah aku memuji kamu, sebab kamu datang berhimpun ini bukannya mendatangkan kebajikan, melainkan mendatangkan kejahatan. Karena pertama-tama aku dengar: Apabila kamu berhimpun di dalam sidang jemaat, adalah beberapa perbalahan timbul di antara kamu, dan aku percaya juga sedikit. Karena tak dapat tiada menjadi beberapa pihak di antara kamu juga, supaya orang yang setiawan itu menjadi nyata di antara kamu. Sebab itu, apabila kamu berhimpun sama sendiri, itu bukannya cara makan perjamuan Tuhan. Karena di dalam perjamuan itu masing-masing berebut-rebut makan makanannya sendiri, sehingga ada yang lapar, ada yang mabuk. Tiadakah ada bagimu rumah, tempat kamu makan dan minum? Atau kamu hinakankah sidang jemaat Allah, dan mempermalukan orang yang tiada menaruh apa-apa? Apakah hendak kukatakan kepadamu? Aku pujikah kamu? Di dalam hal ini tiada aku memuji kamu. Karena barang yang aku ini sudah terima daripada Tuhan, itulah juga aku serahkan kepada kamu, yaitu bahwa pada malam tatkala Tuhan Yesus diserahkan itu diambilnya roti; dan setelah sudah Ia mengucapkan syukur dipecah-pecahkan-Nya, sambil kata-Nya, "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan karena kamu; perbuatlah demikian, menjadi suatu peringatan akan Daku." Demikian juga cawan minuman itu, sesudah makan, kata-Nya, "Cawan minuman ini adalah perjanjian baharu di dalam darah-Ku. Maka seberapa banyak kali kamu minum, perbuatlah demikian menjadi suatu peringatan akan Daku." Karena seberapa banyak kali kamu makan roti ini dan minum daripada cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan hingga Ia datang. Sebab itu barangsiapa yang makan roti itu, dan minum daripada cawan Tuhan itu dengan tiada berlayak, maka salahlah ia kepada tubuh dan darah Tuhan. Tetapi hendaklah orang menguji dirinya sendiri, dan dengan demikian hendaklah ia makan roti dan minum daripada cawan itu. Karena orang yang makan dan minum dengan tiada membedakan tubuh Tuhan, maka ia makan dan minum suatu hukuman atas dirinya sendiri. Maka itulah sebabnya banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan bukan sedikit yang mati. Tetapi jikalau kita menyalahi diri kita sendiri, niscaya tiadalah kita dihukumkan. Tetapi jikalau kita dihukumkan, maka kita disiksa oleh Tuhan, supaya jangan kita akan terkena hukum bersama-sama dengan dunia ini. Sebab itu, hai saudara-saudaraku, apabila kamu berhimpun makan, nantikanlah kamu seorang akan seorang. Jikalau barang seorang lapar, biarlah ia makan di rumahnya, supaya jangan perhimpunanmu itu mendatangkan hukuman ke atasmu. Maka hal yang lain-lain itu aku hendak aturkan, apabila aku datang kelak.
Pasal 12. Adapun akan hal segala karunia yang rohani, hai saudara-saudaraku, tiada aku suka kamu tiada mengetahui. Maka kamu mengetahui, bahwa tatkala kamu lagi kafir, kamu sudah tertarik kepada berhala yang tiada bersuara itu, sebagaimana yang kamu sudah ditarik itu. Sebab itu aku menyatakan kepada kamu, bahwa dari antara orang-orang yang berkata-kata dengan ilham Roh Allah itu, tiada seorang pun mengatakan "Yesus itu laknat," dan tiada seorang pun dapat mengatakan "Yesus itu Tuhan" melainkan dengan Rohulkudus. Adalah berbagai-bagai karunia, tetapi roh-Nya itu Satu. Dan ada berbagai-bagai jawatan, tetapi Tuhannya itu Satu. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah itu juga yang mengerjakan segala hal itu di dalam sekalian orang. Tetapi kenyataan Roh itu dikaruniakan kepada masing-masing, supaya mendatangkan faedah. Karena kepada seorang dikaruniakan oleh Roh perkataan hikmat; dan kepada yang lain, perkataan marifat, menurut kuasa Roh itu juga; dan kepada orang lain, iman di dalam Roh itu juga; dan kepada yang lain, karunia menyembuhkan di dalam Roh yang Satu itu juga; dan kepada orang lain, perbuatan mujizat, dan kepada yang lain nubuat, dan kepada yang lain membedakan segala roh, dan kepada orang lain berjenis-jenis karunia lidah, dan kepada yang lain pengetahuan mengartikan makna lidah itu. Tetapi sekaliannya itu dikerjakan oleh Roh yang Satu itu juga dengan membahagi-bahagi kepada masing-masing, sebagaimana kehendak-Nya. Karena sebagaimana tubuh itu satu dan anggotanya banyak, dan segala anggota tubuh itu, meskipun banyak, menjadi satu tubuh, demikianlah juga Kristus. Karena di dalam Satu Roh juga kita sekalian sudah dibaptiskan menjadi satu tubuh, baik orang Yahudi, baik orang Gerika, baik abdi, baik orang yang merdeka; maka kita sekalian diisikan dengan Roh yang Satu juga. Karena tubuh itu pun bukannya satu anggotanya, melainkan banyak. Jikalau kaki berkata, "Bahwa sebab aku bukannya tangan, tiada aku terhisab kepada tubuh," maka bukanlah dengan sebab itu kaki itu tidak terhisab kepada tubuh. Dan jikalau telinga berkata, "Sebab aku bukannya mata, tiada aku terhisab kepada tubuh," maka bukanlah dengan sebab itu telinga itu tidak terhisab kepada tubuh. Jikalau segenap tubuh itu menjadi mata, di manakah pendengaran itu? Dan jikalau semuanya itu menjadi pendengaran, di manakah pencium itu? Tetapi Allah sudah mengaturkan segala anggota, tiap-tiap satu daripadanya di dalam tubuh, sebagaimana kehendak-Nya. Jikalau sekaliannya itu menjadi satu anggota, di manakah tubuh itu? Sungguhpun anggota itu banyak, tetapi tubuh satu sahaja. Maka tiadalah boleh mata itu berkata kepada tangan, "Aku tiada perlu akan dikau"; atau kepala pula berkata kepada kaki, "Aku tiada perlu akan kamu." Apatah lagi segala anggota tubuh yang rupanya sangat lemah, itu terlebih perlu. Dan anggota tubuh yang kita sangkakan kurang mulia itu, kita limpahkan kemuliaan ke atasnya, bahkan, anggota kita yang kurang elok itu beroleh lebih keelokan. Tetapi anggota kita yang elok tiada perlu yang demikian, melainkan Allah sudah mengaturkan tubuh itu dengan mengaruniakan lebih banyak kemuliaan kepada anggota yang berkekurangan itu, supaya jangan ada penceraian di dalam tubuh itu, melainkan segala anggota itu tolong-menolong satu dengan yang lain. Dan jikalau satu anggota itu merasai sakit, segala anggota itu pun sama merasai sakit; dan jikalau satu anggota dipermuliakan, segala anggota itu pun sama bersukacita. Maka kamu inilah tubuh Kristus, dan kamu masing-masing anggotanya. Maka Allah telah menetapkan beberapa orang di dalam sidang jemaat, pertama-tama rasul-rasul, kedua nabi-nabi, ketiga guru-guru, kemudian mujizat, kemudian pula kuasa menyembuhkan orang, pertolongan, perintahan, dan jenis-jenis karunia lidah. Semuanya itu rasulkah? Semuanya itu nabikah? Semuanya itu gurukah? Semuanya itu mengerjakan mujizatkah? Adakah semuanya beroleh kuasa menyembuhkan orang? Dapatkah semuanya itu berkata-kata dengan karunia lidah? Dapatkah semuanya itu mengertikan makna lidah? Tetapi usahakanlah dirimu akan beroleh segala karunia yang terlebih besar. Maka aku menunjukkan kepadamu suatu jalan yang terutama sekali.
Pasal 13. Jikalau aku berkata-kata dengan segala bahasa manusia dan malaekat sekalipun, tetapi aku tiada menaruh kasih, niscaya aku sudah menjadi seperti gong yang berbunyi, atau genta yang gemerincing. Dan jikalau aku dapat karunia bernubuat, dan aku mengetahui segala rahasia dan segala marifat, dan jikalau aku menaruh iman yang sempurna, sehingga dapat aku memindahkan segala gunung sekalipun, tetapi aku tiada menaruh kasih, niscaya aku bukan suatu apa pun. Jikalau aku sedekahkan segala hartaku menjamu orang miskin, dan jikalau aku serahkan tubuhku dibakar, tetapi aku tiada menaruh kasih, niscaya satu pun tiada berfaedah kepadaku. Adapun kasih itu panjang sabar dan penyayang; kasih itu tiada dengki; kasih itu tiada memegahkan dirinya, tiada sombong; tiada melakukan yang tiada senonoh, tiada mencari keuntungan dirinya sahaja; tiada pemarah; tiada menyimpan kesalahan orang; tiada gemar akan lalim, melainkan bersukacita dengan yang benar. Maka ia tahan menanggung segala sesuatu, dan percaya akan segala sesuatu, dan harap akan segala sesuatu, dan sabar akan segala sesuatu. Maka kasih itu tiada berkesudahan; tetapi nubuat itu akan ditiadakan, dan segala karunia lidah itu akan berhenti, dan segala marifat akan ditiadakan. Karena pengetahuan kita belum sempurna, dan hal kita bernubuat belum sempurna, tetapi apabila yang sempurna itu tiba, maka yang belum sempurna itu akan ditiadakan. Tatkala aku lagi kanak-kanak, aku bertutur seperti kanak-kanak, dan berasa seperti kanak-kanak, dan berpikir seperti kanak-kanak; sekarang semenjak sudah menjadi orang akil balig, maka keadaan kanak-kanak itu sudah kutiadakan. Karena sekarang ini kita nampak di dalam cermin muka kelam; tetapi pada masa itu kelak muka bertentang dengan muka. Maka sekarang pengetahuanku belum sempurna, tetapi pada masa itu aku akan mengetahui sebagaimana aku juga telah diketahui. Dengan yang demikian tinggallah iman, dan pengharapan, dan kasih, ketiga perkara ini, tetapi di dalam ketiganya itu yang terlebih besar, ialah kasih.
Pasal 14. Hambatlah olehmu kasih itu; dan lagi usahakanlah dirimu akan beroleh segala karunia yang rohani, tetapi terlebih pula supaya kamu bernubuat. Karena orang yang berkata-kata dengan karunia lidah itu, bukannya berkata kepada manusia, melainkan kepada Allah, karena tiada seorang pun mengerti, melainkan dengan Roh ia mengatakan rahasia. Tetapi orang yang bernubuat itu, ia mengatakan kepada manusia perkataan yang meneguhkan iman, dan nasehat dan penghiburan. Maka orang yang berkata-kata dengan karunia lidah itu meneguhkan imannya sendiri, tetapi orang yang bernubuat itu meneguhkan iman sidang jemaat. Aku suka jikalau kamu sekalian berkata-kata dengan karunia lidah, tetapi lebih lagi jikalau kamu bernubuat. Maka orang yang bernubuat itu lebih besar daripada orang yang berkata-kata dengan karunia lidah, kecuali jikalau yang berkata-kata dengan karunia lidah itu tahu mengartikan makna lidah itu, supaya sidang jemaat itu beroleh keteguhan iman. Tetapi jikalau demikian, hai saudara-saudaraku, jikalau kiranya aku datang berkata-kata kepadamu dengan karunia lidah, apakah aku menguntungkan kamu, jikalau tiada aku berkata-kata kepadamu dengan kenyataan atau dengan pengetahuan atau dengan nubuat atau dengan pengajaran? Walaupun benda yang tiada bernyawa, tetapi yang berbunyi, baik suling atau kecapi, jikalau tiada berlainan bunyinya, bagaimanakah dapat dikenal yang mana bunyi suling, yang mana bunyi kecapi itu? Karena jikalau nafiri berbunyi tiada berketentuan, siapakah gerangan bersiap akan berperang? Demikianlah juga kamu ini dengan lidahmu itu, jikalau tiada kamu melafalkan perkataan yang mudah dierti, bagaimanakah orang dapat mengerti barang yang dikatakan? Karena hal itu seolah-olah kamu membuangkan perkataan ke dalam angin. Adalah di dalam dunia ini sebegitu banyak jenis bahasa, dan satu pun tiada yang tiada bermakna. Sebab itu jikalau aku tiada mengetahui arti bahasa itu, maka aku menjadi kepada yang berkata-kata itu orang asing, dan yang berkata-kata itu menjadi orang asing kepadaku. Demikianlah juga kamu, sedang kamu mengusahakan dirimu akan beroleh karunia rohani, carilah supaya kamu berkelimpahan di dalam hal meneguhkan iman sidang jemaat. Sebab itu, hendaklah orang yang berkata-kata dengan karunia lidah itu berdoa, supaya ia dapat mengertikan bahasa itu. Karena jikalau aku berdoa dengan karunia lidah, maka rohku berdoa, tetapi akalku tiada mendatangkan faedah. Sekarang apakah halnya? Bahwa aku hendak berdoa dengan roh itu, dan aku hendak juga berdoa dengan akal itu; dan aku hendak menyanyi dengan roh itu, dan aku hendak juga menyanyi dengan akal itu. Jikalau tiada demikian, apabila engkau mengucapkan syukur dengan roh, bagaimanakah orang, yang tiada berkarunia itu, boleh mengaminkan ucapan syukurmu, sedang ia tiada mengerti apa katamu? Karena sesungguhnya, engkau ini mengucapkan syukur dengan sepatutnya, tetapi orang lain tiada terbangun imannya. Maka mengucap syukurlah aku kepada Allah, sebab aku tahu berkata-kata dengan karunia lidah, lebih daripada kamu sekalian. Tetapi di dalam sidang jemaat aku lebih suka mengatakan lima perkataan dengan akalku, supaya aku mengajar orang lain daripada sepuluh ribu perkataan dengan karunia lidah. Hai saudara-saudaraku, janganlah kamu menjadi budak-budak di dalam akalmu, melainkan di dalam hal kejahatan patutlah kamu menjadi kanak-kanak; tetapi di dalam akalmu itu hendaklah kamu menjadi sempurna. Maka di dalam hukum Taurat adalah tersurat: Bahwa dengan orang yang berbahasa asing dan bibir bangsa asing akan Kukatakan kepada kaum ini. Walaupun demikian, maka tiada juga mereka itu mendengar akan Daku, firman Tuhan. Sebab itu segala karunia lidah itu menjadi suatu tanda, bukannya kepada orang yang beriman, melainkan kepada orang yang tiada beriman, tetapi nubuat itu bukannya bagi orang yang tiada beriman, melainkan bagi orang yang beriman. Oleh yang demikian, jikalau segenap sidang jemaat berhimpun bersama-sama, dan sekalian sedang berkata-kata dengan karunia lidah, lalu masuk orang yang tiada berkarunia atau orang yang tiada beriman, tiadakah mereka itu mengatakan, bahwa kamu ini gila? Tetapi jikalau sekaliannya sedang bernubuat, lalu masuk seorang yang tiada beriman atau tiada berkarunia itu, maka orang itu akan ditempelak oleh sekaliannya, dan dikira-kirakan oleh sekaliannya itu, sehingga perasaan hatinya pun ketara, dan dengan demikian sujudlah ia menyembah Allah sambil menyatakan, bahwa dengan sesungguhnya Allah ada di antara kamu. Sekarang bagaimanakah halnya, hai saudara-saudaraku? Bahwa apabila kamu berhimpun, biarlah masing-masing ada dengan mazmur, ada dengan pengajaran, ada dengan kenyataan, ada dengan karunia lidah, ada dengan pengetahuan mengertikan makna lidah itu. Maka hendaklah segala hal itu meneguhkan iman. Jikalau barang seorang berkata-kata dengan karunia lidah, biarlah dua orang atau sebanyak-banyaknya tiga orang, tetapi seorang lepas seorang, dan biarlah seorang mengertikan maknanya. Tetapi jikalau tiada orang yang tahu mengertikan, biarlah ia berdiam diri di dalam sidang jemaat itu, hanya berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah. Dan biarlah dua atau tiga orang yang bernubuat itu berkata-kata, dan yang lain-lain itu menimbangkan kata-katanya. Tetapi jikalau kepada seorang yang duduk di situ masuk suatu ilham, hendaklah orang yang pertama itu berdiam diri. Karena sekalian kamu boleh bernubuat seorang lepas seorang, supaya sekaliannya boleh paham dan sekaliannya dinasehatkan. Adapun roh nabi-nabi itu takluk kepada nabi-nabi; karena Allah Ialah Tuhan sejahtera, bukannya kusut. Maka seperti di dalam segala sidang jemaat orang suci, hendaklah segala perempuan berdiam dirinya di dalam sidang-sidang jemaat itu. Karena tiada diizinkan kepada mereka itu berkata-kata melainkan wajiblah mereka itu takluk, seperti kata Taurat juga. Jikalau mereka itu suka belajar apa-apa, biarlah mereka itu bertanya kepada suaminya sendiri di rumah, karena menjadi suatu aib bagi perempuan berkata-kata di dalam sidang jemaat. Daripada kamukah firman Allah itu sudah keluar? Atau kepada kamu sahajakah firman itu sudah sampai? Jikalau barang seorang menyangkakan dirinya nabi atau orang rohani, hendaklah ia mengetahui barang yang aku suratkan kepadamu itulah hukum Tuhan. Tetapi jikalau barang seorang tiada hendak mengetahuinya, biarlah ia tiada mengetahui. Sebab itu, hai saudara-saudaraku, usahakanlah dirimu akan bernubuat, dan janganlah menahan orang berkata-kata dengan karunia lidah. Tetapi segala perkara itu hendaklah dilakukan dengan senonoh dan dengan peraturannya.
Pasal 15. Maka aku menyatakan kepada kamu, hai saudara-saudaraku, akan Injil yang aku beritakan kepada kamu, dan yang telah kamu terima itu, dan yang di dalamnya juga kamu berdiri tetap, dan olehnya juga kamu beroleh selamat, asal kamu berpegang teguh kepada perkataan yang kuberitakan kepada kamu, kecuali imanmu itu sia-sia. Karena pertama-tama kuserahkan kepada kamu barang yang telah kuterima juga, yaitu bahwa Kristus mati itu karena dosa kita setuju dengan nas Alkitab, dan Ia sudah dikuburkan, dan pada hari yang ketiga Ia sudah dibangkitkan pula setuju dengan nas Alkitab, dan Ia sudah kelihatan kepada Kefas, kemudian kepada kedua belas orang itu; kemudian daripada itu Ia kelihatan pula kepada saudara lebih daripada lima ratus orang di dalam sekaligus, maka kebanyakan mereka itu lagi hidup hingga sekarang, tetapi beberapa orang yang sudah meninggal. Kemudian Ia kelihatan kepada Yakub, kemudian pula kepada segala rasul. Pada akhir sekali Ia kelihatan kepada aku juga, yang seperti anak guguran. Karena aku inilah yang terlebih hina di antara segala rasul itu, sehingga tiada layak aku digelar rasul, oleh sebab aku sudah menganiayakan sidang jemaat Allah. Tetapi oleh sebab anugerah Allah aku telah menjadi sebagai aku ada; dan anugerah-Nya kepadaku itu tidak menjadi sia-sia, melainkan aku berlelah lebih daripada mereka itu sekalian; tetapi bukannya aku, melainkan anugerah Allah yang beserta dengan aku. Sebab itu, baik aku, baik mereka itu, sebagaimana kami beritakan, begitulah juga kamu telah percaya. Jikalau Kristus diberitakan orang, bahwa Ia sudah dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimanakah beberapa orang di antara kamu boleh mengatakan bahwa tidak ada kebangkitan orang mati? Tetapi jikalau tidak ada kebangkitan orang mati, niscaya Kristus pun tiada dibangkitkan. Jikalau Kristus tiada dibangkitkan, sia-sialah pemberitaan kami, dan sia-sialah juga iman kamu. Dan lagi nyatalah kami saksi dusta dari hal Allah, sebab kami menyaksikan bersalahan tentang Allah bahwa Ia sudah membangkitkan Kristus yang tiada dibangkitkan-Nya, jikalau sungguh orang mati tiada dibangkitkan. Karena jikalau orang mati tiada dibangkitkan, niscaya Kristus pun sudah tiada dibangkitkan. Tetapi jikalau Kristus tiada dibangkitkan, sia-sialah iman kamu, dan lagi kamu tinggallah di dalam dosamu. Demikian juga segala orang yang telah mati di dalam Kristus itu pun telah binasa. Jikalau di dalam kehidupan ini sahaja kita berharap kepada Kristus, maka kitalah yang terlebih malang daripada sekalian manusia. Tetapi sesungguhnya Kristus sudah dibangkitkan dari antara orang mati, menjadi buah sulung di antara segala orang yang sudah mati. Karena sedang maut itu diadakan oleh sebab seorang manusia, begitu juga kebangkitan dari antara orang mati itu diadakan oleh sebab seorang manusia. Karena sama seperti di dalam Adam mati segala manusia, begitu juga di dalam Kristus sekaliannya akan dihidupkan. Tetapi masing-masing menurut peraturan gilirannya; adapun buah sulung itulah Kristus, kemudian segala umat Kristus pada masa kedatangannya kelak. Kemudian tiba kesudahan itu, apabila diserahkannya kerajaan itu kepada Allah, Bapa, setelah dilenyapkannya segala perintah, dan segala kuasa memerintah, dan kuat kuasa. Karena tak dapat tiada Ia memerintah menjadi raja, sehingga Allah menaklukkan segala musuh di bawah kaki-Nya. Adapun musuh yang akhir sekali yang dilenyapkan, yaitu maut. Karena "segala sesuatu sudah ditaklukkan Allah ke bawah kaki-Nya." Tetapi apabila difirmankan-Nya bahwa segala sesuatu sudah ditaklukkan, maka nyatalah Ia, yang menaklukkan segala sesuatu itu, terkecuali. Apabila segala sesuatu sudah ditaklukkan kepada-Nya itu, maka pada masa itu Anak itu pun akan menaklukkan diri-Nya kepada Dia, yang menaklukkan segala sesuatu kepada-Nya, supaya Allah menjadi semuanya di dalam sekalian. Jikalau tiada demikian, apakah sebabnya orang mau dibaptiskan karena orang mati? Jikalau langsung orang mati itu tiada dibangkitkan, apakah sebabnya orang dibaptiskan juga karena orang mati itu? Apakah sebabnya kita ini setiap waktu masuk ke dalam bahaya? Setiap-tiap hari aku menahan mati, hai saudara-saudaraku, demi kemegahanku dari hal kamu yang ada padaku di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Jikalau dengan peri manusia sudahlah aku berlaga dengan binatang buas di Epesus, apakah faedahnya kepadaku? Jikalau orang mati tiada dibangkitkan, marilah kita makan dan minum, karena besok kita mati. Janganlah tersesat: Pergaulan yang jahat merusakkan kelakuan yang baik. Hendaklah kamu sadar dengan sepatutnya dan jangan berbuat dosa; karena ada beberapa orang yang tiada mengenal Allah. Aku mengatakan ini, supaya kamu berasa malu. Tetapi ada orang akan berkata, "Peri bagaimanakah orang mati itu dibangkitkan? Dan dengan rupa tubuh semacam apakah mereka itu datang?" Hai orang bodoh! Barang yang engkau ini taburkan, tiada diberi hidup sebelum mati. Dan yang engkau tabur itu, bukannya engkau menabur tubuh yang boleh menjadi, melainkan biji yang berkupas, barangkali gandum atau lain-lain. Tetapi Allah mengaruniai dia suatu tubuh sebagaimana kehendak-Nya, dan kepada tiap-tiap jenis benih tubuhnya sendiri. Maka bukannya segala yang bernyawa itu sejenis, melainkan manusia lain jenis, binatang lain jenis, burung lain jenis, ikan lain jenis. Dan adalah beberapa lembaga di langit, dan beberapa lembaga di bumi; tetapi kemuliaan lembaga yang di langit itu lain, dan kemuliaan lembaga yang di bumi itu lain. Kemuliaan matahari lain, dan kemuliaan bulan lain, dan kemuliaan bintang-bintang lain; karena suatu bintang berbeda dengan bintang yang lain tentang kemuliaannya. Demikianlah juga kebangkitan orang mati. Adalah ditaburkan dengan peri kebinasaan, dibangkitkan dengan peri tiada kebinasaan; ditaburkan dengan kehinaan, dibangkitkan dengan kemuliaan; ditaburkan dengan kelemahan, dibangkitkan dengan kuasa; ditaburkan tubuh nafsani, dibangkitkan tubuh rohani. Jikalau ada tubuh nafsani, adalah juga tubuh rohani. Demikian juga ada tersurat: Bahwa manusia yang pertama, yaitu Adam, menjadi nyawa yang hidup. Maka Adam yang akhir itu menjadi roh yang menghidupkan. Tetapi bukan mula-mula menjadi yang rohani, melainkan yang nafsani, kemudian yang rohani itu. Maka manusia yang pertama itu berasal daripada bumi, yaitu tanah, manusia yang kedua itu berasal dari surga. Maka sebagaimana yang daripada bumi itu, demikianlah juga segala orang yang daripada bumi. Dan sebagaimana yang dari surga itu, demikianlah juga segala yang dari surga asalnya. Dan sebagaimana kita memakai rupanya yang daripada bumi ini, demikianlah juga kita akan memakai rupanya yang daripada surga itu. Tetapi inilah kukatakan, hai saudara-saudaraku, bahwa daging dan darah tiada dapat mewarisi kerajaan Allah; dan keadaan yang akan binasa tiada mewarisi keadaan yang tiada akan binasa. Ingatlah, aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: Bahwa bukan sekalian kita ini akan mati, tetapi kita sekalian akan diubahkan, di dalam sesaat, di dalam sekejap mata pada bunyi sangkakala yang akhir; karena sangkakala akan berbunyi, dan segala orang mati akan dibangkitkan dengan keadaan yang tiada akan binasa, dan kita ini akan diubahkan. Karena tak dapat tiada keadaan yang akan binasa ini akan memakai keadaan yang tiada akan binasa, dan peri yang akan mati ini tak dapat tiada akan memakai peri yang tiada akan mati. Tetapi apabila keadaan yang akan binasa ini sudah memakai keadaan yang tiada akan binasa, dan peri yang akan mati ini sudah memakai peri yang tiada akan mati, baharulah akan sampai kelak perkataan yang tersurat ini: Bahwa maut sudah ditelan di dalam kemenangan. Hai maut, di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu? Adapun sengat maut itulah dosa, dan kuasa dosa itulah Taurat; tetapi syukurlah kepada Allah yang mengaruniai kita kemenangan oleh sebab Tuhan kita Yesus Kristus. Sebab itu, hai saudara-saudara yang kukasihi, hendaklah kamu tetap dengan tiada bergerak, dan senantiasalah berusaha di dalam pekerjaan Tuhan, karena kamu mengetahui, bahwa usahamu tiada sia-sia di dalam Tuhan.
Pasal 16. Adapun akan hal mengumpulkan uang untuk orang suci itu, sebagaimana yang telah kupesankan kepada segala sidang jemaat di Galatia, demikian juga hendaklah kamu perbuat. Pada tiap-tiap hari Ahad, hendaklah kamu masing-masing menyimpankan uang di dalam persimpanannya sendiri atas kadarnya, supaya jangan pada masa aku datang, baharu hendak dikumpulkan. Apabila aku tiba kelak, maka dengan surat aku akan menyuruhkan orang, yaitu orang kepercayaan yang kamu pilih, membawa pemberianmu itu ke Yeruzalem. Dan jikalau mustahak pula aku ini pergi, bolehlah mereka itu pergi dengan aku. Tetapi aku akan datang kepadamu, apabila aku sudah melalui negeri Makedonia, karena aku hendak melalui Makedonia dahulu. Tetapi barangkali aku akan tinggal beberapa lamanya dengan kamu, ataupun akan tinggal semusim dingin, supaya kamu boleh mengantar aku barang ke mana aku hendak pergi. Maka kali ini aku tiada mau singgah sahaja kepadamu, melainkan aku harap hendak tinggal beberapa lamanya serta kamu, jikalau diizinkan Tuhan. Tetapi aku akan tinggal di Epesus hingga kepada hari Pentakosta, karena sudah terbuka bagiku suatu pintu yang besar dan kelapangan, dan ada banyak lawan di situ. Jikalau datang Timotius, tolonglah supaya ia beserta kamu dengan tiada takut, karena ia mengerjakan pekerjaan Tuhan seperti aku ini juga. Sebab itu biarlah jangan barang seorang menghinakan dia. Tetapi hendaklah kamu mengantar dia berjalan dengan sejahteranya, supaya ia boleh datang kepadaku, karena aku menantikan dia dengan segala saudara itu. Adapun akan saudara kita Apollos, aku sudah minta dia sangat-sangat, supaya ia pergi kepadamu dengan saudara-saudara itu. Maka sekali-kali tiada ia mau pergi sekarang ini, tetapi ia akan datang juga apabila ia mendapat ketika yang baik. Berjagalah kamu, berdirilah tetap di dalam iman, lakukanlah dirimu seperti laki-laki, biarlah kamu jadi gagah. Biarlah segala perbuatan kamu dengan kasih. Hai saudara-saudaraku, aku mintalah kamu: (kamu kenal orang isi rumah Stepanus, bahwa ialah buah sulung di negeri Akhaya, dan yang mereka itu menyerahkan dirinya sendiri melayani orang-orang suci), supaya kamu ini pun takluk kepada orang yang demikian dan kepada tiap-tiap orang yang membantu dan berusaha. Maka aku bersukacita akan kedatangan Stepanus dan Portunatus serta Akhaikus, karena mereka itu sudah menggenapi barang yang kurang bagi pihak kamu. Karena mereka itu sudah menyegarkan hatiku dan hatimu. Sebab itu indahkanlah orang yang demikian itu. Segala sidang jemaat yang di Asia berkirim salam kepadamu. Maka Akila dan Periskila pun berkirim salam banyak-banyak kepadamu di dalam Tuhan beserta dengan segala sidang jemaat yang di dalam rumahnya itu. Segala saudara berkirim salam kepadamu. Hendaklah kamu bersalam-salaman sama sendirimu dengan kucup yang kudus. Inilah salam daripada aku, Paulus, dengan bekas tanganku sendiri. Jikalau barang seorang tiada mengasihi Tuhan itu, biarlah ia terlaknat. Maranata! (artinya Tuhan kami, datanglah!) Maka anugerah Tuhan Yesus itu menyertai kiranya kamu. Adalah kasihku menyertai kamu sekalian di dalam Kristus Yesus.
Pasal 2. Sebab itu tiadalah dapat engkau mendalihkan dirimu, hai orang, siapa pun engkau yang menyalahkan orang; karena di dalam hal engkau menyalahkan orang lain, engkau sudah menyalahkan dirimu sendiri; sebab engkau yang menyalahkan itu berbuat sedemikian itu juga. Maka termaklumlah kepada kita bahwa hukum Allah itu jatuh dengan adil ke atas orang yang melakukan sedemikian itu. Hai orang, yang menyalahkan orang yang berbuat demikian itu, padahalnya engkau melakukan sedemikian itu juga, adakah engkau sangkakan, engkau ini terlepas daripada hukum Allah? Atau engkau hinakankah kemurahan-Nya yang limpah dan sabar dan panjang hati-Nya, dengan tiada mengetahui bahwa kemurahan Allah itu menarik engkau kepada hal bertobat? Tetapi menurut degilmu dan hati yang tiada mau bertobat, engkau menghimpunkan kemurkaan ke atas dirimu untuk hari murka dan kenyataan hukum Allah yang adil. Yang akan membalas ke atas tiap-tiap orang menurut perbuatan masing-masing, yaitu hidup yang kekal untuk orang yang mencari kemuliaan dan kehormatan dan peri yang tiada berkebinasaan di dalam berbuat baik dengan tekunnya; tetapi murka dan geram itu ke atas orang yang loba dan tiada taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman, siksa dan ketakutan itu ke atas tiap-tiap jiwa manusia yang mengerjakan kejahatan itu, terutama sekali orang Yahudi, demikian juga orang Gerika; tetapi kemuliaan dan kehormatan dan sejahtera itu untuk tiap-tiap orang yang mengerjakan kebajikan, terutama sekali untuk orang Yahudi, demikian juga orang Gerika. Sebab Allah tiada menilik atas rupa orang. Karena seberapa banyak orang yang berbuat dosa, dengan tiada bertaurat, akan dibinasakan juga di luar hukum Taurat; dan seberapa banyak orang yang berbuat dosa, sedang takluk di bawah hukum Taurat, akan dihukumkan oleh Taurat itu. Karena bukannya orang yang mendengar bunyi Taurat itu benar kepada Allah, melainkan orang yang mengamalkan hukum Taurat itu akan dibenarkan. Karena jikalau orang kafir yang tiada bertaurat itu, dengan tabiatnya sendiri, berbuat seperti hukum Taurat itu, maka orang itulah yang tiada bertaurat ini menjadi Taurat bagi dirinya, melakukan diri seperti orang yang menunjukkan bahwa isi Taurat itu tertulis di dalam hatinya, dan perasaan hatinya menyaksikan demikian itu, dan pikiran mereka itu di antara sama sendirinya itu berbalah-balah atau pun membenarkan dia pada hari Allah menghakimkan segala rahasia manusia itu oleh sebab Kristus Yesus, bersetuju dengan Injil yang kuberitakan. Tetapi jikalau engkau berpegang kepada nama Yahudi sambil berharap kepada Taurat dan memegahkan dirimu tentang Allah, serta mengetahui kehendak-Nya dan membedakan makna yang terutama sebab diajari dari dalam Taurat, dan jikalau engkau yakin akan dirimu menjadi pemimpin orang buta dan penerang bagi orang yang di dalam gelap, dan pelatih orang jahil, dan guru kanak-kanak, sebab engkau menaruh hakekat pengetahuan dan segala yang benar di dalam Taurat itu; jikalau begitu, hai engkau yang mengajar orang lain, tiadakah engkau mengajar dirimu sendiri? Engkau yang mengajarkan bahwa jangan orang mencuri, tetapi engkau mencurikah? Engkau yang mengatakan orang jangan berzinah, tetapi engkau berzinahkah? Engkau yang membenci segala berhala, tetapi engkau rampaskah rumah berhala? Engkau yang memegahkan dirimu di dalam hal Taurat, tetapi engkau hinakankah Allah dengan melanggar hukum Taurat? Karena nama Allah dihujat oleh sebab kamu di antara orang kafir, seperti yang telah tersurat itu. Adapun sunat itu sebenarnya berfaedah juga, jikalau engkau mengikut hukum Taurat itu; tetapi jikalau engkau menjadi pelanggar hukum Taurat, maka sunatmu itu pun menjadi batal. Sebab itu, jikalau orang yang tiada bersunat itu menurut segala hakekat hukum Taurat itu, bukankah yang tiada bersunat itu terhisab bersunat juga? Dan orang yang memang tiada bersunat, tetapi melakukan hukum Taurat itu, akan menyalahkan engkau yang menjadi pelanggar hukum Taurat, walaupun engkau berkitab dan bersunat itu. Karena yang sebenar Yahudi itu, bukannya Yahudi pada lahir sahaja, dan yang sebenar sunat itu bukannya sunat yang lahir pada tubuhnya sahaja; melainkan Yahudi yang sebenarnya itu, ialah Yahudi yang pada batinnya, dan sunat yang sebenarnya itu, ialah sunat hati, yaitu yang rohani, bukannya menurut sebagaimana rukun. Maka kepujian orang itu bukannya daripada manusia melainkan daripada Allah.
Pasal 3. Jikalau demikian, apakah kelebihan orang Yahudi? Atau apakah faedahnya sunat itu? Banyaklah di dalam berbagai-bagai peri. Pertama-tama sebab segala firman Allah sudah diamanatkan kepada mereka itu. Karena apakah halnya? Jikalau beberapa orang menjadi tiada beriman, dapatkah ketiadaan iman mereka itu membatalkan setiawan Allah? Sekali-kali tidak, melainkan Allah itu benar, tetapi segala manusia pembohong, seperti yang tersurat ini: Supaya Engkau nyata benar di dalam firman-Mu, dan menang apabila Engkau disalahkan orang. Tetapi jikalau kesalahan kita menyatakan keadilan Allah, apakah hendak kita katakan? Lalimkah Allah menurunkan murka-Nya? (aku berkata ini cara manusia). Sekali-kali tidak, karena jikalau demikian, bagaimanakah Allah menghakimkan dunia ini? Tetapi jikalau kebenaran Allah oleh sebab dustaku itu melimpah kepada kemuliaan-Nya, apakah sebabnya aku lagi dihukumkan seperti orang berdosa? Dan apakah sebabnya kami tiada berkata (seperti kami difitnahkan oleh beberapa orang bahwa kami sudah berkata), "Biarlah kita berbuat jahat, supaya baiknya datang?" maka mereka itu terkena hukum dengan adil. Sekarang bagaimanakah? Adakah kita orang Yahudi menaruh suatu kelebihan? Sekali-kali tidak, karena dahulu kami sudah menyalahkan orang Yahudi dan juga orang Gerika, bahwa mereka itu sekalian tertakluk ke bawah dosa; seperti yang tersurat demikian ini: Bahwa tiadalah seorang yang benar, bahkan, seorang pun tiada, tiadalah seorang yang berakal, tiadalah seorang yang menuntut akan Allah; sekalian mereka itu sudah menyimpang ke lain, sekaliannya itu menjadi sia-sia; tiadalah seorang yang berbuat kebajikan, bahkan, seorang pun tidak; maka kerongkongnya itu seperti kubur yang terbuka; dengan lidahnya mereka itu membuat tipu daya, maka bisa ular tedung itu ada di bibirnya, dan mulutnya penuh dengan kutuk dan kebengisan, kakinya pantas pada menumpahkan darah orang; segala jalannya mendatangkan kebinasaan dan kemalangan; dan jalan sejahtera tiada dikenalnya; maka ketakutan akan Allah tiada di hadapan matanya. Tetapi kita ketahui: Bahwa seberapa banyak yang dikatakan di dalam Taurat, itulah yang dikatakan kepada orang yang takluk di bawah hukum Taurat, supaya tiap-tiap mulut orang boleh dikatupkan dan seisi dunia ini jatuh ke bawah hukuman Allah. Karena dengan melakukan hukum Taurat tiada seorang pun dibenarkan; sebab dari dalam Taurat itu datang pengenalan dosa sahaja. Tetapi sekarang dengan tiada bertaurat sudah dinyatakan kebenaran Allah, yang disaksikan oleh Taurat dan nabi-nabi, yaitu kebenaran Allah oleh sebab iman kepada Yesus Kristus untuk sekalian orang yang percaya; karena tiada perbedaan, sebab sekaliannya sudah berbuat dosa dan kurang kemuliaan daripada Allah, serta dibenarkan cara karunia sahaja, dengan anugerah Allah, oleh sebab penebusan yang ada di dalam Yesus Kristus, yang di hadapan Allah menjadi pendamai dengan jalan iman kepada darah-Nya, akan menunjukkan kebenaran-Nya, sebab dibiarkan-Nya segala dosa yang terdahulu di dalam masa panjang sabar Allah, akan menunjukkan kebenaran-Nya itu pada masa ini, bahwa Ia sendiri ada adil, dan Ia membenarkan pula orang yang menaruh iman kepada Yesus. Jikalau begitu, di manakah kemegahan itu? Itu sudah ditolak. Atas hukum manakah? Atas hukum melakukan syariat Tauratkah? Bukan, melainkan atas hukum iman. Sebab itu kami sifatkan, bahwa orang dibenarkan oleh iman, bukan dengan melakukan syariat Taurat. Atau adakah Allah itu Tuhan orang Yahudi sahaja? Bukankah Ia itu Tuhan orang kafir juga? Bahkan, untuk orang kafir itu juga. Karena Allah itu memang Esa, yang akan membenarkan orang yang bersunat dari sebab iman, dan orang yang tiada bersunat itu pun oleh sebab iman. Jikalau begitu, adakah kami membatalkan Taurat oleh sebab iman itu? Sekali-kali tidak, melainkan kami meneguhkan Taurat.
Pasal 4. Apakah hendak kita katakan dari hal Ibrahim, nenek moyang Karena jikalau Ibrahim itu dibenarkan oleh sebab perbuatannya, ada juga kemegahan padanya, tetapi bukannya kepada Allah. Karena apakah kata Alkitab? Bahwa Ibrahim percaya akan Allah, maka itulah dihisabkan kepadanya menjadi kebenaran. Maka kepada orang yang bekerja itu, adalah gajinya, bukan dihisabkan seperti pemberian, melainkan seperti hak; tetapi kepada orang yang tiada bekerja, melainkan percaya akan Dia yang membenarkan orang fasik itu, maka imannya itu dihisabkan menjadi kebenaran. Sama seperti Daud pun mengatakan bahagia atas orang itu yang dihisabkan Allah kepadanya kebenaran, dengan tiada perbuatan itu, katanya: Berbahagialah segala orang yang diampunkan kesalahannya dan dosanya sudah tertudung; berbahagialah orang yang tiada akan dihisab dosanya oleh Tuhan. Jikalau begitu, bahagia itu diuntukkan kepada orang yang bersunat sahajakah? Atau kepada orang yang tiada bersunat juga? Karena kami mengatakan, bahwa kepada Ibrahim itu imannya dihisabkan menjadi kebenaran. Tetapi bagaimanakah iman itu sudah terhisab kepadanya? Tatkala ia sudah bersunatkah? Atau belum bersunatkah? Bukannya pada masa bersunat, melainkan pada masa belum bersunat, dan tanda sunat itu diterimanya menjadi meterai kebenaran, yang daripada iman, tatkala ia belum bersunat; karena atas peri demikian ia menjadi bapa sekalian orang yang beriman walaupun mereka itu tiada bersunat, supaya kebenaran itu dihisabkan kepada mereka itu, dan lagi menjadi bapa orang yang bersunat itu pun, yaitu orang-orang yang bukannya bersunat sahaja, melainkan yang mengikut tapak iman Ibrahim, bapa kita, tatkala ia belum bersunat. Karena bukannya oleh sebab Taurat datang perjanjian itu kepada Ibrahim dan benihnya, bahwa ia menjadi waris dunia ini, melainkan oleh sebab kebenaran yang daripada iman. Karena jikalau orang yang melakukan syariat Taurat menjadi waris itu, niscaya sia-sialah iman itu, dan perjanjian itu pun batallah. Karena yang didatangkan oleh Taurat itu murka, tetapi barang di mana yang tiada bertaurat, di situ tiadalah pelanggar hukum. Itulah sebabnya warisan itu beralas kepada iman, yaitu menurut anugerah, supaya perjanjian itu tetap kepada segenap benihnya, bukannya kepada yang bertaurat sahaja, melainkan kepada yang beriman seperti Ibrahim, yang menjadi bapa kita sekalian, (seperti yang tersurat: Bahwa Aku sudah menjadikan engkau bapa kepada beberapa banyak bangsa), di hadapan Yang dipercayainya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati, dan menyebutkan barang yang tidak ada sama seperti sudah ada. Karena tatkala Ibrahim sudah hilang pengharapan, maka ia sudah harap juga dengan iman, yang ia menjadi bapa kepada beberapa banyak bangsa, sebagaimana yang difirmankan: Bahwa demikianlah akan jadi benihmu kelak. Dan dengan tiada lemah di dalam imannya, ia tampak dirinya sendiri seperti sudah mati karena umurnya sekira-kira seratus tahun, dan kandungan Sarah pun sudah mati; tetapi sebab ingat akan perjanjian Allah tiadalah ia bimbang, dengan tiada iman, melainkan ia makin dikuatkan oleh imannya, dengan mempermuliakan Allah, dan sangat yakin, bahwa Allah berkuasa menyampaikan barang yang dijanjikan-Nya. Itulah sebabnya juga imannya itu dihisabkan kepadanya menjadi kebenaran. Tetapi perkataan "dihisabkan kepadanya itu" bukannya tersurat kepada Ibrahim sahaja, melainkan karena kita juga, akan dihisabkan itu kelak bagi kita yang percaya akan Dia, Yang sudah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati, yaitu Yang telah diserahkan karena segala dosa kita dan Yang dibangkitkan karena sebab hal membenarkan kita.
Pasal 5. Di dalam hal kita dibenarkan oleh karena iman, ada kita beroleh sentosa dengan Allah oleh sebab Tuhan kita, Yesus Kristus, yang oleh-Nya juga kita diberi masuk, oleh sebab iman, kepada anugerah ini, yang di dalamnya itu kita hidup; maka kita bermegah-megah dari sebab pengharapan akan kemuliaan Allah. Tetapi bukannya itu sahaja, melainkan juga kita bermegah-megah di dalam kesukaran, sebab mengetahui, bahwa kesukaran itu mendatangkan sabar, dan sabar itu mendatangkan hati yang teguh, dan hati yang teguh itu mendatangkan pengharapan, dan pengharapan itu tiada mempermalukan, sebab kasih Allah sudah dicurahkan rata ke dalam hati kita oleh Rohulkudus yang dikaruniakan kepada kita. Karena tatkala kita lagi lemah, maka Kristus pun matilah karena orang fasik, pada masa yang tetap. Karena jarang sangat seorang mau mati karena orang yang benar. Barangkali karena orang yang baik ada juga orang yang berani mati. Tetapi Allah sudah menyatakan kasih-Nya kepada kita di dalam hal Kristus telah mati karena kita, tatkala kita ditaklukkan oleh dosa. Sedangkan sekarang kita dibenarkan oleh darah-Nya, maka terlebih lagi kita akan beroleh selamat daripada kemurkaan, dengan jalan Dia. Karena jikalau kita, tatkala lagi seteru Allah, diperdamaikan dengan Allah oleh sebab kematian Anak-Nya, maka terlebih pula kita, sesudah diperdamaikan itu, akan beroleh selamat oleh sebab hidup-Nya. Bukannya demikian sahaja, melainkan kita bermegah-megah pula akan Allah oleh sebab Tuhan kita Yesus Kristus, yang oleh-Nya sekarang ini kita memperoleh perdamaian. Sebab itu, sebagaimana oleh sebab seorang maka dosa sudah masuk ke dalam dunia ini, dan maut oleh sebab dosa, dan atas peri demikian maut itu menimpa sekalian manusia, maka karena itulah sekaliannya berbuat dosa, karena sebelum ada Taurat itu, maka dosa sudah ada di dalam dunia; tetapi dosa itu tiada dihisab selagi tidak ada Taurat. Akan tetapi maut itu memerintah dari zaman Adam hingga zaman Musa, sama juga atas orang yang tiada berbuat dosa sebagaimana kesalahan Adam, yang menjadi suatu teladan Yang akan datang itu. Tetapi karunia Allah bukannya seperti dosa itu. Karena jikalau banyak orang sudah mati oleh sebab dosa seorang, maka terlebih lagi anugerah Allah dan pemberian-Nya melimpah kepada banyak orang di dalam anugerah, yaitu Yesus Kristus yang Seorang juga. Maka pemberian itu berlainan halnya dengan yang disebabkan oleh dosa seorang. Karena hukuman dari sebab seorang itu membawa kepada hal kena hukum, tetapi karunia Allah, yang dari sebab banyak dosa, membawa kepada hal dibenarkan. Karena jikalau dengan dosa seorang maut sudah memerintah oleh sebab seorang itu, maka terlebih lagi orang-orang, yang menerima kemewahan anugerah-Nya dan kebenaran yang dikaruniakan itu, akan memerintah di dalam hidup oleh sebab Seorang, yaitu Yesus Kristus. Sebab itu, sebagaimana oleh sebab satu dosa sekalian manusia terkena hukum, begitulah oleh sebab Satu perbuatan yang benar itu, sekalian manusia dibenarkan, supaya beroleh hidup. Karena sama seperti oleh sebab hal seorang tiada taat, banyak orang menjadi orang berdosa, demikian juga oleh sebab taat Seorang, yang banyak itu dijadikan orang benar. Kemudian masuk pula Taurat itu, supaya dosa itu makin bertambah; tetapi di mana dosa sudah bertambah-tambah, di situlah anugerah Allah melimpah-limpah, supaya sebagaimana dosa itu memerintah di dalam maut, sedemikian itu juga anugerah memerintah dengan kebenaran kepada hidup yang kekal, oleh sebab Yesus Kristus Tuhan kita.
Pasal 6. Jikalau begitu, apakah hendak kita katakan? Bertekunkah kita di dalam dosa supaya anugerah Allah bertambah-tambah? Sekali-kali tidak. Maka kita ini yang sudah mati lepas daripada dosa, bagaimanakah dapat lagi kita hidup di dalamnya? Atau tiadakah kamu ketahui bahwa seberapa banyak kita yang dibaptiskan ke dalam Kristus Yesus itu, telah dibaptiskan ke dalam maut-Nya? Demikianlah kita dikuburkan serta-Nya oleh baptisan itu ke dalam maut, supaya sebagaimana Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, sedemikian itu juga kita ini pun dapat berjalan di dalam suatu hidup yang baharu. Karena jikalau kita sudah menjadi satu dengan Dia, dengan mengambil bahagian di dalam hal mati-Nya, begitu juga kita menjadi satu dengan Dia di dalam hal kebangkitan-Nya, sedang mengetahui hal ini: Bahwa tabiat kita yang lama sudah disalibkan serta-Nya, supaya diri dosa dilenyapkan, jangan kita diperhambakan lagi oleh dosa; karena orang yang sudah mati itu, sudah dilepaskan daripada dosa. Tetapi jikalau kita sudah mati dengan Kristus, yakinlah kita bahwa kita akan hidup juga dengan Dia; sebab kita mengetahui, bahwa Kristus yang sudah dibangkitkan dari antara orang mati itu, tiada mati lagi; maka maut itu pun tiada lagi memegang kuasa atas-Nya. Karena akan hal mati-Nya itu, maka matilah Ia sekali sahaja untuk dosa, tetapi akan hal hidup-Nya itu, hiduplah Ia untuk Allah. Demikianlah juga kamu wajib menghisabkan dirimu mati lepas daripada dosa, tetapi hidup bagi Allah di dalam Kristus Yesus. Sebab itu janganlah dosa itu memerintah di dalam dirimu yang fana, sehingga kamu menurut hawa nafsunya, dan janganlah kamu serahkan anggotamu kepada dosa menjadi alat kejahatan, melainkan serahkanlah dirimu kepada Allah, seperti orang mati balik hidup, dan anggotamu itu kepada Allah menjadi alat kebenaran. Karena dosa itu tiada lagi dapat kuasa atasmu, sebab kamu bukannya di bawah Taurat, melainkan di bawah anugerah. Apakah ikhtiar? Patutkah kita berbuat dosa sebab kita bukannya di bawah Taurat, melainkan di bawah anugerah? Sekali-kali tidak. Tiadakah kamu ketahui, bahwa kepada siapa kamu menyerahkan dirimu seperti hamba yang taat, maka kamu menjadi hamba dialah yang kamu turut, baik kepada dosa menuju maut, atau kepada taat menuju kebenaran. Tetapi syukurlah kepada Allah, sedang dahulu kamu menjadi hamba dosa, tetapi sekarang dengan bersungguh-sungguh hati kamu taat kepada jenis pengajaran yang kamu diajarkan. Setelah dimerdekakan daripada dosa, maka jadilah kamu hamba kepada kebenaran. (Aku berkata cara manusia oleh sebab kelemahan tabiat diri kamu), karena sama seperti dahulu kamu menyerahkan anggotamu menjadi hamba kepada kecemaran dan fasik yang mengerjakan fasik, demikian juga sekarang kamu menyerahkan anggotamu menjadi hamba kepada kebenaran yang mengerjakan kesucian. Karena tatkala kamu menjadi hamba dosa, maka terlepaslah kamu daripada kebenaran. Apakah faedah yang sudah kamu peroleh di dalam perkara-perkara yang kamu berasa malu sekarang ini? Karena kesudahannya itu maut. Tetapi sekarang, setelah kamu merdeka daripada dosa, dan menjadi hamba kepada Allah, maka kamu beroleh buah-buahan yang menuju kesucian, dan kesudahannya itu hidup yang kekal. Karena upah dosa itu maut, tetapi karunia Allah itu hidup yang kekal di dalam Kristus Yesus Tuhan kita.
Pasal 7. Tiadakah kamu ketahui, hai saudara-saudaraku, (karena aku berkata kepada orang yang mengetahui hukum Taurat) bahwa hukum itu memerintahkan orang selama ia hidup? Karena seorang perempuan yang bersuami terikat oleh hukum kepada suaminya selagi suami itu hidup; tetapi jikalau suami itu mati, terlepaslah perempuan itu daripada hukum suami. Sebab itu, jikalau perempuan itu berlakikan orang lain tatkala suaminya lagi hidup, maka ia dikata orang perempuan berzinah; tetapi jikalau suaminya itu mati, terlepaslah perempuan itu daripada hukum itu, sehingga bukanlah ia perempuan berzinah, walaupun berlakikan orang lain. Demikian juga, hai saudara-saudaraku, kamu ini pun dimatikan lepas daripada hukum Taurat itu oleh tubuh Kristus, supaya menjadi satu dengan yang lain, yaitu dengan Dia, yang sudah dibangkitkan dari antara orang mati, supaya kita mengeluarkan buah-buahan bagi Allah. Tatkala kita lagi hidup di dalam tabiat duniawi, maka segala hawa nafsu yang penuh dengan dosa, yang dibangkitkan oleh hukum Taurat itu, bekerjalah di dalam anggota kita akan mengeluarkan buah-buahan bagi maut, tetapi sekarang kita sudah terlepas daripada hukum Taurat itu, sedang kita sudah mati lepas daripada hukum itu, yang di dalamnya kita terpegang, sehingga kita berbuat ibadat baharu yang rohani, bukannya ibadat lama yang menurut sebagaimana rukun sahaja. Apakah sekarang hendak kita katakan? Hukum Taurat itu dosakah? Sekali-kali tidak. Hanya aku tiada tahu dosa, jikalau tiada sebab hukum Taurat itu, karena tiada aku tahu akan hal tamak, jikalau tiada Taurat itu mengatakan: Janganlah engkau tamak! Tetapi sedang dosa itu digerakkan oleh sebab penyuruhan itu, maka ia mengerjakan di dalam diriku berbagai-bagai hal tamak; karena jikalau tiada hukum Taurat, dosa pun matilah. Dahulu aku ini hidup dengan tiada bertaurat, tetapi tatkala penyuruhan itu tiba, maka dosa itu hidup pula, tetapi aku ini matilah; dan penyuruhan yang kepada hidup itu, kudapati menuju maut. Karena sedang dosa itu digerakkan oleh sebab penyuruhan itu, maka ia memperdayakan aku dan membunuh aku atas peri demikian. Jadi, hukum Taurat itu kudus, dan penyuruhan itu pun kudus serta adil dan sempurna. Jikalau begitu, yang baik itu menjadi mautkah kepadaku? Sekali-kali tidak. Melainkan dosa, supaya nyata ia itu dosa, yang mendatangkan maut itu kepadaku dengan jalan menggunakan yang baik itu, supaya nyata dosa itu teramat sangat besarnya oleh penyuruhan itu. Karena kita ketahui, bahwa hukum itu rohani, tetapi aku ini di dalam keadaan tubuh, terjual ke bawah dosa. Karena barang yang kulakukan tiada aku tahu, karena bukannya barang yang aku gemar, aku amalkan, melainkan barang yang aku benci, itulah aku buat. Tetapi jikalau aku perbuat barang yang tiada aku gemar, maka aku mempersetujukan bahwa Taurat itu baik adanya. Oleh yang demikian, sekarang ini bukanlah lagi aku ini yang melakukan dia, melainkan dosa yang diam di dalam diriku. Karena aku mengetahui, bahwa tiada diam di dalam diriku, yaitu di dalam keadaan tubuhku, barang yang baik; karena kehendak ada padaku, tetapi melakukan yang baik itu, tidak. Karena yang baik yang aku gemar itu, tiada aku perbuat, melainkan yang jahat yang aku tiada gemar, itulah aku amalkan. Tetapi jikalau aku ini perbuat barang yang aku tiada gemar itu, maka bukanlah lagi aku ini yang melakukan itu, melainkan dosa yang diam di dalam diriku. Oleh yang demikian tampak kepadaku hukum ini: Sedang aku gemar berbuat yang baik, maka jahat itu sudah hadir. Karena aku memperkenankan hukum Allah menurut batin manusia, akan tetapi aku tampak ada lain hukum di dalam anggotaku, yang berperang dengan hukum akalku, serta membawa aku ke dalam tawanan di bawah hukum dosa di dalam anggotaku. Wah, aku orang yang celaka ini! Siapakah gerangan akan melepaskan aku keluar dari dalam tubuh maut ini? Mengucap syukurlah aku kepada Allah oleh Yesus Kristus Tuhan kita! Oleh yang demikian, maka aku ini sendiri dengan hati mengikut hukum Allah, tetapi dengan tabiat duniawi takluk ke bawah hukum dosa.
Pasal 8. Maka oleh sebab itu sekarang tiadalah lagi hukuman ke atas orang yang di dalam Kristus Yesus. Karena hukum Roh yang mengaruniakan hidup di dalam Kristus Yesus sudah memerdekakan aku daripada hukum dosa dan maut itu. Karena barang yang tiada boleh diperbuat oleh hukum Taurat, sebab lemah oleh karena tabiat manusia itu, diperbuat oleh Allah yang menyuruhkan Anak-Nya sendiri di dalam rupa manusia yang berdosa, yaitu sebab karena dosa itu, dengan menjatuhkan hukum ke atas dosa di dalam tabiat manusia, supaya syarat hukum Taurat itu dapat disempurnakan di dalam diri kita, yang tiada menurut kehendak tabiat duniawi, melainkan menurut kehendak Roh. Karena orang yang menurut tabiat duniawi, memikirkan hal dunia itu, tetapi orang yang menurut Roh itu, memikirkan hal rohani itu. Karena pikiran tabiat duniawi itulah maut; tetapi pikiran rohani itulah hidup lagi sentosa. Karena pikiran tabiat duniawi itulah perseteruan dengan Allah, sebab tiada takluk ke bawah hukum Allah, bahkan, tiada dapat juga. Maka orang yang di dalam tabiat duniawi itu, tiada dapat memperkenankan Allah. Tetapi kamu ini bukannya di dalam tabiat duniawi, melainkan di dalam Roh, yaitu jikalau Roh Allah ada diam di dalam dirimu. Jikalau barang seorang tiada menaruh Roh Kristus, bukannya ia milik Kristus. Tetapi jikalau Kristus ada di dalam dirimu, maka tubuh itu memang mati sebab dosa, tetapi Roh itu hidup oleh sebab kebenaran. Tetapi jikalau Roh Dia, Yang membangkitkan Yesus dari antara orang mati itu, diam di dalam dirimu, maka Ia itu, Yang membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati itu, akan menghidupkan juga tubuh kamu yang fana itu dengan Roh-Nya yang diam di dalam dirimu. Oleh yang demikian, hai saudara-saudaraku, kita ini terutang bukannya kepada tabiat duniawi akan hidup menurut tabiat duniawi itu, karena jikalau kamu hidup menurut tabiat duniawi, maka kamu akan mati kelak; tetapi jikalau dengan Roh itu kamu mematikan perbuatan tubuh itu, maka kamu akan hidup kelak. Karena seberapa banyak orang yang dipimpin oleh Roh Allah, maka itulah anak-anak Allah. Karena bukannya kamu menerima roh perhambaan pula akan takut, melainkan kamu sudah menerima Roh menjadi anak angkat, yang di dalamnya kita menyeru, "Abba, ya Bapa." Maka Roh itu sendiri menyaksikan beserta dengan roh kita, bahwa kita ini anak-anak Allah. Tetapi jikalau anak-anak, maka warislah juga, yaitu waris Allah, dan sewaris dengan Kristus, jikalau kita sama merasa sengsara dengan Dia, supaya sama juga kita dipermuliakan. Karena menurut pendapatku, bahwa sengsara yang pada zaman ini tiada berpadan jikalau dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Karena dengan pengharapan yang sangat rindu ternanti-nantilah segala makhluk akan kenyataan anak-anak Allah. Karena segala makhluk sudah ditaklukkan kepada yang sia-sia, bukannya dengan kehendaknya sendiri, melainkan dengan kehendak Dia yang menaklukkan mereka itu, tetapi dengan pengharapan, bahwa pada akhirnya segala makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan daripada perhambaan kebinasaan, masuk kepada kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah. Karena kita ketahui, bahwa segenap makhluk itu sama mengerang dan sama merasa kesakitan beranak sampai sekarang ini. Dan bukannya itu sahaja, melainkan kita sendiri pun yang beroleh buah sulung Roh itu, bahkan, kita ini sendiri juga mengerang pada batinnya dengan menanti-nanti hal menjadi anak angkat, yaitu tebus tubuh kita. Karena atas pengharapan sahaja kita sudah beroleh selamat; tetapi pengharapan yang kelihatan itu bukannya pengharapan, karena barang yang dilihat orang, apakah sebabnya lagi diharapkan? Tetapi jikalau kita berharap akan barang yang tiada tampak kepada kita, maka dengan sabarnya kita menantikan dia. Demikian juga Roh itu pun menolong pada kelemahan kita. Karena tiada kita tahu akan barang yang hendak kita pohonkan dengan sepatutnya; melainkan Roh itu sendiri memohonkan karena kita dengan keluh kesah, yang tiada terkatakan. Dan Tuhan, yang menyelidiki hati manusia, mengetahui apa maksud Roh itu, sebab Roh itu memohonkan karena segala orang suci, menurut kehendak Allah. Tetapi kita mengetahui, bahwa segala sesuatu bekerja bersama-sama mendatangkan kebajikan bagi orang yang mengasihi Allah, yaitu bagi orang yang dipanggil menurut kehendak Allah. Karena orang yang dikenal-Nya terdahulu, ia itu juga ditetapkan-Nya terdahulu akan menjadi serupa dengan teladan Anak-Nya, supaya Ia itu menjadi anak sulung di antara beberapa banyak saudara. Dan orang-orang yang ditetapkan-Nya terdahulu, mereka itulah juga dipanggil-Nya, dan orang-orang yang dipanggil-Nya itu, mereka itulah juga dibenarkan-Nya, dan orang-orang, yang dibenarkan-Nya itu, mereka itulah juga dipermuliakan-Nya. Sekarang apakah hendak kita katakan atas segala hal itu? Jikalau Allah memihak kita, siapakah lawan kita? Maka Ia yang tiada menahan Anak-Nya sendiri, hanya menyerahkan Dia karena kita sekalian, masakan Ia itu tiada juga mengaruniakan serta-Nya segala sesuatu bagi kita? Siapakah akan mengadukan orang pilihan Allah? Maka Allah yang membenarkan. Siapakah yang menjatuhkan hukum? Kristus Yesus itulah, yang sudah mati, bahkan, yang dihidupkan pula, dan yang ada di sebelah kanan Allah, dan yang memohonkan karena kita. Siapakah yang dapat menceraikan kita daripada kasih Kristus? Kesukarankah atau sengsarakah, atau aniayakah, atau kelaparankah, atau keadaan bertelanjangkah, atau marabahayakah, atau pedangkah? Seperti yang tersurat: Bahwa karena sebab Engkaulah kami dimatikan berhari-hari; maka kami dihisabkan seperti domba yang akan disembelih. Tetapi di dalam segala perkara itu kita sangat menang oleh sebab Dia yang mengasihi kita. Karena aku yakin, bahwa baik maut atau hidup, baik malaekat atau penguasa, baik hal yang ada sekarang ini atau yang akan datang, atau sesuatu kuat kuasa, baik tinggi atau dalam, atau barang makhluk yang lain pun, tiada dapat menceraikan kita daripada kasih Allah, yang di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Pasal 9. Maka dengan nama Kristus aku mengatakan kebenaran, tiada aku berdusta, (dan perasaan hatiku pun menyaksikan beserta dengan aku di dalam Rohulkudus), bahwa aku sangat duka cita dan susah yang tiada berkeputusan di dalam hatiku. Karena aku sendiri rela terlaknat dijauhkan daripada Kristus karena saudara-saudaraku, keluargaku yang sedaging sedarah, yaitu orang-orang Israel yang ada hak menjadi anak angkat, dan kemuliaan Allah, dan pakat setia, dan Taurat, dan ibadat, dan segala perjanjian Allah, dan yang empunya segala nenek moyang, dan dari antaranya terbit Kristus cara manusia, yang di atas sekalian, Tuhan yang terpuji selama-lamanya. Amin. Tetapi bukannya seolah-olah firman Allah itu tiada sampai. Karena bukannya semua yang berasal Israel itu Israel, dan bukannya semua yang dari sebab benih Ibrahim menjadi anak-anaknya, melainkan: Di dalam Ishak itulah akan dinamakan benihmu. Artinya: Bukannya anak-anak daging darah itu anak-anak Allah, melainkan anak-anak perjanjian itulah dihisabkan benihnya. Karena demikianlah bunyi firman perjanjian itu: Pada masa sebegini Aku akan datang, dan Sarah akan beroleh seorang anak laki-laki. Tetapi bukannya demikian itu sahaja, melainkan tatkala Ribkah juga menjadi hamil oleh seorang, yaitu Ishak, nenek moyang kita. Karena sebelum kanak-kanak itu lahir dan sebelum melakukan barang yang baik atau jahat, (supaya tetap niat azali Allah menurut kehendak-Nya sendiri, yaitu bukannya dari sebab perbuatan manusia, melainkan dari sebab panggilan Allah), adalah difirmankan kepada Ribkah itu: Bahwa yang sulung akan menjadi hamba kepada yang muda. Seperti yang tersurat: Bahwa Yakub Kukasihi, tetapi Esap Kubenci. Apakah yang hendak kita katakan? Lalimkah Allah itu? Mustahil. Karena Tuhan telah berfirman kepada Musa: Bahwa Aku akan menaruh belas kasihan kepada barangsiapa yang Kukasihani, dan Aku akan menaruh sayang kepada barangsiapa yang Kusayangi. Oleh yang demikian hal itu bukannya bergantung kepada kehendak orang, atau usaha orang, melainkan kepada belas kasihan Allah. Karena Alkitab menyatakan kepada Firaun: Bahwa sebab itulah Aku menegakkan engkau, supaya Aku menunjukkan kodrat-Ku di dalam dirimu, dan supaya nama-Ku dimasyhurkan di dalam seluruh dunia ini. Oleh yang demikian Allah menaruh belas kasihan akan barangsiapa yang dikehendaki-Nya, dan Ia mengeraskan hati akan barangsiapa yang dikehendaki-Nya. Barangkali sekarang engkau berkata kepadaku, "Apakah sebabnya Ia lagi mencari salah? Karena siapakah dapat melawan kehendak-Nya?" Hai manusia, siapakah engkau yang hendak berjawab dengan Allah? Dapatkah gerangan barang yang diperbuat itu berkata kepada yang membuatnya, "Apakah sebabnya engkau sudah membuat aku sedemikian ini?" Bukankah tukang periuk itu berkuasa atas tanah liat itu memperbuat daripada segumpal itu juga suatu bekas kemuliaan, dan yang lain pula suatu bekas kehinaan? Tetapi bagaimanakah, jikalau Allah, sebab hendak menunjukkan murka-Nya dan menyatakan kuasa-Nya, menanggung dengan panjang sabar akan bekas kemurkaan, yang disediakan kepada kebinasaan, supaya Ia memberi orang tahu akan kekayaan kemuliaan-Nya atas bekas belas kasihan, yang disediakan-Nya terdahulu untuk kemuliaan, yaitu seperti bekas itu juga kita sudah dipanggil-Nya, bukannya daripada bangsa Yahudi sahaja, melainkan daripada orang kafir juga. Seperti firman-Nya pula di dalam kitab Nabi Hosea, bunyinya, "Yang bukan kaum-Ku itu akan Kusebutkan kaum-Ku; dan yang bukan dikasihi itu akan Kusebutkan kekasih-Ku." "Maka akan jadi bahwa di tempat yang sudah difirmankan kepada mereka itu: Kamu ini bukannya kaum-Ku, maka di situlah mereka itu akan disebutkan anak-anak Allah yang hidup itu." Maka Yesaya pun menyerukan atas hal Israel demikian: Jikalau bilangan bani Israel menjadi seperti pasir di laut sekalipun, maka yang sisanya itu sahaja akan diselamatkan. Karena Tuhan akan menetapkan hukuman-Nya yang adil di atas bumi ini dengan kekerasan dan dengan segera. Dan seperti sabda Yesaya terdahulu: Jikalau kiranya tiada Tuhan segala bala tentara itu meninggalkan suatu benih bagi kita, niscaya sudahlah kita menjadi sama seperti Sodom dan Gomorah. Apakah yang hendak kita katakan? Bahwa orang kafir, yang tiada menuntut kebenaran, sudah mencapai kebenaran, yaitu kebenaran yang dari dalam iman. Tetapi bani Israel yang menuntut hukum kebenaran, tiada sampai kepada hukum itu. Apakah sebabnya? Sebab mereka itu bukannya menuntut dengan iman, melainkan seolah-olah dari perbuatan dirinya. Maka terantuklah mereka itu pada batu antukan, seperti yang tersurat: Tengoklah, Aku meletakkan di dalam Sion sebuah batu antukan dan sebuah batu syak, maka barangsiapa yang percaya akan Dia, tiada akan diaibkan.
Pasal 10. Hai saudara-saudaraku, kehendak hatiku dan doaku kepada Allah, yaitu karena orang Israel, supaya mereka itu beroleh selamat. Karena aku menyaksikan bagi mereka itu, bahwa mereka itu ada suatu usaha kepada Allah, tetapi tiada dengan berpengetahuan. Karena sebab tiada mengenal kebenaran Allah, dan sebab hendak mendirikan kebenarannya sendiri, maka tiadalah mereka itu menaklukkan dirinya kepada kebenaran Allah. Karena Kristus itulah penyudah Taurat, menjadi kebenaran bagi tiap-tiap orang yang percaya. Sebab Musa telah menyuratkan bahwa orang yang melakukan kebenaran dari dalam Taurat itu akan hidup olehnya. Tetapi kebenaran dari dalam iman mengatakan demikian, "Janganlah berkata-kata di dalam hatimu: Siapakah yang akan naik ke surga? (artinya membawa Kristus turun). Atau: Siapakah yang akan turun ke dalam alam berzakh?" (artinya membawa Kristus naik dari antara orang mati). Tetapi apakah katanya itu? Dekat engkau ada perkataan itu, di dalam mulutmu, dan di dalam hatimu, yaitulah perkataan iman, yang kami beritakan. Karena jikalau engkau mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus itu Tuhan, dan yakin di dalam hatimu bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati itu, maka engkau akan selamat. Karena dengan hati orang percaya sehingga beroleh kebenaran, tetapi dengan mulut orang mengaku sehingga beroleh selamat. Karena nas Alkitab mengatakan: Bahwa tiap-tiap orang yang percaya akan Dia tiada diaibkan kelak. Sebab tiadalah perbedaannya antara orang Yahudi dengan orang Gerika. Karena Tuhan itulah juga Tuhan bagi sekalian, murah kepada sekalian yang menyeru Dia. Karena tiap-tiap orang, yang menyeru nama Tuhan, akan selamat. Sekarang bagaimanakah pula mereka itu hendak menyeru yang belum dipercayainya? Dan bagaimanakah mereka itu hendak percaya akan yang belum didengarnya, dan bagaimanakah mereka itu dapat mendengar, jikalau tiada seorang yang memberitakan? Dan bagaimanakah mereka itu hendak memberitakan, jikalau tiada disuruh? Seperti yang tersurat: Alangkah eloknya segala tapak kaki orang yang membawa kabar kesukaan dari hal yang baik. Tetapi bukan sekaliannya menurut Injil itu. Karena sabda Yesaya demikian: Ya Tuhan, siapakah yang percaya akan berita kami? Oleh yang demikian nyatalah iman itu datang daripada berita, tetapi berita itu atas sabda Kristus. Tetapi kataku, "belumkah mereka itu mendengar? Bahkan! Kabarnya sudah berpecah-pecah di seluruh dunia, dan perkataannya sampai ke ujung bumi." Tetapi kataku, "Tiadakah bani Israel mengerti? Bahkan, pertama-tama Musa mengatakan: Bahwa Aku ini membangkitkan gairah kamu atas suatu bangsa yang tiada tersebut, maka Aku akan membangkitkan kemarahanmu ke atas suatu bangsa yang jahil. Tetapi Yesaya itu dengan beraninya bersabda: Aku didapati oleh orang yang tiada mencari Aku; dan Aku menyatakan diri-Ku kepada orang yang tiada bertanya akan Daku. Tetapi firmannya kepada bani Israel: Bahwa berhari-hari Aku mengulurkan tangan-Ku kepada kaum yang ingkar dan yang babil."
Pasal 11. Maka kataku, "Sudahkah Allah menolak umat-Nya itu?" Sekali-kali tidak. Karena aku ini seorang Israel juga, benih Ibrahim, suku bangsa Benyamin. Allah itu tiada menolak umat-Nya, yang diketahui-Nya terdahulu. Atau tiadakah kamu mengetahui nas Alkitab dari hal Elias, bagaimana ia mengadukan bani Israel kepada Allah? Ya Tuhan, nabi-nabi-Mu sudah dibunuh oleh mereka itu, dan segala tempat korban-Mu sudah dibongkarnya; maka aku tinggal seorang diri sahaja, dan mereka itu menuntut nyawaku. Tetapi apakah yang diwahyukan kepadanya? Aku ada lagi tinggal bagi diri-Ku tujuh ribu orang laki-laki yang tiada bertelut kepada Baal. Demikianlah pada masa ini pun ada lagi sisa menurut pilihan anugerah. Tetapi jikalau daripada anugerah, maka bukanlah daripada perbuatan manusia, sebab jikalau daripada perbuatan itu, anugerah itu bukannya lagi anugerah. Jikalau begitu, bagaimanakah halnya? Apa yang dicari oleh bani Israel itu tiada dapat; tetapi orang pilihan sudah dapat, maka yang lain itu sudah dijadikan-Nya keras hati, sebagaimana yang tersurat: Bahwa Allah memberi kepada mereka itu suatu roh penidur, dan mata yang tiada mau melihat, dan telinga yang tiada mau mendengar, hingga kepada hari ini. Maka Daud pun berkata: Biarlah hidangan mereka itu menjadi suatu jerat, dan suatu perangkap, dan suatu alat jatuhan, dan pembalasan kepada mereka itu. Dan biarlah mata mereka itu dikaburkan, supaya jangan nampak, dan belakang mereka itu senantiasa dibungkukkan. Sekarang kataku: Bahwa akan hal mereka itu terantuk, yaitu supaya mereka itu jatuhkah? Sekali-kali tidak. Melainkan oleh sebab jatuhnya itu tibalah selamat kepada orang kafir, supaya membangkitkan gairah bani Israel. Jikalau jatuhnya itu menjadi kekayaan isi dunia, dan kerusakannya itu menjadi kekayaan orang kafir, maka terlebih pula jikalau bilangannya menjadi genap. Tetapi kepada kamu, yang asalnya daripada kafir, aku berkata, "Sepanjang aku ini menjadi rasul untuk orang kafir, aku memuliakan jawatanku, kalau-kalau aku dapat membangkitkan gairah di dalam hati orang yang daripada daging darahku, dan boleh membawa kepada selamat setengah orang daripada mereka itu. Karena jikalau hal Israel terbuang menjadi perdamaian bagi seisi dunia, apakah pula penerimaan mereka itu melainkan hidup daripada mati? Jikalau kepal yang pertama itu kudus, maka gumpalnya itu pun demikian juga, dan jikalau akar itu kudus, maka cabang-cabangnya itu pun demikian juga. Tetapi jikalau beberapa cabang sudah patah, dan engkau, yang jadi pohon zaitun hutan, disisipkan ke dalamnya, lalu memperoleh sama-sama bahagian daripada lemak akar pohon zaitun itu, janganlah engkau memegahkan dirimu kepada cabang-cabang itu. Tetapi jikalau engkau memegahkan dirimu sekali pun, ingatlah: Bukannya engkau yang menanggung akar itu, melainkan akar itu menanggung engkau. Jikalau katamu sekarang: Cabang-cabang itu sudah dipatahkan, supaya aku ini dapat disisipkan ke dalamnya. Baiklah. Oleh sebab tiada percaya, patahlah cabang-cabang itu, tetapi engkau ini tetap oleh sebab iman. Janganlah engkau besar hati, melainkan hendaklah engkau takut. Karena jikalau Allah tiada menyayangi cabang-cabang yang asal itu, niscaya engkau pun tiada akan disayangi-Nya. Sebab itu perhatikanlah kemurahan dan kekerasan Allah; yaitu atas orang yang sudah jatuh itulah kekerasan-Nya; tetapi atas engkau kemurahan Allah, jikalau engkau tetap di dalam kemurahan-Nya. Jikalau tidak, maka engkau juga akan dikerat. Tetapi mereka itu juga akan disisipkan, jikalau mereka itu tiada tetap di dalam hal tiada beriman, karena Allah berkuasa menyisipkan pula mereka itu. Karena jikalau engkau sudah dikerat daripada asal pohon zaitun hutan, lalu disisipkan kepada pohon zaitun yang baik, yaitu yang bukan asalmu, maka terlebih pula cabang-cabang yang asal itu disisipkan kepada pohon-pohon zaitun sendiri itu." Karena tiada aku suka, hai saudara-saudaraku, bahwa kamu tiada mengetahui rahasia ini, (supaya jangan kamu sangkakan dirimu itu pandai), yaitu bahwa kekerasan itu menimpa sebahagian bani Israel, sehingga genap bilangan orang kafir pun masuk iman. Lalu segenap bani Israel akan selamat, seperti tersurat: Bahwa dari Sion akan datang Penyelamat itu; maka Ialah akan menjauhkan segala perkara fasik daripada Yakub. Maka inilah perjanjian-Ku dengan mereka itu, apabila Aku menghapuskan segala dosanya. Maka tentang hal Injil, mereka itu menjadi seteru oleh karena kamu; tetapi menurut pilihan, mereka itu dikasihi oleh sebab segala nenek moyang. Karena Allah tiada menyesal akan segala karunia-Nya, dan akan panggilan-Nya itu. Karena seperti kamu ini dahulu durhaka kepada Allah, tetapi sekarang beroleh rahmat oleh sebab kedurhakaan bani Israel itu, maka demikian juga orang itu pun sekarang telah durhaka, supaya oleh sebab rahmat yang ditunjukkan kepadamu itu, maka mereka itu pun sekarang beroleh rahmat juga. Karena sekaliannya dikurungkan oleh Allah kepada kedurhakaan, supaya atas sekaliannya itu Ia menurunkan rahmat. Alangkah dalamnya kekayaan dan hikmat dan pengetahuan Allah, sehingga tiada terselidik segala hukum-Nya dan tiada terduga segala jalan-Nya! Karena siapakah yang mengetahui maksud Tuhan? Atau siapakah yang menjadi pembicara-Nya? Atau siapakah yang terlebih dahulu sudah memberi Dia apa-apa, supaya dibalas-Nya pula? Karena dari pada-Nya dan oleh-Nya dan kepada-Nya ada segala sesuatu. Kepada-Nyalah kemuliaan itu selama-lamanya! Amin.
Pasal 12. Sebab itu, hai saudara-saudaraku, aku mintalah kamu, oleh sebab segala rahmat Allah, mempersembahkan tubuhmu menjadi korban yang hidup lagi kudus dan yang berkenan kepada Allah, maka itulah ibadatmu yang patut. Dan janganlah kamu menurut teladan orang dunia ini, melainkan ubahkanlah rupamu dengan pembaharuan hatimu, supaya kamu dapat mengenal apa kehendak Allah, yaitu akan hal yang baik dan yang berkenan dan yang sempurna. Karena oleh sebab anugerah yang dikaruniakan kepadaku, maka aku berkata kepada tiap-tiap orang yang ada di antara kamu: Janganlah menyangkakan dirinya berlebih-lebih daripada sangka yang patut, melainkan hendaklah ia menyangka dengan pikiran yang sempurna, sekadar bahagian iman yang dibahagikan Allah kepada masing-masing. Karena sama seperti kita menaruh di dalam satu tubuh banyak anggota, tetapi semua anggota itu bukannya memegang serupa pekerjaan, demikianlah juga kita yang banyak ini menjadi satu tubuh di dalam Kristus, tetapi masing-masing anggota beranggotakan yang lain. Sedangkan kita menaruh karunia yang berlain-lainan menurut kadar anugerah yang dikaruniakan kepada kita itu: Jikalau nubuat, lakukanlah atas kadar iman; jikalau layanan, lakukanlah atas jalan melayani; jikalau yang mengajar, lakukanlah atas jalan pengajaran; jikalau yang menasehatkan, lakukanlah atas jalan nasehat; dan yang memberi, hendaklah dengan kemurahan; dan yang memerintahkan, hendaklah dengan usaha; dan yang menunjukkan belas kasihan, hendaklah dengan sukacitanya. Hendaklah kasih itu dengan tulus ikhlas. Bencilah akan yang jahat; berpautlah kepada yang baik, maka di dalam berkasih-kasihan dengan saudara-saudara, hendaklah kamu bersayang-sayang satu dengan yang lain; hendaklah seorang mendahului seorang di dalam hal memberi hormat. Maka di dalam usaha jangan lengai; hendaklah bersungguh-sungguh di dalam roh, beribadat kepada Tuhan, sambil bersukacita di dalam pengharapan, bersabar di dalam sengsara dan bertekun di dalam doa. Tolonglah mencukupkan kekurangan orang suci; gemarlah memberi pertumpangan. Pintakanlah berkat bagi orang yang menganiaya kamu; pintakanlah berkat dan jangan melaknatkan orang. Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita; dan menangislah dengan orang yang menangis. Hendaklah kamu sehati seorang dengan yang lain. Janganlah mencita-cita perkara-perkara yang tinggi, melainkan tunduklah kepada yang rendah. Jangan bersangka dirimu pandai. Jangan membalas kejahatan orang dengan kejahatan. Pikirkanlah barang yang baik di dalam pemandangan orang sekalian. Jikalau boleh, dengan seboleh-bolehnya daripada pihak kamu, hendaklah kamu berdamai dengan orang sekalian. Hai kekasihku, janganlah kamu sendiri membalas, melainkan berilah keluasan kepada kemurkaan, karena adalah tersurat: Bahwa kepada Akulah ada pembalasan; Aku ini akan membalaskan, kata firman Tuhan. Melainkan jikalau seterumu lapar, berilah dia makan; jikalau ia dahaga, berilah dia minum. Karena dengan perbuatan yang demikian kelak engkau akan menimbunkan bara api atas kepalanya. Janganlah engkau ditewaskan oleh kejahatan, melainkan tewaskanlah kejahatan itu dengan kebajikan.
Pasal 13. Hendaklah tiap-tiap orang menaklukkan dirinya ke bawah segala kuasa yang di atasnya itu. Karena tiada kuasa melainkan daripada Allah; maka segala kuasa yang ada itu ditetapkan oleh Allah. Sebab itu barangsiapa yang melawan kuasa itu, ialah melanggar peraturan Allah; tetapi orang yang melanggar itu akan menerima hukuman ke atas dirinya sendiri. Karena segala pemerintah bukannya mendatangkan takut atas perbuatan yang baik, melainkan atas perbuatan yang jahat. Maukah tidak engkau takut akan kuasa itu? Lakukanlah kebajikan, maka engkau akan menerima kepujian daripadanya. Karena ialah hamba Allah yang mendatangkan kebajikan kepadamu. Tetapi jikalau engkau melakukan kejahatan, hendaklah engkau berasa takut, karena bukannya sia-sia dipegangnya pedang itu, sebab ialah hamba Allah, penyampaikan kemurkaan-Nya atas barangsiapa yang melakukan kejahatan. Oleh sebab itu wajiblah menaklukkan diri, bukan sahaja oleh sebab kemurkaan itu, melainkan oleh sebab perasaan hati juga. Karena sebab itulah kamu membayar hasil juga; sebab ialah pegawai Allah yang senantiasa menjunjung pekerjaan itu. Bayarlah kepada orang sekalian barang yang kamu terutang, yaitu hasil kepada yang kamu terutang hasil, dan cukai kepada yang kamu terutang cukai. Takutlah akan orang yang kamu terutang takut, dan berilah hormat kepada yang kamu terutang hormat. Janganlah kamu berutang barang apa kepada seorang jua pun, melainkan berkasih-kasihan sama sendirimu. Karena siapa yang mengasihi orang, ialah yang sudah melakukan syariat Taurat. Karena firman ini: Janganlah engkau berzinah, janganlah engkau membunuh, janganlah engkau mencuri, janganlah engkau tamak, dan barang sesuatu penyuruhan yang lain itu pun sudah terkumpul di dalam perkataan ini, yaitu: Hendaklah engkau mengasihi sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Maka kasih itu tiada mengerjakan kejahatan atas sesama manusia. Oleh sebab itu kasih itu menjadi jalan melakukan syariat Taurat itu. Demikian pula sedang kamu mengetahui keadaan masa sekarang ini, bahwa waktunya sudah sampai, kamu patut bangun daripada tidur. Karena sekarang selamat itu makin terlebih dekat kepada kita daripada tatkala kita mulai masuk iman. Maka waktu sudah jauh malam, dan siang sudah dekat. Sebab itu hendaklah kita membuangkan segala perbuatan yang gelap, dan hendaklah kita bersenjatakan terang. Hendaklah kita berjalan dengan kelakuan yang senonoh, seperti yang patut pada siang hari; jangan dengan lazat dan mabuk, dan jangan dengan persundalan dan percabulan, dan jangan dengan perkelahian dan cemburuan. Melainkan hendaklah kamu bersalut dengan Yesus Kristus Tuhan itu, dan jangan melazatkan tabiat tubuhmu sehingga menguatkan hawa nafsu.
Pasal 14. Adapun orang yang lemah imannya itu kamu sambutlah, tetapi bukannya dengan maksud berbalah-balah di dalam hal yang waham. Sebab ada orang yang yakin boleh makan segala jenis makanan, tetapi orang yang lemah imannya itu makan sayur-sayuran sahaja. Biarlah orang yang makan itu jangan meringankan orang yang tiada makan, dan biarlah orang yang tiada makan itu jangan menyalahkan orang yang makan, sebab Allah telah menerima dia. Siapakah engkau ini yang menyalahkan hamba orang lain? Maka kepada tuannya sendirilah baik ia tegak atau rebah; tetapi ia akan tetap tegak, karena Tuhan berkuasa menegakkan dia. Maka ada juga orang yang membedakan satu hari lebih indah daripada hari yang lain, tetapi ada yang lain pula mensifatkan tiap-tiap hari itu sama sahaja. Hendaklah masing-masing yakin di dalam hatinya sendiri. Siapa yang memegang hari itu, biarlah dipegangnya karena Tuhan, dan siapa yang makan itu, biarlah ia makan karena Tuhan, sebab ia mengucap syukur kepada Allah; dan siapa yang tiada mau makan itu, biarlah ia tiada mau makan karena Tuhan, dan mengucap syukur kepada Allah juga. Karena di antara kita seorang pun tiada yang hidup bagi dirinya sendiri, dan seorang pun tiada yang mati bagi dirinya sendiri. Karena jikalau kita hidup, kita hidup bagi Tuhan, atau jikalau kita mati, kita mati bagi Tuhan. Sebab itu jikalau kita hidup atau mati sekalipun, kita ini milik Tuhan. Karena bagi maksud inilah Kristus telah mati dan hidup balik, supaya Ia memerintah menjadi Tuhan atas orang yang sudah mati dan yang hidup. Tetapi engkau ini, apakah sebabnya engkau menyalahkan saudaramu? Atau engkau, apakah sebabnya engkau memudahkan saudaramu pula? Karena kita sekalian kelak akan menghadap kursi pengadilan Allah. Karena adalah tersurat: Demi hidup-Ku ini firman Tuhan, bahwa tiap-tiap lutut akan bertelut kepada-Ku, dan tiap-tiap lidah akan mengaku kepada Allah. Oleh yang demikian, maka masing-masing kita wajib akan memberi kira-kira kelak dari hal dirinya sendiri kepada Allah. Sebab itu, biarlah jangan kita lagi bertuduh-tuduhan sama sendiri, melainkan terlebih baik kamu memutuskan ini: Bahwa jangan seorang memberi syak atau sakit hati kepada saudara itu. Maka aku tahu dan yakin di dalam Tuhan Yesus, bahwa suatu pun tiada yang najis sendiri, melainkan kepada orang yang menyangkakan apa-apa najis, maka kepadanyalah najis. Karena jikalau saudaramu berdukacita oleh sebab makananmu itu, maka bukannya lagi engkau menurut jalan kasih. Janganlah membinasakan dia oleh sebab makananmu itu, sebab karena dia itu Kristus sudah mati. Sebab itu janganlah yang baik bagimu itu dikeji orang, karena kerajaan Allah itu bukannya hal makan minum, melainkan kebenaran dan sejahtera dan kesukaan di dalam Rohulkudus. Karena siapa yang taat kepada Kristus di dalam hal itu, maka ialah yang diperkenan oleh Allah dan diindahkan oleh manusia. Sebab itu biarlah kita menuntut barang yang mendatangkan sejahtera dan meneguhkan iman kita di antara sama sendiri. Janganlah merusakkan perbuatan Allah oleh sebab makanan. Segala makanan itu memang suci, tetapi salahnya bagi orang yang makan itu dengan syak. Baiklah jangan makan daging, atau minum air anggur, atau sebarang apa pun, yang saudaramu itu menaruh syak. Adapun iman yang ada padamu itu, peganglah bagi dirimu di hadapan Allah. Berbahagialah orang yang tiada menyalahkan dirinya atas hal yang disangkakannya baik. Tetapi siapa yang makan dengan waswas, ialah terhukum, sebab bukannya beralaskan iman. Maka barang sesuatu yang tiada beralaskan iman, itu dosa.
Pasal 15. Maka wajiblah kita yang kuat ini menanggung kelemahan orang yang lemah, dan jangan kita menyukakan diri kita sendiri. Biarlah masing-masing kita menyukakan sama-sama manusia di dalam hal yang baik akan meneguhkan iman. Karena Kristus pun tiada menyukakan diri-Nya sendiri, melainkan seperti yang tersurat: Bahwa segala cela orang, yang mencela Engkau, sudah menimpa aku. Karena seberapa banyak hal yang tersurat terdahulu itu, sudah disuratkan akan menjadi pengajaran bagi kita, supaya kita menaruh harap dari sebab sabar dan dari sebab penghiburan, yang daripada Alkitab. Maka Allah, yang pohon segala sabar dan penghiburan itu, mengaruniai kamu apalah kiranya menjadi sehati sama sendirimu, menurut teladan Kristus Yesus, supaya dengan sehati dan semulut kamu memuliakan Allah, yaitu Bapa Tuhan kita Yesus Kristus. Sebab itu, hendaklah kamu bersambut-sambutan sama sendirimu, sama juga seperti Kristus sudah menyambut kamu kepada kemuliaan Allah. Maka inilah kataku: Bahwa Kristus sudah menjadi pelayan orang yang memegang hukum sunat, karena sebab kebenaran Allah, supaya Ia meneguhkan perjanjian-Nya kepada nenek moyang kita; dan supaya orang kafir pun akan memuliakan Allah sebab rahmat-Nya seperti yang tersurat: Bahwa inilah sebabnya aku memuji Engkau di tengah-tengah orang kafir serta menyanyikan nama-Mu. Dan lagi katanya: Bersoraklah, hai segala orang kafir, beserta dengan umat Allah. Dan lagi pula: Pujilah Tuhan itu, hai sekalian orang kafir, dan biarlah segala bangsa pun memuji Dia. Dan sabda Yesaya pula: Bahwa akar Isai itu akan terbit kelak, dan Ialah yang bangkit akan memerintahkan segala orang kafir; maka kepada-Nyalah orang kafir itu berharap. Kiranya Allah, yang pohon pengharapan itu, memenuhi kamu dengan segala kesukaan dan sentosa di dalam iman, supaya makin kayalah kamu di dalam pengharapan itu oleh sebab kuat kuasa Rohulkudus. Hai saudara-saudaraku, aku ini sendiri pun yakin akan hal kamu, bahwa kamu juga penuh dengan kebaikan, dan berisi dengan segala jenis pengetahuan, dan cakap juga menasehatkan sama sendirimu. Meskipun demikian, berani juga aku menyurat kepadamu di dalam sedikit hal, seperti hendak mengingatkan kamu pula, oleh sebab anugerah yang dikaruniakan Allah kepadaku, supaya aku menjadi pesuruh Kristus Yesus untuk orang kafir, akan mengerjakan pekerjaan suci tentang Injil Allah, supaya orang kafir itu menjadi suatu persembahan yang berkenan kepada Allah dan yang disucikan oleh Rohulkudus. Sebab itu di dalam Kristus Yesus aku megah atas segala perkara yang aku perbuat karena Allah. Karena tiada aku berani mengatakan barang apa pun, kecuali yang sudah diadakan oleh Kristus dengan diriku, akan menjadikan orang kafir itu penurut, dengan perkataan dan perbuatan; dengan kuasa tanda ajaib dan mujizat dan dengan kuasa Rohulkudus, sehingga mulai dari Yeruzalem dan sekeliling sampai ke Ilirikum aku sudah rata memberitakan Injil Kristus. Maka di dalam itu aku sudah berusaha hendak memberitakan kabar kesukaan hanya di tempat yang nama Kristus itu belum termaklum, supaya jangan aku membangunkan rumah di atas alasan orang lain; melainkan seperti yang tersurat: Bahwa orang yang belum dapat kabar dari hal Dia, akan nampak, dan orang yang belum mendengar itu akan mengerti. Maka sebab itu juga, beberapa kali aku sudah tergendala hendak datang kepadamu, tetapi oleh karena sekarang ini tiada lagi tempat menjalankan pekerjaanku di dalam jajahan ini, dan karena sudah beberapa tahun lamanya aku rindu hendak datang kepadamu, apabila aku berangkat ke negeri Ispanyol, maka aku harap, di dalam perjalananku, singgah kepadamu dan kamulah mengantar aku ke sana, sesudah dapat aku dahulu memuaskan hatiku di dalam sedikit hal dengan kamu. Tetapi sekarang ini aku pergi ke Yeruzalem akan menyampaikan derma kepada orang suci. Karena orang Makedonia dan Akhaya sudah mempersetujukan suatu kumpulan uang untuk orang suci yang miskin di Yeruzalem. Maka itulah menjadi persetujuan mereka itu; dan terutanglah mereka itu kepada orang-orang itu, karena jikalau orang kafir sudah masuk bahagian di dalam hal rohani dengan mereka itu, maka orang kafir itu pun terutang juga melayani mereka itu dengan hal duniawi. Apabila aku sudah menyelesaikan perkara itu dan sudah menyerahkan dengan sahnya buah itu kepada mereka itu, maka aku akan berlayar ke Ispanyol melalui kamu. Maka aku ketahui, bahwa apabila aku datang kepadamu, maka aku datang dengan sepenuh-penuh berkat Kristus. Tetapi aku minta kamu, hai saudara-saudaraku, dengan karena Tuhan kita Yesus Kristus dan dengan karena kasih Rohulkudus, usahakanlah dirimu beserta dengan aku di dalam doamu kepada Allah karena aku, supaya aku terlepas daripada orang fasik di Yudea, dan layananku untuk Yeruzalem boleh berkenan kepada orang suci itu, dan supaya aku boleh, jikalau dengan kehendak Allah, mendapatkan kamu dengan sukacita, beristirahat bersama-sama dengan kamu. Mudah-mudahan Allah, yang pohon sejahtera itu, adalah kiranya beserta dengan kamu sekalian. Amin.
Pasal 16. Maka aku pertaruhkan kepadamu Pebe, saudara kita yang perempuan ini, yang menjadi pelayan sidang jemaat di Kenkeria itu. Terimalah dia dengan karena Tuhan seperti yang patut kepada orang suci, dan tolonglah dia di dalam tiap-tiap perkara yang ia perlukan kamu. Karena ia itu juga sudah menjadi penolong kepada banyak orang, dan kepada aku sendiri pun. Sampaikanlah salam kepada Periskila dan Akila, kawan-kawanku di dalam pekerjaan Kristus Yesus; maka keduanya sudah menggalangkan tengkuknya sendiri karena nyawaku, maka bukannya aku ini sahaja bersyukur kepada mereka itu, melainkan juga segala sidang jemaat dari antara orang kafir pun. Salam juga kepada sidang jemaat yang di dalam rumahnya. Salam kepada Epainetus, yang kukasihi, yaitu buah sulung Kristus di tanah Asia. Salam kepada Maryam yang sudah berlelah sangat-sangat karena kamu. Salam kepada Anderonikus dan Yunias, keluargaku dan kawanku di dalam penjara, yang termasyhur di antara rasul-rasul, dan yang juga terlebih dahulu daripada aku beriman kepada Kristus. Salam kepada Ampeliatus yang kukasihi di dalam Tuhan. Salam kepada Urbanus, yang kawan kami di dalam pekerjaan Kristus, dan Istakhis kekasihku. Salam kepada Apelles yang didapati setia di dalam Kristus. Salam kepada orang isi rumah Aristobulus. Salam kepada Herodion, keluargaku itu. Salam kepada orang isi rumah Narkisus, yang di dalam Tuhan. Salam kepada Teripena dan Teriposa, yaitu perempuan yang berlelah-lelah di dalam Tuhan. Salam kepada Persis, perempuan yang dikasihi itu, yang sangat berlelah-lelah di dalam Tuhan. Salam kepada Rupus yang terpilih di dalam Tuhan, dan kepada ibunya, yang sudah menjadi ibuku juga. Salam kepada Asinkeritus dan Pelegon, dan Hermes, dan Paterobas, dan Hermas, dan segala saudara yang beserta dengan mereka itu. Salam kepada Pilologus dan Yulia, dan kepada Nerius dan saudaranya yang perempuan, dan kepada Olimpas, dan sekalian orang suci yang beserta dengan mereka itu. Hendaklah kamu bersalam-salaman sama sendirimu dengan kucup yang kudus. Maka salam sekalian sidang jemaat Kristus kepada kamu. Aku minta kamu, hai saudara-saudaraku, akan memperhatikan segala orang yang mendatangkan perselisihan dan waham bersalahan dengan pengajaran yang kamu pelajari. Hendaklah kamu menyimpang daripada mereka itu. Karena orang yang semacam ini bukannya bertuhankan Tuhan kita, yaitu Kristus, melainkan bertuhankan perutnya sendiri; dan dengan perkataan yang manis dan elok mereka itu memperdayakan orang yang tulus hati. Karena taatmu sudah masyhur kepada orang sekalian. Sebab itu aku bersukacita oleh sebab kamu, tetapi aku kehendaki, supaya kamu menjadi bijak di dalam hal yang baik, dan suci daripada hal yang jahat. Maka Allah, yang pohon sejahtera itu, akan meremukkan Iblis itu dengan segeranya di bawah tapak kakimu. Maka anugerah Tuhan kita Yesus adalah kiranya beserta dengan kamu! Salam Timotius, kawan di dalam pekerjaanku, kepada kamu, dan salam keluargaku Lukius dan Yason dan Sosipater. Aku ini Tertius, yang menulis surat ini, berkirim salam kepadamu di dalam Tuhan. Dan salam kepadamu daripada Gayus, yang memberi aku dan segenap sidang jemaat itu pertumpangan. Dan salam kepadamu daripada Erastus, bendahara negeri, dan daripada Kuartus, saudara itu. Adalah kiranya anugerah Tuhan kita Yesus Kristus menyertai kamu sekalian! Amin. Maka bagi Tuhan yang berkuasa meneguhkan kamu, (menurut Injil yang aku ajarkan, dan menurut pemberitaan dari hal Yesus Kristus itu, sebagaimana kenyataan rahasia yang terlindung semenjak zaman yang azali, tetapi sekarang ini sudah ketara dan dinyatakan kepada segala orang kafir, menurut firman Allah yang kekal itu, dengan kitab nabi-nabi akan membawa mereka itu kepada iman yang taat) bahkan, bagi Allah yang Esa di dalam hikmat-Nya semata-mata itu, oleh karena Yesus Kristus, adalah kemuliaan itu selama-lamanya. Amin.
Corinthians
Pasal 1. Daripada Paulus, yang dengan kehendak Allah dipanggil menjadi rasul Kristus Yesus, dan Sostenes, saudara kita, kepada sidang jemaat Allah yang di negeri Korintus, yaitu kepada segala orang yang dikuduskan di dalam Kristus Yesus, dan yang dipanggil menjadi orang suci, dengan sekalian orang yang menyeru nama Tuhan kita Yesus Kristus di segala tempat, yaitu tempat mereka itu dan kita; turunlah kiranya atas kamu anugerah dan sejahtera daripada Allah Bapa kita dan Tuhan Yesus Kristus. Maka senantiasalah aku mengucapkan syukur kepada Allah karena kamu sebab anugerah Allah yang dikaruniakan kepadamu di dalam Kristus Yesus, bahwa di dalam Dia itu kamu dikayakan di dalam tiap-tiap hal, yaitu di dalam segala hal pemberitaan dan segala pengetahuan; seperti kesaksian dari hal Kristus itu sudah ditetapkan di dalam kamu, sehingga tiada kamu berkekurangan barang sesuatu karunia, sementara menantikan kenyataan Tuhan kita Yesus Kristus, yang juga akan menetapkan kamu sampai kepada kesudahan, supaya kamu tiada bercela pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. Maka Allah itu setiawan, yang sudah memanggil kamu masuk ke dalam persekutuan Anak-Nya, Yesus Kristus, Tuhan kita. Hai saudara-saudaraku, aku mintalah kamu dengan nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu sekalian menjadi sepakat, dan jangan kamu berpihak-pihak di antara kamu, melainkan hendaklah kamu menjadi satu, dengan satu hati dan satu pikiran. Karena sudah diberitahu kepadaku dari hal kamu, hai saudara-saudaraku, oleh orang isi rumah Kheloe, bahwa ada pertengkaran di antara kamu. Dengan perkataan itu aku bermaksud, bahwa kamu masing-masing ada berkata, "Bahwa aku ini pihak Paulus"; "Aku ini pihak Apollos"; "Aku ini pihak Kefas"; "aku ini pihak Kristus." Adakah Kristus dibahagi-bahagi? Adakah Paulus disalibkan karena kamu? Atau dengan nama Pauluskah kamu dibaptiskan? Aku bersyukur kepada Allah, bahwa seorang pun tiada di antara kamu yang telah kubaptiskan, melainkan Kerispus dan Gayus, supaya jangan barang seorang pun berkata bahwa kamu sudah dibaptiskan dengan namaku. Tetapi aku juga sudah membaptiskan orang isi rumah Stepanus, maka lain daripada itu tiadalah kuingat, kalau-kalau sudah aku membaptiskan orang. Karena Kristus menyuruh aku bukannya akan membaptiskan orang, melainkan akan memberitakan kabar kesukaan, bukannya dengan hikmat perkataan, supaya jangan salib Kristus itu menjadi sia-sia. Karena pengajaran dari hal salib itu menjadi kebodohan kepada segala orang yang menuju kebinasaan; tetapi kepada kita yang menuju keselamatan itulah menjadi kuasa Allah. Karena adalah tersurat: Bahwa Aku akan membinasakan hikmat orang yang berhikmat itu, dan kebijakan orang yang bijak itu akan Kulenyapkan. Manakah orang yang bijak itu? Manakah ahli Taurat itu? Manakah pembahas di dalam zaman ini? Bukankah Allah menjadikan hikmat dunia ini bodoh? Karena sedang dunia ini dengan hikmatnya sendiri tiada dapat mengenal Allah di dalam hikmatnya, maka itulah sebabnya kehendak Allah menyelamatkan orang yang percaya dengan kebodohan pengajaran itu. Sedang orang Yahudi minta tunjukkan tanda ajaib, dan orang Gerika mencari hikmat, maka kita ini memberitakan Kristus yang tersalib, yaitu suatu syak kepada orang Yahudi, dan suatu kebodohan kepada orang kafir, tetapi kepada orang yang dipanggil, baik orang Yahudi baik orang Gerika, Kristus itulah kuasa Allah dan hikmat Allah. Karena kebodohan Allah itu lebih besar hikmatnya daripada manusia; dan kelemahan Allah itu lebih gagah daripada manusia. Lihatlah olehmu, hai saudara-saudaraku, akan perihal kamu dipanggil itu, bahwa bukan ada banyak orang di antara kamu yang bijak menurut pemandangan dunia ini, dan bukan ada banyak yang berkuasa, dan bukan ada banyak yang berbangsa; tetapi yang bodoh di dalam dunia ini dipilih Allah, supaya Ia mempermalukan orang yang berhikmat itu, dan yang lemah di dalam dunia ini dipilih Allah, supaya Ia mempermalukan yang gagah itu; dan yang rendah di dalam dunia ini dan yang hina dipilih Allah, bahkan, hal yang tiada berharga apa pun, supaya Ia mempertiadakan hal yang berharga, supaya jangan barang seorang pun memegahkan dirinya di hadapan Allah. Tetapi dengan berkat Allah kamu ini ada di dalam Kristus Yesus, yang sudah menjadi bagi kita hikmat daripada Allah, yaitu kebenaran, dan kesucian, dan penebusan, supaya (seperti yang tersurat): Siapa yang memegahkan diri, biarlah ia memegahkan diri di dalam Tuhan.
Pasal 2. Demikian aku pun, tatkala aku sudah datang kepadamu, hai saudara-saudaraku, bukannya aku datang dengan petah lidah atau hikmat di dalam hal aku memberitakan rahasia Allah kepadamu. Karena aku sudah bermaksud, bukannya hendak mengetahui apa-apa di antara kamu, melainkan Yesus Kristus, yang telah tersalib itu. Aku sudah ada di dalam kelemahan dan ketakutan dan geletar yang sangat di antara kamu. Maka perkataanku dan pemberitaanku bukannya dengan perkataan hikmat yang menarik hati orang, melainkan dengan penunjukan roh dan kuasa Allah, supaya imanmu jangan bergantung kepada akal manusia, melainkan kepada kuasa Allah. Adapun hikmat itu kami katakan di antara orang yang sempurna. Tetapi bukannya hikmat dunia ini, dan bukannya hikmat raja-raja dunia ini, yang ditiadakan kelak, melainkan kami mengatakan hikmat Allah yang sudah dirahasiakan dan yang tersembunyi, dan yang sudah ditetapkan Allah terlebih dahulu daripada dunia ini untuk kemuliaan kita, yang tiada dikenal oleh seorang pun daripada raja-raja dunia ini. Karena jikalau mereka itu sudah mengenal dia, niscaya tiadalah mereka itu menyalibkan Tuhan, pohon segala kemuliaan itu, melainkan seperti yang tersurat: Barang yang mata tiada tampak, dan telinga tiada mendengar, dan yang tiada timbul di dalam hati manusia, itulah yang disediakan Allah bagi orang yang mengasihi Dia. Tetapi kepada kita Allah sudah menyatakan itu dengan Roh-Nya, karena Roh itulah menyelidik segala sesuatu, walaupun perkara Allah yang dalam-dalam. Karena manusia yang manakah mengetahui batin orang, melainkan roh yang ada di dalam orang itu? Demikianlah juga tiada seorang pun mengetahui batin Allah, melainkan Roh Allah itu. Tetapi kita ini telah menerima bukannya roh dunia ini, melainkan Roh yang daripada Allah, supaya kita dapat mengetahui barang yang dikaruniakan Allah kepada kita. Maka barang yang kami katakan itu pun bukannya dengan pengajaran manusia, melainkan dengan pengajaran Roh, sambil membandingkan barang rohani dengan rohani. Tetapi orang duniawi tiada menerima barang yang daripada Roh Allah itu, karena perkara itu menjadi kebodohan kepadanya, dan tiada dapat mengenalnya, sebab perkara itu diselidik dengan peri rohani. Tetapi orang yang rohani itu menyelidiki segala perkara, maka ia sendiri tiada diselidik oleh seorang jua pun. Karena siapakah yang mengetahui kasad Tuhan sehingga dapat mengajar Tuhan? Tetapi kita ini menaruh kasad Kristus.
Pasal 3. Hai saudara-saudaraku, dahulu tiada dapat aku mengatakan kepada kamu seperti kepada orang yang rohani, melainkan seperti kepada orang yang di dalam tabiat duniawi, yaitu seperti kepada orang yang menjadi kanak-kanak di dalam Kristus. Maka susu kuberikan kamu, bukannya makanan; karena kamu belum tahan, bahkan, sampai sekarang ini kamu belum tahan, sebab kamu lagi di dalam tabiat duniawi. Karena jikalau ada dengki dan pertengkaran di antara kamu, bukankah kamu di dalam tabiat duniawi serta melakukan cara orang dunia? Karena apabila seorang berkata, "Bahwa aku ini pihak Paulus", dan yang lain berkata, "aku ini pihak Apollos", bukankah kamu orang duniawi? Apollos itu apa? Dan Paulus itu apa? Mereka itu pelayan sahaja, yang olehnya kamu masuk iman, yaitu sebagaimana Tuhan sudah mengaruniakan kepada masing-masing itu. Aku ini yang menanam, Apollos yang menyiram, tetapi Allah yang menumbuhkan. Oleh yang demikian penanam pun tidak, penyiram pun tidak dihargakan, melainkan hanya Allah yang menumbuhkan. Maka yang menanam dan yang menyiram itu menjadi sama, tetapi masing-masing akan memperoleh pahalanya sendiri, sekadar pekerjaannya sendiri. Karena kami orang bekerja bersama-sama dengan Allah, maka kamu huma Allah, dan bangunan Allah. Maka menurut sebagaimana anugerah Allah yang dikaruniakan kepadaku menjadi seperti kepala tukang rumah yang pandai, aku sudah meletakkan alas, maka orang lain membangunkan rumah di atasnya. Tetapi biarlah masing-masing memperhatikan bagaimana ia membangunkan di atasnya itu. Karena lain alasan tiadalah dapat diletakkan oleh seorang jua pun, kecuali yang sudah terletak, yaitu Yesus Kristus. Jikalau barang seorang mendirikan rumah emas, perak, batu yang indah-indah, kayu, rumput kering, atau jerami di atas alasan itu, maka pekerjaan masing-masing itu ketaralah kelak. Karena Hari itu akan menerangkan halnya, sebab dinyatakan itu dengan api; maka api itu sendiri akan menguji jenis pekerjaan masing-masing itu. Jikalau pekerjaan barang seorang tinggal tetap, yang dibangunkannya di atas alasan itu, niscaya diperolehnya pahala kelak. Jikalau pekerjaan seorang terbakar, niscaya rugilah ia. Maka ia sendiri akan selamat, tetapi seolah-olah orang yang menerusi api. Tiadakah kamu ketahui bahwa kamu rumah Allah, dan Roh Allah diam di dalam kamu? Jikalau barang seorang membinasakan rumah Allah, maka ia akan dibinasakan Allah; karena rumah Allah itu kudus, yaitu kamulah. Janganlah seorang pun menipu diri. Jikalau barang seorang di antara kamu menyangka dirinya sendiri bijak di dalam dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh, supaya boleh ia menjadi pandai. Karena hikmat dunia ini menjadi kebodohan kepada Allah. Karena adalah tersurat: Bahwa Tuhan menangkap orang yang berhikmat itu di dalam cerdik orang itu sendiri. Dan lagi: Bahwa Tuhan mengetahui akan pikiran orang yang berhikmat itu sia-sia semuanya. Oleh yang demikian janganlah seorang pun bermegah-megah atas hal manusia. Karena segala sesuatu kepunyaanmu, baik Paulus, baik Apollos, baik Kefas, baik dunia ini, baik hidup, baik mati, baik hal yang ada sekarang ini, atau yang akan datang kelak, yaitu segala sesuatu kepunyaanmu. Tetapi kamu milik Kristus, dan Kristus itu milik Allah.
Pasal 4. Atas peri demikian hendaklah kami disifatkan orang seperti hamba-hamba Kristus dan pemelihara rahasia Allah. Dan lagi wajib di dalam hal pemelihara itu, bahwa masing-masing didapati setiawan. Tetapi tentang aku tersangatlah ringan jikalau aku dihakimkan oleh kamu atau oleh suatu keputusan manusia, bahkan, aku sendiri pun tiada menghakimkan diriku. Karena suatu pun tiada aku mengetahui kesalahanku sendiri; tetapi dengan hal yang demikian aku belum diperbenarkan, melainkan yang menghakimkan aku itulah Tuhan. Oleh yang demikian janganlah kamu memutuskan barang sesuatu hal dahulu daripada waktunya, sehingga datang Tuhan, yang akan menerangkan barang yang tersembunyi di dalam gelap, dan akan menyatakan segala kasad hati orang. Pada masa itulah masing-masing akan beroleh kepujian daripada Allah. Segala hal ini, hai saudara-saudaraku, kuambil kias atas diriku sendiri dan Apollos oleh karena kamu, supaya kamu dapat mempelajari di dalam hal kami "bahwa janganlah melampaui barang yang tersurat", supaya jangan seorang membesarkan diri atas nama seorang mengatas orang yang lain. Karena siapakah gerangan melebihkan engkau? Dan apakah yang ada padamu yang bukan engkau terima? Dan jikalau engkau sudah menerima itu, apakah sebabnya engkau memegahkan dirimu seolah-olah engkau bukan menerima itu? Memang kamu sudah kenyang, dan memang kamu sudah kaya, dan kamu memerintah dengan tiada perlukan kami. Wah, sukanya aku jikalau kamu sudah memerintah, supaya kami dapat memerintah beserta dengan kamu! Karena aku sangka, bahwa Allah telah menjadikan kami ini rasul-rasul yang terlebih hina seperti orang yang dihukumkan sampai mati. Karena kami menjadi suatu tamasya kepada isi dunia ini, baik kepada malaekat, baik kepada manusia pun. Kami ini menjadi bodoh oleh sebab Kristus; tetapi kamulah bijak di dalam Kristus; kami ini lemah, tetapi kamulah kuat, kamulah mulia, tetapi kami ini hina. Maka sehingga sampai kepada waktu ini kami menderita lapar, dan dahaga, dan kekurangan pakaian, dan terkena sesah, dan tiada bertempat tetap, dan berlelah-lelah bekerja dengan tangan kami sendiri. Maka hamun orang, kami balas dengan berkat, aniaya orang, kami deritakan, cerca orang, kami balas dengan perkataan yang manis. Maka kami menjadi seperti sampah dunia ini dan sampah sarap di dalam pemandangan orang sekalian, sehingga sampai sekarang ini. Maka aku menuliskan ini bukannya hendak mempermalukan kamu, melainkan hendak menasehatkan kamu seperti anak-anak yang kukasihi. Karena meskipun kamu ada sepuluh ribu guru di dalam Kristus, tetapi kamu tiada banyak Bapa; karena di dalam Kristus Yesus aku ini telah memperanakkan kamu dengan Injil itu. Sebab itu aku mintalah kamu: Turutlah teladanku. Maka itulah sebabnya aku menyuruhkan Timotius kepada kamu, yaitu anakku yang kukasihi dan setiawan di dalam Tuhan; ialah akan mengingatkan kamu segala perihal jalanku di dalam Kristus Yesus, sebagaimana yang kuajarkan di mana-mana pun di dalam tiap-tiap sidang jemaat. Tetapi adalah beberapa orang yang membesarkan dirinya seolah-olah tiada aku berani datang kepadamu. Tetapi insya Allah aku akan datang kepadamu dengan segeranya, dan aku akan mengetahui bukan perkataan mereka itu yang membesarkan diri sahaja, melainkan kuasanya itu. Karena kerajaan Allah itu bukannya berwujud atas perkataan, melainkan atas kuasa. Apakah kamu kehendaki? Patutkah aku datang kepadamu dengan rotan, atau dengan kasih dan hati yang lembut?
Pasal 5. Dengan sesungguhnya kedengaranlah kabar bahwa ada zinah di antara kamu, bahkan, semacam zinah yang sedemikian itu tiadalah kedapatan, walaupun di antara orang kafir, sehingga seorang memperbinikan isteri bapanya. Dan kamu ini membesarkan dirimu, maka tiadakah lebih patut kamu berdukacita, supaya orang yang melakukan perbuatan ini dibuangkan dari antaramu? Adapun aku ini sungguhpun diriku tiada hadir, tetapi rohku hadir, maka sama seperti aku hadir, sudahlah sedia hukumanku atas orang yang mengerjakan sedemikian ini. Dengan nama Tuhan kita Yesus, baiklah kamu bersama-sama rohku dengan kuasa Tuhan kita Yesus, akan menyerahkan orang semacam itu kepada Iblis untuk membinasakan tubuhnya, supaya rohnya terselamat di dalam Hari Tuhan itu. Maka hal memegahkan dirimu itu tiada baik. Tiadakah kamu ketahui bahwa ragi yang sedikit itu mengkhamirkan segenap gumpal tepung itu? Buangkan ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi segumpal yang baharu, sebab kamu memang tiada bercampur ragi. Karena sudah tersembelih Pasah kita, yaitu Kristus. Sebab itu biarlah kita merayakan masa raya bukannya dengan ragi yang lama, dan bukannya dengan ragi yang niat jahat dan berkejahatan, melainkan dengan peri yang tiada beragi, yaitu dengan hati yang jernih dan yang benar. Aku sudah menyuratkan kepadamu di dalam suratku minta jangan bercampur dengan orang yang berzinah; artinya: Jangan semata-mata bercampur dengan orang yang berzinah di dalam dunia ini atau orang tamak, atau pendaya, atau penyembah berhala. Jikalau demikian, tak dapat tiada kamu keluar dari dalam dunia. Tetapi sekarang aku menyuratkan kepadamu, jangan bercampur dengan orang yang dikatakan saudara, jikalau ia orang yang berzinah atau tamak, atau penyembah berhala, atau penghamun, atau pemabuk, atau pendaya; maka jangan kamu makan sehidang dengan orang sedemikian itu. Karena apakah wajibnya aku menghakimkan orang luar? Bukankah wajib kamu menghakimkan orang dalam? Tetapi orang luar itu, Allah yang menghakimkan. Maka jauhkanlah orang yang jahat itu dari antara kamu.
Pasal 6. Beranikah barang seorang di antara kamu, jikalau ada suatu pendakwaan ke atas sama sendiri, pergi berhukum di hadapan hakim kafir, dan tiada di hadapan orang suci? Atau tiadakah kamu mengetahui bahwa menghakimkan dunia ini terletak pada orang suci kelak? Dan jikalau dunia ini dihakimkan oleh kamu, tiadalah kamu berlayak menghakimkan perkara yang tersangat kecil? Tiadakah kamu mengetahui bahwa kita akan menghakimkan malaekat kelak? Apatah lagi hal ihwal tentang kehidupan ini? Sebab itu, jikalau kamu terkena menghakimkan hal ihwal kehidupan ini, adakah kamu hadapkan segala hal itu kepada pengadilan orang yang tiada terbilang kepada sidang jemaat itu? Aku mengatakan ini, supaya kamu berasa malu. Tiadakah seorang pun di antara kamu yang bijak, yang dapat memberi keputusan perkara antara saudara-saudaranya? Tetapi saudara dengan saudara pergi berhukum, apatah lagi hal itu kepada orang-orang kafir! Dengan sebenarnya hal itu memang menjadi cela kepadamu, bahwa kamu mendakwa sama sendirimu. Apakah sebabnya tiada kamu rela beralah? Apakah sebabnya tiada kamu rela tertipu? Tetapi kamu sendiri berbuat salah dan menipu, apatah lagi kepada saudara-saudaramu! Tiadakah kamu mengetahui bahwa orang lalim tiada akan menjadi waris kerajaan Allah? Janganlah kamu tersesat. Orang berzinah, dan penyembah berhala, dan orang bermukah, dan orang semburit, dan orang yang berburit, dan pencuri, dan orang tamak, dan pemabuk, dan pencerca, dan pendaya, semuanya itu tiada akan menjadi waris kerajaan Allah. Dan semacam itulah ada setengah dari antara kamu dahulu, tetapi kamu sudah dibasuh, dan kamu telah dikuduskan, dan kamu telah dibenarkan dengan nama Tuhan Yesus Kristus dan dengan Roh Allah Tuhan kita. Maka "Segala sesuatu halal bagiku," tetapi bukan semuanya itu berfaedah. "Segala sesuatu halal bagiku," tetapi aku ini tiada mau takluk ke bawah kuasa barang sesuatu pun. "Adapun makanan itu bagi perut, dan perut itu bagi makanan," tetapi kedua-duanya itu akan dilenyapkan Allah. Tetapi tubuh itu bukannya untuk persundalan, melainkan bagi Tuhan, dan Tuhan itu bagi tubuh. Maka Allah telah membangkitkan Tuhan itu dan akan membangkitkan kita juga dengan kodrat-Nya. Tiadakah kamu mengetahui bahwa tubuhmu itu anggota Kristus? Patutkah sekarang aku membawa segala anggota Kristus itu menjadikan dia anggota perempuan sundal? Jangan sekali-kali. Atau tiadakah kamu mengetahui bahwa yang melekat kepada sundal menjadi setubuh? Karena firman Tuhan: Bahwa keduanya itu akan menjadi sedaging. Tetapi orang yang melekat kepada Tuhan menjadi satu roh. Larilah daripada zinah! Maka tiap-tiap dosa lain yang dilakukan orang, ia itu dari luar tubuh itu; tetapi orang yang bersundal itu, ialah berdosa kepada tubuhnya sendiri. Atau tiadakah kamu mengetahui bahwa tubuhmu itulah rumah Rohulkudus yang diam di dalammu itu, yang telah kamu peroleh daripada Allah, dan bukan kamu milikmu sendiri? Karena kamu sudah dibeli dengan harga tunai. Sebab itu hendaklah kamu memuliakan Allah dengan tubuhmu.
Pasal 7. Menjawab segala pertanyaan di dalam suratmu itu, maka baiklah laki-laki jangan menyentuh perempuan, akan tetapi dari sebab zinah, maka hendaklah tiap-tiap laki-laki beristerikan isterinya sendiri, dan tiap-tiap perempuan bersuamikan suaminya sendiri. Hendaklah suami itu menggenapkan kewajibannya kepada isterinya, demikianlah juga isteri itu kepada suaminya. Maka isteri itu tiada berkuasa atas tubuhnya sendiri, melainkan suami itu. Demikian juga suami itu tiada berkuasa atas tubuhnya sendiri, melainkan isteri itu. Janganlah bertahar-tahar sama sendirimu, kecuali dengan izin masing-masing untuk seketika lamanya, supaya kamu sempat berdoa dan kemudian bersama-sama pula, supaya jangan kamu dicobai oleh Iblis, oleh sebab kamu tiada dapat menahan dirimu. Tetapi inilah kukatakan bukannya perintah, melainkan timbangan hati sahaja. Maka aku suka, biarlah segala orang menjadi seperti aku ini, tetapi masing-masing beroleh karunia yang berbeda-beda daripada Allah, yaitu seorang begini, dan seorang begitu. Tetapi kepada orang bujang dan kepada janda aku mengatakan, bahwa baiklah mereka itu hidup seperti aku ini. Tetapi jikalau mereka itu tiada dapat menahan dirinya, biarlah mereka itu kawin, karena lebih baik kawin daripada menyala berahinya. Tetapi kepada orang yang sudah kawin itu aku berpesan (yaitu bukannya aku ini melainkan Tuhan): Bahwa janganlah isteri itu undur daripada suaminya. (Tetapi jikalau ia sudah undur, maka hendaklah ia senantiasa bujang, atau rujuk kepada suaminya;) dan janganlah suami itu meninggalkan isterinya. Maka kepada orang yang lain itu aku ini yang berkata (dan bukannya Tuhan): Bahwa jikalau barang seorang saudara beristeri yang tiada beriman, dan isteri itu suka diam bersama-sama dengan dia, maka janganlah suami itu meninggalkan dia. Dan perempuan yang bersuamikan suami yang tiada beriman, dan suami itu suka diam bersama-sama dengan dia, maka janganlah ia meninggalkan suami itu. Karena suami yang tiada beriman itu dikuduskan di dalam isterinya, dan isteri yang tiada beriman itu dikuduskan di dalam saudara itu. Jikalau tiada yang demikian, niscaya najislah anak-anakmu itu, tetapi sekarang kuduslah ia. Tetapi jikalau orang yang tiada beriman itu undur, biarlah ia undur. Maka saudara laki-laki atau saudara perempuan itu tiada terikat lagi di dalam hal yang demikian. Tetapi kamu telah dipanggil Allah hidup di dalam perdamaian. Hai isteri orang, bagaimanakah engkau mengetahui, kalau-kalau engkau akan menyelamatkan suamimu? Atau hai suami orang, bagaimanakah engkau mengetahui, kalau-kalau engkau akan menyelamatkan isterimu? Tetapi sebagaimana Tuhan sudah membahagi-bahagi kepada masing-masing, dan sebagaimana masing-masing dipanggil oleh Allah, demikian hendaklah ia berbuat. Maka demikianlah peraturanku di dalam segala sidang jemaat. Jikalau seorang dipanggil sedang sudah tersunat, janganlah ia meniadakan sunatnya. Dan jikalau seorang dipanggil sedang belum bersunat, janganlah ia disunatkan. Maka sunat itu suatu pun tiada apa-apa, dan hal yang tiada bersunat itu suatu pun tiada apa-apa; melainkan menjunjung hukum Allah. Maka hendaklah masing-masing tetap di dalam hal panggilan yang ia telah dipanggil itu. Jikalau engkau dipanggil sedang menjadi hamba, jangan engkau bersusah; tetapi jikalau engkau dapat juga dimerdekakan lebih baik terima. Karena siapa yang dipanggil di dalam Tuhan sedang menjadi hamba, ialah orang merdeka Tuhan; sedemikian pula siapa yang dipanggil sedang menjadi orang yang merdeka, ialah hamba Kristus. Maka kamu sudah dibeli dengan harga tunai; janganlah kamu menjadi hamba orang. Hai saudara-saudaraku, hendaklah masing-masing tetap di dalam hal ia dipanggil itu beserta dengan Allah. Tentang hal perawan, tiada padaku firman Tuhan, tetapi aku memberi ikhtiar seperti orang kepercayaan oleh karena rahmat Tuhan. Maka pada pemandanganku, baiklah hal yang demikian oleh sebab kesukaran yang pada masa ini, yaitu baiklah orang tinggal sebagaimana ia memang ada. Jikalau engkau terikat kepada isteri, janganlah menuntut kelepasan. Jikalau engkau terlepas daripada isteri, janganlah mencari isteri. Tetapi jikalau engkau kawin, tiadalah engkau berdosa, dan jikalau seorang perawan kawin, tiadalah ia berdosa. Tetapi orang yang sedemikian itu akan ditimpa oleh kesukaran dirinya. Maka aku ini sayangkan kamu. Maka inilah kataku, hai saudara-saudaraku, bahwa waktu sudah singkat. Sebab itu daripada masa ini biarlah orang yang beristeri itu menjadi seperti yang tiada beristeri; dan orang yang menangis seperti yang tiada menangis, dan orang yang bersukacita seperti yang tiada bersukacita, dan orang yang membeli seperti yang tiada mempunyai; dan orang yang memakai dunia ini, pakailah seperti orang yang tiada memakai; karena keadaan dunia ini akan lenyap. Tetapi kehendak aku janganlah kamu kuatir. Maka orang yang tiada beristeri itu sangat ingat akan perkara daripada Tuhan, yaitu bagaimana ia dapat membuat Tuhan berkenan akan dia. Tetapi orang beristeri sangat ingat akan perkara dunia, yaitu bagaimana ia dapat membuat isterinya berkenan akan dia, dan hatinya bercabang dua. Maka perempuan yang tiada bersuami itu dan perawan sangat ingat akan perkara daripada Tuhan, supaya ia kudus, baik tubuh baik rohnya. Tetapi perempuan yang bersuami itu sangat ingat akan perkara dunia, yaitu bagaimana ia dapat membuat suaminya berkenan akan dia. Maka yang kukatakan ini berfaedah bagi kamu, bukannya aku hendak menjerat kamu, melainkan hendak menyempurnakan kamu, sehingga kamu bertekun kepada Tuhan dengan tiada kebimbangan. Tetapi jikalau seorang menyangkakan tiada menjalankan dengan sepatutnya kepada anak perawannya di dalam hal ia sudah lepas daripada akil balig, maka jikalau disangkanya perlu mengawinkan dia, biarlah ia berbuat sekehendak hatinya. Tiadalah ia berbuat dosa, maka bolehlah mereka itu kawin. Tetapi siapa yang tetap hatinya dan dengan tiada terpaksa, melainkan ada kuasa atas kehendaknya sendiri, dan sudah menetapkan di dalam hatinya hendak memeliharakan anak perawannya itu, maka perbuatannya itu baik juga. Oleh yang demikian maka orang yang mengawinkan anak perawannya itu baik perbuatannya dan orang yang tiada mengawinkan dia itu, lebih baik perbuatannya. Maka seorang perempuan yang bersuami terikat selagi suaminya itu hidup; tetapi jikalau suami itu mati, maka bebaslah ia berkawin dengan barangsiapa yang diperkenannya, asal di dalam Tuhan sahaja. Tetapi pada pemandanganku, ia lebih senang jikalau ia tinggal sebagaimana memang ada. Maka pada pikiranku, bahwa aku juga ada Roh Allah.
Pasal 8. Adapun akan hal barang yang dipersembahkan kepada berhala, kita ketahui "bahwa kita sekalian berpengetahuan." Maka pengetahuan itu membesarkan diri, tetapi kasih itu meneguhkan hati. Jikalau seorang menyangkakan dirinya mengetahui barang sesuatu, belumlah ia mengetahui sebagaimana patut diketahuinya. Tetapi jikalau barang seorang mengasihi Allah, ialah dikenal oleh Allah. Tentang hal makan makanan yang dipersembahkan kepada berhala itu, kita mengetahui bahwa berhala itu satu pun tidak di dalam dunia ini, dan tiadalah ada Allah lain hanya Yang Esa itu. Karena jikalau maklum dewa-dewa ada sekalipun, baik di langit, baik di atas bumi, sebagaimana ada dewa-dewa banyak dan penguasa pun banyak, tetapi kepada kita ada Satu sahaja, yaitu Allah Bapa, maka segala sesuatu daripada Dialah asalnya, dan kita menuju Dia, dan Tuhan pun Satu juga, yaitu Yesus Kristus, oleh sebab-Nyalah ada segala sesuatu, dan kita pun ada oleh sebab-Nya. Tetapi bukannya sekalian orang berpengetahuan ini. Maka ada beberapa orang yang hingga sekarang ini mahir dengan berhala dan makan yang sudah dipersembahkan kepada berhala, dan perasaan hati mereka itu, sebab lemah, menjadi najis. Sebenarnya makanan itu tiada membawa lebih dekat kepada Allah. Jikalau kita tiada makan sekalipun, tiada apa kekurangan kita, dan jikalau kita makan pun, tiada apa kelebihan kita. Tetapi ingatlah kamu, supaya jangan kebebasanmu itu menjadi suatu syak kepada orang yang lemah. Karena jikalau seorang memandang engkau yang berpengetahuan itu, duduk makan di dalam rumah berhala, tiadakah perasaan hatinya yang lemah itu menjadi berani hendak makan makanan yang dipersembahkan kepada berhala? Karena oleh sebab pengetahuanmu itu binasalah orang yang lemah, yaitu saudara itu, karenanya juga Kristus sudah mati. Tetapi jikalau atas peri demikian kamu berdosa kepada saudara-saudara itu, dan melukakan perasaan hatinya yang lemah itu, maka kamu juga berdosa kepada Kristus. Oleh sebab itu jikalau makanan mendatangkan syak kepada saudaraku itu, sekali-kali tiadalah aku mau makan daging lagi, supaya jangan aku mendatangkan syak kepada saudaraku.
Pasal 9. Bukankah aku bebas? Bukankah aku seorang rasul? Bukankah aku sudah memandang Yesus, Tuhan kita? Bukankah kamu ini jadi kenyataan pekerjaanku di dalam Tuhan? Jikalau aku bukannya rasul kepada orang lain, tetapi kepada kamu aku rasul; karena meterai jawatanku rasul itu kamu inilah di dalam Tuhan. Maka inilah jawabanku kepada orang yang memeriksai hal aku. Tiadakah kami berhak makan dan minum? Tiadakah kami berhak membawa beserta dengan kami seorang isteri Kristen, sama seperti lain-lain rasul, dan saudara-saudara Tuhan, dan Kefas? Atau aku dengan Barnabas sahajakah yang tiada berhak berhenti daripada pekerjaan tangan? Siapakah pernah menjadi laskar atas perbelanjaannya sendiri? Dan siapakah pula yang membuka kebun anggur tiada boleh makan buah-buahnya? Atau siapakah yang menggembalakan sekawan lembu dan yang tiada minum susunya itu? Adakah aku berkata ini cara manusia? Atau tiadakah kata Taurat sedemikian itu juga? Karena adalah tersurat di dalam Taurat Musa: Bahwa janganlah engkau menyimpai mulut lembu yang sedang mengirik itu. Adakah Allah memikirkan lembu itu? Atau adakah yang difirmankan-Nya itu semata-mata karena kita? Bahkan, karena kita juga sudah tersurat, bahwa orang yang menenggala itu harus menenggala dengan pengharapan, dan yang mengirik itu pun dengan pengharapan mendapat bahagian. Jikalau kami menabur benih rohani kepada kamu, suatu perkara besarkah jikalau kami menuai buah duniawi daripada kamu? Jikalau orang lain beroleh hak atas kamu, apatah lagi kami? Tetapi tiadalah kami menggunakan hak itu, melainkan kami menderita segala hal, supaya jangan kami menyekat Injil Kristus. Tiadakah kamu mengetahui, bahwa orang yang mengerjakan kewajiban rumah Allah, itu mendapat makan daripada rumah Allah, dan orang yang menunggu tempat korban itu pun mendapat bahagian dengan tempat korban itu? Demikianlah juga sudah ditetapkan oleh Tuhan, bahwa orang yang memberitakan Injil hendaklah mendapat kehidupannya daripada Injil itu. Tetapi aku ini tiada menggunakan satu pun daripada segala hal itu; dan bukannya aku menyuratkan hal itu, supaya dilakukan demikian kepadaku. Karena lebih baik aku mati daripada itu, maka kemegahanku itu tiada boleh disia-siakan, oleh seorang jua pun. Karena jikalau aku memberitakan kabar kesukaan, bukanlah megah kepadaku, sebab kewajiban itu tertanggung atasku; bahkan, wai atasku, jikalau tiada aku memberitakan kabar kesukaan itu. Karena jikalau aku berbuat demikian itu dengan kehendakku sendiri, adalah suatu pahala padaku; tetapi jikalau bukannya dengan kehendakku sendiri, maka ia itu suatu jawatan yang dipercayakan kepadaku. Jikalau demikian, apakah pahalaku? Inilah: Aku memberitakan kabar kesukaan itu dengan tiada berupah, sehingga aku tiada melakukan kebebasanku di dalam hal memberitakan Injil itu. Karena meskipun aku merdeka daripada orang sekalian, maka aku telah memperhambakan diriku untuk sekalian orang, supaya aku beroleh lebih banyak orang. Maka kepada orang Yahudi aku menjadi seperti seorang Yahudi, supaya aku memperoleh orang Yahudi itu. Dan kepada orang yang di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang di bawah hukum Taurat, walaupun aku sendiri tiada di bawah hukum Taurat, supaya aku memperoleh orang yang di bawah hukum Taurat itu. Maka kepada orang yang tiada mempunyai hukum Taurat, aku menjadi seperti orang yang tiada mempunyai hukum Taurat, meskipun aku tiada lepas daripada hukum Allah, melainkan takluk di bawah hukum Kristus, supaya aku memperoleh orang yang tiada mempunyai hukum Taurat. Maka kepada orang yang lemah aku menjadi seperti orang lemah, supaya aku memperoleh orang yang lemah. Maka kepada orang sekalian aku sudah menjadi segala sesuatu, supaya boleh dengan seboleh-bolehnya aku dapat menyelamatkan beberapa orang. Tetapi segala sesuatu itu aku perbuat karena sebab Injil itu, supaya aku masuk sama bahagian di dalamnya itu. Tiadakah kamu mengetahui, bahwa segala orang yang sedang berlari di tempat orang berlumba itu, semuanya berlari-lari, tetapi hanya seorang sahaja yang beroleh kemenangan? Maka hendaklah kamu berlari seperti yang demikian, supaya kamu beroleh kemenangan. Maka tiap-tiap orang perlawanan yang memahirkan diri di dalam permainan, bertahan di dalam segala sesuatu; mereka itu akan beroleh suatu makota yang akan binasa, tetapi kita ini beroleh suatu makota yang tiada akan binasa. Sebab itu aku ini berlari-lari sedemikian, bukannya dengan tiada berketentuan. Demikianlah juga tinjuku, bukannya seperti memalu angin, melainkan aku menyiksa tubuhku, dan aku memperhambakan dia, supaya jangan aku, yang sudah mengajar orang lain itu, sendiri akan terbuang.
Pasal 10. Maka bukannya aku suka kamu tiada mengetahui, hai saudara-saudaraku, bahwa nenek moyang kita telah ada di bawah awan dan sekaliannya itu melalui laut; dan sekaliannya telah dibaptiskan di dalam awan dan di dalam laut, supaya menjadi satu dengan Musa, dan sekaliannya telah makan makanan rohani yang serupa, dan sekaliannya telah minum minuman rohani yang serupa. Karena mereka itu telah minum daripada batu rohani yang mengikut mereka itu, maka batu itulah Kristus. Tetapi akan kebanyakan mereka itu Allah tiada berkenan. Sebab itulah mereka itu binasa di dalam padang belantara. Tetapi segala perkara itu menjadi teladan bagi kita, supaya jangan kita ingin akan perkara yang jahat, seperti mereka itu juga. Janganlah pula kamu menjadi penyembah berhala, sebagaimana beberapa mereka itu, karena telah tersurat: Bahwa kaum itu sudah duduk makan dan minum, lalu bangkit bermain. Janganlah kita juga mengerjakan zinah, seperti yang dikerjakan oleh beberapa mereka itu, dan di dalam satu hari sudah rebah mati dua puluh tiga ribu orang. Dan jangan kita pula mencobai Tuhan, sebagaimana beberapa mereka itu sudah mencobai, lalu dibinasakan oleh ular. Dan lagi jangan kamu bersungut-sungut, sebagaimana beberapa mereka itu sudah bersungut-sungut, lalu dibinasakan oleh malakulmaut. Segala perkara itu sudah berlaku atas mereka itu menjadi teladan, dan yang telah tersurat seperti nasehat bagi kita, orang akhir zaman. Sebab itu siapa yang menyangkakan dirinya itu tegak, hendaklah ia beringat jangan ia jatuh. Karena hanya pencobaan yang lazim kepada manusia sudah berlaku atas kamu. Tetapi Allah itu setiawan, yang tiada membiarkan kamu dicobai lebih daripada kekuatanmu, melainkan dengan pencobaan itu Ia akan mengadakan suatu jalan kelepasan, supaya cakap kamu menahannya. Sebab itu, hai segala kekasihku, larikanlah dirimu daripada menyembah berhala. Aku ini berkata seperti kepada orang yang bijak, kamu timbanglah barang yang kukatakan ini. Adapun cawan berkat yang kita berkati, bukankah ia itu persekutuan di dalam darah Kristus? Dan roti yang kita pecahkan, bukankah ia itu persekutuan di dalam tubuh Kristus? Sebab roti itu seketul, maka kita yang banyak ini menjadi tubuh sebatang, karena kita sekalian mendapat bahagian daripada roti yang seketul itu. Tengoklah adat bani Israel! Bukankah orang yang makan persembahan itu mengambil bahagian daripada persembahan itu? Bagaimanakah kataku? Bahwa barang yang dipersembahkan kepada berhala menjadi apa-apakah? Atau berhala itu menjadi apa-apakah? Melainkan inilah kataku, bahwa barang yang dipersembahkannya itu dipersembahkannya kepada segala setan, bukannya kepada Allah. Tetapi aku tiada suka kamu bersekutu dengan segala setan itu. Tiada boleh kamu minum daripada cawan Tuhan beserta dengan cawan segala setan. Dan tiada boleh kamu mendapat bahagian daripada hidangan Tuhan beserta dengan hidangan segala setan itu. Atau kita bangkitkankah kemurkaan Tuhan? Adakah kita lebih kuat daripada Tuhan? Segala sesuatu halal, tetapi bukan semuanya itu berfaedah. Maka segala sesuatu halal, tetapi bukan semuanya itu menetapkan hati. Biarlah tiada seorang pun mencari faedahnya sendiri, melainkan faedah orang lain. Maka barang sesuatu yang terjual di pasar daging, makanlah dengan tiada memeriksai sebab perasaan hati, karena Tuhan mempunyai bumi ini beserta dengan segala isinya. Jikalau barang seorang daripada orang kafir menjemput kamu dan kamu suka pergi, makanlah barang apa yang dihadapkan kepada kamu dengan tiada memeriksai sebab perasaan hati. Tetapi jikalau barang seorang berkata kepadamu, "Bahwa makanan ini sudah dipersembahkan kepada berhala," janganlah makan, sebab karena orang yang mengatakan demikian, dan sebab perasaan hati; artinya: Bukannya perasaan hati kamu sendiri, melainkan perasaan hati orang lain. Karena apakah sebabnya kemerdekaanku itu dihukumkan oleh perasaan hati orang lain? Jikalau aku ini dengan ucapan syukur menerima bahagianku, apakah sebabnya aku diumpat orang atas hal yang aku ucapkan syukur itu? Sebab itu, baik kamu makan atau minum, baik barang sesuatu perbuatanmu, perbuatlah sekalian itu kepada kemuliaan Allah. Janganlah kamu mendatangkan syak, baik kepada orang Yahudi, baik kepada orang Gerika, atau kepada sidang jemaat Allah, sebagaimana aku juga menyukakan orang sekalian di dalam segala perkara, bukannya dengan mencari faedahku sendiri, melainkan faedah orang banyak, supaya mereka itu beroleh selamat.
Pasal 11. Hendaklah kamu menurut teladanku, seperti aku pun menurut teladan Kristus. Aku memuji kamu sebab kamu ingat akan daku di dalam segala perkara, dan berpegang teguh kepada segala syarat, seperti yang telah kuserahkan kepadamu. Tetapi aku suka kamu mengetahui, bahwa kepala tiap-tiap laki-laki itu Kristus, dan kepala perempuan itu laki-laki, dan kepala Kristus itu Allah. Maka tiap-tiap laki-laki yang berdoa atau bernubuat dengan bertudung kepala, menghinakan kepalanya. Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan tiada bertudung kepala, menghinakan kepalanya, karena ia sama seperti sudah dicukur rambutnya. Karena jikalau seorang perempuan tiada bertudung, biarlah rambutnya digunting juga. Tetapi jikalau menjadi suatu malu kepada perempuan itu digunting atau dicukur rambutnya, biarlah ia bertudung. Karena laki-laki itu tiada patut menudung kepalanya, sebab ia peta dan kemuliaan Allah; tetapi perempuan itu kemuliaan laki-laki. Karena laki-laki itu bukan asalnya daripada perempuan, melainkan perempuan itu asalnya daripada laki-laki. Dan laki-laki itu bukannya dijadikan karena perempuan, melainkan perempuan itu karena laki-laki. Sebab itulah perempuan itu wajib memakai di kepalanya suatu tanda ia takluk, oleh sebab segala malaekat. Walaupun demikian, di dalam Tuhan perempuan bergantung kepada laki-laki, sama seperti laki-laki bergantung kepada perempuan. Karena seperti perempuan itu asalnya daripada laki-laki, demikian pula laki-laki jadi daripada perempuan; tetapi sekaliannya daripada Allah. Kamu timbangkanlah sendiri: Adakah patut seorang perempuan berdoa kepada Allah dengan tiada bertudung? Tiadakah keadaan itu sendiri menyatakan kepada kamu, bahwa jikalau seorang laki-laki ada berambut panjang menjadi suatu kehinaan kepadanya? Tetapi jikalau perempuan ada berambut panjang, menjadi suatu kemuliaan kepadanya! Karena rambutnya itu dikaruniakan kepadanya untuk penudung. Tetapi jikalau barang seorang suka berbantah-bantah, maka kita ini tiada menaruh adat yang demikian dan segala sidang jemaat Allah pun tidak. Tetapi di dalam memberi peraturan ini, tiadalah aku memuji kamu, sebab kamu datang berhimpun ini bukannya mendatangkan kebajikan, melainkan mendatangkan kejahatan. Karena pertama-tama aku dengar: Apabila kamu berhimpun di dalam sidang jemaat, adalah beberapa perbalahan timbul di antara kamu, dan aku percaya juga sedikit. Karena tak dapat tiada menjadi beberapa pihak di antara kamu juga, supaya orang yang setiawan itu menjadi nyata di antara kamu. Sebab itu, apabila kamu berhimpun sama sendiri, itu bukannya cara makan perjamuan Tuhan. Karena di dalam perjamuan itu masing-masing berebut-rebut makan makanannya sendiri, sehingga ada yang lapar, ada yang mabuk. Tiadakah ada bagimu rumah, tempat kamu makan dan minum? Atau kamu hinakankah sidang jemaat Allah, dan mempermalukan orang yang tiada menaruh apa-apa? Apakah hendak kukatakan kepadamu? Aku pujikah kamu? Di dalam hal ini tiada aku memuji kamu. Karena barang yang aku ini sudah terima daripada Tuhan, itulah juga aku serahkan kepada kamu, yaitu bahwa pada malam tatkala Tuhan Yesus diserahkan itu diambilnya roti; dan setelah sudah Ia mengucapkan syukur dipecah-pecahkan-Nya, sambil kata-Nya, "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan karena kamu; perbuatlah demikian, menjadi suatu peringatan akan Daku." Demikian juga cawan minuman itu, sesudah makan, kata-Nya, "Cawan minuman ini adalah perjanjian baharu di dalam darah-Ku. Maka seberapa banyak kali kamu minum, perbuatlah demikian menjadi suatu peringatan akan Daku." Karena seberapa banyak kali kamu makan roti ini dan minum daripada cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan hingga Ia datang. Sebab itu barangsiapa yang makan roti itu, dan minum daripada cawan Tuhan itu dengan tiada berlayak, maka salahlah ia kepada tubuh dan darah Tuhan. Tetapi hendaklah orang menguji dirinya sendiri, dan dengan demikian hendaklah ia makan roti dan minum daripada cawan itu. Karena orang yang makan dan minum dengan tiada membedakan tubuh Tuhan, maka ia makan dan minum suatu hukuman atas dirinya sendiri. Maka itulah sebabnya banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan bukan sedikit yang mati. Tetapi jikalau kita menyalahi diri kita sendiri, niscaya tiadalah kita dihukumkan. Tetapi jikalau kita dihukumkan, maka kita disiksa oleh Tuhan, supaya jangan kita akan terkena hukum bersama-sama dengan dunia ini. Sebab itu, hai saudara-saudaraku, apabila kamu berhimpun makan, nantikanlah kamu seorang akan seorang. Jikalau barang seorang lapar, biarlah ia makan di rumahnya, supaya jangan perhimpunanmu itu mendatangkan hukuman ke atasmu. Maka hal yang lain-lain itu aku hendak aturkan, apabila aku datang kelak.
Pasal 12. Adapun akan hal segala karunia yang rohani, hai saudara-saudaraku, tiada aku suka kamu tiada mengetahui. Maka kamu mengetahui, bahwa tatkala kamu lagi kafir, kamu sudah tertarik kepada berhala yang tiada bersuara itu, sebagaimana yang kamu sudah ditarik itu. Sebab itu aku menyatakan kepada kamu, bahwa dari antara orang-orang yang berkata-kata dengan ilham Roh Allah itu, tiada seorang pun mengatakan "Yesus itu laknat," dan tiada seorang pun dapat mengatakan "Yesus itu Tuhan" melainkan dengan Rohulkudus. Adalah berbagai-bagai karunia, tetapi roh-Nya itu Satu. Dan ada berbagai-bagai jawatan, tetapi Tuhannya itu Satu. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah itu juga yang mengerjakan segala hal itu di dalam sekalian orang. Tetapi kenyataan Roh itu dikaruniakan kepada masing-masing, supaya mendatangkan faedah. Karena kepada seorang dikaruniakan oleh Roh perkataan hikmat; dan kepada yang lain, perkataan marifat, menurut kuasa Roh itu juga; dan kepada orang lain, iman di dalam Roh itu juga; dan kepada yang lain, karunia menyembuhkan di dalam Roh yang Satu itu juga; dan kepada orang lain, perbuatan mujizat, dan kepada yang lain nubuat, dan kepada yang lain membedakan segala roh, dan kepada orang lain berjenis-jenis karunia lidah, dan kepada yang lain pengetahuan mengartikan makna lidah itu. Tetapi sekaliannya itu dikerjakan oleh Roh yang Satu itu juga dengan membahagi-bahagi kepada masing-masing, sebagaimana kehendak-Nya. Karena sebagaimana tubuh itu satu dan anggotanya banyak, dan segala anggota tubuh itu, meskipun banyak, menjadi satu tubuh, demikianlah juga Kristus. Karena di dalam Satu Roh juga kita sekalian sudah dibaptiskan menjadi satu tubuh, baik orang Yahudi, baik orang Gerika, baik abdi, baik orang yang merdeka; maka kita sekalian diisikan dengan Roh yang Satu juga. Karena tubuh itu pun bukannya satu anggotanya, melainkan banyak. Jikalau kaki berkata, "Bahwa sebab aku bukannya tangan, tiada aku terhisab kepada tubuh," maka bukanlah dengan sebab itu kaki itu tidak terhisab kepada tubuh. Dan jikalau telinga berkata, "Sebab aku bukannya mata, tiada aku terhisab kepada tubuh," maka bukanlah dengan sebab itu telinga itu tidak terhisab kepada tubuh. Jikalau segenap tubuh itu menjadi mata, di manakah pendengaran itu? Dan jikalau semuanya itu menjadi pendengaran, di manakah pencium itu? Tetapi Allah sudah mengaturkan segala anggota, tiap-tiap satu daripadanya di dalam tubuh, sebagaimana kehendak-Nya. Jikalau sekaliannya itu menjadi satu anggota, di manakah tubuh itu? Sungguhpun anggota itu banyak, tetapi tubuh satu sahaja. Maka tiadalah boleh mata itu berkata kepada tangan, "Aku tiada perlu akan dikau"; atau kepala pula berkata kepada kaki, "Aku tiada perlu akan kamu." Apatah lagi segala anggota tubuh yang rupanya sangat lemah, itu terlebih perlu. Dan anggota tubuh yang kita sangkakan kurang mulia itu, kita limpahkan kemuliaan ke atasnya, bahkan, anggota kita yang kurang elok itu beroleh lebih keelokan. Tetapi anggota kita yang elok tiada perlu yang demikian, melainkan Allah sudah mengaturkan tubuh itu dengan mengaruniakan lebih banyak kemuliaan kepada anggota yang berkekurangan itu, supaya jangan ada penceraian di dalam tubuh itu, melainkan segala anggota itu tolong-menolong satu dengan yang lain. Dan jikalau satu anggota itu merasai sakit, segala anggota itu pun sama merasai sakit; dan jikalau satu anggota dipermuliakan, segala anggota itu pun sama bersukacita. Maka kamu inilah tubuh Kristus, dan kamu masing-masing anggotanya. Maka Allah telah menetapkan beberapa orang di dalam sidang jemaat, pertama-tama rasul-rasul, kedua nabi-nabi, ketiga guru-guru, kemudian mujizat, kemudian pula kuasa menyembuhkan orang, pertolongan, perintahan, dan jenis-jenis karunia lidah. Semuanya itu rasulkah? Semuanya itu nabikah? Semuanya itu gurukah? Semuanya itu mengerjakan mujizatkah? Adakah semuanya beroleh kuasa menyembuhkan orang? Dapatkah semuanya itu berkata-kata dengan karunia lidah? Dapatkah semuanya itu mengertikan makna lidah? Tetapi usahakanlah dirimu akan beroleh segala karunia yang terlebih besar. Maka aku menunjukkan kepadamu suatu jalan yang terutama sekali.
Pasal 13. Jikalau aku berkata-kata dengan segala bahasa manusia dan malaekat sekalipun, tetapi aku tiada menaruh kasih, niscaya aku sudah menjadi seperti gong yang berbunyi, atau genta yang gemerincing. Dan jikalau aku dapat karunia bernubuat, dan aku mengetahui segala rahasia dan segala marifat, dan jikalau aku menaruh iman yang sempurna, sehingga dapat aku memindahkan segala gunung sekalipun, tetapi aku tiada menaruh kasih, niscaya aku bukan suatu apa pun. Jikalau aku sedekahkan segala hartaku menjamu orang miskin, dan jikalau aku serahkan tubuhku dibakar, tetapi aku tiada menaruh kasih, niscaya satu pun tiada berfaedah kepadaku. Adapun kasih itu panjang sabar dan penyayang; kasih itu tiada dengki; kasih itu tiada memegahkan dirinya, tiada sombong; tiada melakukan yang tiada senonoh, tiada mencari keuntungan dirinya sahaja; tiada pemarah; tiada menyimpan kesalahan orang; tiada gemar akan lalim, melainkan bersukacita dengan yang benar. Maka ia tahan menanggung segala sesuatu, dan percaya akan segala sesuatu, dan harap akan segala sesuatu, dan sabar akan segala sesuatu. Maka kasih itu tiada berkesudahan; tetapi nubuat itu akan ditiadakan, dan segala karunia lidah itu akan berhenti, dan segala marifat akan ditiadakan. Karena pengetahuan kita belum sempurna, dan hal kita bernubuat belum sempurna, tetapi apabila yang sempurna itu tiba, maka yang belum sempurna itu akan ditiadakan. Tatkala aku lagi kanak-kanak, aku bertutur seperti kanak-kanak, dan berasa seperti kanak-kanak, dan berpikir seperti kanak-kanak; sekarang semenjak sudah menjadi orang akil balig, maka keadaan kanak-kanak itu sudah kutiadakan. Karena sekarang ini kita nampak di dalam cermin muka kelam; tetapi pada masa itu kelak muka bertentang dengan muka. Maka sekarang pengetahuanku belum sempurna, tetapi pada masa itu aku akan mengetahui sebagaimana aku juga telah diketahui. Dengan yang demikian tinggallah iman, dan pengharapan, dan kasih, ketiga perkara ini, tetapi di dalam ketiganya itu yang terlebih besar, ialah kasih.
Pasal 14. Hambatlah olehmu kasih itu; dan lagi usahakanlah dirimu akan beroleh segala karunia yang rohani, tetapi terlebih pula supaya kamu bernubuat. Karena orang yang berkata-kata dengan karunia lidah itu, bukannya berkata kepada manusia, melainkan kepada Allah, karena tiada seorang pun mengerti, melainkan dengan Roh ia mengatakan rahasia. Tetapi orang yang bernubuat itu, ia mengatakan kepada manusia perkataan yang meneguhkan iman, dan nasehat dan penghiburan. Maka orang yang berkata-kata dengan karunia lidah itu meneguhkan imannya sendiri, tetapi orang yang bernubuat itu meneguhkan iman sidang jemaat. Aku suka jikalau kamu sekalian berkata-kata dengan karunia lidah, tetapi lebih lagi jikalau kamu bernubuat. Maka orang yang bernubuat itu lebih besar daripada orang yang berkata-kata dengan karunia lidah, kecuali jikalau yang berkata-kata dengan karunia lidah itu tahu mengartikan makna lidah itu, supaya sidang jemaat itu beroleh keteguhan iman. Tetapi jikalau demikian, hai saudara-saudaraku, jikalau kiranya aku datang berkata-kata kepadamu dengan karunia lidah, apakah aku menguntungkan kamu, jikalau tiada aku berkata-kata kepadamu dengan kenyataan atau dengan pengetahuan atau dengan nubuat atau dengan pengajaran? Walaupun benda yang tiada bernyawa, tetapi yang berbunyi, baik suling atau kecapi, jikalau tiada berlainan bunyinya, bagaimanakah dapat dikenal yang mana bunyi suling, yang mana bunyi kecapi itu? Karena jikalau nafiri berbunyi tiada berketentuan, siapakah gerangan bersiap akan berperang? Demikianlah juga kamu ini dengan lidahmu itu, jikalau tiada kamu melafalkan perkataan yang mudah dierti, bagaimanakah orang dapat mengerti barang yang dikatakan? Karena hal itu seolah-olah kamu membuangkan perkataan ke dalam angin. Adalah di dalam dunia ini sebegitu banyak jenis bahasa, dan satu pun tiada yang tiada bermakna. Sebab itu jikalau aku tiada mengetahui arti bahasa itu, maka aku menjadi kepada yang berkata-kata itu orang asing, dan yang berkata-kata itu menjadi orang asing kepadaku. Demikianlah juga kamu, sedang kamu mengusahakan dirimu akan beroleh karunia rohani, carilah supaya kamu berkelimpahan di dalam hal meneguhkan iman sidang jemaat. Sebab itu, hendaklah orang yang berkata-kata dengan karunia lidah itu berdoa, supaya ia dapat mengertikan bahasa itu. Karena jikalau aku berdoa dengan karunia lidah, maka rohku berdoa, tetapi akalku tiada mendatangkan faedah. Sekarang apakah halnya? Bahwa aku hendak berdoa dengan roh itu, dan aku hendak juga berdoa dengan akal itu; dan aku hendak menyanyi dengan roh itu, dan aku hendak juga menyanyi dengan akal itu. Jikalau tiada demikian, apabila engkau mengucapkan syukur dengan roh, bagaimanakah orang, yang tiada berkarunia itu, boleh mengaminkan ucapan syukurmu, sedang ia tiada mengerti apa katamu? Karena sesungguhnya, engkau ini mengucapkan syukur dengan sepatutnya, tetapi orang lain tiada terbangun imannya. Maka mengucap syukurlah aku kepada Allah, sebab aku tahu berkata-kata dengan karunia lidah, lebih daripada kamu sekalian. Tetapi di dalam sidang jemaat aku lebih suka mengatakan lima perkataan dengan akalku, supaya aku mengajar orang lain daripada sepuluh ribu perkataan dengan karunia lidah. Hai saudara-saudaraku, janganlah kamu menjadi budak-budak di dalam akalmu, melainkan di dalam hal kejahatan patutlah kamu menjadi kanak-kanak; tetapi di dalam akalmu itu hendaklah kamu menjadi sempurna. Maka di dalam hukum Taurat adalah tersurat: Bahwa dengan orang yang berbahasa asing dan bibir bangsa asing akan Kukatakan kepada kaum ini. Walaupun demikian, maka tiada juga mereka itu mendengar akan Daku, firman Tuhan. Sebab itu segala karunia lidah itu menjadi suatu tanda, bukannya kepada orang yang beriman, melainkan kepada orang yang tiada beriman, tetapi nubuat itu bukannya bagi orang yang tiada beriman, melainkan bagi orang yang beriman. Oleh yang demikian, jikalau segenap sidang jemaat berhimpun bersama-sama, dan sekalian sedang berkata-kata dengan karunia lidah, lalu masuk orang yang tiada berkarunia atau orang yang tiada beriman, tiadakah mereka itu mengatakan, bahwa kamu ini gila? Tetapi jikalau sekaliannya sedang bernubuat, lalu masuk seorang yang tiada beriman atau tiada berkarunia itu, maka orang itu akan ditempelak oleh sekaliannya, dan dikira-kirakan oleh sekaliannya itu, sehingga perasaan hatinya pun ketara, dan dengan demikian sujudlah ia menyembah Allah sambil menyatakan, bahwa dengan sesungguhnya Allah ada di antara kamu. Sekarang bagaimanakah halnya, hai saudara-saudaraku? Bahwa apabila kamu berhimpun, biarlah masing-masing ada dengan mazmur, ada dengan pengajaran, ada dengan kenyataan, ada dengan karunia lidah, ada dengan pengetahuan mengertikan makna lidah itu. Maka hendaklah segala hal itu meneguhkan iman. Jikalau barang seorang berkata-kata dengan karunia lidah, biarlah dua orang atau sebanyak-banyaknya tiga orang, tetapi seorang lepas seorang, dan biarlah seorang mengertikan maknanya. Tetapi jikalau tiada orang yang tahu mengertikan, biarlah ia berdiam diri di dalam sidang jemaat itu, hanya berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah. Dan biarlah dua atau tiga orang yang bernubuat itu berkata-kata, dan yang lain-lain itu menimbangkan kata-katanya. Tetapi jikalau kepada seorang yang duduk di situ masuk suatu ilham, hendaklah orang yang pertama itu berdiam diri. Karena sekalian kamu boleh bernubuat seorang lepas seorang, supaya sekaliannya boleh paham dan sekaliannya dinasehatkan. Adapun roh nabi-nabi itu takluk kepada nabi-nabi; karena Allah Ialah Tuhan sejahtera, bukannya kusut. Maka seperti di dalam segala sidang jemaat orang suci, hendaklah segala perempuan berdiam dirinya di dalam sidang-sidang jemaat itu. Karena tiada diizinkan kepada mereka itu berkata-kata melainkan wajiblah mereka itu takluk, seperti kata Taurat juga. Jikalau mereka itu suka belajar apa-apa, biarlah mereka itu bertanya kepada suaminya sendiri di rumah, karena menjadi suatu aib bagi perempuan berkata-kata di dalam sidang jemaat. Daripada kamukah firman Allah itu sudah keluar? Atau kepada kamu sahajakah firman itu sudah sampai? Jikalau barang seorang menyangkakan dirinya nabi atau orang rohani, hendaklah ia mengetahui barang yang aku suratkan kepadamu itulah hukum Tuhan. Tetapi jikalau barang seorang tiada hendak mengetahuinya, biarlah ia tiada mengetahui. Sebab itu, hai saudara-saudaraku, usahakanlah dirimu akan bernubuat, dan janganlah menahan orang berkata-kata dengan karunia lidah. Tetapi segala perkara itu hendaklah dilakukan dengan senonoh dan dengan peraturannya.
Pasal 15. Maka aku menyatakan kepada kamu, hai saudara-saudaraku, akan Injil yang aku beritakan kepada kamu, dan yang telah kamu terima itu, dan yang di dalamnya juga kamu berdiri tetap, dan olehnya juga kamu beroleh selamat, asal kamu berpegang teguh kepada perkataan yang kuberitakan kepada kamu, kecuali imanmu itu sia-sia. Karena pertama-tama kuserahkan kepada kamu barang yang telah kuterima juga, yaitu bahwa Kristus mati itu karena dosa kita setuju dengan nas Alkitab, dan Ia sudah dikuburkan, dan pada hari yang ketiga Ia sudah dibangkitkan pula setuju dengan nas Alkitab, dan Ia sudah kelihatan kepada Kefas, kemudian kepada kedua belas orang itu; kemudian daripada itu Ia kelihatan pula kepada saudara lebih daripada lima ratus orang di dalam sekaligus, maka kebanyakan mereka itu lagi hidup hingga sekarang, tetapi beberapa orang yang sudah meninggal. Kemudian Ia kelihatan kepada Yakub, kemudian pula kepada segala rasul. Pada akhir sekali Ia kelihatan kepada aku juga, yang seperti anak guguran. Karena aku inilah yang terlebih hina di antara segala rasul itu, sehingga tiada layak aku digelar rasul, oleh sebab aku sudah menganiayakan sidang jemaat Allah. Tetapi oleh sebab anugerah Allah aku telah menjadi sebagai aku ada; dan anugerah-Nya kepadaku itu tidak menjadi sia-sia, melainkan aku berlelah lebih daripada mereka itu sekalian; tetapi bukannya aku, melainkan anugerah Allah yang beserta dengan aku. Sebab itu, baik aku, baik mereka itu, sebagaimana kami beritakan, begitulah juga kamu telah percaya. Jikalau Kristus diberitakan orang, bahwa Ia sudah dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimanakah beberapa orang di antara kamu boleh mengatakan bahwa tidak ada kebangkitan orang mati? Tetapi jikalau tidak ada kebangkitan orang mati, niscaya Kristus pun tiada dibangkitkan. Jikalau Kristus tiada dibangkitkan, sia-sialah pemberitaan kami, dan sia-sialah juga iman kamu. Dan lagi nyatalah kami saksi dusta dari hal Allah, sebab kami menyaksikan bersalahan tentang Allah bahwa Ia sudah membangkitkan Kristus yang tiada dibangkitkan-Nya, jikalau sungguh orang mati tiada dibangkitkan. Karena jikalau orang mati tiada dibangkitkan, niscaya Kristus pun sudah tiada dibangkitkan. Tetapi jikalau Kristus tiada dibangkitkan, sia-sialah iman kamu, dan lagi kamu tinggallah di dalam dosamu. Demikian juga segala orang yang telah mati di dalam Kristus itu pun telah binasa. Jikalau di dalam kehidupan ini sahaja kita berharap kepada Kristus, maka kitalah yang terlebih malang daripada sekalian manusia. Tetapi sesungguhnya Kristus sudah dibangkitkan dari antara orang mati, menjadi buah sulung di antara segala orang yang sudah mati. Karena sedang maut itu diadakan oleh sebab seorang manusia, begitu juga kebangkitan dari antara orang mati itu diadakan oleh sebab seorang manusia. Karena sama seperti di dalam Adam mati segala manusia, begitu juga di dalam Kristus sekaliannya akan dihidupkan. Tetapi masing-masing menurut peraturan gilirannya; adapun buah sulung itulah Kristus, kemudian segala umat Kristus pada masa kedatangannya kelak. Kemudian tiba kesudahan itu, apabila diserahkannya kerajaan itu kepada Allah, Bapa, setelah dilenyapkannya segala perintah, dan segala kuasa memerintah, dan kuat kuasa. Karena tak dapat tiada Ia memerintah menjadi raja, sehingga Allah menaklukkan segala musuh di bawah kaki-Nya. Adapun musuh yang akhir sekali yang dilenyapkan, yaitu maut. Karena "segala sesuatu sudah ditaklukkan Allah ke bawah kaki-Nya." Tetapi apabila difirmankan-Nya bahwa segala sesuatu sudah ditaklukkan, maka nyatalah Ia, yang menaklukkan segala sesuatu itu, terkecuali. Apabila segala sesuatu sudah ditaklukkan kepada-Nya itu, maka pada masa itu Anak itu pun akan menaklukkan diri-Nya kepada Dia, yang menaklukkan segala sesuatu kepada-Nya, supaya Allah menjadi semuanya di dalam sekalian. Jikalau tiada demikian, apakah sebabnya orang mau dibaptiskan karena orang mati? Jikalau langsung orang mati itu tiada dibangkitkan, apakah sebabnya orang dibaptiskan juga karena orang mati itu? Apakah sebabnya kita ini setiap waktu masuk ke dalam bahaya? Setiap-tiap hari aku menahan mati, hai saudara-saudaraku, demi kemegahanku dari hal kamu yang ada padaku di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Jikalau dengan peri manusia sudahlah aku berlaga dengan binatang buas di Epesus, apakah faedahnya kepadaku? Jikalau orang mati tiada dibangkitkan, marilah kita makan dan minum, karena besok kita mati. Janganlah tersesat: Pergaulan yang jahat merusakkan kelakuan yang baik. Hendaklah kamu sadar dengan sepatutnya dan jangan berbuat dosa; karena ada beberapa orang yang tiada mengenal Allah. Aku mengatakan ini, supaya kamu berasa malu. Tetapi ada orang akan berkata, "Peri bagaimanakah orang mati itu dibangkitkan? Dan dengan rupa tubuh semacam apakah mereka itu datang?" Hai orang bodoh! Barang yang engkau ini taburkan, tiada diberi hidup sebelum mati. Dan yang engkau tabur itu, bukannya engkau menabur tubuh yang boleh menjadi, melainkan biji yang berkupas, barangkali gandum atau lain-lain. Tetapi Allah mengaruniai dia suatu tubuh sebagaimana kehendak-Nya, dan kepada tiap-tiap jenis benih tubuhnya sendiri. Maka bukannya segala yang bernyawa itu sejenis, melainkan manusia lain jenis, binatang lain jenis, burung lain jenis, ikan lain jenis. Dan adalah beberapa lembaga di langit, dan beberapa lembaga di bumi; tetapi kemuliaan lembaga yang di langit itu lain, dan kemuliaan lembaga yang di bumi itu lain. Kemuliaan matahari lain, dan kemuliaan bulan lain, dan kemuliaan bintang-bintang lain; karena suatu bintang berbeda dengan bintang yang lain tentang kemuliaannya. Demikianlah juga kebangkitan orang mati. Adalah ditaburkan dengan peri kebinasaan, dibangkitkan dengan peri tiada kebinasaan; ditaburkan dengan kehinaan, dibangkitkan dengan kemuliaan; ditaburkan dengan kelemahan, dibangkitkan dengan kuasa; ditaburkan tubuh nafsani, dibangkitkan tubuh rohani. Jikalau ada tubuh nafsani, adalah juga tubuh rohani. Demikian juga ada tersurat: Bahwa manusia yang pertama, yaitu Adam, menjadi nyawa yang hidup. Maka Adam yang akhir itu menjadi roh yang menghidupkan. Tetapi bukan mula-mula menjadi yang rohani, melainkan yang nafsani, kemudian yang rohani itu. Maka manusia yang pertama itu berasal daripada bumi, yaitu tanah, manusia yang kedua itu berasal dari surga. Maka sebagaimana yang daripada bumi itu, demikianlah juga segala orang yang daripada bumi. Dan sebagaimana yang dari surga itu, demikianlah juga segala yang dari surga asalnya. Dan sebagaimana kita memakai rupanya yang daripada bumi ini, demikianlah juga kita akan memakai rupanya yang daripada surga itu. Tetapi inilah kukatakan, hai saudara-saudaraku, bahwa daging dan darah tiada dapat mewarisi kerajaan Allah; dan keadaan yang akan binasa tiada mewarisi keadaan yang tiada akan binasa. Ingatlah, aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: Bahwa bukan sekalian kita ini akan mati, tetapi kita sekalian akan diubahkan, di dalam sesaat, di dalam sekejap mata pada bunyi sangkakala yang akhir; karena sangkakala akan berbunyi, dan segala orang mati akan dibangkitkan dengan keadaan yang tiada akan binasa, dan kita ini akan diubahkan. Karena tak dapat tiada keadaan yang akan binasa ini akan memakai keadaan yang tiada akan binasa, dan peri yang akan mati ini tak dapat tiada akan memakai peri yang tiada akan mati. Tetapi apabila keadaan yang akan binasa ini sudah memakai keadaan yang tiada akan binasa, dan peri yang akan mati ini sudah memakai peri yang tiada akan mati, baharulah akan sampai kelak perkataan yang tersurat ini: Bahwa maut sudah ditelan di dalam kemenangan. Hai maut, di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu? Adapun sengat maut itulah dosa, dan kuasa dosa itulah Taurat; tetapi syukurlah kepada Allah yang mengaruniai kita kemenangan oleh sebab Tuhan kita Yesus Kristus. Sebab itu, hai saudara-saudara yang kukasihi, hendaklah kamu tetap dengan tiada bergerak, dan senantiasalah berusaha di dalam pekerjaan Tuhan, karena kamu mengetahui, bahwa usahamu tiada sia-sia di dalam Tuhan.
Pasal 16. Adapun akan hal mengumpulkan uang untuk orang suci itu, sebagaimana yang telah kupesankan kepada segala sidang jemaat di Galatia, demikian juga hendaklah kamu perbuat. Pada tiap-tiap hari Ahad, hendaklah kamu masing-masing menyimpankan uang di dalam persimpanannya sendiri atas kadarnya, supaya jangan pada masa aku datang, baharu hendak dikumpulkan. Apabila aku tiba kelak, maka dengan surat aku akan menyuruhkan orang, yaitu orang kepercayaan yang kamu pilih, membawa pemberianmu itu ke Yeruzalem. Dan jikalau mustahak pula aku ini pergi, bolehlah mereka itu pergi dengan aku. Tetapi aku akan datang kepadamu, apabila aku sudah melalui negeri Makedonia, karena aku hendak melalui Makedonia dahulu. Tetapi barangkali aku akan tinggal beberapa lamanya dengan kamu, ataupun akan tinggal semusim dingin, supaya kamu boleh mengantar aku barang ke mana aku hendak pergi. Maka kali ini aku tiada mau singgah sahaja kepadamu, melainkan aku harap hendak tinggal beberapa lamanya serta kamu, jikalau diizinkan Tuhan. Tetapi aku akan tinggal di Epesus hingga kepada hari Pentakosta, karena sudah terbuka bagiku suatu pintu yang besar dan kelapangan, dan ada banyak lawan di situ. Jikalau datang Timotius, tolonglah supaya ia beserta kamu dengan tiada takut, karena ia mengerjakan pekerjaan Tuhan seperti aku ini juga. Sebab itu biarlah jangan barang seorang menghinakan dia. Tetapi hendaklah kamu mengantar dia berjalan dengan sejahteranya, supaya ia boleh datang kepadaku, karena aku menantikan dia dengan segala saudara itu. Adapun akan saudara kita Apollos, aku sudah minta dia sangat-sangat, supaya ia pergi kepadamu dengan saudara-saudara itu. Maka sekali-kali tiada ia mau pergi sekarang ini, tetapi ia akan datang juga apabila ia mendapat ketika yang baik. Berjagalah kamu, berdirilah tetap di dalam iman, lakukanlah dirimu seperti laki-laki, biarlah kamu jadi gagah. Biarlah segala perbuatan kamu dengan kasih. Hai saudara-saudaraku, aku mintalah kamu: (kamu kenal orang isi rumah Stepanus, bahwa ialah buah sulung di negeri Akhaya, dan yang mereka itu menyerahkan dirinya sendiri melayani orang-orang suci), supaya kamu ini pun takluk kepada orang yang demikian dan kepada tiap-tiap orang yang membantu dan berusaha. Maka aku bersukacita akan kedatangan Stepanus dan Portunatus serta Akhaikus, karena mereka itu sudah menggenapi barang yang kurang bagi pihak kamu. Karena mereka itu sudah menyegarkan hatiku dan hatimu. Sebab itu indahkanlah orang yang demikian itu. Segala sidang jemaat yang di Asia berkirim salam kepadamu. Maka Akila dan Periskila pun berkirim salam banyak-banyak kepadamu di dalam Tuhan beserta dengan segala sidang jemaat yang di dalam rumahnya itu. Segala saudara berkirim salam kepadamu. Hendaklah kamu bersalam-salaman sama sendirimu dengan kucup yang kudus. Inilah salam daripada aku, Paulus, dengan bekas tanganku sendiri. Jikalau barang seorang tiada mengasihi Tuhan itu, biarlah ia terlaknat. Maranata! (artinya Tuhan kami, datanglah!) Maka anugerah Tuhan Yesus itu menyertai kiranya kamu. Adalah kasihku menyertai kamu sekalian di dalam Kristus Yesus.